Penulis: Emma Grace
Editor: Tri Saputra Sakti
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-2115-8
Cetakan pertama, 2015
256 halaman
Pinjam @alvina13
Kehidupan Beth Samodro berjalan seperti layaknya gadis berumur dua puluh tahun. Ia kuliah di Sydney. Memiliki keluarga yang sayang padanya. Jatuh cinta luar biasa pada laki-laki yang telah ia kenal sejak sekolah menengah di Jakarta.
Perjalan hidup Derick Bhrasongko dimulai dari kota Sydney. Ia lahir dan besar di kota tersebut. Ia tak suka pada orang Indonesia. Masa lalu telah mengajarnya untuk membenci gadis lemah yang hanya bisa menganggukkan kepala dan menurut pada orang lain, atas nama cinta.
Beth dan Rick memiliki latar belakang dan pribadi yang berbeda. Kesamaan di antara mereka hanyalah sama-sama menyimpan rahasia kelam yang membebani langkah mereka saat ini. Kedua manusia yang tak pernah cocok untuk bersama dalam kondisi apa pun. Lalu pada satu persimpangan, jalan mereka bertemu.
Dan garis hidup berkata lain.
Beth Samodro diam-diam mencintai Jared Tanudjaja, sahabatnya sejak SMA. Jared sangat tahu perasaan Beth, dia juga menganggap Beth berarti, menganggap Beth orang yang tidak akan pernah menolak segala permintaanya, orang yang akan tetap berada disampingnya walaupun dia bergonta-ganti pacar. Beth tetap akan menyanggupi, menjadikan Jared yang utama. Contohnya ketika Jared sedang bermasalah dengan pacarnya, Beth akan menjadi tempat curhat dan meluangkan waktu, begitu masalah selesai Jared akan kembali ke pacarnya, tidak mempedulikan perasaan Beth. Atau ketika Jared harus menjadi sopir pacarnya, menemani Gwen yang sedang mengikuti lomba tari, dia meminta Beth menggantikannya bekerja paruh waktu selama sebulan di portal fashion magazine, FashionSheet. Seperti biasa, Beth tidak pernah menolak.
Ada empat orang yang bekerja di FashionSheet, Jared bertugas mengurusi konten portal, yang akan menjadi tugas Beth selanjutnya. Kemudian ada Derick yang bertanggung jawab akan foto, gambar, liputan, maupun menyusun website supaya tampilannya menarik untuk dilihat. Judith bertugas mengurusi administrasi dan promosi, terakhir ada Isla, sang pemimpin yang bertugas merangkum semuanya. Dari ketiga orang yang akan bekerja bersamanya, Derick atau Rick lah yang menunjukkan sikap tidak bersahabat pada Beth, terlebih mengetahui kalau Beth orang Indonesia, membuatnya sangat ketus dan dingin, membuat Beth sangat susah beradaptasi padahal mereka akan mengadakan event yang penting menyambut perayaan FashionSheet yang ketiga, mau tidak mau Beth harus bekerjasama dengan Rick, menelan segala sikap kasarnya.
Rick tidak menyukai Beth karena dia gadis yang lemah, selalu menuruti permintaan Jared walaupun permintaan tersebut melukai hatinya, Beth menginggatkan pada masa lalunya, tidak ingin kejadian buruk terjadi lagi. Ketika melihat Beth menangis dan mengajaknya untuk mabuk -yang akhirnya ditolak, Rick mendapati kalau Beth tidak selemah itu. Sejak kejadian tersebut hubungan mereka menjadi lebih baik, menjadi lebih dekat, dan mereka sama-sama memiliki luka masa lalu, berusaha menyembuhkan.
Ia selalu percaya ada harapan, bahkan di situasi yang paling buruk dalam hidup seseorang.
Tidak ada seloki berisi minuman apa pun, bahkan minuman keras yang bisa membuat seseorang lepas dari masalah. Melupakan sebentar, mungkin ya. Tapi seperti hantu, mereka akan selalu kembali. Masalah itu akan terus mengikuti dan baru akan pergi ketika keberanian untuk mengucapkan selamat tinggal hadir.
