Senin, 28 Maret 2016

Tanya Penulis: Arini Putri Tentang Come Back To Me | Blog Tour


Hai halooo, jumpa lagi dengan blog tour Peri Hutan x Twigora, hehehe. Kali ini saya akan membahas tentang buku baru yang diterbitkan oleh Twigora selain karya dari Christian Simamora, Come Back To Me karya Arini Putri, sekaligus menjadikan dia sebagai penulis kedua di penerbit tersebut. Semoga nanti semakin banyak penulis yang bernaung di Twigora ya :D.

Come Back To Me menjadi buku Arini Putri keempat yang saya baca, sebelumnya saya sudah mencicipi Rain Over Me, Goodbye Happiness, dan Kekasih, belum kesampaian membaca See You Again. Dari pengalaman mengikuti tulisan penulis yang berasal dari Solo ini -dan pernah ketemu langsung, saya mendapati peningkatan yang cukup bagus, saya semakin menyukai tulisannya. Kaya akan deskripsi dan karakter yang dia ciptakan kuat, terlebih emosi para tokohnya bisa tersampaikan dengan baik, saya sampai mrebes mili baca buku tentang tukang kayu dan pembuat kue ini.

Untuk penjelasan lengkap mengenai cerita Come Back To Me bisa kalian baca pada postingan berikutnya, saya akan mengupas dalam postingan resensi. Nah, pada bagian ini saya akan mengulik tentang Come Back To Me, penasaran apa saja yang saya tanyakan? Silahkan disimak :D

1. Kenapa memilih Twigora sebagai rumah barunya? Apa beda Come Back To Me dengan buku-buku sebelumnya?

Kerja sama dengan Twigora berawal dari tawaran Bang Ino (Christian Simamora). Karena memang sudah pernah bekerja sama dengan Abang dan bahkan bisa dibilang Abang yang banyak membimbing aku saat pertama kali masuk ke dunia tulis-menulis ini, jadi aku langsung mengambil kesempatan menulis di Twigora. Rasanya kangen kerja sama bareng Bang Ino. ^^

Di banding novel-novel sebelumnya, aku rasa Come Back to Me punya aura yang lebih dewasa karena banyak situasi yang aku gambarkan lewat pemikiran seorang Arini yang sudah 20 tahun lebih, bukan lagi remaja, bukan lagi anak kuliahan. Ada banyak pemikiranku dari masalah-masalah kecil yang aku hadapi yang aku selipkan di novel ini. Dan aku mengungkapkannya dengan cukup jujur di novel ini.

2. Tokoh Senna memiliki keterbatasan fisik, yaitu tuna netra, dan kalau tidak salah dia adalah Blind Baker. Dari mana idenya kok bisa kepikiran karakter unik tersebut? Tantangannya sendiri apa saja?

Ide itu muncul setelah Bang Ino ngasih referensi film klasik, City Lights. Tapi untuk sosok Senna secara utuh, dia termasuk karakter yang muncul begitu saja di kepala aku tanpa aku harus cari-cari inspirasi dulu. Mungkin karena salah satu hobi aku memang baking, jadi muncul begitu saja di kepalaku Senna yang sedang memanggang kue di dapur sambil tersenyum. Tapi saat mematangkan karakter, Bang Ino sempat mengirimkan artikel tentang seorang blind baker, Amy Berg sebagai bahan referensi aku.

Tantangan paling sulit menurutku saat aku mesti membatasi deskripsi indera pengelihatan saat menulis tentang Senna. Percaya, deh, menulisnya butuh perjuangan hehehe. Karena di novel sebelumnya deskripsi lewat mata itu yang paling sering aku pakai. Untuk membiasakan diri, aku sempet sering-sering tutup mata dan mencoba menangkap apa yang terjadi di sekitarku tanpa melihat. Menurutku itu salah satu pengalaman menulis yang seru dan aku banyak belajar dari situ. ^^

3. Ced adalah seorang Furniture Designer, riset apa saja yang dilakukan untuk membuat karakternya menjadi hidup? Untuk selanjutnya adakah profesi lain yang menarik untuk dilirik lagi?

Sebenarnya, aku lebih suka menyebut Ced ini carpenter alias tukang kayu hehehe. Ced memang suka mendesain furnitur, tapi dia enggak punya background pendidikan furniture design. Dia belajar lewat pengalamannya merangkai furnitur sendiri bareng Paman Widi. Jadi untuk risetnya, aku lebih banyak lihat video proses pembuatan furnitur. Aku perhatiin cara motongnya, merangkainya, dan lain-lain sampai menjadi furnitur.

