Love Theft #1 (Frea Rinata Series)
Penulis: Prisca Primasari
Editor: Nur Aini & Elly Putri Pradani
Desainer sampul: Nisa Nafisah
Penerbit: Self-Published
Cetakan pertama, Desember 2015
192 halaman
Buntelan dari @priscaprimasari
Frea Rinata gadis yang sangat payah di kampus. Sementara teman-temannya sudah melangkah jauh ke depan, dia tetap saja berjalan di tempat, minim prestasi, dan dipandang sebelah mata. Benar-benar menyebalkan.
Untunglah, dia punya kehidupan kedua yang lebih menarik, yang melibatkan seorang pemuda bernama Liquor. Atau setidaknya, pemuda yang "dipanggil" Liquor. Frea nyaris tidak tahu apa-apa tentangnya, kecuali bahwa pemuda itu sangat menarik, memiliki profesi yang tidak biasa, dan penuh misteri. Namun, jauh di dalam hati, Frea jatuh cinta padanya, meskipun tidak pernah mengakuinya.
Sampai kapan Frea akan menyangkal perasaannya? Dan benarkah kehidupan keduanya semenarik yang dia pikirkan? Karena semakin lama, segala hal tentang Liquor semakin membuat dirinya frustrasi. Dan sangat khawatir.
Frea Rinata mempunyai dua kehidupan, pertama adalah kehidupan yang menjemukan di kampus, dia tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus karena sering melanggar aturan, tidak sesuai dengan arahan dosen, Frea memainkan biola sesuai dengan keinginannya. Impiannya untuk melanjutkan ke Austria terlalu muluk, pihak kampus tidak akan pernah meloloskannya. Namun demikian, kehidupan kedua jauh dari kata payah, bahkan Frea sangat menikmatinya. Frea sering terlibat dengan organisasi rahasia, sebuah organisasi yang melakukan tindakan kriminal mencuri barang-barang mewah, mahal, berharga yang kemudian akan dijual setengahnya dan disumbangkan kepada orang yang tidak mampu. Sebuah sindikat yang mempunyai misi Robin Hood, Arthropods.
Arthropods adalah organisasi yang bersih dari darah dan kekerasan. Paman Frea mendirikan oraganisasi ini semata-mata ingin membantu orang yang membutuhkan, masa kecilnya tidak jauh-jauh dari kemiskinan, dia tahu betul bagaimana rasanya hidup serba kekurangan, oleh karena itu dia merasa tidak masalah jika mengambil sedikit harta orang kaya. Vito, nama alias paman Frea memiliki beberapa anak buah kepercayaan yang keahliannya tidak perlu diragukan lagi, antara lain; Liquor, Night dan Tarantula. Liquor sangat pandai mengecoh, Night sangat cekatan dan Tarantula adalah seorang hacker, hubungan Liquor dan Tarantula tidak pernah akur, Frea lebih sering menemani Liquor dan Night yang memang sering melakukan misi bersama. Semua memiliki ciri khas masing-masing dan Frea hapal betul bagaimana mereka beraksi.
Night berencana pensiun, dia menyerahkan tugas terakhir kepada Liquor, yaitu mencuri kalung buatan Tiffany & Co. milik seorang sosialita muda, yang juga merupakan adik kelas Frea semasa SMA dulu, Coco Kartikaningsih. Seperti biasa, misi tersebut terlalu mudah, tapi siapa yang menyangka kalau Coco sangat serius ingin menemukan kalung berharganya tersebut, berbagai pengumuman dia sebarkan, iklan-iklan di reklame jalan dengan imbalan menggiurkan, semua publisitas tersebut sangat menganggu, Vito tidak suka kegaduhan, organisasi mereka bekerja tanpa banyak cerita. Mau tidak mau Liquor harus membereskan dan mencari tahu kenapa kalung tersebut sangat berharga, melihat banyak konglomerat yang tidak pernah mempermasalahkan kehilangan harta mereka seheboh itu, dan Frea tahu benar siapa Coco, dia terlalu gengsi. Walau berniat mengundurkan diri, Night harus membantu kedua rekannya tersebut, dua orang yang sebenarnya saling cinta tapi tidak pernah menyadari perasaan masing-masing.
Orang bilang, kalau kita sudah berusaha tetapi tidak berhasil, berusahalah lebih keras. Kalau kita sudah berusaha keras tapi tidak berhasil juga, berusahalah lebih keras lagi. Begitu seterusnya.
Cerita buku ini sangat menarik sekali, bahkan bisa dibilang ini adalah novel romance-crime dalam negeri yang pertama kali saya baca, biasanya kalau tidak thriller ya detektif, Priska Primasari menghadirkan sesuatu yang segar. Memang porsi kriminalnya tidak seratus persen bahkan jauh dari detail, penulis masih memilih romance sebagai genre utama, setidaknya keseruannya masih terasa. Yang paling menarik dari buku ini bagi saya adalah para tokohnya. Dari karakter para tokohnya, kita akan mendapati Love Theft ini bernuansa kelam, sendu, humor dan ceria.
