Penulis: Enid Blyton
Alih Bahasa: Djokolelono
Cover: Eric Alexander
Penerbit: Gramedia
ISBN: 978-979-22-4728-2
Cetakan kesepuluh: Juli 2010
240 halaman
Liburan berakhir, Darrell sudah tidak sabar kembali ke sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. ada murid baru mereka adalah Ellen Wilson si pencemas, Belinda Morris si pelupa seperti Irene dan sangat pandai menggambar, dan terakhir Daphne Millicent Turner yang sifatnya mirip Gwendolin, sombong, suka pamer kekayaan keluarganya.
Setiap datang ke Malory Towers, Nona Gralyng sang kepala sekolah yang berwibawa akan berkata:
Kalian akan memperoleh pelajaran banyak dari Malory Towers, jadi kuharap kalian juga mau berbuat banyak untuknya dengan menjadi salah satu murid yang berhasil. yang aku anggap murid yang berhasil adalah mereka yang bisa diandalkan oleh masyarakat sekelilingnya kelak. bagi kami kegagalan adalah mereka yang tidak berhasil mempelajari apa saja yang diajarkan di sini.
Tahun ini Sally Hop menjadi ketua kelas dan itu membuat Alice cemburu. Alasan guru tidak memilihnya karena dia suka mengejek murid yang tidak pandai, mereka seharusnya dibantu bukannya malah diejek. Walau usil Alice cerdas, cepat menyerap perlajaran, Alice lucu tapi lidahnya tajam.
Alice akan selalu dikagumi dan diirikan oleh anak lain. Tetapi ia tak akan bisa merebut rasa sayang dan persahabatan sejati dari teman-temannya. Tentang Betty, yang selama ni dekat dengannya, memang pandai juga. Tetapi dibanding Alicia, otaknya kosong, otak Alicia sungguh cermelang, dan tak pelak lagi, salah satu yang terbaik di sekolah ini. tetapi hatinya adalah salah satu yang terburuk. Sally Hop pribadinya lebih mantap, setia, berhati lembut, dan adil.
Membicarakan anak baru.
Belinda: dengan sifaynya yang pelupa dan pandai menggambar, dia mudah berteman dengan yang lain, sifat pelupanya tidak jarang membuat orang lain tertawa. nantinya dia akan bersahabat dengan Irene yang sama-sama pelupa.
Ellen: dia terlalu memikirkan pelajaran, dia bisa bersekolah di Malory Towers karena mendapat beasiswa, tdia tidak ingin menyinyiakannya, keluarganya miskin, membuat dia belajar lebih keras dan melakukan apa pun untuk tinggal kelas. Dia juga tidak punya sahabat, suka menyendiri. Jean berusaha mendekatinya, berteman dengannya.
Daphne: sifatnya mirip Gwendoline membuat mereka menjadi sahabat dekat, karena tidak ada yang mau. dia sangat cantik tidak jarang orang kagum padanya. Salah satunya adalah mary-Lou, bahkan dia sampai rela mengerjakan PR Daphne. Daphne akan sadar siapa nanti yang akan menjadi sahabat setianya.
Kegemparan apa saja di semester ini? kapur ajaib, mam'selle Dupont dan Rougier yang bersitegang dalam pemilihan pemain untuk di drama untuk pertunjukan akhir semester. Buku berisi gambar karikatur pertengkaran mereka yang dibuat oleh belinda. Ellen yang terdesak, ada pencurian di Malory Towers. Konfliknya lebih banyak dan seru.
Semua orang punya sifat baik dan buruk dan kita semua harus berusaha keras untuk menekan sifat buruk kita, dan berbuat hanya yang baik saja. Kita takkan pernah sempurna. Sekali-kali kita akan berbuat baik, sekali-sekali kita akan berbuat buruk. yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha melenyapkan perbuatan buruk kita dengan berbuat kebaikan.
Kadang saya merasa kasian dengan Gwedoline tidak pernah punya sahabat tetap, tapi sifatnya memang menyebalkan sih. Walau ngeselin, ada sifat Gwendoline yang saya suka, dia tidak mau berhutang jika uangnya habis. lebih baik mengirim surat ke ibunya dan minta dikirimi uang. Karakter mereka makin lama memang makin berkembang, seperti Darrell yang sudah lebih bisa menguasai diri, tidak meledak-ledak kalau marah. Masih ada kalimat kasar di buku ini, contohnya adalah menyebut orang dengan keledai.
Pelajaran yang dapat diambil dari buku ini adalah: jangan suka menuduh orang lain jika belum ada bukti, belajar memaafkan dan memberi kesempatan kedua.
3 sayap untuk si pelupa.