Hai halooo, tiba giliran Kubikel Romance yang menjadi tuan rumah Virtual Book Tour Perfect Pain, buku terbaru dari mbak Anggun Prameswari. Sepertinya saya jodoh dengan mbak Anggun, dulu saya juga menjadi host dalam virtual book After Rain, buku debutnya dan ada sesi wawancara juga, seneng kali ini bisa ikut serta, terlebih mbak Anggun adalah salah satu penulis favorit saya :D. Di awal bulan saya sudah menuliskan review Perfect Pain, kemudian ada mbak Anggun yang bercerita tentang kisah penulisan, mbak Tesara yang bercerita dari kubikel redaksi, serta ada review dari @ridoarbain, @thesasongkoo dan @_marsh113_, nah tugas saya kali ini adalah melakukan wawancara perihal buku kedua penulis. Bagi yang kelewatan mengikuti twittalk malam minggu kemaren di @fiksimetropop bisa menyimak wawancara berikut.
Bisa dibilang Perfect Pain adalah buku yang cukup membekas bagi saya, kali pertama saya menjadi first reader (mengetahui proses penulisan dari awal, perubahan nama, cerita sampai judul buku), bukan sembarangan penulis lagi. Kiprah mbak Anggun di dunia penulisan juga tidak perlu diragukan, cerpennya sering dimuat di media massa (saya mengagumi karya mbak Anggun mulai dari cerpennya), selain itu dia juga sukses dalam menulis novel, jarang ada penulis yang bisa menguasai keduanya, dan saya yakin mbak Anggun memiliki masa depan yang cerah di karir penulisannya, semangat!
Berikut isi wawancara saya dengan mbak Anggun tentang buku terbarunya, Perfect Pain:
Mbak Anggun menyebut karya-karyanya merupakan roman depresi, bisa dijelaskan itu genre apa dan kenapa memilih genre tersebut?Sebenarnya genre roman depresi itu aku sendiri yang membuat. Awalnya karena aku lebih nyaman menulis roman, tapi ternyata banyak yang bilang ceritaku depresif. Jadi ya akhirnya suka-suka aku saja menamainya roman depresi. =))Kalau ditanya, kenapa memilih genre ini, sebenarnya lebih karena kenyamanan. Aku suka sekali menulis sesuatu yang emosional, membuat sedih, dan mengaduk-aduk perasaan pembaca. Pendek kata, membuat hati pembaca babak belur. Mungkin, dengan begini, ada keterikatan kuat antara pembaca dan naskah yang kutulis.Perntanyaan mainstream tapi penting, inspirasi atau ide Perfect Pain sendiri dari mana?Dalam perjalanan menulisku, aku membahas isu-isu perempuan. Tidak jarang aku menemukan, bahkan berinteraksi dengan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Ada yang tak kasat mata. Ada yang jelas-jelas nyata. Akhirnya, aku tergerak menulis tentang KDRT, sebagai salah satu isu krusial yang sampai sekarang masih banyak terjadi. Yang unik, tokoh Bi sendiri yang “menghampiri”-ku. Aku lupa pastinya, tapi beberapa saat sebelum aku menulis Perfect Pain, aku selalu terbayang-bayang Bi yang meminta ceritanya dituliskan. Aneh dan sedikit horor memang, tapi kuanggap itu motivasi untuk menyelesaikan naskah ini.Kenapa memilih tema KDRT? Pesan apa yang ingin disampaikan mbak Anggun dalam kisah Bi ini?KDRT banyak terjadi di masyarakat. Bahkan mungkin kita sendiri tidak sadar tengah berada dalam lingkaran kekerasan itu sendiri. Bisa kekerasan verbal, yang hanya sekadar diucapkan. Atau kekerasan fisik. Bahkan, yang banyak orang tidak sadari adalah kekerasan ekonomi. Melalui Perfect Pain, aku hanya ingin bercerita sembari bilang bahwa perempuan itu kuat kok. Jauh lebih kuat dari yang dibayangkannya sendiri. Siapa tahu, ada pembaca di luar sana yang mengenal seseorang yang mirip Bi, atau bahkan mengalami nasib serupa, mereka tidak merasa sendiri dan putus asa.Berapa lama proses menulis Perfect Pain dari lembar pertama sampai di tangan editor? Apakah mengalami banyak revisi?Kalau proses awalnya sih sejak 2013. Mulai masuk ke editor sekitar awal 2015. Revisi sendiri tidak terlalu banyak, karena memang sejak awal sudah banyak berdiskusi dengan editor mengenai outline-nya sendiri. Yang membuat naskah ini lama selesai adalah “beban” pikiranku sendiri. Banyak ketakutan yang melandaku sehingga membuat naskah ini lama selesai, misalnya takut naskahku tidak disukai pembaca dan merasa terlalu “terseret masuk” ke dalam cerita sehingga menjadi emosional sendiri. Untungnya, aku dibantu tim editor Gagas Media, terlebih Jia Effendie dan Widyawati Oktavia, baik dari segi teknis penulisan dan motivasi, sehingga akhirnya naskah ini bisa rampung.Dari semua tokoh di Perfect Pain, siapa yang paling susah dibuat? Yang paling berkesan? Yang paling minta ditabok? Yang paling tidak ingin berpisah?Sebenarnya yang paling sulit adalah Bi sendiri, karena saat menuliskan ceritanya, aku jadi ikut merasakan sakit yang dia terima. Ada beberapa adegan di mana aku butuh waktu berhenti menulis beberapa lama, karena terbawa dengan emosi yang ada di adegan tersebut. Bahkan aku sempat menangis saat menulis beberapa bagian