Day 2 proyek #5BukuDalamHidupku yang digagas oleh @irwanbajang. Kalau mau ikut udah telat, hehehe karena udah di mulai sejak kemaren dan berakhir tanggal 16 November nanti, posting harus berurutan, nggak boleh bolong kalau pengen dapet hadiahnya. Selain kepengen dapet hadiahnya, alasan saya ikut proyek ini adalah saya ingin mengenang kembali buku-buku yang sangat berkesan dalam hidup saya, buku-buku yang nggak mungkin saya lupakan. Untuk postingan kedua judulnya agak serem ya? :p
Kenapa saya memberi judul Rekaman Kematian? Karena buku ini bercerita tentang seorang gadis yang bunuh diri, sebelum mati dia merekam kronologis kejadian demi kejadian yang menimpanya dan siapa saya yang membuat dia ingin bunuh diri dan mengirim rekaman tersebut kepada orang yang diam-diam mencintainya. Salah satu buku favorit saya sepanjang masa.
13 Reasons Why
by Jay Asher
Penerjemah: Mery Riansyah
Penerbit: Matahati
ISBN: 1595141715
Cetakan: I, September 2011
287 halaman
by Jay Asher
Penerjemah: Mery Riansyah
Penerbit: Matahati
ISBN: 1595141715
Cetakan: I, September 2011
287 halaman
Saya pernah mereviewnya di sini. Untuk penginggat saja saya akan menampilkan sedikit cuplikan reviewnya, kalau boleh narsis sedikit, review 13 Reasons Why adalah salah satu review terfavorit saya, selain kembang kempis setelah membaca buku tersebut, perasaan itu masih saya dapatkan ketika menulis review ini, jadi sangat berkesan sekali.
Mungkin kalian sudah tidak sabar mendengarkan isi kaset tersebut bukan? aku ambil walkman dulu, dan, Play:
KASET 1: SISI A --> Justin Foley, dia ciuman pertama Hannah.
KASET 1: SISI B --> Alex Standall, yang membuat daftar Kelas Satu -- Yang Sexy/ Yang Tidak Sexy
KASET 2: SISI A --> Jessica Davis, orang yang pernah sama-sama melakukan Olly-olly-oxen-free
KASET 2: SISI B --> Tyler Down, juru foto buku tahunan
KASET 3: SISI A --> Courtney Crimsen, salah satu cewek paling populer di sekolah
KASET 3: SISI B --> Marcus Cooley. Oh My Dollar Valentine!
KASET 4: SISI A --> Zach Demsey, menyabotase surat-surat Hannah
KASET 4: SISI B --> Ryan Shaver, yang memncuri puisi Hannah
KASET 5: SISI A --> Clay Jensen. Romeo, oh Romeo
KASET 5: SISI B --> Justin Foley. Pesta awal segala bencana
Hampir selesai, jangan menekan tombol Stop dulu ya
KASET 6: SISI A --> Jenny Kurtz, pemandu sorak dari kantor OSIS
KASET 6: SISI B --> Bryce Walker, kotoran di kehidupan Hannah
KASET 7: SISI A --> Mr. Porter, satu-satunya orang dewasa yang terlibat dalam masalah Hannah
KASET 7: SISI B --> *suara dengungan statis* .......
Klik.
Apa yang dilakukan oleh ke-13 orang di atas pada Hannah?
Selain menjadi salah satu review terfavorit, alasan apa lagi yang membuat buku ini sangat berkesan untuk saya? Ada tiga jawabannya, pertama, gara-gara review ini saya ditelepon sama @proresensi dan diminta untuk berbicara kesan-kesan setelah membaca buku ini. Saya seneng kejer sekaligus grogi parah, baru pertama kali ini suara saya mengudara di radio teman-teman, saya ulangi lagi, di RADIO! hahaha, biar deh dikatain katrok, pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan, sekali seumur hidup :D. Saya harus berterima kasih sama kak Roos (koordinator GR Solo waktu itu), karena dia memperkenalkan saya pada mbak Lulu (salah satu editor dan penerjemah di Matahati) yang waktu itu lagi bingung siapa yang bisa dijadikan, katakanlah narasumber atau reviewer untuk buku ini, kemudian Momo atau Mery Riansyah (penerjemah) bilang sama mbak Lulu kalau saya yang udah baca buku ini dan mereviewnya, kak Roos langsung ngeh, Sulis GR Solo? Tentu dia tahu nomer kontak saya dan terbongkarlah suara seksi saya ke khalayak umum =))
Kedua adalah review saya menjadi salah satu juara lomba review yang diadakan penerbit Matahati. Saya seneng kejer, apalagi sih yang membuat seorang blogger seneng banget selain tulisannya dibaca, dikomen, dipilih sebagai pemenang dan dapat hadiah? Berkesannya lagi, sekarang penerbit Matahati udah gulung tikar, sayang sekali sebenarnya karena buku yang diterbitkannya bagus-bagus. Oleh karena itu, buku ini menjadi kenangan manis dengan Matahati.
