Sabtu, 28 Maret 2015

To All the Boys I've Loved Before by Jenny Han | Book Review

To All the Boys I've Loved Before (To All the Boys I've Loved Before #1)
Penulis: Jenny Han
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Penyunting: Selsa Chintya
Ilustrasi isi: @teguhra
Penerbit: Spring
ISBN: 978-602-71505-1-5
Cetakan pertama, April 2015
380 halaman
Pinjam @diyahmuawiiyah
Lara Jean menyimpan surat-surat cintanya di sebuah kotak topi pemberian ibunya.



Surat-surat itu bukan surat cinta yang ditujukan untuknya, tapi surat yang ia tulis. Ada satu surat untuk setiap cowok yang pernah ia cintai—totalnya ada lima pucuk surat. Setiap kali menulis, ia mencurahkan semua perasaannya. Ia menulis seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya karena surat itu memang hanya untuk dirinya sendiri. 

Sampai suatu hari, semua surat-surat rahasianya itu tanpa sengaja terkirimkan—entah oleh siapa.



Saat itu juga, kehidupan cinta Lara Jean yang awalnya biasa-biasa saja menjadi tak terkendali. Kekacauan itu melibatkan melibatkan semua cowok yang pernah ia tulis di surat cintanya—termasuk cinta pertamanya, pacar kakaknya, dan cowok terkeren di sekolah.

Bagaimana perasaanmu jika surat-surat yang kamu tulis untuk orang yang kamu cintai dulu yang awalnya bertujuan untuk melupakan, mencurahkan hati dan disimpan untuk mengenang mereka suatu ketika dengan sengaja dikirim oleh seseorang? Lara Jean Song Covey mengalaminya, surat-surat yang dia tulis terkirim ke alamat masing-masing orang yang disukainya dulu lewat pos, total ada lima surat yang pernah dia tulis untuk gebetannya, tidak hanya malu, salah satu surat bisa berakibat fatal karena menyangkut hubungannya dengan sang kakak tercinta, Margot.
Surat-surat cintaku itu bukan seperti surat cinta pada umumnya. Semua kutulis di saat aku tidak mencintai mereka lagi. Semua kutulis sebagai salam perpisahan. Karena setelah menulisnya, aku tidak lagi dikuasai rasa cinta yang menghabiskan segalanya.
Kalau cinta diibaratkan seperti kerasukan arwah, mungkin bagiku surat-suratku itu semacam upacara pengusir arwah. Surat-suratku membebaskanku. Atau paling tidak, seharusnya itulah fungsi mereka.
Surat pertama ditulis Lara Jean saat usianya dua belas tahun, dia menulis surat cinta kepada Kenny Donati, cowok yang dia kenal di perkemahan gereja, Lara Jean menyukai cowok tersebut karena pernah menolongnya dan pernah menyelamatkan orang yang hampir tenggelam, untungnya surat tersebut dikembalikan pada Lara Jean dengan keadaan masih utuh. Kemudian ada Lucas Krapf yang ternyata gay tapi Lara Jean menganggapnya seperti malaikat. Saat kelas delapan Lara Jean menyukai John Ambrose McClaren, tapi sayang dia sudah pindah dan tidak tahu apakah surat cinta yang ditulis oleh Lara Jean terkirim padanya karena dialamatkan ke rumahnya yang lama.

Kemudian dua surat terakhir mengacaukan kehidupan Lara Jean. Pertama adalah surat untuk Josh, tetangganya dan paling parah pacar kakaknya sendiri. Lara Jean sudah mencintai Josh sejak sebelum Josh pacaran dengan Margot. Lara Jean mengidolakannya, dia tentu saja tidak ingin menghancurkan perasaan kakaknya. Margot adalah idolanya, panutannya, dia penganti ibu mereka, dia yang mengurus semua keluarganya. Lara Jean juga meyakinkan Margot kalau hubungannya dengan Josh akan baik-baik saja, Josh tidak akan menghalangi apa pun ketika Margot pindah ke Skotlandia. Tapi yang namanya Margot kalau sudah mengambil keputusan tidak bisa diganggu gugat lagi, sebelum pindah dia memutuskan Josh, membuat cowok yang disukai Lara Jean itu patah hati.

Kepergian Margot mengubah hubungan Lara Jean dengan Josh, terlebih sejak Josh membaca surat cinta dari Lara Jean. Josh merasa bingung, dia tidak ingin hubungan mereka menjadi kaku dan ingin seperti dulu, dia sudah menganggap Lara Jean sebagai sahabat sekaligus adiknya sendiri, setelah membaca surat tersebut perasaanya menjadi ragu, terlebih dia sedang patah hati dan butuh pelarian. Lara Jean pun mengatakan kalau dia sudah tidak punya perasaan lagi pada Josh, dia membuktikannya dengan berpacaran dengan Peter Kavinsky, cowok terpopuler di sekolah, cowok yang mencuri ciuman pertamanya, cowok terakhir yang mendapatkan surat cinta dari Lara Jean.