tertentu, sambil bersyukur dalam hati karena tidak mengalami apa yang Bi alami. Sebenarnya ini tidak boleh terjadi. Penulis harus punya jarak dengan ceritanya, tidak boleh terbawa terlalu dalam. Kalau hal itu terjadi, maka terjadi kerancuan “suara” dalam tokoh, sehingga penulis menjelma menjadi karakter tersebut. Menurutku, penulis harus netral demi menjaga keutuhan karakter-karakter dalam ceritanya.Karakter favorit sih Karel, karena dia calon lelaki hebat di masa depan. Kalau yang pengin ditabok sih siapa ya, nggak ada sih yang benar-benar kubenci. Setiap karakter punya perannya sendiri dalam cerita.Kemudian kasih tips juga dong mbak agar karakter yang kita buat bisa benar-benar masuk di pikiran pembaca. Kayak tokoh Karel yang kelihatan banget sayang sama ibunya, Sindhu yang dengan tulus ingin membantu Bi dan minta dipeluk banget itu.Penyusunan karakter bisa diawali dengan membuat draf lengkap, mulai dari penampilan fisik, sifat, hobi, dan detail lainnya. Kemudian, bagaimana interaksinya dengan tokoh-tokoh lain juga perlu dipikirkan, termasuk adegan-adegan yang pas antar karakternya.Bagaimana cara mbak Anggun membuat adegan yang bikin nyunt-nyutan dan mengiris hati seperti yang ada di Perfect Pain ini?Sebelum terjun menulis Perfect Pain, aku membaca buku-buku berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan. Ada novel, komik, bahkan laporan KDRT yang memampangkan foto-foto korban. Fotonya ada yang berupa foto adegan kekerasan, ada pula ada foto-foto korban yang babak belur. Selain itu, aku juga menonton film dan video yang berkaitan dengan KDRT. Lumayan ngilu-ngilu juga sih, tapi sangat membantuku dalam menarasikan imajinasi yang ada di kepala. Selain itu, aku juga sempat ngobrol sedikit dengan penyintas KDRT. Namun, obrolan itu tidak terlalu banyak, karena sulit sekali untuk meminta mereka terbuka. KDRT itu terlalu pahit dan sakit untuk diingat, sehingga kebanyakan dari mereka lebih memilih diam.Ada beberapa adegan di Perfect Pain yang ngena banget atau memorable banget bagi aku (seperti yang aku sebutkan di review), nah bagi mbak Anggun adegan yang paling berkesan yang mana nih? Atau bisa juga adegan yang sangat susah dibuat :)Untuk adegan sendiri, ada beberapa yang memang menyentuh hati dan emosional sekali. Namun, ada adegan yang membuatku butuh waktu beberapa saat untuk "mundur" menulis sebentar. Misalnya adegan di meja makan serta adegan di Rumah Sakit saat Sindhu memberikan cermin kepada Bi. Rasanya aku seperti berada di posisi Bi dan ikut merasakan apa yang dia rasakan. Untuk lebih tepatnya, silakan baca bukunya langsung.Menurut mbak Anggun detail dalam cerita itu bagus nggak sih? Apakah ada batasan seberapa kedetailan cerita? Soalnya kalau terlalu detail kadang bikin bosan juga, cerita juga semacam tidak berkembang. Namun mbak Anggun salah satu penulis yang memperhatikan detail tapi malah memberikan efek 'bom' alias menjadi sangat penting dan meledak di akhir, seperti di bagian Meja Makan.Detail selalu tergantung kebutuhan bercerita. Yang tahu batasannya adalah penulisnya sendiri. Jika menulis fiksi, tentu logika cerita dan imajinasi tetap paling utama. Jangan sampai data dan fakta menjadikan sebuah novel seperti reportase berita. Fiksi memiliki fungsi hiburan juga. Bila terlalu faktual dengan bahasa formal, akan sulit dinikmati.Pasti melakukan riset dong, nah berapa lama dan siapa saja tujuan riset agar kisah Perfect Pain ini terasa nyata? Terus bagaimana cara mengolah hasil riset tersebut agar tidak terasa tempelan semata?Seperti yang kujelaskan di poin pertanyaan sebelumnya, aku menggunakan beberapa sumber untuk bahan penulisan. Biar terasa lebih nyata, gabungkan data itu dengan imajinasi sehingga terasa lebih nyaman dibaca.Boleh kasih rekomendasi buku roman depresi yang recommended?Salah satu buku roman yang bikin aku depresi adalah Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Kisah percintaan di dalamnya benar-benar diolah dengan baik dan meninggalkan kesan di hati.Untuk selanjutnya apakah tetap ingin di jalur roman depresi atau mencoba genre yang baru?Sepertinya akan tetap di jalur roman, mungkin masih dengan cerita-cerita yang mengaduk-aduk perasaan pembaca, tapi aku ingin ada nilai lebih di setiap novel yang kutulis. Semacam empowerment atau pesan untuk pembaca.Apakah sudah ada buku baru yang akan ditulis? Kasih bocoran dong mbak tentang apa :DSejauh ini sih ada beberapa ide untuk digarap di novel selanjutnya. Sayangnya, karena idenya masih mentah, jadi belum bisa dibagi. Semoga segera bisa dirampungkan. :D
Demikian sekilas wawancara saya dengan mbak Anggun, semoga kalian tambah penasaran dan kepingin langsung baca ya :D. Kalian juga bisa menambah informasi tentang Perfect Pain di blog yang tertera di poster.
