Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Anggun Prameswari
Penerbit: Mizan Fantasy
ISBN: 978-979-433-697-7
Cetakan I, April 2012
540 halaman
Selamat datang di Upacara Pemilihan. Selamat datang di hari di mana kita menghormati filosofi demokratis para leluhur kita, yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih caranya menjalani hidup di dunia ini. Pera penerus kita sekarang telah berusia enam belas tahun. Mereka berdiri di tebing kedewasaan dan sekarang mereka yang menentukan sendiri akan menjadi apa mereka nantinya. Para leluhur membagi dunia dalam lima faksi yang bertujuan untuk menghapus sifat-sifat yang dianggap bertanggung jawab atas kekacauan di dunia.
Amity: mereka yang tidak menyukai peperangan, memberikan para konselor dan perawat yang penuh pengertian. Lambangnya adalah pohon.
Erudite: mereka yang tidak menyukai ketidaktahuan, menyediakan guru-guru dan para peneliti yang pandai. Lambangnya adalah mata.
Candor: mereka yang tidak menyukai kepalsuan atau menghargai kejujuran, memberikan pemimpin vocal dan bisa dipercaya di dunia hukum. Lambangnya adalah timbangan.
Abnegation: mereka yang tidak menyukai pamrih dan egoism atau tidak mementingkan diri sendiri, memenuhi kebutuhan akan pemimpin tanpa pamrih di pemerintahan. Lambangnya adalah sepasang tangan menengadah terbuka seakan hendak menolong orang berdiri dan dihiasi lingkaran.
Dauntless: mereka yang membenci kepengecutan, mereka memberikan perlindungan. Lambangnya adalah lingkaran dengan nyala api di dalamnya.
Di faksi, kita menentukan makna, menentukan tujuan, menentukan hidup.
Beatrice Prior, tahun ini dia genap berusia enam belas tahun, usia di mana harus menentukan faksi. Bersama kakaknya, Caleb, mereka menjalani tes kecakapan, tes yang dimaksudkan untuk menilai sifat kita lebih mirip faksi yang mana. Misalnya, kalau keluarga kita berasal dari faksi Abnegation, kita cenderung akan masuk juga ke faksi tersebut, seperti sudah turun temurun, atau kita juga bisa berkhianat memilih faksi lain, sesuai minat kita sendiri tanpa memandang hasil tes kecakapan atau faksi keluarga kita. Namun, terjadi hal yang tidak biasa pada hasil tes kecakapan Beatrice, hasil tesnya tidak dapat disimpulkan. Hasil kecakapannya menunjukkan tingkat kecakapan yang seimbang antara Abnegation, Dauntless, dan Erudite. Beatrice adalah Divergent, mereka yang memiliki perbedaan.
Dilema, itulah yang dirasakan Beatrice ketika menghadiri Upacara Pemilihan. Dia tidak ingin mengecewakan keluarganya, tapi ada rasa terdalam kalau dia tidak cocok sebagai Abnegation. Dia tidak akan memilih Erudite yang membenci faksi Abnegation, dia egois, dia pemberani.
Batu abu-abu untuk Abnegation, air untuk Erudite, tanah untuk Amity, batu pijar untuk Dauntless, dan kaca untuk Candor.
Ketika gilirannya memilih, Beatrice meneteskan darah di atas batu bara berpijar, dia memilih berkhianat seperti kakaknya, dia memilih Dauntless.
Di tempat yang baru, Beatrice lahir dengan nama yang baru juga, Tris. Ternyata tidak mudah menjadi seorang Dauntless, mereka, baik Dauntless asli atau anak pindahan seperti Tris harus melalu inisiasi terlebih dahulu (eliminasi), mereka akan dirangking, hanya sepuluh besar lah yang akan menjadi seorang Dauntless, bila gagal mereka akan menjadi factionless, gelandangan, tanpa Komunitas, lebih menakutkan daripada kematian. Rangking ditentukan dari kombinasi tiga tahap, dibimbing oleh Four, salah satu Dauntless yang akan mengawasi dan membimbing latihan mereka, juga tidak ketinggalan salah satu pemimpin Dauntless yang bertangan dingin, Eric. Pertama adalah latihan pertarungan, mereka harus mengalahkan teman seperjuangan, di sini Dauntless asli dipisah dengan anak pindahan, agar tidak terjadi kesenjangan karena Dauntless asli dari kecil sudah dididik untuk bertarung. Siapa yang paling sering mengalahkan lawan, dia akan berada di rangking pertama. Kedua adalah tahap simulasi, melatih mengendalikan emosi di tengah situasi yang menakutkan. Dan yang terakhir adalah ujian akhir: Ruang Ketakutan. Pada tahap kedua, mereka menyimpan data tentang ketakutan terburuk, baru kemudian di tahap terakhir ini mereka mengolahnya lebih spesifik, mereka mencari berapa jumlah ketakutan yang dimiliki peserta baru kemudian mengendalikannya baik emosi dan kemampuan fisik yang dipelajari di tahap pertama dengan penguasaan mental yang dipelajari di tahap kedua. Jadi, tahap pertama dan kedua akan berperan penting di tahap terakhir ini.