Untuk profesi lain, walaupun belum benar-benar ditulis tapi aku tertarik profesi Imagineer. Ada yang pernah dengar profesi itu? Mereka yang mendesain wahana di Disney Theme Park. Semoga suatu saat aku bisa benar-benar menuliskannya, ya. ^^

4. Banyak yang bilang Come Back To Me cukup menguras air mata, kasih tips dong kak bagaimana caranya agar pembaca mudah merasakan emosi para tokohnya, mudah menangkap pesan dari cerita yang kita tulis :)

Aku selalu menjadikan diriku sendiri sebagai patokan pertama. Jadi aku orang pertama yang harus merasakan emosi para tokohku. Karena bagiku, kalau aku aja enggak bisa ngerasain, gimana caranya pembaca bisa? Makanya setiap nulis aku harus benar-benar masuk ke karakter mereka, walaupun menggunakan sudut pandang orang ketiga sekali pun. Biasanya aku banyak mendengarkan lagu yang bisa membangun suasana, bahkan sampai aku cari yang suara penyanyinya cocok dengan karakter tokoh di novelku. Aku juga sering-sering membayangkan berada di posisi tokohku, supaya benar-benar paham pemikiran dan perasaan mereka. Sering-sering berlatih seperti itu juga bisa mengembangkan kemampuan berempati kita, lho. ^^

5. Kapan dan di mana kakak biasa menulis? Boleh mengintip *meja kerja-nya'? (Beserta foto kalau boleh :p). Ada tips agar produktif menulis?

Hehehe jujur, aku enggak punya meja kerja, lho. Aku bukan tipe orang bisa bekerja di meja. Tempat favorit aku untuk menulis adalah di pojok kamar. Duduk di lantai dan bersembunyi di dekat pintu kamar. Sounds weird, right? :p Untuk produktif, kayaknya enggak ada cara lain selain rajin menulis tiap hari. Walaupun sedikit-sedikit, tapi rutin. Dan jangan lupa rajin mencatat ide yang muncul sesegera mungkin. Jadi ketika kita butuh, tinggal kita pilih dari ide-ide yang ada. ^^
Dalam Come Back To Me yang paling membuat saya penasaran adalah karakter tokoh utama dan profesinya, sehingga menjadi pertanyaan utama dalam sesi Tanya Penulis kali ini. Ketika membuat pertanyaan di atas saya belum membaca Come Back To Me, saya mencari bahan pertanyaan di blog penulis, membaca tentang Ced dan Senna, saya sangat tertarik dengan mereka berdua. Saya juga sedikit meminta tips dari penulis, siapa tahu bisa bermanfaat buat penulis dan pembaca yang lain.

Semoga pertanyaan di atas bisa mewakili rasa penasaran teman-teman. Untuk pertanyaan lainnya kalian bisa membaca postingan host blog yang lain, berikut jadwal lengkapnya:

21 Maret Mellisa Assa >> www.mishapink.blogspot.com
22 Maret Athaya Irf >> http://theboochconsultant.blogspot.co.id
23 Maret Martina Sugondo >> http://glasses-and-tea.blogspot.co.id/
24 Maret Anastasia Cynthia Tanawi >> https://janebookienary.wordpress.com/
25 Maret Ratnani Latifah >> http://tulisanelratnakazuhana.blogspot.co.id/
26 Maret Asri Rahayu MS >> http://peekthebook.blogspot.co.id/
27 Maret Intan Novriza Kamala Sari >> http://www.ketimpukbuku.com/
28 Maret Sri Sulistyowati >> http://www.kubikelromance.com/
29 Maret Luckty Giyan Sukarno >> https://luckty.wordpress.com/
30 Maret Dedul Faithful >> http://dedul-faithful.blogspot.co.id/

Seperti biasa, bakalan ada tiga postingan, setelah Tanya Penulis, berikutnya bakalan ada Resensi dan #KuisBuku Come Back To Me yang masing-masing berjarak tiga jam. Pantengin terus ya :D



Tentang Penulis:

ARINI PUTRI
Lahir di Surabaya, 22 Juli 1991. Lulusan Psikologi Universitas Gadjah Mada. Pengagum J.K. Rowling, Lemony Snicket, dan mulai menikmati karya Banana Yoshimoto. Seperti Senna, Arini menikmati baking yang baginya therapeutic. Punya ketertarikan yang aneh pada lagu lawas Korea. Diam-diam berharap bisa bernyanyi semerdu Kim Taeyeon dan Lea Salonga. Saat ini, masih sibuk menulis novel dan mempelajari bahasa Korea.

Twitter : @arin_ni
Blog : ariniputri.wordpress.com
IG : arinputri
E-mail : ajengarini.putri@gmail.com


38 komentar:

  1. Wohooo, aku pun mrebes mili baca novel ini kak Sulis.
    Novel kak Arini yang lain wajib masuk wishlist :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tossss, coba deh baca Bodbye Happiness, aku juga suka :)

      Hapus
  2. Kisah dalam novel ini terbilang cukup sederhana sehingga konflik di dalam cerita kurang terasa. Namun, Arini Putri mampu menutupi kekurangan tersebut dengan menghadirkan para tokoh yang hidup. Saya bisa ikut merasakan perasaan Ced yang harus kehilangan impiannya selama ini.