Nah, cara ikutan giveaway di Kubikel Romance adalah:
1. Follow blog Kubikel Romance via Google Friend Connect (GFC)
2. Follow akun twitter @GagasMedia, @mbakanggun dan @peri_hutan
3. Share postingan giveaway di sosial media yang kamu punya, boleh mention ketiga akun di atas dan jangan lupa sertakan hastag #PefectPain
4. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar dengan menyertakan akun twitter kalian, "Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa saja? Kalau belum, kalian bisa menuliskan makna roman depresi versi kalian sendiri :D"
Giveaway berakhir pada tanggal 25 Desember 2015, pengumuman pemenang di postingan ini paling lambat dua hari setelah batas waktu giveaway. Akan ada satu orang yang beruntung mendapatkan buku Perfect Pain. Giveaway hanya berlaku bagi yang berdomisili di Indonesia. Mudah kan? Semoga beruntung ^^
Setelah di Kubikel Romance, akan ada review Perfect Pain dari @stefanie_sugia dan @alamguntur, pantengin terus ya karena bakalan ada giveaway juga di sana :D
*UPDATE*
Saatnya pengumuman, cukup banyak nih jawaban dan rekomendasinya, makasih banyak ya, sayang pemenangnya cuma satu, hiks. Yang sabar ya buat lainnya.
@Miieruu
Selamat, nanti akan saya konfirmasi via dm, buat yang lainnya jangan bersedih, masih ada giveaway Love Theft yang nggak boleh kalian lewatkan, semoga beruntung :)
Roman depresi yang pernah kubaca tentunya After Rain dan Kedai Bianglala. Hehehe. Sebenarnya aku tak tahu persis yang dinamakan roman depresi itu seperti apa batasannya. Jadi, aku memaknainya sebagai kisah cinta yang rumit dan kelam. Rumit dan kelam yang kumaksud bukan hanya tentang interaksi dua tokoh atau lebih yang menjalani cerita cinta itu saja, melainkan bisa saja cerita kelam yang melatarbelakangi kehidupan sang tokoh. Contoh buku yang sudah saya baca dan saya kategorikan sebagai roman depresi, antara lain: Ronggeng Dukuh Paruk dan Bekisar Merah karya Ahmad Tohari, Hopeless dan Losing Hope karya Colleen Hoover, Sunset Bersama Rosie karya Tere Liye, Gone Girl karya Gillian Flynn (meski ini genre-nya thriller, tapi saya juga menyebutnya roman depresi).
BalasHapus(@aa_muizz)
Nama: Kiki Suarni
BalasHapusTwitter: @Kimol12
Link share:https://mobile.twitter.com/Kimol12/status/679046562715074560
Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa saja? Kalau belum, kalian bisa menuliskan makna roman depresi versi kalian sendiri
Jawaban:
Aku suka sekali istilahnya, roman depresi. Ada banyak makna kalo denger istilah itu. Dan roman depresi menurutku adalah cerita yang membuat para pembacanya seperti terjebak di mesin waktu, berada di suatu tempat lain. Merasakan emosi dari konflik cerita itu sendiri. Mengaduk-aduk perasaan, istilah sekarang itu baper-an. Cerita roman depresi sendiri adalah cerita yang banyak mengeksporasi konflik dan masa lalu yang kelam. Kisah dengan banyak unsur kesedihan dan pergolakan hidup dan perasaan yang biasanya berakhir dengan tragis atau diluar dugaan.
Mungkin novel yang bisa dikategorikan roman depresi yang pernah kubaca adalah Pada Sebuah Kapal karya Nh.Dini.Dimana saat membaca novel itu aku merasakan hal seperti di atas dan sampe sekarang sangat membekas.
Terima kasih.
Khoyul
BalasHapus@Jkhoyul
Roman depresi? Yang baru baru ini kubaca 'married in trouble'. Tiap kali baca romance yang seperti itu bawaannya kesel sendiri. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kadang sampai aku bilang ke diriku sendiri bahwa novel seperti ini nggak seru. Bukan isi novelnya sebenarnya, tapi karena aku suka melow kalau membaca tema roman yang depresif trus kebawa-bawa ke hati. Apalagi selama ini lebih suka baca novel roman yang komedi atau penulisannya ringan. Tapi selalu penasaran sama masalah-masalah di romance depresif.
