At the Park
Penulis: Kristi Jo
Editor: Irna
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1857-8
Cetakan pertama, 2015
288 halaman
Buntelan dari @KristiJoe29
Tiara sudah dua tahun menjadi pacar Raymond model keren, ganteng, dan berkelas. Tapi ketika dinner bersama Raymond, kenapa jantung Tiara tidak lagi berdebar kencang seperti dulu ya?
Debar itu justru Tiara rasakan ketika bertemu dengan Al di taman. Alfred Effendi, cowok sederhana, berkacamata, bertampang biasa, dan mempunyai passion yang sama dengan Tiara, yaitu penyayang binatang.
Tanpa terasa, kejadian demi kejadian di taman membuat dunia Tiara jungkir balik. Ia merasakan lagi yang namanya jatuh cinta. Tapi... saat Tiara menyatakan perasaannya pada Al, kenapa Al malah menolaknya?
Tiara sangat menyayangi Lopez, anjing peliharaannya, setiap seminggu sekali dia mengusahakan mengajak Lopez untuk jalan-jalan di Doggy Park and Adventure, taman khusus anjing, area yang lebih luas dari rumah atau pun taman taman dekat rumahnya, area yang bisa menjadi tempat bermain Lopez dengan bebas. Sayangnya, kekasih Tiara, Raymond selalu keberatan kalau Tiara menghabiskan waktu dengan Lopez, padahal hanya satu jam saja, dia menganggap Tiara lebih mementingkan Lopez daripada dirinya. Hal tersebut tidak jarang memicu pertengkaran dan Tiara lebih memilih diam, karena waktu yang mereka miliki tidaklah banyak, Ray mulai sibuk dengan dunia modeling dan bermain film. Tiara memang merasa dunianya sangat berbanding terbalik dengan Ray yang penuh gemerlap, dia tidak pernah mau diajak ke lingkup pergaulan Raymond, begitu sebaliknya. Hanya menghabiskan waktu dengan Lopez, Tiara sudah sangat bahagia.
Suatu hari di Doggy Park Lopez sangat aktif dan mengejar seekor anjing lainnya, entah siapa pemiliknya, nama anjing itu Santana. Tak lama kemudian yang dicari-cari tiba, seorang cowok yang memiliki keterbatasan fisik, Al. Pertemuan tersebut bukanlah yang pertama, dulu Tiara pernah menabrak Al ketika mengejar Lopez, disusul dengan pertemuan-pertemuan lain di Doggy Park, mereka semakin akrab karena memiliki passion yang sama, yaitu sama-sama menyayangi binatang, pecinta anjing. Bahkan Al lebih hebat lagi, kekurangan yang dia miliki tidak menghambat apa yang ingin dia lakukan kepada anjing-anjing terlantar, keluarganya punya tempat penampungan anjing dan usaha dog keeper, Tiara semakin kagum pada Al.
Kedekatan Tiara dengan Al dibarengi dengan semakin jauh hubungan Tiara dengan Ray, hubungan mereka semakin berjarak. Ray sibuk dengan film terbarunya, hampir tidak pernah bertemu, sedangkan Tiara sangat menikmati kebersamaannya dengan Al. Selain itu Tiara juga merasakan bahwa dia tidak mencintai Ray seperti dulu lagi, kini hatinya tertambat pada Al, cowok biasa, berkacamata, rambut dengan model under cut, tidak seperti Ray yang rupawan, namun Tiara lebih nyaman ketika bersama Al dan anjing-anjing mereka.
Suatu hari di Doggy Park Lopez sangat aktif dan mengejar seekor anjing lainnya, entah siapa pemiliknya, nama anjing itu Santana. Tak lama kemudian yang dicari-cari tiba, seorang cowok yang memiliki keterbatasan fisik, Al. Pertemuan tersebut bukanlah yang pertama, dulu Tiara pernah menabrak Al ketika mengejar Lopez, disusul dengan pertemuan-pertemuan lain di Doggy Park, mereka semakin akrab karena memiliki passion yang sama, yaitu sama-sama menyayangi binatang, pecinta anjing. Bahkan Al lebih hebat lagi, kekurangan yang dia miliki tidak menghambat apa yang ingin dia lakukan kepada anjing-anjing terlantar, keluarganya punya tempat penampungan anjing dan usaha dog keeper, Tiara semakin kagum pada Al.
