Dunia Mara (Hanafiah #6)
Penulis: Sitta Karina
Editor: Siti Nur Andini
Desain sampul: Sitta Karina
Penerbit: Literati
ISBN: 978-602-8740-36-4
Cetakan 2, Januari 2014
190 halaman
Mara Syadiran gemas dengan doktrin hidup ideal versi ibunya: ‘lulus, cari kerja, dan menikah’. Ia ingin menjalani hidup yang berwarna dan sarat petualangan.
Sejak bertemu Reno Hanafiah, impiannya itu mewujud; hidupnya kini jadi bergejolak dan penuh kejutan.
Mungkin petualangan merupakan suratan takdir Mara selama ini.
Mungkin itu bagian dari dunianya sejak dulu.Dunia Mara adalah sebuah novella yang mengisahkan salah satu Keluarga Hanafiah—keluarga besar rekaan Sitta Karina yang lika-liku kehidupannya telah dibukukan sejak 2004 dalam Lukisan Hujan.
Asmaradana Sekartaji Syadiran atau biasa dipanggil Mara tidak ingin hidupnya dianggap seperti 'only dead fish go with the flow', petikan yang dia temukan di sebuah kedai kopi ketika sedang menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Sejak kecil dia dididik ibunya untuk menjadi perempuan yang penurut, selesai kuliah langsung kerja, menikah, punya anak dan bahagia, kehidupan yang diimpikan kebanyakan orang, bukannya malah mendalami ilmu bela diri dan menjadi seorang ahli merangkai bunga. Mara memilih jalan yang berbeda, melakukan sesuatu yang menurut ibunya tidak akan membuat dia kaya, dia bukan dead fish, dia ingin hidupnya penuh warna, dan petualangannya dimulai ketika Mara tanpa sengaja menolong Reno Hanafiah yang dikepung preman di dekat terminal dan bertemu pria misterius bernama Rig.
Semua bermula ketika Mara mencari tahu keberadaan pacarnya yang selama beberapa hari tanpa kabar, Arka. Tidak ada yang tahu keberadaan Arka, dia sama sekali tidak bisa dihubungi, salah satu teman mengatakan kalau Arka sedang berada di Thailand. Ketika ingin mengkonfirmasi ke orang tua Arka ternyata alamat yang dituju Mara palsu, tidak ada keluarga Gamala yang tinggal di sana, tidak pernah ada nama keluarga Gamala. Rig, lelaki brunette misterius yang beberapa waktu lalu menolong Mara saat kukunya patah tiba-tiba saja datang dan mengatakan kalau Arka tidak seperti yang Mara kira selama ini, Reno si playboy Hanafiah-lah yang seharusnya Mara temui untuk mengetahui siapa sebenarnya Arka.
Mara merasa jawabannya akan datang ketika peresmian Hotel Shailendra The White House yang bertema Rose Gala, sebagai ambassador Mara tentu akan mendapatkan undangan, dia yakin Arka akan datang dan tentu saja sebagai pemilik Hotel, Reno dipastikan akan ada di sana. Mara membuktikan diri kalau dia bukanlah dead fish, dunianya tidak akan pernah membosankan, penuh kelokan, penuh petualangan berbahaya. Siapa yang menyangka pencariannya membawa Mara menyingkap sedikit demi sedikit rahasia Sword's Tears dan pertemuan tiga orang pelindungnya: si pembaca mimpi, si penunjuk arah, dan dia yang mampu berkomunikasi dengan alam.
Bisa dibilang di dalam Dunia Mara penulis mengusung banyak genre, antara romance, action, mystery dan sedikit berbau fantasy. Ceritanya sendiri tidak berfokus pada kisah cinta antara Mara dan Reno, bagian tersebut hanya perkenalan, cerita di mana sang tokoh utama perempuan bertemu dengan tokoh utama lelakinya, hanya sebatas itu, belum ada konflik yang meledak. Dunia Mara menitikberatkan pada Sword's Tears, senjata mungil yang sejauh ini masih menjadi misteri, bagi pembaca setia serial Hanafiah mungkin sudah mengetahui sedikit tentang senjata tersebut, tapi untuk yang baru mengikuti serial ini, sebenarnya tidak masalah, memang baiknya membaca dari buku pertama, hanya saja cerita tentang Sword's Tears di sini lebih menyingkap tentang siapa saja yang akan menjadi pelindungnya.
Untuk konfliknya sendiri, khas sekali dengan tulisan Sitta Karina, selalu membubuhkan action di dalamnya. Kita akan menyaksikan pertempuran seru antara si baik dan si jahat di pasar apung dan distrik gelap di Bangkok, Thailand, serta tentang woman trafficking. Tak ketinggalan juga unsur fashion dan pengetahuan umum sesuai jaman yang selalu diusung penulis, jangan heran ketika membaca serial Hanafiah akan bermunculan barang branded, gosip artis terkenal dan bahasa campur aduk, tidak hanya Inggris, tapi Spanyol dan lainnya, melihat Hanafiah sendiri adalah keluarga yang hartanya sampai tujuh turunan pun tidak akan habis, kalau tanpa pernak pernik tersebut kok kayaknya bukan Hanafiah :D.