Nama: Hana Bilqisthi
BalasHapusTwitter: @hanabilqisthi
Linkshare: https://twitter.com/hanabilqisthi/status/679126817173725184
Buku roman depresi:
What Alice forgot - Liane Moriarty
Komik Orange - Takano Ichigo
Sekine-kun no koi - Kawachi Haruka
WATASHITACHI NO SHIAWASE NA JIKAN - Gong Ji-young, Sahara Mizu
Jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri - Bernard Batubara
Surga yang tak dirindukan - Asma Nadia
Two-Way Street - Lauren Barnholdt
Confess - Collen Hoover
Someone's else Life - Katie Dale
Replay - Seplia
The Beginning of Everything by Robyn Schneider
Auntumn in Paris - Ilana Tan
Spring in London - Ilana Tan
Thousand Words by Jennifer Brown
Love, Stargirl (Stargirl, #2) by Jerry Spinelli
Pivot Point (Pivot Point, #1) by Kasie West
If I Stay (If I Stay, #1)by Gayle Forman
Where She Went (If I Stay, #2) by Gayle Forman
All Is Bright: A Short Story by Sarah Pekkanen
Love Letters to the Dead by Ava Dellaira
Addicted to You (Addicted, #1) by Krista Ritchie
The Perks of Being a Wallflower by Stephen Chbosky
Easy (Contours of the Heart, #1) by Tammara Webber
The Undomestic Goddess by Sophie Kinsella
I Shall Not Hate by Izzeldin Abuelaish
A Child Called "It" (Dave Pelzer #1) by Dave Pelzer*
Sweet Misfortune: Cinta dalam Kue Ke(tidak)beruntungan by Kevin Alan Milne
Nama : FandaRosa
BalasHapusDomisili : Lamongan,Jatim
twitter : @FandaRosa
"Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa saja? Kalau belum, kalian bisa menuliskan makna roman depresi versi kalian sendiri :D"
Yang baru aku baca itu "Over Ther Rain" mbk Asri tapi versi wattpad. tiap baca cerita itu rasanya saya jadi terombang ambing antara kesal dengan Bulan dan kasihan juga. perasaan saya raanya campur aduk, rasa-rasanya novel seperti ini lebih menarik daripada novel Dewasa yang adegannya ranjang melulu, nggak ada manfaatnya. kalau baca Roman Depresi bawaannya baper, pas juga pesan moralnya juga ngena di hati. jadi saya pingin nambah lagi koleksi bacaan novel roman depresi karya mbak Anggun. Ya Allah moga2 aja jodoh dapet novel ini hehehehe
Nama: Athaya
BalasHapusDomisili: Jakarta
Twitter: @jeruknipisanget
Link: https://twitter.com/JeruknipisAnget/status/679162125281918976
Roman depresi? Kedengarannya ini genre baru yang dibuat sama Mbak Anggun ya. Sepertinya pernah, buku yang sedikit mengulas roman depresi yang kubaca judulnya By The Time You Read This, Ill be death.
Bukunya lebih menonjolkan sisi kehidupan tokoh utamanya yang harus mengalami tekanan atas kekurangan yang dia punya.Di sisi lain karakter dia yang semakin berubah dan selalu diliputi rasa sedih dan penyesalan.
Aku menganggap roman depresi sebagai kisah romansa yang dalam perjalanannya di bumbui konflik yang membatin hingga timbul depresi yang mempengaruhi cara pandang si tokoh utama tentang cinta.
Sebenarnya aku belum pernah membaca novel dengan genre romance depresi tapi kalau membaca via dunia orange yaaa sering banget:3 romance depresi merupakan genre yang menurutku mampu membuat para pembaca merasakan apa yang di rasakan tokoh utama. Biasanya tokoh utamanya cewe. Romance depresi mampu membuat banyak warna di dalam cerita itu, istilahnya mengaduk perasaan para pembaca hingga pembaca menyelami cerita itu makin dalam alias BAPER:3 Romance depresi juga mampu membuat kita marah, sedih, senang, dan mengeluarkan segala ekspresi kita saat membaca cerita tersebut. Biasanya ceritanya sangat menyayat hati, si tokoh utama yang mencintai seseorang namun karena cintanya tersebut juga sekaligus menyakitinya terus menerus. Di sini ada konflik batin maupun fisik, kita di ajak bahwa mencintai tidak hanya indah namun menyakitkan. Apalagi orang yang kita cintai yang menyakiti diri kita sendiri. Cinta berujung sakit, cinta berujung pilu namun dengan cara itu sang pemeran utama dapat menuju kebahagiaan. Ini beberapa cerita romance depresi yang pernah ku baca di wattpad :
BalasHapus1) Langit Malam dan Over The Rain
2) Keisha
3) Cinta Pangeran Es
4) Aphasia
5) Let Out The Beast
6) Closer dan 7 Days in Heaven
7) dan lain-lain:3
Sekian, Arigatou Gozaimasu^^ wish me luck
@AuliaaRez
Naning Pratiwi
BalasHapus@chelseas_lovers
https://twitter.com/chelseas_lovers/status/679189870795816960
Ehhm.. Dalam dunia perbukuan, aku masih terbilang baruuu banget. Memilah buku nggak bisa berdasar genre. Terpaku pada teenlit, atau jika ketemu penulis yang aku seneng ceritanya, selalu stay sama tiap ciptaannya, nggak mau beralih ke yang lain. hehe.. :D :D
Jadi, aku nggak ngerti sama sekali tentang roman depresi itu yang seperti apa. Dan ini adalah kali pertama aku ngerti ada genre yang seperti itu. Tapi, nggak cuma teenlit dan roman biasa, yang aku tahu itu dark romance; seperti cinta rumit, yang saling menghubungkan antar tokoh dengan tali yang tidak mudah :D :D semisal , duo Dangerous Christina Tirta (Dangerous Games dan Dangerous Love)
Apa seperti itu?? Hehehe... :D :D
Jadi, mungkin novel mbak Anggun bisa saya catet buat nambah koleksi genre yang saya baca. Dan mungkin dari buku ini, bisa lebih sedikit mengenal roman depresi. :D :D
Nama : Ratnani Latifah
BalasHapusTwitter : @ratnaShinju2chi
Domisili : Jepara
Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/679195263785967621
Sebenarnya masih agak bingung dengan genre Romance depresi. Tapi sepertinya genre itu menceritakan kisah yang cinta yang rumit dan penuh liku. Atau bisa juga tentang psikologi sendiri dari tokoh karera terjebak masa lalu. Serta bisa membawa pembaca untuk hanyut dalam cerita.