Jangan pernah menaruh kunci kebahagiaanmu di tangan orang lain, selain dirimu sendiri. Tidak bisa. Gambaran di pepatah-pepatah cinta itu, tentang orang yang selalu hadir ketika kaubutuhkan, itu hanya ilusi. Bahkan bayanganmu sendiri meninggalkan dirimu ketika gelap datang.
"Ketika kau peduli kepada seseorang, terluka adalah syaratnya. Terluka merupakan satu bagian yang akan kauterima dan pasti kauterima. Terluka adalah sesuatu yang takkan dapat kautolak."
"Dalam cinta dan peduli, kau akan terluka. dalam susah dan senang, kau akan terluka. Itu adalah harganya, Rick. Kita akan terluka karena dan oleh orang yang kita kasihi."
Setelah menghadirkan permainan Pay It Forward di buku pertamanya, kali ini Emma Grace menghadirkan tema Bucket List di buku terbarunya. Gaya tulisannya semakin terasa, selain menghadirkan kisah cinta yang awalnya tidak saling suka di antara kedua tokoh utamanya, penulis juga menghadirkan permasalahan keluarga di masing-masing tokoh. Alasan Rick tidak menyukai Beth pertama kali bertemu menginggatkannya kepada ibunya yang terlalu lemah terhadap cinta. Sedangkan Beth sendiri belum bisa menerima keadaan yang menimpa ibunya.
Kelebihan di buku ini adalah karakternya, sangat terasa realistis. Kadang kita tidak bisa menolak permintaan orang yang sangat kita sukai, menjadikan kita lemah. Kadang ada juga orang yang tidak perasa, hanya bisa memanfaatkan tanpa peduli terhadap perasaannya. Karakter Jared memang menyebalkan, sedangkan Beth membuat pembaca geregetan, sedangkan Rick adalah favorit saya, harus ada orang yang kuat untuk menandingi karakter lemah lainnya. Bagian favorit saya adalah ketika Beth menerima kaus kaki berwarna dari Rick dan ketika Rick mendapatkan ide tentang personal stylist.
Kekurangan buku ini adalah bucket list-nya tidak terasa, muncul di bagian akhir. Di bagian awal penulis fokus terhadap dominasi Jared akan Beth, menjalin chemistry antara Beth dan Rick, padahal saya ingin bucket list ini bermakna lebih, seperti halnya dengan permainan pay it forward. Selain itu masa lalu Rick juga digambarkan secara sepintas, Beth yang mendapatkan porsi lebih dalam hal penjelasan, di mana menurut saya keduanya sama-sama penting.
Ketika seseorang siap melepaskan dan menyiapkan tempat yang ksosong di hatinya, akan ada cinta yang baru, yang tak kalah indah, untuk menggantikannya. Bukan dengan cara yang persis seperti yang kaurencanakan. Tapi jelas tak kalah indah dari yang dibayangkan.
Overall, saya cukup menikmati kalimat penulis yang quoteable, walau kadang terasa kaku, mungkin karena penulis ingin menggunakan bahasa yang baku, tidak terlalu menjadi masalah. Di buku ini kita akan mendapatkan cerita tentang kadang cinta itu memang buta, seharusnya kita tidak boleh lemah. Ada saatnya kita bersedih, namun kita tidak boleh terus-terusan, kita harus mencari kebahagiaan yang lain. Recommended bagi pembaca YA.
Terkadang, aku pengen merasa seperti quotes yang ini: "Ia selalu percaya ada harapan, bahkan di situasi yang paling buruk dalam hidup seseorang." Jadi, selalu termotivasi terus. :'3
BalasHapusNamanya kebarat-baratan tapi tetep saja kerasa indonesianya di bagian belakang.
Setting-nya di luar, walau nggak kerasa banget, mungkin menyesuaikan :)
Hapus