Hai halooooo, sudah lama ya nggak ada LPM (Laporan Pandangan Mata) acara offline yang saya hadiri, sebenarnya banyak kesempatan tapi kadang waktunya yang nggak pas alias saya lagi kerja atau ada kepentingan keluarga, alasan klise lainnya adalah malas bepergian dan nggak ada temennya, maklum rumah saya agak jauh dari Solo jadi perlu mood untuk mendongkrak semangat, kadang capek nyepeda dan kendaraan umum nggak bersahabat, hehehe.
Acara kali ini saya sempat-sempatkan karena sudah terencana jauh-jauh hari. Jadi ceritanya, sebulan yang lalu saya dihubungi oleh mbak @alvina13, apakah bisa menjadi salah satu wakil dari Goodreads dan BBI Solo untuk siaran di radio SoloPos FM dalam acara Bincang Sastra yang diadakan rutin setiap hari minggu pukul 16.00 WIB. Undangan ini datangnya dari mas Yudhi Herwibowo (penulis Halaman Terakhir), salah satu anggota Sastra Pawon, komunitas yang sering mengisi acara Bincang Sastra. Tujuannya untuk mengenalkan komunitas Goodreads dan BBI di Solo, walau nggak banyak acara offline, kita ini sangat eksis di dunia maya dan kata mas Yudhi sangat solid XD. Saya pun setuju asalkan ada temennya, nggak asik dong kalau cuma seorang dan mas Yudhi mintanya tiga. Jadilah yang datang selain saya ada mbak @bzee_why dan @erdeaka.
Berbekal ingatan samar-samar akan lokasi SoloPos yang berakhir tanya orang, sampailah saya di tempat tujuan dengan tidak terlambat, mbak Bzee sudah mewanti-wanti kalau bisa jangan datang mepet terlebih telat, hehehe, kalo kopdar biasanya saya datang paling akhir, maklum, rumah saya kan jauh *alesan*. Setelah sampai di lantai tiga, tempat di mana siaran akan berlangsung, sudah ada mbak Bzee dan mbak Ratih yang menunggu dengan membaca buku (baca bukunya Dion yang Edgar Allan Poe terbaru!), mereka datang bersama, tetep ya, kemana-mana bawa buku XD. Sambil menunggu siaran dimulai dan mas Yudhi datang, kita ngobrol sedikit tentang isu-isu perbukuan yang sedang hangat saat ini, iya, omongan kita memang berbobot dan berat *lirik timbangan*. Dari mbak Ratih yang mantan penerjemah Dastan, saya baru tahu kalau Dastan Books gulung tikar karena bangkrut, trus yang nerjemahin Brown-Eyed Girl - Lisa Kleypas siapa dong??????
Obrolan lainnya tentang buku Edgar Allan Poe versi Gramedia dan Diva, apakah ada judul cerpen yang sama, isu terjemahan Charles Dickens Qanita yang diam-diam dijual ke Diva sampai akhirnya ganti penerjemah. Setelah temu kangen karena beberapa waktu nggak bertemu datanglah mas Yudhi, langsung ngasih buntelan ke kita dong, buku barunya yang berjudul Cameo Revenge, yippi, mata langsung ijo karena dapet buntelan dari penulisnya langsung, makasih banyak ^^. Kata mas Yudhi, buku Cameo Revenge ini masuk ke dalam seri bulan (kalau nggak salah tentang bulan Juni atau Juli ya? agak lupa) penerbit Grasindo, tapi karena ada satu hal dan lain tidak bisa terbit sesuai jadwal, dianggap gagal dan diterbitkan di luar seri tersebut, baru terbit bulan kemarin.
Nggak lama kemudian kita di suruh masuk ke ruang siaran, kata mas Yudhi nggak bakalan lama, kurang lebih empat puluh lima menit dan itu pun dipotong iklan. Tetap aja grogi, nggak ada persiapan sama sekali karena nggak tahu juga apa yang akan ditanyakan. Seumur-umur baru kali ini siaran langsung di radio, dulu pernah sekali dimintai pendapat via telepon waktu radio proresensi membahas buku 13 Reasons Why, sudah itu aja. Walau deg-degan tapi tetap antusias. Berikut isi siaran yang berlangsung pada tanggal 18 Oktober 2015.
Nggak lama kemudian kita di suruh masuk ke ruang siaran, kata mas Yudhi nggak bakalan lama, kurang lebih empat puluh lima menit dan itu pun dipotong iklan. Tetap aja grogi, nggak ada persiapan sama sekali karena nggak tahu juga apa yang akan ditanyakan. Seumur-umur baru kali ini siaran langsung di radio, dulu pernah sekali dimintai pendapat via telepon waktu radio proresensi membahas buku 13 Reasons Why, sudah itu aja. Walau deg-degan tapi tetap antusias. Berikut isi siaran yang berlangsung pada tanggal 18 Oktober 2015.