Kedekatan Tiara dengan Al dibarengi dengan semakin jauh hubungan Tiara dengan Ray, hubungan mereka semakin berjarak. Ray sibuk dengan film terbarunya, hampir tidak pernah bertemu, sedangkan Tiara sangat menikmati kebersamaannya dengan Al. Selain itu Tiara juga merasakan bahwa dia tidak mencintai Ray seperti dulu lagi, kini hatinya tertambat pada Al, cowok biasa, berkacamata, rambut dengan model under cut, tidak seperti Ray yang rupawan, namun Tiara lebih nyaman ketika bersama Al dan anjing-anjing mereka.
"Niat Bokap untuk jadi dokter hewan mulia, untuk nyembuhin hewan sakit. Just like all doctors. Tapi gue punya pikiran dan impian berbeda, Ra. Gue nggak hanya mau sekadar menyembuhkan sakit fisik mereka, tapi juga kesedihan dan sakit mental mereka. Kehilangan, diusir, dan merasa tak dimiliki. Gue mau nyembuhin semua itu. Gue mau memberikan mereka kebahagiaan, ngembaliin rasa dicintai lagi."
"Semua makhluk hidup diberikan perasaan. Cinta atau kasih sayang. Dan kita berhak memberikannya kepada siapa pun. Manusia atau hewan. Sama aja. Yang penting tulus."
Kali kedua membaca karya dari Kristi Jo, sepertinya dua novel yang menjadi debut terbit secara bersamaan, hanya genre-nya saja yang membedakan, Teenlit di mana para tokohnya masih SMA, konfliknya seputar persahabatan dan cinta-cintaan khas remaja. Sedangkan Promises, bergenre Young Adult, para tokohnya sudah kuliah dan konflik yang diangkat lebih kompleks, sering melibatkan unsur psikologis para tokohnya. Tentu pangsa pasarnya berbeda, buku ini cukup ringan sehingga cocok dibaca anak SMP atau SMA, tapi kalau ditanya bagusan mana, saya lebih memilih Promises, saya suka yang kompleks dan dark soalnya :p. Setidaknya penulis sukses menjelma menjadi sosok anak SMA dan kuliahan, dari segi gaya bahasa kelihatan banget cara bertuturnya berbeda.
Satu hal yang membuat saya tertarik dengan buku ini adalah passion yang dimiliki Al dalam hal merawat binatang malang, seorang Dog Savior. Sebelumnya saya belum pernah mendapatkan tema yang seperti ini, sangat menarik tentunya, menjadi poin plus bagi penulis karena sangat terasa kecintaan baik Al maupun Tiara terhadap anjing peliharaan mereka. Sedangkan unsur lainnya, sangat mudah ditebak, seperti cerita kebanyakan. Kekurangan penulis masih sama seperti dalam Promises, kurang detail dalam beberapa hal, khususnya dalam menggambarkan para tokohnya, kurang spesifik. Banyak adegan yang tidak berarti, percakapan yang dibuat lama-lama sehingga tidak jarang membuat saya bosan dengan dialog yang dilakukan para tokohnya, terlalu banyak teknik tell.
Sebagai masukan, mungkin lebih bagus lagi kalau penulis juga menceritakan seluk beluk tentang anjing, seperti jenis-jenisnya (disinggung sedikit tapi tidak detail, hanya numpang lewat), kebiasan yang sering mereka lakukan, bagaimana mereka menjalin hubungan dengan manusia, dsb, sehingga lebih detail lagi dan banyak wawasan baru yang pembaca bisa dapatkan, terlebih yang awam terhadap anjing. Coba kalau penulis lebih mengembangkan lagi issue kekerasan terhadap binatang, khususnya anjing, lebih memperdalam lagi kasus tersebut jadi ada bagian yang berkesan bagi pembaca. Sudah ada beberapa buku fiksi yang menghadirkan kucing sebagai salah satu pendamping tokoh utama, kenapa anjing tidak memiliki tempat yang sama juga? Semoga buku selanjutnya lebih bagus lagi ya :)
Mengesampingkan kekurangan yang ada, kembali ke pesan yang ingin disampaikan penulis bahwa jangan melakukan kekerasan terhadap siapa saja, khususnya para binatang. Mereka memiliki hak hidup juga, salah satu ciptaan Tuhan yang harus kita jaga, mereka juga punya perasaan seperti kita, bisa merasakan sakit. Jadi, jangan siksa binatang, jagalah mereka seperti kita menjaga diri :D.