JIka memang seperti itu maka buku yang pernah saya baca itu;
Autumn in Paris by Ilana Tan
Spring in London by lana Tan
Cincin Separuh Hati by Netty Virgianty
Unbroken Vow by Kezia Evi Wiadji
A Girl who Love A Ghost by Alexia Chen
Surga yang Tak Dirindukan by Asma Nadia
Saya baru dengar ada genre roman-depresi, hehe. Membaca tulisan Mbak Sulis ini, saya jadi paham seperti apa yang tergolong genre tsb, dan sepertinya saya sudah baca beberapa novel serupa. Namun, ada satu yg paling berkesan (sebenernya yg paling saya inget, sih, soalnya bacanya belum lama ini), yaitu The Girl on the Train karya Paula Hawkins. Meski novel itu digolongkan psychological thriller, tapi saya menangkap warna roman-depresi yg kental di sana. Tokoh utamanya, Rachel, masih depresi pasca-cerai, dan sisi misterinya pun berakar dari kisah romance. Kisah romance yg gelap dan bikin pembaca depresi lantaran para tokohnya tidak bahagia dan menderita secara psikis. A really page-turner book :D
BalasHapus@kimfricung
Barangkali Over The Rain-nya mba Asri tahir termasuk buku roman depresi. Karna tiap habis baca, aku terjebak di dunia Bulan-Reza. Dimana sebuah pernikahan yang kandas akibat perselingkuhan sang tokoh wanita.
BalasHapusOTR berkisah tentang bagaimana hancurnya kedua tokoh pasca perceraian, gundah gulananya mereka, dan rasa ingin kembali tapi kemakan gengsi. *gimana tuh
Ahh pokoknya pas baca OTR rasa dada ini berkecamuk, antara gregetan, gemesh kenapa harus gengsi sih bercampur rasa kasihan ngumpul jadi satu. Jujur aku ngga tega ngelihat penderitaan Bulan selepas perceraian, gimana dia diselimuti rasa penyesalan akan perbuatannya yg dulu. Walopun ngga menutup mata kalau mas Reza jg begitu tersiksa. Aku bener-bener bisa merasakan apa yang mereka rasakan.
Barangkali roman depresi itu semacam roller coaster, kita dilempar jauh ke atas kemudian tetiba dijatuhin ke bawah. Bikin sakit dan perih.
@cahyawid
Romance Depresi? kisah cinta yang yang tokoh-tokohnya mengalami depresi? hehehe bisa juga trauma atau malah sampai menaruh dendam bertahun-tahun atau susah move on. Yah kira-kira begitulah.
BalasHapusKalau saya sih, Wuthering Heights... wah saya aja depresi bacanya galau berkepanjangan susah moven ke lain buku. okeh ini gak lebai yah mbak sulis. Hahaha. saya sampai kebawa mimpi ceritanya. iya kan, ini kisah cinta yang cinta dan dendamnya sampai ke keturunan orang yang di cintainya itu, bahkan sampai membunuh, membuat orang yang dicintainya menderita karena tidak memilihnya. depresi kan!
kedua, Gone with the wind. Yah, kisah perang dan menjadi janda berkali-kali. pria pujaan menikah dengan orang lain dan dia masih terus saja mencintainya, bahkan di pernikahan kesekiannya. kan.. depresi kan? hihii
semoga kedua buku ini mengantarkan saya pada perfect pain.
@DhaniRamadhani
Sebenarnya masih agak gagal paham dengan makna dari roman depresi, tapi kalo baca dari penjelasannya kayaknya roman depresi ini cerita roman yang bikin pembacanya iutan depresi pas baca bukunya. Berdasarkan minimnya pemahamanku, ini 3 judul yang menjadi favorit:
BalasHapus- The Fault in Our Stars. No need explanation, yes? Kalo udah baca sampe endingnya (yang sumpah bikin depresi dan mata berkaca-kaca) liat judul buku ini pun bisa bikin depresi.
- Where She Went. Saya pribadi lebih menyukai buku ini dibanding If I Stay. Dituliskan lewat sudut pandang Adam, buku ini bikin baper dengan kenyataan yang terjadi pasca Mia sadar dari koma.