Karakternya sangat dapat sekali, terlebih Liquor dan Night, akhhhhhhh mereka benar-benar mengendap di hati. Night adalah laki-laki Jepang, sebelum terjun ke dunia kriminal dia adalah seorang pianis hebat. Perangainya menyenangkan, murah senyum, dia juga cantik, tak jarang para perempuan iri dengan penampilannya. Berbanding terbalik dengan Liquor yang dingin dan kaku, lebih banyak diam, seperti namanya, dia sangat memabukkan, dia seorang womanizer, sama seperti Night, dia memiliki masa lalu yang kelam yang kemudian memilih dunia kriminal untuk menyembuhkan luka. Sedangkan Frea sendiri, dia perempuan yang ceria, sangat perhatian. Dia punya bakat yang menjanjikan dalam permainan biola, hanya saja sama seperti Night, dia terlalu idealis, bermain sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Buku pertama ini sangat singkat kalau saya bilang, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, baru menyentuh permukaanya saja. Bahkan tokoh yang karakternya cukup jelas dari segi latar belakang hanya Frea dan Night, sangat minim informasi tentang Liquor. Organisasi Arthropods juga baru tahap perkenalan, saya ingin tahu siapa saja para anggotanya, dan spesialisasi mereka. Memang ada beberapa kasus yang pernah mereka lakukan di tunjukkan di buku ini, namun hanya kasus Coco yang cukup detail. Saya berharap buku ini tidak hanya dua seri, tapi berseri-seri, sangat disayangkan kalau para tokohnya hanya muncul di dua buku saja, dan bagi saya itu tidak cukup. Masih banyak yang bisa dikembangkan, ingin melihat kehebatan semua anggota Arthropods, masih banyak pertanyaan tentang masa lalu Night maupun Liquor, Liquor terlalu misterius, dia tidak tersentuh.
Untuk adegan romansanya, penulis lebih memilih teknik show, tanpa banyak kata, sangat kelihatan kalau Frea cukup perhatian kepada Liquor, pun sebaliknya, Night sangat tahu ketertarikan antara mereka bedua, sayangnya mereka terlalu bodoh untuk bisa melihat perasaan masing-masing. Kata penulis, semua pertanyaan di buku pertama akan terjawab di buku kedua, lamaaaaa, terbitnya baru Februari, huhuhu, benar-benar bikin penasaran.
Ada beberapa adegan favorit di buku ini, kebanyakan melibatkan Frea dan Liqour, salah satu contohnya adalah ketika Frea membelikan bubur untuk Liquor :D
"Kamu," katanya kemudian, mendongak kepadaku, "belum sarapan?"
Aku agak bingung dengan topik yang tiba-tiba berubah ini. "Kenapa memangnya?" tanyaku linglung.
"Kamu pucat."
Oh. Benarkah?
"Belum," gumamku, menjawab pertanyaanya. "Tadi... buburnya tinggal satu."
Sunyi sejenak.
Aku kelabakan saat dia berdiri dan melangkah ke pintu lagi. "Liquor-"
"Saya cuma mau beli makan," sahutnya datar.
Lalu dia membuka pintu dan pergi.
Kyaaaaa, manis banget kan? Seperti itulah hubungan mereka, tanpa banyak kata tapi saling memahami. Semoga semoga semogaaaaa di buku kedua Liquor akan banyak berperan. Bagi yang merasa kurang dengan buku pertama, kalian bisa mengobati dengan membaca Side Story-nya terlebih dahulu, bisa dibaca secara terpisah kok :D
Buku ini recommended banget bagi yang mencari kisah cinta lain dari pada yang lain dan tak tertebak.
4.5 sayap untuk Liquor yang memabukkan :D
Kayaknya seru deh kak.. ngomong-ngomong, nggak ada cinta segitiganya nih>??
BalasHapusNggak ada, Night udah menikah kok dan dia orangnya lurus banget :)
HapusSenyum senyum baca reviewnya dan makin senyum gaej ketika baca Side-Story nya...
BalasHapusLiquor ini tipe cowok pengen dijitak terus dipeluk.... jiaahhhhh...
Belum baca bukunya aja, aku udah kepincut ma Liquor kak, apalagi kalo udah baca bukunya... kayaknya aku juga bakal sulit berpisah dari Liquor...
Terima kasih kak Sulis Reviewnya ^^
Sama-sama, baca Love Theft #2 deh, dijamin tambah kesemsem sama Liquor :)
Hapus