Selasa, 22 Januari 2019

Jurnal Jo 2: Online by Ken Terate | Book Review

Jurnal Jo 2: Online (Jurnal Jo #2)
Penulis: Ken Terate
Ilustrasi sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 97886020306308
Cetakan keempat, 7 Januari 2019
232 halaman
Buntelan dari @ken_terate
Jo Wilisgiri kembali lagi! Kali ini kehidupan masa SMP-nya heboh dengan... nggak lain dan nggak bukan... Facebook! Gimana nggak? Sekarang rasanya dia dan sahabatnya lebih sering ngobrol via chatting dan FB daripada mengobrol real time di dunia nyata. Belum lagi ayahnya yang guru bahasa Jawa mau ikut-ikutan buka akun FB pula!

Eh, tapi kehidupan dunia nyata Jo juga masih heboh kok. Misalnya saat dia dan Nadine tiba-tiba ditunjuk jadi ketua kegiatan sosial di kelasnya. Waduh, susah banget kan mesti kerja sama kalau di FB saja mereka musuhan?

Belum lagi Rajiv yang rajin meminjamkan ini-itu pada Jo. Mulai dari raket bulu tangkis, sampai ke HP. Jangan-jangan Rajiv suka sama Jo, lagi. Tapi, Jo naksir Rajiv nggak ya?

Hah, mau di dunia nyata mau di dunia maya, hidup Jo sama ribetnya!
Menyebalkan. Itulah perasaan yang Jo alami selama menjadi remaja, selain mengerikan pastinya. Nilai rapor Jo yang lumayan bagus tidak dipedulikan orangtuanya, boro-boro mendapatkan HP seperti sahabatnya Sally, nilainya dianggap biasa saja. Jo berharap liburannya nggak pernah berakhir, tidak ada hal yang baru dia dapatkan, dia tidak pernah bisa pamer ke teman-temannya. Namun, untungnya Jo punya teman baik hati, Rajiv, cowok keturunan India tersebut tidak hanya meminjami Jo raket bulu tangkis, tapi juga HP! Jo akhirnya bisa chatting dan update status di facebook.

Pasca liburan, selain perang gadget, Sally, sahabat setia Jo sejak SD ingin memberi nama pada geng mereka, setelah didepak dari geng-nya Nadine, Sakura Girlz, dia tidak mau kalah. Tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Jo, Nabila dan Fitri, nasib menjadi orang nggak keren terima saja. Oh ya, akhirnya Jo dan adik-adiknya diberi hadiah oleh ayah mereka, komputer dan memasang internet! Namun, ayah Jo juga berniat membuat facebook, Jo terancam dimata-matai oleh ayahnya sendiri di dunia maya.

Di semester baru ini juga, Jo dan teman-temannya diwajibkan mengikuti kegiatan 'Mari Peduli', setiap kelas harus berbuat kebaikan untuk sesama, nantinya akan dinilai dan dilombakan. Sayangnya nggak ada yang antusias dengan kegiatan ini. Ketika diminta memberikan saran masing-masing, ide Jo ternyata melengkapi ide Nadine, mereka pun ditunjuk oleh siswa lain sebagai ketua, padahal mereka aja yang malas dan ingin kegiatan ini diselesaikan orang lain.

Barang pinjaman Rajiv ternyata menjadi masalah. Kata ibu-nya Jo, kita nggak pernah tahu apa motivasi seseorang meminjamkan atau memberi barang, suatu saat akan ditagih. Cukup meresahkan Jo, apakah Rajiv menghendaki... keperawanan Jo? LOL.
Ingat, internet = selamanya. Jadi jangan pernah memasang foto atau video yang nggak senonoh. Biarpun kamu hapus kemudian, bisa jadi sudah ada yang mengunduhnya. Dapat dikatakan sekali kamu gabung di internet, semua tingkah lakumu bakal terekam di sana SELAMANYA.
Jo ini pikirannya memang aneh-aneh, terlalu polos dan bikin ngakak. Sally juga makin absurd aja, dia memang potret remaja alay, sih, contohnya nulis sms atau chatting dengan hufur besar kecil, bikin penggiat KBBI darah tinggi, bikin yang baca pengen jedukin kepala ke tembok saking puyengnya pas baca XD. Di buku kedua ini, sesuai judulnya Online, merujuk pada internet, dan penulis mengambil contoh gampang karena hampir tiap orang pasti memiliki, facebook.

Internet memang ada positif dan negatifnya, tergantung penggunaan. Lewat internet, kita bisa mendapatkan segala informasi, tapi lewat internet juga, kita bisa berteman dengan segala macam manusia, mulai dari yang hanya iseng dengan alter ego lain sampai berujung penipuan. Intinya, kita harus lebih berhati-hati menggunakan, jangan gampang percaya, terlebih kita belum pernah ketemu langsung dengan orangnya. Kadang ada istilah yang disisipkan penulis di akhir bab yang berhubungan dengan teknologi, dan ada tips berinternet dengan aman juga.

Masih khas remaja, penulis mengambil contoh permasalahan yang sangat dekat dengan keseharian anak sekolah. Misal ketika ada kegiatan kelompok, banyak yang lepas tangan, banyak yang ngikut saja, padahal kalau dikerjakan bersama-sama akan terasa lebih mudah dan cepat selesai. Ada juga perang status di media sosial, saling sindir ketika mengalami cek cok.

Selain kisah masa remaja Jo yang penuh warna, yang paling saya suka dari series ini adalah, penulis selalu menyisipkan pesan moral. Misalkan di buku pertama, Jurnal Jo, lewat kegiatan tim sosial, sedangkan di buku ini lewat kegiatan 'Mari Peduli'. Tidak hanya satu anggota dengan orang-orang yang menjadi musuh kita, Jo memilih orang-orang yang dipandang sebelah mata, tapi sebenarnya mereka punya keahlian di bidangnya.

Dan tentang memberi tidak harus pamrih, kadang ada orang yang benar-benar tulus memberi, tanpa menginginkan imbalan atau ada niat terselubung. Jadi jangan sering berpikir macam-macam kayak Jo, hahaha. Saya masih suka interaksi antara Jo dan Rajiv, sangat menenangkan, Rajiv adalah orang yang selalu dimintai pendapat kalau Jo tidak memiliki jalan keluar akan permasalahan yang sedang dia hadapi, dan jawaban Rajiv selalu bijak.

Jurnal Jo 2: Online tetap saya rekomendasikan bagi kalian yang mencari bacaan remaja yang menyegarkan dan menyenangkan, yang dekat dengan keseharian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...