    Tidak mudah meraih impian, karena di setiap usahanya kita juga harus siap terluka oleh perasaan kecewa. Namun saya salut kepada Ced yang tidak merasakan perasaan tersebut ketika harus melepaskan mimpinya. Cinta memang bisa mengubah seluruh kehidupan seseorang sampai ke akar-akarnya.. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya, terkadang kita harus mengalah untuk kebahagiaan orang yang kita sayangi :)

      Hapus
  3. "Tantangan paling sulit menurutku saat aku mesti membatasi deskripsi indera pengelihatan saat menulis tentang Senna"

    Aku yakin butuh perjuangan berat untuk memahami karakter satu ini ^^ Soalnya kalau ada aktor atau aktris berperan jadi buta, itu masih terasa pura-puranya. Nah gimana kalau dalam bentuk tulisan ya? Semua dituang dalam bentuk bahasa tulisan yang akan mempengaruhi kuat atau tidaknya karakter tersebut.

    aku juga suka pemilihan profesi buat Ced, cowok bingits dan Senna yang pembuat kue. Rasanya cocok satu sama lain, yang satu cowok banget, yang satu cewek banget hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau baca feelnya lebih dapet, jadi yang bacapun juga ikut merasakan kondisi karakter yang buta tadi :)

      Hapus
  4. Tanya penulis ini bikin aku makin penasaran dengan keseluruhan cerita Come Back to Me. Proses kak Arini dalam menulis di mana dia sampai mempelajari video proses pembuatan furnitur, tentunya akan membuat cerita ini lebih realistis karena sedikit banyak kak Arini pasti bisa mendeskripsikan pekerjaan Ced dengan lebih nyata.
    Termasuk kesulitan kak Arini yang harus membatasi deskripsi indera penglihatan, juga membuat aku semakin penasaran dengan cerita ini, bagaimana kak Arini dapat mengeksekusi karakter Senna yang tuna netra.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Deskripsinya detail banget jadi emosi dan gerak gerik para tokohnya terasa banget :)

      Hapus
  5. Berkali-kali baca review dan tanya penulis, ga bosen. Aku sudah jatuh cinta sama Ced & Senna sejak awal aku baca reviewnya. Walau baca sekilas bukan dari bukunya langsung, karakter mereka bener-bener hidup. Bener banget buat pertanyaan dan jawaban no. 4, cerita yang ga memenuhi kriteria tersebut akan membuat bacaan jadi mudah dilupakan. Ceritanya mengharukan dan aku suka banget :) :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karakterisasi para tokohnya emang penting banget, karakter di buku ini kuat sehingga emosi mereka juga tersalurkan dengan baik ke pembaca :)

      Hapus
  6. Aku nggak nynangka Kak Arin punya kebiasaan menulis yang lumayan aneh begitu. Tapi, memang setiap orang berbeda-beda sih, kadang aku nulis sambil tiduran dan dalam keadaan gelap, entah dengan alasan apa.
    Omong-omong, Kak Arin aku kepo nih sama Ced, semoga aku beruntung dapetin Ced :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah unik juga ya kebiasaan kamu, tapi apa ya bisa nulis kalo gelap-gelapan? XD

      Hapus
  7. Waktu baca review, kok aku nggak nangkap ya kalo kerjaannya si Ced adalah Furniture Design? Malah baru taunya setelah baca tanya jawab ini *ketahuan deh nggak fokus baca review ^^v
    Aku pikir, nggak ada tempat untuk mencurahkan ide desain furniture sesuai keinginan kita. Setelah tau kerjaannya Ced, aku kasih applause untuk kak Arini dalam pemilihan job tokohnya 👏👏👏 What a spesial job! Gitu deh kira-kira 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar merata di semua postingan, jadi emang tujuannya nggak hanya giveaway aja yang dibaca XD

      Hapus
  8. Ya ampun ya ampun...
    Makin cinta dgn Ced & Furniture Design-nya...
    Aku mau dong di buatin sesuatu dr Ced.. Biar romantis dan makin klepek2
    Hahahha
    *di getok Senna :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga mau, pingin dibuatin rak buku dan ranjang XD

      Hapus
  9. Ini pertama kali nya aku baca buku dari penerbit Twigora. Bahkan ini pertama kalinya berkenal sama penerbit ini. Semoga bisa membaca salah satu bukunya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terbitan Twigora yang bisa dikonsumsi para remaja XD