- Critical Eleven. Salah satu buku romance Indonesia terbaik tentang dealing with loss. Di awal-awal sik alih-alih depresi, saya malah sebel sama Anya yang keras kepala. Pas tau yang terjadi sebenarnya... langsung deh baper sebaper-bapernya, meski belum menikah dan punya anak **pacar aja nggak punya** **uhuk** **curcol** entah kenapa bisa nyambung banget sama ceritanya.
@ariansyahABO
Saya blm pernah membaca buku roman depresi, selama ini buku romance yg saya baca selalu happy-happy aja nah kalau dapat Perfect Pain akan jd buku roman depresi pertama saya yeyyy dan ...
BalasHapusJadi roman depresi menurut saya adalah sebuah permainan cinta antara seorang pria dan wanita dewasa, yang dibuat penulis karena ingin pembaca ikut memainkan hatinya bukan saja imajinasinya. Penulis ingin menyihir pembaca seolah-olah masalah ataupun kejadian-kejadian kelam yang menimpa sang tokoh utama dapat jg dirasakan bahkan bukan hanya dirasakan tetapi jg dibayangkan dan begitu melekat dihati pembaca sehingga pembaca pun merasa harap-harap cemas, emosional dan ragu dalam waktu bersamaan. Ragu apakah harus menuntaskan bacaan ini karena sudah terlalu menguras emosi tp di sisi lain jika pembaca tidak menuntaskan bacaannya tsb maka, pembaca menganggap seolah-olah masalahnya pun blm selesai, pembaca baru akan merasa tenang sampai ia menemukan kata tamat!!! Begitu jg dengan penulisnya. Ia akan sangat merasa berhutang kepada sang tokoh utama karena belum menuntaskan ceritanya. Jadi roman depresi ini sangat erat kaitannya bukan saja sekedar berbagi cerita tapi lebih ke menjiwai bagaimana penulis, pembaca dan sih tokoh utama bersama-sama berjuang menuntaskan cerita yang ada.
@its_nessie
Ten | @ten_alten
BalasHapusjawaban:
"Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa saja? Kalau belum, kalian bisa menuliskan makna roman depresi versi kalian sendiri :D"
hmm, roman depresi yaa.. *cek lemari*
menurutku udah.. roman depresi menurutku itu di antaranya.
-->> Autumn in Paris - Ilana Tan
seseorang yang akhirnya jatuh cinta, sayangnya cintanya berlabuh pada orang yang salah, saudaranya sendiri.. bahkan salah satu dari mereka memilih menhindar namun takdir tak rela dan menghilangkan salah satunya selamanya.
-->> Sunshine Becomes You - Ilana Tan
seseorang yang susah jatuh cinta, tanpa dia tau bahwa akhirnya dia melabuhkan cintanya pada seseorang yang ternyata hidupnya tak lama lagi.
-->> Over the Rain - Asri Tahir
seseorang yang masih terpaku dan mengejar cinta masa lalu yang semu padahal cinta sejati sudah bersanding dengannya, hingga mereka berpisah karena perceraian.
-->> Cinta Pangeran Es - Dinni Adhiawaty
menikah dengan orang yg super dingin kayak gunung es, kehidupan pernikahan yang terbentur cerita masa lalu dan orang ketiga, yang bahkan hampir merenggut sebuah nyawa yang tak tau apa-apa.
-->> YOU - AlvikaDae
menikahi seseorang yang kau tidak tau apakah dia mencintai atau tidak. tentang pandangan arti cinta yang berbeda. tentang cinta yang tak terucap bahkan hampir hingga akhir hidup. kehidupan rumah tangga yang mengambang karena pondasi yang tak pasti.
-->> SHE 1&2 - AlvikaDae
mencintai seseorang degan cara yang salah. saling mencintai namun akhirnya terpaksa berpisah. hingga akhirnya takdir mempertemukan mereka. satu mengejar titik akhir yaitu pernikahan, satu menghindar dengan alasan yang tak bisa dibenarkan. mereka terlalu banyak membuang waktu untuk bisa bersama. hingga salah satu dari mereka mulai lelah dan hampir menyerah.
baca buku-buku di atas itu itu bikin emosi jungkir balik. merasakan gimana perasaan para tokoh dengan kuat. apalagi aku cewek, dan cewek itu main perasaan.. baper deh, haha.. terasa betul depresinya lelahnya perasaan mereka.. :D
tapi itu bukan patokan, mungkin ada reader yang punya pendapat beda denganku.. ^^
Nama : Sasti
BalasHapusTwitter : @legitur15
link share : https://twitter.com/legitur15/status/679540384150622209
Roman depresi? Aku berusaha tidak membaca dengan genre seperti itu. Tapi, ada beberapa buku yang memang secara nggak sengaja memang aku baca. Alhasil, sukses aku stres sendiri.