Dan terakhir, isi dari buku ini sendiri. Sejak membaca buku ini saya lebih berhati-hati kalau bercanda dengan seseorang, melihat dulu sifatnya seperti apa, apakah mudah diajak 'guyon' atau dia 'cilik ati' (gampang rendah diri) yang memendamnya sendiri dan sakit hati sedikit demi sedikit lama-lama seperti bola salju, kita nggak tau apa yang dia pikirkan, sifat orang berbeda-beda, dengan perkataan yang kita sangka 'guyun' siapa tahu malah menambah penderitaannya. Nggak semua orang bisa menerima ejekan kita karena nggak semua orang gampang diajak bercanda, itu yang selalu saya tekankan pada diri saya sendiri. Teman-teman bilang saya orangnya lucu, konyol, aneh dan susah marah, tapi kadang saya juga sesekali tersinggung kalau ada yang bilang saya sedikit montok (baca: sedikit gendut #EHEM). Hal kecil bisa menjadi besar.
Itulah buku kedua yang sangat berarti bagi saya, kalau kamu apa?
dalem banget lis... suka deh sama pesan moral yang berhasil kamu ambil dari bukunya! aku belum baca bukunya sih, tapi emang udah ada ebooknya.
BalasHapustapi emang jadinya ngeri banget yah kalo kita ngebayangin, apa yang kita bilang ato lakuin ke orang bisa nyakitin orang itu sampe bikin bunuh diri. makanya bullying itu sebenernya bahaya banget, karena biasanya terjadi di kalangan umur2 labil. ck. ngeri ah.
makasih udah diingetin kembali lewat reviewnya x) sukses terus yah sulis! cihuy. hehe.
sama-sama sandra :)
Hapusyap, setuju banget, bullying itu bisa sangat sangat parah akibatnya, apalagi sering terjadi pada remaja di mana mereka lagi asik-asiknya 'tumbuh'. berharap aja bullying bisa mendapat perhatian lebih dari sekolah-sekolah
Wah reviewnya baguuuussss banget, aku penasaran sm ceritanya, masi sering banget kejadian bully ampe sekarang ga cuma lingkup sekolah tp ampe pekerjaan seperti kantoran pun sering di bully terutama fresh graduate :(
HapusMba sandra, kalo boleh tau ebooknya dapatnya bgm? ^^ kepengen baca ebook nya ^^
bullying emang masih sering ditemui disekitar kita :(
HapusIya, aku juga baca buku ini. Nyesek banget dan ngak kuat bacanya *lebai* Ini memang buku yang bikin pembaca merenung dan tercenung
BalasHapuskapan sih king of timbunan nggak lebay? =))
HapusAku pas baca buku ini rasanya sebel sama Hannah, kok lebay banget jadi orang? haha. Mungkin karena aku nggak sesensitif dia ya. Tapi trus ada kalimat di hal 151-nya (aku copaste dari review di blog lamaku hihi) yang bikin ceritanya masuk akal:
BalasHapus"Tak ada yang tahu pasti sebesar apa dampak yang mereka timbulkan pada kehidupan orang lain. Sering kali, kita tidak mengetahuinya. Tapi dampaknya tetap ada."
Jleb banget.
iya, jlebbbbb banget, mungkin kita ngiranya sepele banget tapi penerimaan orang kan bisa aja beda sama pendapat kita
HapusAkhir-akhir ini banyak banget buku tentang kematian, death, dan sejenisnya
BalasHapusBtw, saya setuju tuh kalau tidak semua orang bisa menerima ejekan kita karena tidak semua orang gampang diajak bercanda. Banyak orang yang mempunyai sifat sensitif dan nggak terima dg bercandaan. Mulutmu harimaumu deh.
Semoga berkat buku ini menang lagi lomba #5BukuDalamHidupku. Seperti kemenangan sebelumnya.
aminnnnn, makasih doanya :)
HapusHmhh... bukunya bagus ya kayaknya
BalasHapuspastinya :)
Hapusbaca judulnya aja udah kayak serem banget.. tapi ngeri juga yaahh... karena sakit hati membuat gadis tersebut akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya.. jadi penasaran.. hehe benar kata mbak Sulis,,,blogger sapa sih yang gak senang kalau tulisannya di baca,, di komentarinn apalagi diapresiasi sampai dapat hadiah gitu^^
BalasHapus