GoodReads merupakan situs jaringan sosial yang mengkhususkan pada katalogisasi buku. Sama seperti situs jaringan sosial lain, GoodReads mempunyai konten friend, group, maupun discussion. Bedanya, GoodReads memungkinkan anggota untuk menampilkan daftar buku sudah dibaca (read), buku yang sedang dibaca (currently reading), dan akan dibaca (to read). Dalam situs ini, pengguna dapat saling berbagi rekomendasi buku bacaan dengan memberikan review maupun komentar.Saya sendiri bergabung dengan Goodreads sejak Maret 2008, awalnya nggak tahu gimana sosial media ini bekerja, asal buat saja terus dianggurin, baru ketika saya melek baca, awal kuliah, saya memasukkan buku apa saja yang sudah saya baca dan ingin saya baca di sana, mulai mencari bahan diskusi, thread yang cocok, berkenalan dengan orang-orang yang mempunyai hobi yang sama, sampai akhirnya menemukan kumpulan pembaca dari Solo, bertemu dengan kak Roos, salah satu moderator Goodreads Indonesia yang berasal dari Solo. Dan pada tahun 2013, saya juga mengunjungi pesta akbar para pembaca buku di Jakarta, Festival Pembaca Indonesia.
GoodReads didirikan pada Desember 2006, resmi dirilis pada 30 Januari 2007 oleh Otis Chandler dan Elizabeth Khuri. Seperti halnya situs-situs jaringan sosial lain, GoodReads juga memungkinkan penggunanya untuk memberi peringkat dan menulis ulasan mengenai suatu buku serta berdiskusi dengan pengguna lainnya. Selain mengambil informasi buku dari situs Amazon.com, situs ini juga mengizinkan penggunanya untuk memasukkan informasi untuk buku yang belum tersedia dari Amazon.com, seperti misalnya kebanyakan buku-buku terbitan Indonesia.
GoodReads Indonesia, salah satu grup yang bergerak di dunia perbukuan di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 7 Juni 2007 oleh Femmy Syahrani (penerjemah To Kill A Mockingbird dan beberapa buku Neil Gaiman) dan ditujukan untuk para pembaca buku berbahasa Indonesia yang ingin mendiskusikan buku-buku tersebut serta berupaya untuk mengumpulkan buku-buku berbahasa Indonesia.
GoodReads Indonesia berusaha untuk selalu berperan aktif dalam dunia perbukuan di Indonesia. GoodReads Indonesia tidak mau berhenti hanya pada tahapan sebagai komunitas pembaca pasif. Komunitas ini berkehendak untuk menjadi komunitas pembaca aktif yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan baik kegiatan di dunia maya maupun di dunia nyata. Kegiatan secara onlinetersebut beranekaragam mulai dari diskusi tentang Buku dan Membaca, kegiatan klub buku, dan lain sebagainya. Sementara kegiatan di dunia nyata misalnya kopi darat, diskusi buku bulanan, acara tahunan Festival Pembaca Indonesia, nonton bareng, ngabuburit, klub siaran, dan lain sebagainya.
Bisa dibilang, Goodreads ini sangat berjasa bagi saya, kalau saya tidak mendaftar menjadi anggota, sekarang saya nggak bakalan menjadi seorang blogger buku. Nah, cerita tentang Blogger Buku Indonesia (BBI) di mulai dari sini karena awal mula BBI juga berasal dari Goodreads. Singkat cerita, seorang resensor senior, Hernadi Tanzil dan seorang wartawan yang menyukai dunia buku, Okta Wiguna, mendata blog-blog yang mengulas tentang buku di Indonesia pada tanggal 13 April 2011, kemudian dibuatlah Daftar Blog Buku Indonesia sebagai salah satu thread di Goodreads. Awalnya hanya mengumpulkan saja, kemudian ada tiga blogger buku; Ana, Ally dan Mia berinisiatif membuat grup Facebook Blogger Buku Indonesia dengan tujuan nggak hanya sekadar mendata saja namun juga saling mengenal. Seiring berjalannya waktu, bertambahnya anggota, dibuatlah web agregator dan kepengurusan, menjadikan BBI lebih terarah dan memiliki tujuan yang jelas. Untuk lebih jelasnya tentang BBI dan cara gabung, silahkan kunjungi Blog Buku Indonesia.
Saya sendiri bergabung dengan BBI sejak pertama terbentuk, April 2011. Waktu itu diajak Ana dan Ally, awalnya saya menolak karena blog saya masih gado-gado dan tidak ingin menghapus postingan di luar buku, walau waktu itu masih diperbolehkan hanya saja untuk seterusnya harus berisikan tentang buku. Saya masih galau, bisa dibilang dalam masa pencarian jati diri #tsah, setelah dipikirkan baik-baik toh sebagain besar isi blog saya memang berisi resensi buku, akhirnya bersedia. Ingat sekali buku pertama yang diulas dan diresensi bareng adalah Wuthering Heights karya Emily Bronte (agak lupa sama nama penulisnya karena banyak yang bernama Bronte), buku bergenre klasik di mana bukan cangkir kopi saya, tapi demi BBI saya berani mencoba dan ternyata tidak semenakutkan yang saya pikirkan, dari sanalah saya mulai membuka diri untuk membaca genre selain romance dan fantasy, menjadi penjelajah genre.