Buku ini recommended bagi para remaja dan dog lovers.
Satu hal yang membuat saya tertarik dengan buku ini adalah passion yang dimiliki Al dalam hal merawat binatang malang, seorang Dog Savior. Sebelumnya saya belum pernah mendapatkan tema yang seperti ini, sangat menarik tentunya, menjadi poin plus bagi penulis karena sangat terasa kecintaan baik Al maupun Tiara terhadap anjing peliharaan mereka. Sedangkan unsur lainnya, sangat mudah ditebak, seperti cerita kebanyakan. Kekurangan penulis masih sama seperti dalam Promises, kurang detail dalam beberapa hal, khususnya dalam menggambarkan para tokohnya, kurang spesifik. Banyak adegan yang tidak berarti, percakapan yang dibuat lama-lama sehingga tidak jarang membuat saya bosan dengan dialog yang dilakukan para tokohnya, terlalu banyak teknik tell.
Sebagai masukan, mungkin lebih bagus lagi kalau penulis juga menceritakan seluk beluk tentang anjing, seperti jenis-jenisnya (disinggung sedikit tapi tidak detail, hanya numpang lewat), kebiasan yang sering mereka lakukan, bagaimana mereka menjalin hubungan dengan manusia, dsb, sehingga lebih detail lagi dan banyak wawasan baru yang pembaca bisa dapatkan, terlebih yang awam terhadap anjing. Coba kalau penulis lebih mengembangkan lagi issue kekerasan terhadap binatang, khususnya anjing, lebih memperdalam lagi kasus tersebut jadi ada bagian yang berkesan bagi pembaca. Sudah ada beberapa buku fiksi yang menghadirkan kucing sebagai salah satu pendamping tokoh utama, kenapa anjing tidak memiliki tempat yang sama juga? Semoga buku selanjutnya lebih bagus lagi ya :)
Mengesampingkan kekurangan yang ada, kembali ke pesan yang ingin disampaikan penulis bahwa jangan melakukan kekerasan terhadap siapa saja, khususnya para binatang. Mereka memiliki hak hidup juga, salah satu ciptaan Tuhan yang harus kita jaga, mereka juga punya perasaan seperti kita, bisa merasakan sakit. Jadi, jangan siksa binatang, jagalah mereka seperti kita menjaga diri :D.
Buku ini recommended bagi para remaja dan dog lovers.
Namanya sama kayak aku, mbak sulisssss yeyeyelala. Btw kovernya sukaa <3
BalasHapusNama tokohnya atau nama kita? hihihi
HapusUdah banyak yang share ttg dog savior di sosmed, ttg anjing yg dibuang setelah penyakitan habis dijadikan indukan. Tapi, kayaknya jarang novel bahas dog savior begini. Kalau ada keluarga macam keluarganya Al, pasti seru.
BalasHapusIya, sebenernya isu tentang dog savior ini lagi hangat-hangatnya, coba buku ini detail ke situ pasti bakalan bagus banget :)
HapusNyariin review novel ini soalnya kepengin tahu kisah sebenarnya kayak gimana. Sempat ketipu sama cover-nya yang ngingetin akika sama drama Full House (versi Korea & Thailand) pas mereka lagi habis keliling naik sepeda. Ternyata... beda sangat. Ditambah ini teenlit. Heheheh. Sayangnya gada doggy-nya ya di cover, mungkin itu bisa lebuh mewakili. :D
BalasHapusHahahaha beda, btw aku baru tahu kalau Full House ada yang versi Thailand, hadehhhh *tepok jidat*
HapusAdaaaaa kaaaaak. Udah tayang pas awal tahun ini. Banyak part yang lucuknya juga. Nggak kalah kok sama yang versi Korea. Walau ya tetep aja sih versi Korea lebih ngena di hati, karena yang pertama itu memang biasanya lebih berkesan. :D
HapusIya, aku suka banget Full House, salah satu Korama favorit sepanjang masa :)
Hapus