1. If I Stay
2. Where She Went
3. Autumn in Paris
4. Spring in London
5. Jatuh Cinta Diam-Diam
6. Jodoh Akan Bertemu
7. Antologi Rasa
8. Menanti Cinta
9. Sunset untuk Rosie
10. Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah
11. Halo, Aku Dalam Novel
12. Sunshine Becomes You
Itu saja yang aku ingat, lainnya.. aku nggak tahu. Tapi, pas baca buku itu awalnya aku menyesal pas tahu ceritanya termehek-mehek kayak gini. Tapi, aku nggak semerta-merta ngejudge buku depresi itu jelek. Oke, jelek kalau dibandingkan dengan buku yang genre nya aku sukai misal, Fantasy. Tapi, buku depresi itu memberi aku sedikit ilmu baru kalau dunia ini nggak hanya diisi oleh petualangan menyenangkan ala-ala Eros, tapi menyedihkan ala-ala Aphrodite. Walaupun buku depresi itu kurang cocok dengan diriku. Buku depsresi pantaslah sebagai saweran sebentar dikala seneng-seneng akan petualangan keren.
(aku tau mbak, penjelasanku kayaknya nggak nyambung yes?)
Yang paling aku ingat dan yang punya tema mirip kayak Perfect Pain gini tuh novelnya Clara Ng yang judulnya Tea for Two. Sisanya aku lupa yang judul mana aja yang termasuk roman depresi hehehe. Broken Vow dari Yuris Afrizal termasuk juga deh.
BalasHapusMenurutku roman depresi itu jenis cerita tentang cinta yang justru menyiksa, bukannya membahagiakan. Misalnya seseorang yang tetap mau mencintai pasangannya meski ia merasa tersiksa akibat pasangannya ringan tangan atau suka berselingkuh atau kelewat cuek atau menjalani hubungan terlarang, sehingga bikin makan hati. Sudah tahu tertekan tapi nggak berani putus atau cerai demi cintanya yang teramat dalam sehingga ia tetap saja terkungkung dalam kesengsaraan.
@murniaya
akun twitter : @MukhammadMaimun
BalasHapus"Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa saja? Kalau belum, kalian bisa menuliskan makna roman depresi versi kalian sendiri :D"
Novel roman depresi yang pernah kubaca adalah Unbroken Vow karya Kezia Evi Wiadji.
Tapi ya, menurut aku, yang namanya roman depresi seperti pengertiannya mbak anggun belum pernah kubaca sih.
menurutku roman depresi ya yang bisa membuat pembacanya teringat-ingat terus sama cerita dalam novel dan selalu terbayang-bayang. Mau tidur ingat kisah di novel itu. Mau makan ga enak ingat novel itu. Pokonya depresi. hehehe...
Novel roman depresi ya?
BalasHapusHAMKA - Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Kisah tentang Hayati dan Zainuddin yang nggak bisa bersatu lantaran adat dan beda latar belakang. Ketika udah hampir bersatu masa Hayati meninggal, pedih banget kan.
Masih inget banget berhari-hari aku kaya orang yang abis putus cinta gara-gara novel ini. Kok tega banget penulisnya bikin akhir yang nyakitin kaya gini. Dari awal sampai akhir ceritanya udah sedih sekali, saling cinta tapi nggak bisa bersama. Belum ada novel yang ngalahin sedihnya novel ini menurutku sih.
Kalau boleh aku ikut mendefinisikan genre roman depresi, mungkin genre ini seperti kisah percintaan yang dibumbui dengan sakit hati dan air mata. Perjalanan cinta dua orang yang banyak mengalami hambatan dan rintangan yang berat. Bahkan untuk roman depresi sepertinya tidak ada akhir yang bahagia, atau ada akhir yang bahagia hanya untuk salah satu karakter saja.
Hm.. Roman Depresi ya? Pernah, mbak. Sekitar 2008 aku baca Novel "Dan hujan Turun" klo gak salah. Itu kisah anak SMA yang depresi. Aku udah lupa persis ceritanya (karena gak direview :D) tp kesan gelapnya dapat.
BalasHapusHm..novel Norwegian Wood nya Haruki Murakami pun menurut aku masuk Roman Depresi. Ia banyak berkutat dipikiran pikiran tokohnya. Terutama ke berbagai hal gelapnya. Bagi aku Roma depresi ini benar2 akan layak dibuat Roman Depresi jika kesan "gelap" ini bisa tertangkap bahkan mempengaruhi pembacanya. Tapi ya semoga gak ada yang sampai bunuh diri juga baca Genre ini (>_<)
Nama : Veny
BalasHapusTwitter : @yutakaNoYuki
Roman depresi rasanya belum pernah baca. Kalau novel yang berhubungan karakter pshycho yang depresi banyak banget tapi lebih mengarah ke cerita thriller sih.
Roman depersi menurut versiku adalah cerita yang bernuansa kehidupan cinta yang kelam dengan tingkan menyedihkan level tinggi, nggak cuma karakternya aja yang digambarkan penuh dengan ketidak bahagiaan, tapi juga mampu membuat pembaca ikutan stress dan bersimpati pada karakter tersebut ...
Aku bisa mengimajinasikan roman depresi itu 'seperti ini'. Tapi kalau untuk menyatakan sebuah novel menggunakan genre romance depresi masih belum berani karena genre romance depresi hanya menurut pendapat Mbak Anggun sendiri. Bisa saja sih orang lain menamainya berbeda. Hehehehe
BalasHapusDikarenakan aku masih ragu untuk memilah yang mana merupakan genre romance depresi, aku mau memberikan pendapatku dulu tentang genre roman depresi berdasarkan Mbak Anggun. Kalau menurutku roman depresi bukan hanya masalah roman saja, di sini lah kita sedang diuji segalanya dalam mahligai pernikahan. Biasanya roman depresi 90% kesedihan dan 10% kebahagiaan. Mbak Anggun mengangkat KDRT, aku boleh usul nggak kalau temanya perselingkuhan dengan saudara kandung dari suami/istri. Kalau KDRT lebih terlihat jelas pembelaan kepada kaum perempuan.