Nah, itu adalah sejarah singkat Goodreads dan BBI terbentuk serta mulai kapan saya bergabung, untuk obrolan lainnya silahkan dengarkan siaran radio di atas ya, kalau saya tulis ulang bakalan panjang sekali. Setelah selesai siaran, kita tidak langsung pulang, kita berpindah posisi ke kantin SoloPos FM untuk ngobrol lebih lanjut. Mas Yudhi juga mengenalkan kita pada salah satu anggota Sastra Pawon yang katanya cukup kuat membaca sekaligus agen penjual buku-buku terbitan Marjin Kiri, buku sastra terjemahan yang 'berat-berat', mas Ngadiyo Diharjo. Dari semuanya, bisa dibilang hanya saya yang bacaanya ngepop alias 'ringan', aku mah apa atuh, hanya serbuk bedak Marcks yang mudah terhapus di dunia perbukuan #terSingPy #sedikitimprovisasi =))
Bisa dibilang meneruskan obrolan sebelum siaran, isu perbukuan yang saat ini semakin lesu terlebih ada tambahan pajak dari toko buku yang memberatkan penerbit kecil, semakin mahalnya buku yang bisa kita nikmati. Tere Liye yang buku barunya dalam satu bulan sudah cetak ulang enam kali, penulis-penulis yang sudah punya fanbase sehingga tidak mungkin buku mereka tidak laku. Bangkrutnya Dastan, iya, ini obrolan yang sangat bikin saya antusias karena sering menerbitkan buku historical romance dan contemporary, yang katanya beberapa judul sudah dijual ke penerbit lain, nggak percaya aja melihat buku romance sering dicari pembaca. Tentang penerjemah yang sekarang profesinya nggak bisa dipandang sebelah mata, berapa honor yang mereka dapatkan untuk setiap halamannya. Serta diskusi yang cukup menarik tentang sinetron-sinetron atau film kita yang tidak mendidik, kadang seorang penulis skenario harus membuang jauh idealisme mereka, karena idealisme nggak berlaku di dunia tersebut. Dan masih banyak lagi.
Yak, demikian LPM dari saya, sangat seru dan banyak mendapat informasi yang cukup berharga, nggak bakalan bosan ngobrol dengan orang-orang yang mempunyai minat yang sama dengan kita. Tapi sayangnya obrolan seru tersebut harus disudahi karena hari semakin malam. Terimakasih sekali buat mas Yudhi atas undangannya dan rekaman siaran di atas, senang bisa mengenalkan komunitas Goodreads dan BBI di Solo, maaf kalau masih banyak kekurangan dalam penyampaian, semoga banyak pendengar yang ingin bergabung dengan komunitas ini. Untuk pertanyaan mas Yudhi perihal kapan Goodreads Solo akan kopdar lagi, jawabannya masih sama yak, tentatif dan lagi mencari koordinator baru yang entah kenapa susah bener nyarinya *lirik mbak Bzee dan mbak Dani*. Terimakasih juga buat mas Ngadiyo yang sudah berbagi cerita dan menjadi seksi dokumentasi XD. Tak lupa juga buat SoloPos FM, semoga semakin sukses Bincang Sastra-nya! Teman siaran, mbak alvina, BBI Joglosemar dan semua yang terlibat. Terimakasih buat yang susah payah dengerin baik secara langsung maupun streaming, katanya suara saya medhok banget :p
Sampai jumpa di event offline selanjutnya.
Wah dastan bangkrut to? Sayang banget ya
BalasHapusIya mbak, padahal gudangnya buku hisrom dan contemporary :(
HapusWah. Keren! Tahun 2011 aku malah belum kenal blog, kak Sulis :)
BalasHapusAku bikin blog juga baru tahu 2010 kok, jadi nggak ada kata terlambat :D
HapusBaru tau suara kak sulis gimana :D
BalasHapusAhahaha, jadi malu, ternyata setelah aku dengerin lagi emang medhok banget XD
HapusSiarannya seru!
BalasHapusTerimakasih, Steve :p
HapusKerenn! :D Asik pembicaraannya ;)
BalasHapusTerimakasih Stefanie udah meluangkan waktu untuk mendengarkan :)
HapusSeruuuuu ! Thankyou Mb Sulis udah share :)
BalasHapusSama-sama, Tier :)
HapusWah, usia kita di goodreads ternyata beda satu bulan aja kak... hehe aku join bulan April tapi sayang vakumnya lebih lama daripada aktifnya karena waktu itu masih bingung gmn cara gunainnya... :D
BalasHapusHehehe nggak pa-pa, emang perlu waktu buat belajar, aku pun juga gitu :D
HapusMemang ketemu orang yg satu pemikiran bakal asyik diskusinyah
BalasHapusYap, nggak ngebosenin :D
Hapusemang seneng banget rasanya kalo sejalan atau sepemikiran :D ngomongnya gampang nyantol hehehe
BalasHapusIya 😁
Hapus