Jumat, 20 Maret 2015

Paper Romance by Lia Indra Andriana | Book Review

Paper Romance
Penulis: Lia Indra Andriana
Penyunting: Tia Widiana
Desain cover dan ilustrasi isi: Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Haru
ISBN: 978-602-7742-13-0
Cetakan pertama, April 2013
376 halaman
Pinjam @lila_coolradio
KEV MIRROW, PENULIS BESTSELLER PULANG KE INDONESIA DAN MENEMUKAN INSPIRASINYA KEMBALI DARI SEORANG WANITA!





To: Arie@majalahStarIndonesia.com



From: Kev@kevmirrow.com

Mengenai artikel yang Anda tulis, saya ingin meluruskan beberapa hal:

Saya tidak pernah kehilangan ide menulis, saya hanya vakum menulis sementara
Eliana Candra, cewek yang mengaku sebagai pacar saya sebenarnya adalah asisten saya. Namanya saya gunakan sebagai tokoh utama di novel terbaru saya karena saya ingin menghukumnya (saya tidak ingin membahasnya)
Saya masuk ke rumah sakit karena kecelakaan mobil beruntun, bukan karena tidak konsentrasi saat menyetir!



Kev Mirrow membaca ulang email yang hendak ia kirim. Dahinya berkerut, ia berpikir keras. Lalu sambil mendengus ia menghapus semua hasil ketikannya, menggantinya dengan sebaris tulisan:

Terima kasih telah menepati janji Anda mengirimkan hasil wawancara. Tidak ada yang salah, Anda boleh memuatnya di majalah.
Kev Mirrov adalah seorang penulis best seller dan seorang aktor teater, dua bukunya telah diadaptasi menjadi film dan lumayan sukses. Hanya saja beberapa tahun ini dia mengalami masalah, akhirnya dia memilih hiatus dan menerima beasiswa ke Italia. Setelah dua tahun di sana dia kembali ke Indonesia, Kev sedang menulis buku ketiganya tapi tak kunjung selesai, ditambah tangannya terluka karena adu gulat dengan kakaknya. Kakaknya pun menebus dengan menyediakan tempat yang nyaman dan mewah di perusahaanya, serta mencarikan asisten sebagai juru ketik, karena sifatnya yang pemarah kebanyakan asisten memilih mengundurkan diri.

Eliana adalah gadis polos dan penurut, dia hanya bisa menyanggupi ketika Kev menunjuk dirinya dan mengangguk ketika ditanya apakah dia bisa mengetik. Saat itu juga dia langsung menjadi juru ketik untuk Kev. Suatu ketika tak sengaja Eli megirimkan editan yang salah ke email Kev, dia mengirimkan file yang dikomentarinya, penuh coretan apa yang seharusnya di calon novel terbaru Kev. Kev langsung ngamuk dan mengatakan kenapa nama tokohnya tidak diganti sekalian dengan nama Eli? Saking polosnya Eli langsung menganti semua tokoh nama novel tersebut menjadi namanya.

Eli tidak tahu kalau novel tersebut sangat penting bagi Kev. Novel tersebut adalah kisah nyata Kev dengan seseorang yang bernama Nadia, nama awal tokoh utama di novel itu. Novel yang berjudul Love Note tersebut adalah janji Kev, penebusan dosa yang telah dia lakukan sebelumnya, sebuah bukti permintaan maaf. Lalu sebuah kecelakaan menimpa Kev, dia menjadi hilang ingatan. Yang dia ingat Eli adalah pacarnya, dia membuat novel tersebut untuk Eli. Dengan bingung Eli menyetujui permintaan manager Kev agar dia menuruti apa perkataan Kev, dia menjadi kekasih pura-pura Kev agar dia bisa segera meyelesaikan novelnya.

Lalu bagaimana ketika ingatan Kev kembali tetapi dia tidak ingin mengaku yang sebenarnya pada Eli? Dia senang berada di sisi Eli, menurutnya Eli adalah gadis periang dan tidak suka membantah. Tidak sampai di situ saja masalahnya, Nadia, nama tokoh utama sebelumnya kembali hadir di kehidupan Kev, dia akan membintangi film dari novel terbaru Kev di mana novel tersebut bercerita tentangnya.
"Penulis itu layaknya seorang pencipta. Sedang tokoh yang ditulis adalah makhluk hidup..., ciptaanya. Kalau tokoh itu bisa diselamatkan, kenapa harus membunuhnya? Seorang pencipta, harusnya enggak melukai ciptaanya, kan?"
"Terkadang orang butuh waktu untuk menjadi berani. Seorang pengecut pun suatu saat perlu menyelesaikan urusannya."
Saya suka ide cerita buku ini, awalnya. Memasukkan tokoh utama seorang penulis dan sedang menuliskan kisah cintanya di novelnya cukup jarang dilirik. Tapi ide cerita yang sangat menarik tadi tiba-tiba saja menguap digantikan dengan aneurisma, penggelembungan pembunuh darah yang didera Kev. Entah kenapa fokus ceritanya menjadi bergeser, yang awal mulanya saya kira genre novel ini adalah romantic comedy menjadi sick lit. Banyak sekali ketidak konsistenan yang dilakukan penulis. Belum lagi aneurisma tidak dijelaskan dengan lengkap, hanya samar dan sepertinya tidak menjadi hal yang penting. Profesi impian Eli sebagai make up artis juga seperti tempelan semata. Banyak yang ingin diangkat penulis tapi semua dipaparkan dengan nanggung.

Kemudian masalah Kev dengan Nadia, saya kira ada masalah berat apa ternyata hanya sepele, sampai-sampai dibuatkan novel sebagai permintaan maaf, belum kenyataan yang berhubungan dengan Nadia di akhir-akhir cerita, membuat saya melongo, serius itu? Semua konflik yang terjadi sangat sangat dipaksakan. Sampai akhir saya bertanya-tanya ini buku tentang apa? Untuk karakter, Kev sebenarnya cukup menarik, sosok pemarah dan penuntut, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana dan sempurna. Sayangnya latar belakang dan keluarganya tidak dijelaskan dengan detail. Berlaku juga dengan Eli, tidak jelas pekerjaanya apa dan latar belakangnya.

Ide cerita awal dan kertas berwarna sebagai permintaan itu sebenarnya bisa menjadi modal yang sangat bagus, kalau saja penulis fokus pada kedua hal tersebut dan ceritanya nggak mencar ke sana ke sini buku ini akan lebih menarik lagi. Covernya udah mendukung banget, manis dan sesuai dengan profesi Kev. Semoga karya selanjutnya lebih bagus lagi.

2.5 sayap untuk Love Note.


1 komentar:

  1. Aduh... kok serem ada pembunuh2annya... Oh iya pembunuh darah tu apa? Hehehe.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...