"Darkness, Tragedy, Sadness, Hopeless" this is a depression romance.
Akun twitter : @Agatha_AVM
@widy4_w
BalasHapus"Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa
saja? Kalau belum, kalian bisa
menuliskan makna roman depresi
versi kalian sendiri.
Sudah berkali-kali aku baca cerita bergenre Roman yang disuguhkan penulis di Wattpad dan menimbulkan banyak efek samping, terutama BaPer (Bawa Perasaan).
ex : Over The Rain, Caramel Machiato, FaSaVa, TKI, Cinta Pangeran Es, de-el-el... Sedangkan lewat buku, ada Sunshine Becomes You,Auntum in Paris,3600 detik.
Seperti yang kita ketahui penggunaan istilah Roman Depresi oleh mbak Anggun dipergunakan untuk membangkitkan rasa emosional pada beberapa bagian cerita. Maksudnya yaitu pembaca dibuat mengharu biru pada bagian tertentu, dibuat meletup-letup senang dan cengengesan sendiri di bagian romantisme cinta, dibuat penasaran pada cerita selanjutnya lalu muncul keinginan meneruskan bacaan hingga klise, merasakan mellow di bagian sedih, terkesan pada bagian ending cerita yang tak tertebak seperti yang sudah dibayang-bayangkankan pembaca tadinya.
Cerita bergenre Roman seperti itu saat membacanya, kita seolah diikut sertakan kedalam ceritanya dan merasakan bermacam-macamnya perasaan yang dimiliki para tokoh dalam cerita, antaralain rasa sedih, senang, terharu, takut, kecewa,...dll
@widy4_w
BalasHapus"Sudah pernah baca buku roman depresi? Apa
saja? Kalau belum, kalian bisa
menuliskan makna roman depresi
versi kalian sendiri.
Sudah berkali-kali aku baca cerita bergenre Roman yang disuguhkan penulis di Wattpad dan menimbulkan banyak efek samping, terutama BaPer (Bawa Perasaan).
ex : Over The Rain, Caramel Machiato, FaSaVa, TKI, Cinta Pangeran Es, de-el-el... Sedangkan lewat buku, ada Sunshine Becomes You,Auntum in Paris,3600 detik.
Seperti yang kita ketahui penggunaan istilah Roman Depresi oleh mbak Anggun dipergunakan untuk membangkitkan rasa emosional pada beberapa bagian cerita. Maksudnya yaitu pembaca dibuat mengharu biru pada bagian tertentu, dibuat meletup-letup senang dan cengengesan sendiri di bagian romantisme cinta, dibuat penasaran pada cerita selanjutnya lalu muncul keinginan meneruskan bacaan hingga klise, merasakan mellow di bagian sedih, terkesan pada bagian ending cerita yang tak tertebak seperti yang sudah dibayang-bayangkankan pembaca tadinya.
Cerita bergenre Roman seperti itu saat membacanya, kita seolah diikut sertakan kedalam ceritanya dan merasakan bermacam-macamnya perasaan yang dimiliki para tokoh dalam cerita, antaralain rasa sedih, senang, terharu, takut, kecewa,...dll
Aku belum pernah baca novel roman depresi, makanya aku sangat tertarik baca novel Perfect Pain ini. Roman Depresi itu kalau menurutku cerita cinta yang menyiksa dan tidak bahagia,tapi masih saja mempertahankan cinta itu. mungkin seperti KDRT yg di alami seseorang namun dia tdk mau melawan atau melapor dan malah masih saja mencintai suaminya, padahal dia sdh mendapat perlakuan yg tdk wajar. Cerita roman depresi ini juga akan membuat pembaca ikut merasakan dan menguras emosi pembaca.
BalasHapusTwitter: @Lenny66677291
Twitter: @Miieruu
BalasHapusRoman depresi? All the Bright Places-nya Jennifer Niven masuk kategori roman depresi engga sih? Kedua karakternya jelas-jelas depresi sih... Hahaha.. dan ada unsur keinginan untuk bunuh diri segala. Jadi, masuk roman depresi?? :D
Jujur, aku bukan orang yang pintar dalam mengelompokkan buku ke dalam genre-genre khusus. Jadi, aku beri pengertian roman depresi versi ku sendiri saja ya? XD
Bagiku novel roman depresi adalah novel romance dengan ending yang membuat depresi. Seperti, tokoh kesukaanku dibunuh di akhir cerita -_- .... Ending menggantung yang sangat tidak jelas dan membuatku ingin melempar buku itu ke lantai... Kedua tokoh utamanya seharusnya dapat hidup bahagia bersama, tapi sok-sokan memilih untuk hidup sendiri saja... Pokoknya semacam itu deh. Ending yang membuat pembaca DEPRESI setelah selesai membaca dan teringat terus akan cerita itu (dihantui) sampai tidak tenang dan tidak bisa tidur. Hahaha... Maafkan pengertian melencengku ini ya, kak :"D