Senin, 28 Januari 2013

The Fault In Our Stars

Dear Mr. John Green yang baik



Perkenalkan saya peri_hutan. Dan apabila anda tidak bisa membaca review surat ini tanyakan saja kepada alien yang anda kenal kemudian mintalah dia untuk menerjemahkannya. Saya melihat rating untuk buku ini sangat bagus sekali, bahkan ada beberapa teman saya yang mengidolakan anda. Ketika tahu buku ini akan diterjemahkan di negara saya, saya sangat senang sekali, saya ingin membuktikan sendiri apakah buku ini memang pantas mendapatkan rating yang bagus.



Jujur saja saya lebih suka cover aslinya, simple tapi tampak indah. Sedangkan untuk versi terjemahannya..... sebenernya tidak terlalu mengecewakan, bagus malah tapi kalau bukunya untuk buku anak-anak. Buku ini bisa dibilang bukan buku anak-anak jadi saya kira covernya tidak tepat. Untuk terjemahannya, bagus, saya bisa mengerti apa yang anda tuliskan dalam bahasa saya, hanya saja seperti ada yang kurang, saya tidak bisa 'lepas' ketika membacanya, sedihnya terasa nangung. Dan yang paling saya sesali, kata teman saya yang sudah membaca buku versi asli dan terjemahannya mengatakan kalau banyak sekali bagian yang disensor, terlebih bagian 'ciuman' SANGAT DISAYANGKAN SEKALI. Saya tidak tahu apakah mengurangi esensi dari ceritanya, yang jelas kalau sebuah buku diterjemahkan saya ingin semua bagian dari yang asli itu juga turut diterjemahkan, bukannya dipotong banyak sekali. Tapi saya tetap berterima kasih karena buku ini cepat diterbitkan, yang jelas saya mengutamakan ceritanya.




Mr. Green

Sebenernya saya agak sulit untuk mengungkapkannya, biasanya saya mengategorikan buku anda ini ke dalam daftar buku yang membuat saya 'kembang-kempis'. Ceritanya tidak biasa, karakter-karakter yang anda buat out of the box, tokoh yang tidak sempurna, tetapi dari kekurangannya itu anda memperlihatkan kesempurnaan yang sesungguhnya. Dan sekarang saya tahu kenapa teman-teman saya menobatkan Augustus Waters sebagai best book boyfriends 2012, saya telat karena menunggu terjemahannya, kalau saya membaca buku ini tahun lalu pasti tambah berat saya memilih karakter cowok yang meremukkan hati saya di tahun 2012.



"Orang-orang bicara mengenai keberanian pasien kanker, dan aku tidak mengingkari keberanian itu. Aku telah disodok dan ditusuk dan diracun selama bertahun-tahun, tapi aku masih bertahan. Tapi jangan keliru, pada saat itu aku bersedia mati dengan sangat, sangat gembira."


Hazel Grace, berumur enam belas tahun dan mengidap kanker tiroid yang sudah metastasis ke paru-paru sehingga kemanapun dia pergi dia harus mengeret-ngeret tangki oksigen. Ibunya menganggap kalau Hazel mulai depresi (efek samping sekarat), selalu saja di rumah sehingga dia menginginkan Hazel bergabung dalam Support Group atau kelompok penyemangat penderita kanker yang berada di belakang gereja agar Hazel mempunyai banyak teman. Di sana dia berkenalan dengan penderita kanker lainnya dan saling memperkenalkan diri: nama, usia, diagnosis dan bagaimana kabarnya. Salah satunya adalah Isaac, cowok kerempeng berwajah muram dengan rambut pirang lurus yang menyapu sebelah matanya. Dia mengidap kanker mata yang sangat langka, sebelah matanya sudah diambil ketika masih kecil, yang selalu di tutupi dengan rambutnya. Dia menggunakan kacamata tebal yang membuat matanya tampak besar secara tidak alami, dia bercerita kalau mengalami kekambuhan bisa membuat sisa matanya dalam bahaya besar. Support Group tersebut gagal memikat Hasel, dia lebih menyukai menghabiskan waktunya untuk menonton America's Next Top Model. Tapi setelah dipaksa ibunya Hazel tidak bisa menolak.


"Aku ingin menyenangkan orangtuaku. Hanya ada satu hal di dunia ini yang lebih menyebalkan daripada mati gara-gara kanker di usia enam belas, yaitu punya anak yang mati gara-gara kanker."


Ketika dia kembali datang di pertemuan Kelompok Pendukung dia melihat seorang cowok yang selalu mengamatinya, yang ingin melakukan kontak mata dengan Hazel. Cowok itu jangkung dan kurus berotot, seksi dan menyilaukan, pandangannya tak pernah lepas dari Hazel sehingga membuat Hazel sedikit canggung. Dia adalah Augustus Waters, berusia tujuh belas tahun dan mantan penderita osteosarkoma yang sukses merenggut satu kakinya. Mereka sama-sama membuat kagum satu sama lain, Agustus kagum akan pendapat Hasel tentang 'dilupakan' dan Hazel kagum akan metafora yang dibuat Augustus. Sejak saat itu mereka menjadi teman dekat.