Disaat yang bersamaan Peter juga baru saja putus dengan pacarnya, Genevieve, cewek populer yang juga teman masa kecil Lara Jean. Peter mengusulkan kalau mereka berpura-pura pacaran karena saling menguntungkan. Lara Jean ingin membuktikan kepada Josh kalau dia sudah tidak mencintainya lagi  dan menyelamatkan harga dirinya sedangkan Peter ingin membuat mantan pacarnya cemburu dan membuktikan kalau dia sudah move on. Mereka berdua sepakat untuk bekerja sama dan yakin kalau sudah tidak ada perasaan lagi. Benarkah?
"Kau harus santai, Lara Jean. Hidup tidak harus terlalu direncanakan. Jalani saja dan lihat apa yang terjadi."
Cinta itu menakutkan. Cinta berubah. Cinta tidak bisa menghilang. Itulah bagian dari risikonya. Aku tidak ingin lagi merasa takut.
Menyenangkan sekali membaca buku ini, mengingatkan kepada pengalaman saya dulu yang sama-sama pernah meulis surat cinta untuk orang yang disukai, jadi tahu banget bagaimana perasaan Lara Jean, hihihi. Bedanya, saya terang-terangan memberikan surat tersebut tapi sewaktu lulus SD dan sudah beda sekolah, jadi yakin nggak akan pernah ketemu lagi. Eh nggak tahunya beberapa tahun kemudian pas acara reuni kita ketemu dan saya malu abis, pura-pura aja dulu nggak pernah nulis surat cinta ke dia, bahkan menghindarinya sebisa mungkin XD.

Ini adalah kali ketiga saya membaca tulisannya Jenny Han, lebih bagus dari seri Summer karena di buku itu lebih banyak galaunya, tarik ulur perasaan. Salah satu ciri khas tulisan Jenny Han yang saya temui setelah beberapa kali membaca tulisannya adalah dia selalu menceritakan keluarga tokoh utamanya. Di buku ini cukup detail bahkan saya sampai bertanya-tanya kapan bagian surat cinta terkuak. Kemudian ada cinta segi tiga antara tokoh utamanya. Kemudian si tokoh utamanya punya sahabat yang sifatnya sangat bertolak belakang dengan dirinya.

Walau bagian keluarga Lara jane diceritakan cukup banyak tidak membuat saya bosan, keluarga mereka asik sekali. Kita akan mengenal dewasa dan tegasnya Margot, bandel sekaligus lucunya Kitty, bijaksananya Mr. Covey yang memilih tidak menikah lagi dan membesarkan ketiga anak perempuannya sendirian, walau disibukkan dengan profesinya sebagai dokter kandungan dia selalu menyempatkan waktu untuk keluarganya. Suka sekali dengan berbagai ritual yang sering mereka lakukan bersama, misalnya saja setiap hari senin makan malamnya berupa pizza atau ketika natal ada macam-macam kue yang menjadi pilihan.

Sedangkan Lara Jean sendiri lucu sekali, bukan tipe cewek yang menye-menye, dia ingin seperti Margot, supaya menjadi kakak yang baik untuk Kitty dan bisa mengurus rumah, mencoba belajar menjadi lebih dewasa. Salah satu contoh kalau dia itu lucu banget, ketika dia sedang menyetir, senyum-senyum sendiri ketika dia berinteraksi dengan Peter, menggoda Kitty, menjahilinya dan saat melakukan tawar menawar dengannya. Interaksi mereka benar-benar tidak membosankan. Josh sendiri, dia baik, cerdas dan tipe cowok yang nggak neko-neko, berkebalikan dengan Peter yang seorang cowok populer. Peter sendiri bukan seperti cowok populer kebanyakan, dia sangat apa adanya, tidak dibuat-buat.

Adegan favorit saya adalah ketika pesta Hallowen, Lara Jean memerankan Cho Chang, Josh sebagai Harry Potter sedangkan Peter sebagai Peter Parker alias spiderman. Paling suka ketika Lara Jean dan Josh saling melemparkan mantra, sweet banget dan sempat bikin Peter cemburu dan menuduh kalau Lara Jean janjian dengan Josh memakai kostum yang serasi.
Saat itu Josh berjalan bersama Jersey Mike, yang berpakaian sebagai hobbit, lengkap dengan kaki berbulunya. Sambil berjalan mundur, Josh mengarahkan tongkat sihirnya padaku dan berkata, "Expelliarmus!"
Secara otomatis aku langsung balas mengarahkan tongkat sihirku padanya dan berseru, "Avada Kedavra!"
Josh mencengkeram dadanya seolah-olah aku telah menembaknya. "Jahat sekali!" serunya, lalu dia menghilang di ujung lorong.
"Uh... menurutmu apa tidak aneh kalau cewek yang seharusnya adalah pacarku memakai kostum yang sama dengan cowok lain?" tanya Peter.
Nggak sabar nih baca lanjutannya, buku keduanya yang berjudul P.S I Still Love You rencananya akan rilis pada 26 Mei mendatang, feeling saya John akan hadir kembali dan berperan penting, semoga dibuat trilogi kayak seri Summer ^^. Oh ya, covernya cantik banget, ya? Bersyukur banget versi terjemahannya mempertahankan cover asli, terjemahannya juga bagus kok, feel dan lucunya dapet, malah ada catatan kaki tentang merk atau produk Amerika dan istilah asing yang kurang familier di telinga kita.


Buku ini recommended bagi yang ingin mencari kisah cinta yang lucu sekaligus manis, kita tidak akan dibuat bosan oleh para karakternya. Kita juga akan mendapatkan kisah harmonis keluarga Song yang tidak sempurna.

4 sayap untuk lima surat cinta.

6 komentar:

  1. whuuaaaa.. mupeng.. secara aku ini penggila novel roman.. kayanya kudu segera di tambahin ke wishlist bulan ini deh, thx mbaa ats reviewnya, top banget :D

    BalasHapus
  2. Kyaa..suka juga sama adegan kostum Halloween itu.
    Eh...itu kan ada juga tuh adegan si Peter masih pake maskernya trus tiba-tiba muncul di lokernya Lara Jean. Somehow jadi keingat adegan ciumannya Spiderman sama Mary Jane. Kira-kira Peter sebenarnya mo nyium Lara Jean ga ya? Hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihihi, ngarepnya sih mbak, lucu dan romantis jadinya kalo beneran ditiru XD

      Hapus
  3. penasaran sama bukunya :D

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...