      Hapus
  10. Penasaran sama adik tunggal Bang Christian Simamora. Apakah akan semen'jatuh'kan kakaknya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kok sampai ke adiknya bang Ino, emang kenapa? hahaha

      Hapus
  11. Boleh nanya juga gak?
    Kira-kira kalo aku baca ini - kalo menang #kuisbuku -nya :), aku harus sediain berapa bungkus tisu?di postingan sebelah Mbak Sulis termehek-mehek gitu e :D

    BalasHapus
  12. "Untuk produktif, kayaknya enggak ada cara lain selain rajin menulis tiap hari. Walaupun sedikit-sedikit, tapi rutin. Dan jangan lupa rajin mencatat ide yang muncul sesegera mungkin. Jadi ketika kita butuh, tinggal kita pilih dari ide-ide yang ada."

    Satu lagi tips dalam menulis. thanks ilmunya mba Arini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi masukan untuk kita agar lebih produktif lagi :)

      Hapus
  13. Aku pernah sempet baca karya kak Arini yang see you again. Feelnya emang kerasa banget dan jujur aku penasaran dengan novel ini, apalagi katanya menguras air mata. Judulnya emang udah nge-feel banget! Baper gitu:3 Dan aku rasa membuat cerita dengan pemeran utama yang tuna netra itu sangat susah, pasti banyak keterbatasan penjelasan si penulis agar pembaca terbawa oleh emosi. Aaaah jadi bener-bener penasaran XD

    BalasHapus
  14. Imagineer? Jujur aku baru denger sekarang kak. Aku pikir itu bahasa gaulnya 'penghayal' atau tukang imajinasi. Apapun lah sebutannya hahaha...
    Suka disney ya kak? Boleh tuh cerita dari disney di remake di novel barunya. Ditunggu kak :)

    BalasHapus
  15. Imagineer? Jujur aku baru denger sekarang kak. Aku pikir itu bahasa gaulnya 'penghayal' atau tukang imajinasi. Apapun lah sebutannya hahaha...
    Suka disney ya kak? Boleh tuh cerita dari disney di remake di novel barunya. Ditunggu kak :)

    BalasHapus
  16. Wah! aku jadi merasa makin penasaran bagaimana Kak Arini membuat deskripsi dengan membatasi apa yang terlihat oleh mata. Bener-bener gak kebayang deh! Pasti akan membawa nuansa yang baru saat kita membaca #CBTM ini...

    Dan aku setuju banget nih sama pernyataan Ka Arini yang menjawab pertanyaan Sulis no. 4:
    "Karena bagiku, kalau aku aja enggak bisa ngerasain, gimana caranya pembaca bisa?"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jadi inget kata-katanya Raditya Dika, dia selalu membaca ulang setiap naskah yang dia tulis, kalau dia tertawa ketika membaca, berarti bukunya sudah siap untuk diterbitkan :)
      Jadi, emang harus dirasain oleh diri kita sendiri sebelum orang lain merasakannya :)

      Hapus
  17. Menurutku latar belakang pendidikan Arini juga mempengaruhi karakter para tokoh utama karena dia mengetahui bagaimana sifat dan karakteristik seseorang. Aku setuju sama Arini untuk menciptakan tokoh semakin hidup butuh sedikit praktek dan melihat langsung orang yang mengalami blind baker itu sendiri.

    Imagineer? Bukannya kita semua adalah seorang imagineer? Hehheeee Cuman beda cara pengaplikasiannya aja. Ditunggu ya karya unik selanjutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga setuju, bekal psikologi-nya mungkin sedikit membantu juga dalam membuat karakter para tokohnya :)

      Hapus
  18. Menurutku latar belakang pendidikan Arini juga mempengaruhi karakter para tokoh utama karena dia mengetahui bagaimana sifat dan karakteristik seseorang. Aku setuju sama Arini untuk menciptakan tokoh semakin hidup butuh sedikit praktek dan melihat langsung orang yang mengalami blind baker itu sendiri.

    Imagineer? Bukannya kita semua adalah seorang imagineer? Hehheeee Cuman beda cara pengaplikasiannya aja. Ditunggu ya karya unik selanjutnya.

    BalasHapus
  19. Ini pertama kalinya aku kesengsem sama penerbit twigora .gara gara kak Arini nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga nanti bisa baca buku lain terbitan Twigora ya :)

      Hapus
  20. *catat nama Amy Berg*

    Selalu penasaran sama referensi yang dipakai penulis soal karakter yang punya keterbatasan, terlebih keterbatasan di sini itu soal penglihatan.

    "Duduk di lantai dan bersembunyi di dekat pintu kamar."

    ....... ahahaha, ternyata emang penulis punya gaya nulis yang unik-unik ya. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pingin lihat sepak terjang Blind Baker di dunia nyata, pasti keren banget :D

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...