"Rokok tidak akan membunuhmu jika dinyalakan. Dan aku tidak pernah menyalakannya. Lihat, ini metafora: Kau meletakkan pembunuh itu persis di antara gigimu, tapi tidak memberinya kekuatan untuk melakukan pembunuhan."


Hazel merasakan Keistimewaan Kanker yang dimiliki Augustus, merasakan bagaimana Augustus menyetir mobil, mereka menonton film bersama, film yang pemeran utama wanitanya mirip Hazel, V for Vendetta, dan mereka saling bertukar buku favorit, yang sebelumnya Hazel enggan memberitahu karena dia merasa buku karya Peter Van Houten yang berjudul Kemalangan Luar Biasa sangat mempengaruhi hidupnya, tidak ingin dia bagi dengan orang lain. Kemudian Gus membarternya dengan buku Ganjaran Fajar, mereka saling bertelepon menanyakan bagaimana proges bacaan mereka.

Hazel sangat mengagumi Peter Van Houten, sangat menyukai bukunya yang menggambarkan kematian dengan jujur. Hazel berulang kali mengirim surat pada penulis tersebut untuk  menanyakan apa yang terjadi dengan tokoh lainnya karena ceritanya berasa menggantung. Peter Van Houten seorang penyendiri, mustahil ditemukan, tapi ketika Augustus mengatakan dalam teleponnya kalau dia mendapat balasan email dari asisten Van Houten, Hansel sangat bersemangat sekali. Dia langsung mengirim ulang surat untuk Van Houten, dan jawabannya adalah dia tidak bisa menjawab secara tertulis, Hansel harus menemui langsung Van Houten di rumahnya, Amsterdam. Augustus yang dari pertama bertemu sudah jatuh cinta sama Hansel langsung menawarinya pergi ke Amsterdam untuk bertemu penulis pujaannya, mengejar impian gadisnya.


"Aku jatuh cinta dengan cara yang sama seperti orang tertidur: perlahan-lahan, lalu mendadak."


Dalam perjalanan itulah Hazel menyadari kalau Augustus sangat berarti baginya.


"Aku bukan ahli matematika, tapi aku tahu ini: Ada 0,1 dan 0,12 dan 0,112 serta sekumpulan bilangan tak terhingga lainnya. Tentu aja ada serangkaian bilangan tak terhingga yang lebih besar antara 0 dan 2, atau antara 0 dan sejuta. Beberapa ketakterhinggaan lebih besar daripada ketakterhinggaan lainnya. Seorang penulis yang dulu kami sukai mengajarkan hal itu kepada kami. Ada hari, ada banyak hari, ketika aku membenci ukuran rangkaian bilangan tak terhinggaku. Aku mengingginkan lebih banyak bilangan daripada yang kemungkinan besar akan kuperoleh. Dan betapa aku menginginkan lebih banyak bilangan untuk Augustus Waters daripada yang diperolehnya. Tapi Gus, Cintaku, tidak bisa kukatakan kepadamu betapa bersyukurnya aku atas ketakterhinggaan kecil kami. Aku tidak akan menukarnya dengan seluruh dunia. Kau telah memberiku 'selamanya' di dalam hari-hari yang terbatas, dan aku berterima kasih."


Mr. Green
Sudah saya katakan di awal, sangat susah mengatakan bagaimana perasaan saya tentang cerita yang anda buat ini, saya tidak sampe menagis tersedu-sedu, nyaris, mata saya berkaca-kaca dan dada saya rasanya sesak sekali. Seandainya, seandainya, seandainya.

Ada bagian yang sangat sedih tapi anda membuatnya menjadi humor yang beraroma sarkasme, cerdas! Contohnya ketika Isaac harus kehilangan kedua matanya dan ditinggal kekasihnya, Augustus malah mempersilahkan dia menghancurkan semua piala hasil perjuangannya sebelum dia kehilangan kakinya, ketika dia masih menjadi pemain basket unggulan. Dia mempersilahkan Isaac mengobati sakit hatinya, menghancurkan semua kenangan manisnya dulu. Tapi apa yang di dapat? Dia tetap tidak menjadi lebih baik.


"Seperti itulah kepedihan," ujar Augustus, lalu dia kembali melirikku. "Kepedihan menuntut untuk dirasakan."


Yang membuat saya berkaca-kaca adalah ketika Hazel jauh-jauh ke Amsterdam mengetahui fakta tentang penulis pujaannya dan anda taulah bagian yang paling membuat pembaca anda misuh misuh atau ingin sekali melempar buku ini, rasanya sesak sekali. Dan bagian yang membuat saya tersenyum bahagia ketika Hazel menghabiskan waktu berdua saja dengan Augustus di Amsterdam.


