Selasa, 20 Juli 2021

Camar Biru by Nilam Suri | Book Review

Judul buku: Camar Biru
Penulis: Nilam Suri
Editor: Gita Romadhona &eNHa
Desainer sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-603-0
Cetakan pertama, 2012
280 halaman
Buntelan @GagasMedia
Aku membutuhkanmu.
Kau terasa tepat untukku. Pelukanmu serasi dengan hangat tubuhku. Dan setiap bagian dari diriku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiranmu-dengan suaramu, dengan sentuhanmu, dengan aroma khas tubuhmu. Dengan debaran yang terdengar seperti ketukan bermelodi saat kau menatapku penuh perhatian seperti itu.

Aku membutuhkanmu.
Ya cinta, ya waktumu. Dan kau sudah melihat jujur dan juga munafikku. Bahkan, di saat aku begitu yakin kau akan meninggalkanku, kau hanya menertawakan kecurigaanku dan merangkul bahuku. Sungguh heran, setelah sekian tahun pun, kau masih bertahan di sini, bersamaku.

Aku membutuhkanmu-dan bisa jadi... aku mencintaimu. Tapi, aku belum akan mengakui ini padamu. Aku belum siap meruntuhkan bentengku dan membiarkanmu memiliki hatiku....
Entah kenapa kemarin saya random banget, ingin baca ulang buku yang belum saya review, siapa tahu mood baca saya kembali lagi. Jatuhlah pada Camar Biru, di mana waktu baca pertama kali saya cukup terkesan dan kebetulan belum saya review. Camar Biru ini adalah karya pertama Nilam Suri, dulu dapatnya pas ada event Gagas Debut. Dari 15 buku yang saya dapat, kurang dua yang belum saya review, Camar Biru ini dan Lampau, malah yang Lampau kayaknya ikut kejual, deh, padahal belum sempet baca dan review T.T

Membaca ulang Camar Biru ini jadi ingat masa-masa keemasan GagasMedia dulu, sekarang nggak terdengar gaungnya, terakhir saya mereview buku GagasMedia itu bukunya Morra Quatro yang Second Best, setelah itu nggak ada buku GagasMedia yang menarik. Mungkin teman blogger lama tahu kalau saya ini Gagas Addict banget, dulu saya suka berburu buku GagasMedia karena selain fokus dengan penulis lokal, saya suka berbagai tema buku yang diterbitkan. Misalkan selain Gagas Debut ini, dulu ada Gagas Duet, STPC (Setiap Tempat Punya Cerita), Seven Deadly Sins, dan ada beberapa series yang menarik seperti School, Heartbreakers, dan jaman dulu semacam Glam Girls.

Kembali ke Camar Biru, mengusung tema sahabat jadi cinta, yups, sama seperti postingan sebelum ini, karena saya ingat tema yang sedang saya cari ada di buku ini dan sekalian bikin reviewnya. Membaca ulang ini ada perasaan berbeda, entah kenapa nggak se-excited dulu, dan saya benar-benar lupa akan cerita bahkan endingnya! Jadi kayak baca buku baru yang blank sama plot twistnya.
"Lo tahu nggak kalau nggak ada manusia yang nggak bisa digantiin?" tanyanya sambil nengok ke arah gue. "Everybody's replaceable."

Bercerita tentang empat sahabat, sepasang adik kakak, tentang bujur sangkar yang kehilangan satu kaki, membuat mereka terluka dengan caranya masing-masing. Sinar memilih cara dengan melarikan diri ke London, Naren pergi dengan luka yang dia tinggalkan ke semua orang, Adith yang memilih tetap di sisi Nina. Nina sendiri, dari gadis penyuka warna pastel sekarang hanya ada warna kelabu.

Di malam ketika mereka setengah sadar, Adith dan Nina membuat janji, apabila sepuluh tahun kemudian mereka masih jomlo, maka mereka akan menikah dengan saksi sepasang camar biru. Adith menagih janji tersebut, Nina yang kehidupannya kini sudah sangat berubah tak memiliki pilihan lain. Toh mereka sudah saling mengenal dan nyaman satu sama lain, apa salahnya menikah dengan sahabat sendiri?

Hanya saja, walau sebagai sahabat mereka sangat mengenal satu sama lain, ada satu rahasia yang tidak pernah Nina ceritakan kepada siapa pun, bahkan Naren, terutama Naren. Sebuah rahasia yang menghancurkan Nina penyuka warna pastel, sebuah rahasia apakah setelah Adith mengetahui rahasia ini, dia mau menerima dirinya?

Ada untungnya saya lupa dengan cerita ini, karena saya cukup termotivasi dengan rahasia di dalamnya dan segera ingin menamatkan. Berbeda dengan buku sebelumnya yang saya ulas, rasa persahabatan di buku ini cukup kental, kita bisa merasakan bagaimana cintanya Adith ke Nina selama bertahun-tahun. Sedangkan Nina yang memiliki luka dan rahasia cukup tercermin dari penampilan, ilustrasi yang dia buat dan mimpi buruknya. Pilihan yang tepat dengan memakai sudut pandang orang pertama untuk Adith dan Nina secara bergantian, kita bisa lebih memahami mereka.

Sebenarnya nggak bisa disebut kekurangan juga, di mana konfliknya baru muncul belakangan yang juga merupakan plot twist, karena saya merasa memang bukan hal tersebut fokus penulis, tapi tentang penerimaan diri Nina sendiri. Makanya di awal sampai tengah penulis lebih banyak membangun hubungan antara Adith dan Nina, mengenal sosok Nina lebih dalam.

Untuk karakter favorit tentu saja Adith, dia perhatian banget sama Nina, tahu kapan dibutuhkan walau Nina tidak menghubungi dirinya. Lucu banget ketika dia cemburu sama Sinar atau panik ketika Nina melupakan sesuatu, husband material banget pokoknya!

Camar Biru sangat saya rekomendasikan bila kalian sedang mencari cerita yang bertema sahabat jadi cinta, dan untuk sebuah debut, Nilam Suri cukup patut diperhitungkan, tapi sayangnya tidak ada buku baru setelah buku ini terbit.

2 komentar:

  1. Ternyata kak Sulis ngeh juga ya Gagas Media udah nggak terlalu populer. Aku kira cuma perasaanku aja :') Btw, aku suka banget cara reviewnya kak Sulis yang detail. Sampe aku jadiin pedoman nulis kalau aku lagi bingung mau nulis apa ehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, terima kasih, jadi tambah semangat nulis review, nih :)

      Iya, soalnya g banyak buku Gagas yang berseliweran atau nggak banyak juga orang2 update/ngreview, sebagian besar udah pindah penerbit juga sih. Semoga suatu saat bisa kembali berjaya deh :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...