Selain beradaptasi dengan kebrutalan faksi Dauntless yang dianggap suatu kemberanian, Beatrice harus menyembunyikan Divergent-nya karena ada orang-orang yang bertujuan melenyapkan mereka, selain itu juga dia harus mencegah pemberontakan salah satu faksi dengan menggunakan kekuatan Dauntless untuk menghancurkan mantan faksinya, faksi di mana keluarga yang dikhianatinya tinggal, Abnegation.
Sukaaaaaaaa banget. Yang membuat saya menunggu-nunggu buku ini terbit adalah dystopia-nya, ide buku ini.
Dunia terbagi menjadi lima faksi dan kita akan masuk ke salah satu faksi tersebut. “Mereka berdiri di tebing kedewasaan dan sekarang mereka yang menentukan sendiri akan menjadi apa mereka nantinya”. Menentukan sendiri akan menjadi apa mereka nantinya, kalimat yang perlu digaris bawahi. Berarti Beatrice bebas memilih kan? Lalu kenapa sewaktu Beatrice memilih Dauntless, faksi yang tidak sama dianut oleh keluarganya dia di anggap penghianat? Dan jika gagal melalui proses inisiasi dia tidak bisa kembali ke faksi lamanya dan menjadi seorang factionless? Sepertinya makna kebebasan hidup harus dikaji lagi. Itulah inti buku ini.
Kedamaian itu penuh batasan; inilah kebebasan.
Saya sangat suka karakter Beatrice, kebingungan, dilemma dia di awal cerita tergambar jelas. Bagaimana dia memikirkan kalau dia tidak cocok seperti keluarganya, dia lebih membangkang tapi terbungkam dengan aturan tanpa pamrih yang dari kecil sudah ditanamkan. Mau tidak mau hati tetap akan menang, Beatrice sadar kalau dia egois, kadang dia mementingkan diri sendiri, dia ingin mencoba tantangan yang baru, dia tidak ingin terkungkung dengan aturan yang akan memenjarakan pilihannya, dia ingin bebas menjalani hidup tanpa batasan, maka dari itu kita akan paham kenapa Beatrice lebih memilih Dauntless daripada Abnegation.
Kupikir kita sudah membuat kesalahan. Kita semua mulai merendahkan kebaikan nilai faksi lain dalam proses pemahaman nilai kebajikan faksi kita sendiri. Aku tidak mau seperti itu. Aku mau jadi pemberani, dan tak memikirkan diri sendiri, dan pintar, dan baik, dan jujur.
Four, karakter lain yang paling saya sukai, seperti biasa kalau kalian suka membaca review saya, pasti cowok pendiam, sinis, jenius, sedikit posesif dan mengancam akan menarik perhatian saya, ahaha karena mereka biasanya tipe setia dan sangat mencintai pasangannya. Four mirip seperti itu. Yah, walau dari awal saya sudah bisa menabak identitas dia sebenarnya, tapi kejutan-kejutan yang dia berikan sangat menarik hati saya.
Bagian favorit saya tentu ketika Tris dan Four bersama, ketika mereka saling memandang, ketika mereka saling berbagi ketakutan, ketika mereka saling mencuri ciuman. Ahhh, pokoknya bagian itu lah yang terindah dan tidak sadis di buku ini. Baiklah, saya akan memberikan salah satu percakapan mereka yang paling berkesan.
“Kau berasal dari faksi apa Four?”
“Tidak p
enting,” jawabannya. Matanya tertunduk. “Inilah aku sekarang. Sosok yang akan kau ingat baik-baik.”
enting,” jawabannya. Matanya tertunduk. “Inilah aku sekarang. Sosok yang akan kau ingat baik-baik.”
Udah segitu aja, lanjutannya baca sendiri :D.
Salah dua quote yang saya sukai:
Mungkin. Mungkin kita memang harus melakukan sesuatu lebih daripada yang telah kita lakukan. Tapi, kita hanya perlu membiarkan rasa bersalah itu menjadi penginggat agar kita menjadi lebih baik.