"Dunia, bukanlah pabrik pewujud keinginan."



"Jika kau pergi ke Rijksmuseum, sesuatu yang ingin sekali kulakukan -tapi jelas kita berdua tidak bisa berjalan menyusuri sebuah museum. Tapi bagaimanapun, aku melihat-lihat koleksi museum itu online sebelum kita pergi. Seandainya kau ke sana, dan kuharap suatu hari nanti kau akan ke sana, kau akan melihat banyak lukisan orang mati. Kau akan melihat Yesus disalib, dan kau akan melihat seorang lelaki ditusuk lehernya, dan kau akan melihat orang-orang yang mati di lautan dan dalam pertempuran, dan sederet martir. Tapi Tidak. Ada. Satu pun. Anak. Penderita. Kanker. Tidak ada seorang pun yang mati akibat wabah atau cacar air atau demam kuning atau apa pun, karena tidak ada kejayaan dalam penyakit. Tidak ada makna di dalamnya. Tidak ada kehormatan di dalam kematian yang diakibatkannya."


Mr. Green
Seandainya saja Phalanxifor (molekul yang dirancang untuk melekatkan diri pada sel-sel kanker dan memperlambat pertumbuhan mereka) beneran nyata, walau tidak berhasil pada sekitar 70%, tapi obat itu berhasil membuat 30% orang yang menderita kanker bisa meraih impiannya. Seandainya.
Membaca buku ini rasanya seperti saya membaca buku Kemalangan Luar Biasa, saya ingin mengetahui kelanjutan ceritanya, apa yang akan terjadi dengan semua tokoh? Tapi saya tidak akan sampai pergi ke Indianapolis untuk menemui anda, berat di ongkos.

Yang paling saya sukai adalah bagaimana anda membuat para tokoh dengan karakter yang menajubkan, saya tidak kasihan dengan tokoh yang anda buat melihat kekurangannya mereka, saya sangat menyukai dialog-dialog cerdas yang anda buat, kadang lucu tapi kadang mengandung sindiran, mereka nampak sempurna sesuai porsinya.

Yang saya dapat ketika membaca buku anda ini adalah semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan.


"Tanpa penderitaan, kita tidak bisa mengenal kebahagiaan."
4 sayap untuk Kemalangan Luar Biasa

Dari penggemar barumu
Peri Hutan
(umur dirahasiakan)




The Fault In Our Stars

Penulis: John Green

Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno

Desain sampul: BLUEgarden

Penerbit: Qanita

ISBN: 978-602-9225-58-7

Cetakan pertama, Desember 2012

424 halaman
Harga: 49k (diskon 30% di TogaMas Solo)










14 komentar:

  1. Mr. Green..
    Membaca review eh surat di atas, saya jadi ingin membaca bukumu pula... :)

    BalasHapus
  2. ayo mbak dibaca, nggak bakalan nyesel loh :D

    BalasHapus
  3. hhmmm... buku remaja ya? *ga jadi pengen*

    btw, ente tuh kalo urusan uhuk2 aja keukeuh yg protes, hahahaha

    BalasHapus
  4. nice review mbak =)
    baru beli buku ini tadi ^_^/

    BalasHapus
  5. Aku juga suka cover aslinya.. >,<

    Baru beli juga nih buku. Jadi pengen baca versi ini dan inggrisnya deh..

    BalasHapus
  6. @mei semoga kamu suka juga sama bukunya :)
    @tika iya, bagusan cover aslinya, jauh

    BalasHapus
  7. hai Peri Hutan, thanks yaaa udah sharing kesukaan kamu sama buku ini... dan ikutan giveaway-ku... :D

    aku udah baca versi Inggrisnya, aku suka buku ini, tapi buku ini bikin aku sedih, dan aku tipe orang yang kebawa suasana buku... mood sedihnya berasa sampai beberapa hari setelah selesai baca bukunya... I just can't accept that Augustus is died... gak terima aja gitu... T_T
    ihiks!

    anyway... ditunggu pengumumannya yaaa... ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh spoiler, oke mbak semoga menang #ngarep :))

      Hapus
    2. ooppss... salah komen yaaa... maaaaff... abis berasa sama2 udah baca XD

      Hapus
  8. Pertamanya aku bingung loh dengan judul dan ceritanya. Kan judulnya The Fault In Our Stars tapi ceritanya ttg penderita kanker. Tapi setelah baca selanjutnya baru tau klo the fault in our stars itu ada di dalam surat Mr. Green

    BalasHapus
  9. Hiks siap2 banjir air mata... T T

    BalasHapus
  10. Belum baca dan ngga tertarik baca karena ngga mau cerita sedih2 tapi baca review sulis jadi pengen baca :) makasih ya :) masukin ini ke wish list :D

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...