Sinopsis:
“Peri hutanku yang melambai bebas, andai dapat kugapai indah
hatimu…”
Chris Hanafiah –atau lebih dikenal sebagai Prince
Christopher di sekolahnya- tidak pernah benar-benar tertarik dengan cewek
sampai ia bertemu siswi pindahan dari Tokyo, Aki.
Aki kembali ke tanah air bukan tanpa alasan, dan ia hanya
ingin menjalani hidup normal sebagai remaja. Tapi mungkinkah ‘hidup normal ala
remaja’ berarti mengesampingkan fall-in-love
stuff, apalagi kalau dirinya malah berhadapan dengan seorang Hanafiah muda
yang memiliki moto ‘I get what I see?”
Kini mereka bertemu, dan konflik batin di masing-masing anak
muda ini kian bergolak. Saat Chris jatuh cinta setengah mati kepadanya, Aki
malah terus menolaknya….dengan sengaja.
Namun, apapun hidden
agenda yang Aki miliki, Chris bertekad akan mengungkapnya…
Kianti, cewek itu hampir menyihir semua cowok yang ada di
sekolahnya, tak terkecuali Christoper Hanafiah. Chris juga terhipnotis akan
pesona yang dimiliki Aki, energik, misterius. He gets what he sees, Chris langsung menembak Aki ketika mereka
pertama kali bertemu, kaget, tetapi Aki menangapinya dengan kalem dan
mengatakan tidak. Seperti tertampar, Chris selalu mendapatkan apa yang ia
inginkan dan ketika pertama kali ditolak, oleh cewek pula, dia tidak menyerah.
Chris selalu mendekati Aki, Aki pun tidak menjauh, karena dia suka berteman
dengan siapa saja, tapi kalau untuk hubungan yang lebih jauh lagi…dia tidak
ingin menanggung resiko yang akan dihadapinya kelak. Kedekatan mereka
dianugrahi predikat best couple di
sekolah.
Aki tidak peduli kalau di cap lugu, bego, sok cakep ketika teman-temanya
menyanyangkan keputusannya menolak Chris, pangeran mereka, Aki hanya ingin
berteman dengan banyak orang.
Aki tidak menolak ketika di ajak kencan oleh Chris ke
festival film. Chris membatalkan acara tersebut tanpa memberitahu Aki, Chris
merasa cemburu ketika dia membaca diary Aki dan menemukan nama Kaminari Kei
yang sepertinya sangat special, Chris sakit hati karena Aki berbohong, katanya
tidak ingin mempunyai hubungan dengan siapa pun, nyatanya panggilan Aki pun
dari cowok Jepang itu. Karena kelamaan menunggu dan cemas, Aki tidak masuk
sekolah selama berhari-hari.
“Sahabat adalah jalinan perasaan antara dua orang atau lebih yang didasari keselarasan tinggi, bukan hanya karena frekuensi kebersamaannya yang tinggi.
Sinergis satu sama lain.”
Buku ini lebih cocok kalau disebut novella, bentuknya kecil
dan tipis, hanya 176 halaman saja. Berasa nangung sekali dan kalau orang Jawa
bilang cumin ‘nyelilit’. Nggak banyak yang dibicarakan karena ceritanya sendiri
emang simple banget dan mudah ketebak. Setidaknya cukup untuk membangun
karakter Chris Hanafiah.
Kesalahan fatal di buku ini adalah tentang penyakit Aki.
Banyak penulis yang mengentengkan sebuah penyakit dimasukkan ke dalam ceritanya
tanpa tahu detail dari penyakit tersebut. Mempunyai penyakit jantung dari kecil
bisa ikut cheers dan klub voli sekaligus? Hebat banget. Setahu saya, penyakit
jantung itu nggak boleh capek, itu yang paling dasar. Yeah, itulah kehebatan non fiksi, menjadikan mustahil menjadi bisa :D
Terlepas dari kekurangan tersebut, seperti yang saya katakan
di awal tadi, buku ini sukses membentuk karakter Chris yang jauh berbeda di
buku selanjutnya. Yap, akan ada lanjutannya lagi :D. Selain itu juga
digambarkan bagaimana dekatnya keluarga Hanafiah satu sama lain, darah lebih
kental dari air, Jendral!
Buku ini wajib dibaca bila kamu mengikuti seri Hanafiah,
karena apa? Lanjutannya akan ada di buku ketiga: Putri Hujan dan Ksatria Malam,
bersamaan dengan kelanjutan kisah Diaz Hanafiah dan Sisy. Nggak sabar baca kan
pastinya? :D
Oh ya, ada quote paling favorit di buku ini dan juga
mengispirasi saya :D
3 sayap untuk Imaji Terindah-nya Chris Hanafiah.“Peri hutan, karena gerak geriknya nempak begitu bebas. Tidak terkungkung oleh apapun dan siapapun. Dan sekelebat keinginan Chris saat ini adalah memilikinya. Walau ia tahu, pada cerita-cerita klasik Eropa, peri hutan adalah makhluk yang bebas, tidak untuk dimiliki. Ia adalah teman siang dan malam, serta sahabat leprechaun yang nyanyiannya akan menyejukkan hati bagi siapa pun yang mendengarnya.”
Penulis: Sitta Karina
Desain sampul: Terrant Books & Sitta Karina
Desai nisi: Sitta Karina
Penerbit: Terrant Books
ISBN: 979-3750-08-1
Cetakan pertama, 2005
176 halaman
cieee peri hutan disebut2 ^^
BalasHapusAku terinspirasi dari tulisannya Sitta Karina sebenernya 😀
HapusMba sulis makasih reviewnya ^^ mba sulis menularkan aku untuk baca karya pengarang dalam negri lebih banyak lg.... makasih mba
BalasHapusSama-sama, semoga suka ya 😀
HapusSuka dg cerita ttg persahabatan
BalasHapusAku juga suka quote ini “Sahabat adalah jalinan perasaan antara dua orang atau lebih yang didasari keselarasan tinggi, bukan hanya karena frekuensi kebersamaannya yang tinggi".
Karena dekat dengan realitas kita, makanya kisah persahabatan mudah disukai 😀
Hapus"Yeah, itulah kehebatan non fiksi, menjadikan mustahil menjadi bisa :D"
BalasHapusmungkin maksudnya fiksi, ya Lis?
Tapi iya sih...bagian itu kurang pas aja menurutku
Ah iyaaaaaa, salah nulis nanti kalo Ol pc deh diedit XD. Tapi udah ada perbaikan di versi terbaru kok 😀
Hapus