Sabtu, 31 Juli 2021

The Midnight Library by Matt Haig | Book Review

Judul buku: The Midnight Library (Perpustakaan Tengah Malam)
Penulis: Matt Haig
Alih bahasa: Dharmawati
Editor: Dian Anggraeni
Desain sampul: Martin Dima
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-06-4933-7
Edisi digital, 2021
368 halaman
Baca di Gramedia Digital
Di antara kehidupan dan kematian terdapat sebuah perpustakaan yang jumlah bukunya tak terhingga. Tiap-tiap buku menyediakan satu kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani sehingga kau bisa melihat apa yang terjadi kalau kau mengambil keputusan-keputusan berbeda... Akankah kau melakukan apa pun secara berbeda jika kau mendapat kesempatan untuk membatalkan penyesalan-penyesalanmu? Benarkah kehidupan lain akan jauh lebih baik?

Nora Seed harus membuat keputusan. Ia dihadapkan pada kemungkinan bisa mengubah hidupnya, memiliki karier yang berbeda, tidak putus dari mantan kekasih, dan mewujudkan mimpinya sebagai glasiolog. Ia menjelajahi Perpustakaan Tengah Malam untuk memutuskan apa sebenarnya yang menjadikan hidup pantas dijalani. Setelah kehidupan yang diisi berbagai penyesalan dan kegagalan, akankah Nora Seed akhirnya mendapatkan kehidupan yang bisa memberinya kebahagiaan sejati?

Selasa, 20 Juli 2021

Camar Biru by Nilam Suri | Book Review

Judul buku: Camar Biru
Penulis: Nilam Suri
Editor: Gita Romadhona &eNHa
Desainer sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-603-0
Cetakan pertama, 2012
280 halaman
Buntelan @GagasMedia
Aku membutuhkanmu.
Kau terasa tepat untukku. Pelukanmu serasi dengan hangat tubuhku. Dan setiap bagian dari diriku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiranmu-dengan suaramu, dengan sentuhanmu, dengan aroma khas tubuhmu. Dengan debaran yang terdengar seperti ketukan bermelodi saat kau menatapku penuh perhatian seperti itu.

Aku membutuhkanmu.
Ya cinta, ya waktumu. Dan kau sudah melihat jujur dan juga munafikku. Bahkan, di saat aku begitu yakin kau akan meninggalkanku, kau hanya menertawakan kecurigaanku dan merangkul bahuku. Sungguh heran, setelah sekian tahun pun, kau masih bertahan di sini, bersamaku.

Aku membutuhkanmu-dan bisa jadi... aku mencintaimu. Tapi, aku belum akan mengakui ini padamu. Aku belum siap meruntuhkan bentengku dan membiarkanmu memiliki hatiku....

Retrocession by Ayunita Kuraisy | Book Review

Judul buku: Retrocession
Penulis: Ayunita Kuraisy
Editor: Dion Rahman
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Desain Kover: Sarah Agnia Husna
ISBN: 9786230024597
Edisi Digital, 2021
432 halaman
Baca di Gramedia Digital
PERSAHABATAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KALAU NGGAK BERAKHIR PACARAN, YA DITINGGAL NIKAH DULUAN. 

Aku ingat pertama kali ke sini bareng Arga. Waktu itu aku belum lama ditempatkan di divisiku. Arga langsung cepat akrab denganku, lalu mengajakku kemari. Mungkin itu pertama kali aku sadar akan cocok sama dia. Mulai dari bicara soal risk management dan segala perhitungannya yang njlimet, sampai membahas film favorit masing-masing. That’s the beginning of our friendship. Yang aku ingat tempat ini jadi salah satu tempat nongkrong favorit kami. 

And now I’m here. With another best friend. In a different situation. Without him. 

“Lo tau kenapa gue sempat mikir Arga was the one for you? Karena gue tau lo, Alyanata. Nggak banyak cowok yang bisa dapat perhatian lo. Dari luar, appearance lo nyaris tanpa cela. Secara karier dan pekerjaan, lo bahkan berhasil dapat posisi jauh lebih baik dibanding orang lain seumuran lo. Lo kalem dan terkendali, kesamaan yang gue lihat pada Arga. Makanya gue sempat mikir mungkin emang udah takdir kalian buat ketemu, berteman dekat, dan—” 

“Nggak berjodoh,” potongku dengan senyum pahit. “Takdir gue dan dia cuma berteman, Fan. Gue hanya pernah berharap lebih.” 

Harapan itu masih ada, at least sampai di parkiran malam itu.

Senin, 05 Juli 2021

Tokyo Revengers | Manga & Anime Review


Hai hallo! Akhirnya setelah sekian tahun saya bisa mereview manga dan anime lagi! Untuk anime, terakhir dan satu-satunya yeng pernah saya ulas ialah Hunter X Hunter, dan itu tahun 2015 silam. Saya sempat ingin mengulas Bleach, tapi di tengah jalan saya kehilangan minat untuk melanjutkan karena endingnya nggak sesuai harapan. Pernah ada keinginan juga mau bahas Fullmetal Alchemist: Brotherhood, tapi saking ditunda-tunda jadi lupa sama detailnya, nggak jadi lagi deh. Setelah itu saya hampir nggak pernah lagi nonton anime, mau lanjut One Piece nggak kuat dengan episodenya, sudah terlalu banyak ketinggalan. Sedangkan untuk manga atau komik Jepang, terakhir kalau nggak salah ingat baca The Wedding Eve.

Nah, dua bulan terakhir ini saya lagi kesemsem lagi dengan dorama dan film live-action asal negeri samurai, saya maraton cukup banyak, salah satu live-action yang sangat saya tunggu ialah Tokyo Revengers, gara-garanya bertabur bintang, karena ada Ryo Yoshizawa. Awalnya saya nggak tahu apa-apa, dari ceritanya sebenarnya bukan favorit saya yaitu tentang time leap atau time travel. Namun, setelah saya baca-baca, cari info sana sini, time leap ini emang bisa dibilang genre utama, tapi ada satu genre turunan yang merupakan favorit saya, tentang geng berandalan atau action-crime, LOL. Salahkan Mario Puzo dengan The Godfather-nya yang membuat saya tertarik dengan cerita semacam ini.

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...