Promise
Penulis: LalunaKia (Christina Maharani)
Penyunting: Irna Permanasari
Perancang sampul: Marcel A.W
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020387840
Cetakan pertama, 2018
272 halaman
Buntelan dari @dprihas
Masa kecil Laura dihabiskan di panti asuhan, dengan Arya sebagai sahabat satu-satunya. Ketika diadopsi dan harus meninggalkan Indonesia, Arya berjanji akan kembali ke panti untuk menjemput dan menikahi Laura saat dewasa kelak.
Seiring waktu berlalu, banyak keluarga yang juga ingin mengadopsi Laura, tapi ditolaknya. Gadis itu bertahan tinggal di panti sembari bekerja untuk membiayai kuliahnya. Dan… tetap menunggu Arya kembali.
Namun, kehadiran Daniel, putra pemilik perusahaan tempat Laura bekerja, membuat gadis itu kelimpungan. Sikap Daniel yang arogan berhasil mengguncang dunia Laura yang tenang, mengisi seluruh sudut pikirannya. Pria itu mampu mengalihkan ingatan Laura terhadap janji Arya.
Hingga pada satu titik, Laura bertanya-tanya: Haruskah ia tetap menunggu janji Arya atau menerima cinta dari pria lain untuk pertama kalinya?
Selepas kepergian kedua orangtuanya akibat kecelakaan, Laura tinggal di panti asuhan karena tidak memiliki sanak saudara lain. Laura kecil sangat pemalu, dia jarang keluar kamar, dia sering diolok dibuang oleh ayah ibunya, sehingga tidak memiliki teman. Sampai suatu ketika Arya, anak panti lainnya mengulurkan tangan, menemani hari-harinya, membuatnya betah dan bahagia. Menyemangati kalau Laura jauh lebih beruntung, pernah menggenal orangtuanya, sedangkan Arya tidak tahu asal usulnya.
Kebahagiaan tidak berlangsung lama, ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi Arya. Arya berjanji akan selalu mengunjungi Laura, walau beda sekolah. Namun, mereka harus berpisah karena keluarga baru Arya akan pindah, jauh dari panti, dan Arya berjanji ketika mereka dewasa nanti, dia akan menjemput Laura dan melamarnya. Sampai Laura dewasa, Arya tidak kunjung datang, dia menolak berbagai tawaran untuk diadopsi, dia tidak ingin Arya kehilangan jejaknya, dia setia menunggu di panti.
Perasaan Laura mulai goyah ketika atasan barunya di tempat kerja yang angkuh, tanpa lelah mendobrak pertahanan hatinya. Berbagai paksaan, perhatian, bahkan pengorbanan membuat Laura mempertanyakan kembali perasaanya, apakah dia mulai melupakan Arya, atau justru takluk pada pesona tampan Daniel?
Buku kedua yang dibaca bareng buddy read mbak Desty, ketika saya baru nyicipin prolognya, dia sudah selesai aja dan curhat bukunya bikin emosi, hahaha. Setelah saya buktikan sendiri, buku ini memang punya aura Fifty Shades di mana tokoh cowoknya pemaksa banget, tipe alfa male, minus adegan 'kekerasannya', ya, hahaha. Tokoh ceweknya agak ngeselin juga, untungnya nggak tipe yang lemah banget, dalam artian nggak nurut aja, untung aja keras kepala. Selain itu banyak adegan sinetron, seperti hilang ingatan, saya agak sensitif kalau soal ini, udah negatif aja pikirannya XD.
Untungnya, walau terkesan cheesy banget, saya cukup menikmati. Pertama saya suka premisnya, di luar hilang ingatan. Saya bisa merasakan emosi Daniel, bagaimana dia mencintai Laura, dan yang penting karakternya konsisten sampai akhir, tipe songong dan pemaksa. Berbanding terbalik dengan Arya kalau menurut saya, ya maklum juga sih, terlebih melihat perjaungan dia, tapi agak drastis aja perubahannya. Sempat bikin goyah saya harus mendukung yang mana, hahaha.
Kekurangan lain masih ada beberapa typo, terlebih di halaman 55, perpindahan adegannya nggak mulus, saya harus ngecek dan baca beberapa kali agar paham, entah memang kesalahan atau seperti itu, yang jelas sempat bikin saya bingung. Seperti ini:
Untungnya, walau terkesan cheesy banget, saya cukup menikmati. Pertama saya suka premisnya, di luar hilang ingatan. Saya bisa merasakan emosi Daniel, bagaimana dia mencintai Laura, dan yang penting karakternya konsisten sampai akhir, tipe songong dan pemaksa. Berbanding terbalik dengan Arya kalau menurut saya, ya maklum juga sih, terlebih melihat perjaungan dia, tapi agak drastis aja perubahannya. Sempat bikin goyah saya harus mendukung yang mana, hahaha.
Kekurangan lain masih ada beberapa typo, terlebih di halaman 55, perpindahan adegannya nggak mulus, saya harus ngecek dan baca beberapa kali agar paham, entah memang kesalahan atau seperti itu, yang jelas sempat bikin saya bingung. Seperti ini:
Seakan mengetahui isi pikiran gadis di hadapannya, Daniel buru-buru menambahkan, "Bukankah aku sudah berjanji akan membiarkan kamu hidup sendiri?" Tangannya menyentuh tangan Laura di meja membuat gadis itu hampir tersentak kaget. "Percayalah."Di bagian selanjutnya memang bisa dipahami karena adegan berganti flashback, jadi kurang mulus saja perpindahannya. Selebihnya tidak terlalu buruk, ceritanya khas Amore, jadi bisa ditebak dengan mudah bagaimana penyelesaiannya. Kalau kalian nyari bacaan 'pure' romance, buku ini boleh dicicipi, sambil minum es saja biar kepala dingin, siapa tahu nggak kuat dengan aspek sinetronnya, kalau tidak masalah, ditemani cemilan juga boleh :p
"Berikan itu padaku!"
Dengan marah Daniel merebut buku dari anak lelaki di hadapannya, membuat si anak tidak berdaya, hingga terpaksa memberikan buku barunya. Wanita muda melihatnya dan menghampiri mereka berdua."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*