Tapi, terkadang bukan bertarunglah yang membuat seseorang berani, tapi bagaimana kau menghadapi kematian yang pasti datang.
Sedikit kekurangan dari buku ini, bukan typo yang saya acuhkan dan terjemahan yang tidak ada masalah karena bahasanya tidak ada yang membuat saya bingung, tapi lebih ke ceritanya. Terlalu cepat ketika satu faksi itu melakukan pemberontakan, baru juga Beatrice menyelesaikan ujian, tiba-tiba saja cerita menjadi seperti itu, Boom. Dan yang membuat saya agak kecewa adalah banyaknya tokoh yang meninggal yang tidak saya harapkan, huhuhu kenapa dia juga?
Cover, yeay sangat bersyukur penerbit Mizan mempertahankan cover aslinya, tidak seperti Delirium yang agak mengecewakan buat saya. Saya tahu maknanya kalau ternyata gambar lingkaran dengan api menyala itu adalah lambang Dauntless, dan saya rasa tepat. Karena buku ini memang sebagian besar bercerita tentang Dauntless. Dan saya merasa mendapat sedikit bocoran dengan cover buku kedua, yaitu melambangkan pohon, bisa menebak akan kemana Beatrice? ;p
5 sayap untuk berani, tanpa pamrih, pintar, baik, jujur, dan beda.
NB: untuk lebih mengenal penulisnya, silahkan mampir ke http://veronicarothbooks.blogspot.com/
waks! Kayaknya buku ini memang keren banget! Harus baca, harus punya, harus menang undian #eh
BalasHapusharus baca, harus punya :)
BalasHapushahaha....jd makin penasaran sama buku ini.Mudah2an menang giveaway #gakmodal
BalasHapushahaha, awalnya ak juga ngarep dapet buntelan tapi nggak sabar pengen baca :)
BalasHapusSuka juga sama buku ini, cuma rasanya di beberapa degan ada yang mirip2 dengan scene buku 2 lain seperti Harry Potter (bagian milih fraction--mirip penentuan asrama oleh Sorting Hat), adegan naik ban raksasa mirip Katniss yang naik pohon utk menyelamatakan diri, dan bagian capture the flag (bahasa indonya apa ya?) mirip satu adegan utama di Percy Jackson. Apa cuma perasaanku saja ya? Tapi tetep bintang 4 kok
BalasHapusyap, aku juga berpendapat kalau pemilhan fraksi itu mirip penentuan asrama di HarPot, cuman yg mirip Hunger Games yg mana ya mb? perasaan g ada naik ban besar, setauku naik kereta yang berjalan, dan yg mirip Percy Jacson itu ak g tau soalnya belum pernah baca seri itu :)
BalasHapusban besar itu namanya Ferris Wheel, diterjemahkan apa ya dalam bahasa indo-nya? Percy Jackson, kereeeennnnn.. ayo bacaaaa... *panas2i Sulis* hehehe
BalasHapuswaduh apa ya? hahaha lupa, apa yg tebih itu ya? soalnya kalau ban besar kayaknya g ada di terjemahan mb :)hmmmm, cari pinjaman aja deh kalau pengen baca, hehehe
BalasHapusYang aku suka dr dystopia adalah pada awalnya selalu berawal dari niat menciptakan tatanan dunia yg lebih baik. Sayangnya selalu mengarah ke kegagalan krn human nature itu sulit untuk dikekang, baik sisi baik maupun buruk. Makanya buku dystopia dengan ide paling brilian sekaligus menakutkan adalah Brave New World menurutku. Coba deh dibaca!! :)
BalasHapus*langsung masukin wishlist* :)
HapusGambar pohon ituuuuh... Amity. :p
BalasHapusyap :p
Hapuspenasaran sekali sama buku satu ini... kayaknya sih emang bagus ya :D
BalasHapusrecommended banget pokonya, dystopia favoritku :)
HapusPenasaran dg film ini
BalasHapusKapan yah dirilis?
Ceritanya bagus sih
tahun depan :)
Hapusseriusan taun depan?
Hapusyippiyyy
Ada mirip dikit sm harrry potter ya kayana. Mba.. makasih reviewnya mba.... wajib baca ni...
BalasHapuscover yang baru sudah berubah lagi jadi cover film...
BalasHapussayang kualitas kertasnya berkurang jd lebih tipis...
Aku dapatnya yg cover film.... *menatap sedih rak buku*
BalasHapus*puk-puk* emang lebih bagus cover asli sih mbak, hehehehe, tapi berhubung bukunya udah lama juga maklum kalo susah, paling seken kalo ada
Hapus