Sedangkan karakter para tokohnya sendiri, menurut saya Mara memang pasangan yang sangat pas untuk Reno yang perfeksionis. Dia mandiri, ahli bela diri, Mara tidak lemah, bahkan cenderung tomboi, tidak seperti para perempuan yang dikencani Reno selama ini, Mara tidak membutuhkan Reno, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Reno. Sedangkan untuk Reno sendiri, Reno ya Reno, karakternya masih khas sejak membaca buku pertama hanya saja porsinya lebih sedikit. Di buku ini kita akan mendapati bagaimana seorang Demon takluk pada pesona Angel :D.
Kekurangan buku ini adalah terlalu tipis, hehehe, dulu saya berharapnya akan ada tambahan dari versi cetak, tidak sama persis dengan versi cerita bersambung sewaktu terbit di majalah. Banyak yang belum terungkap, Sword's Tears baru menyentuh permukaan, saya yakin ceritanya masih panjang, tentang asal usul Mara, Rig, kakek Adens, serta tak ketinggalan Tha Black Soul. Sekali lagi, saya akan menunggu kelanjutan kisah Hanafiah ini dengan sangat sabar, bayangkan saja sejak awal kuliah sampai saya sudah kerja, saya selalu menantikannya :D
Sedangkan bagian favorit saya adalah ketika Reno hadir di mimpi Mara, memeluknya :D
3.5 sayap untuk sang florish.
Hanafiah series:
Semua bermula ketika Mara mencari tahu keberadaan pacarnya yang selama beberapa hari tanpa kabar, Arka. Tidak ada yang tahu keberadaan Arka, dia sama sekali tidak bisa dihubungi, salah satu teman mengatakan kalau Arka sedang berada di Thailand. Ketika ingin mengkonfirmasi ke orang tua Arka ternyata alamat yang dituju Mara palsu, tidak ada keluarga Gamala yang tinggal di sana, tidak pernah ada nama keluarga Gamala. Rig, lelaki brunette misterius yang beberapa waktu lalu menolong Mara saat kukunya patah tiba-tiba saja datang dan mengatakan kalau Arka tidak seperti yang Mara kira selama ini, Reno si playboy Hanafiah-lah yang seharusnya Mara temui untuk mengetahui siapa sebenarnya Arka.
Mara merasa jawabannya akan datang ketika peresmian Hotel Shailendra The White House yang bertema Rose Gala, sebagai ambassador Mara tentu akan mendapatkan undangan, dia yakin Arka akan datang dan tentu saja sebagai pemilik Hotel, Reno dipastikan akan ada di sana. Mara membuktikan diri kalau dia bukanlah dead fish, dunianya tidak akan pernah membosankan, penuh kelokan, penuh petualangan berbahaya. Siapa yang menyangka pencariannya membawa Mara menyingkap sedikit demi sedikit rahasia Sword's Tears dan pertemuan tiga orang pelindungnya: si pembaca mimpi, si penunjuk arah, dan dia yang mampu berkomunikasi dengan alam.
"Kita semua tau, Ga, untuk mewujudkan passion yang dibutuhkan adalah semangat, bukan uang."
"Hidup itu keras, namun ia dapat dijinakkan oleh hati yang bijak."Sudah tiga kali saya membaca Dunia Mara ini, ketika pertama kali diterbitkan secara bersambung di majalah GoGirl! edisi Mei-Desember 2012, ketika buku ini sampai di tangan saya untuk pertama kalinya, dan membaca ulang ketika ingin membuat reviewnya, masih saja tidak cukup, saya ingin lebih, banyak yang belum terjawab. Dunia Mara memang hanya intro untuk cerita Reno Hanafiah, masih ada hutang Tentang Seseorang yang Sitta Karina harus bayar untuk pembaca setianya, dan saya akan menantikan dengan sabar, Reno Hanafiah adalah salah satu karakter paling favorit dari saga keluarga jet set ini, dan penulisnya juga pernah bilang tidak mudah membuat cerita tentang Reno, salah satu lelaki ter-playboy dalam trah Hanafiah. Saya sendiri pun sebagai penggemar berat Reno tidak ingin ceritanya biasa saja.
Bisa dibilang di dalam Dunia Mara penulis mengusung banyak genre, antara romance, action, mystery dan sedikit berbau fantasy. Ceritanya sendiri tidak berfokus pada kisah cinta antara Mara dan Reno, bagian tersebut hanya perkenalan, cerita di mana sang tokoh utama perempuan bertemu dengan tokoh utama lelakinya, hanya sebatas itu, belum ada konflik yang meledak. Dunia Mara menitikberatkan pada Sword's Tears, senjata mungil yang sejauh ini masih menjadi misteri, bagi pembaca setia serial Hanafiah mungkin sudah mengetahui sedikit tentang senjata tersebut, tapi untuk yang baru mengikuti serial ini, sebenarnya tidak masalah, memang baiknya membaca dari buku pertama, hanya saja cerita tentang Sword's Tears di sini lebih menyingkap tentang siapa saja yang akan menjadi pelindungnya.
Untuk konfliknya sendiri, khas sekali dengan tulisan Sitta Karina, selalu membubuhkan action di dalamnya. Kita akan menyaksikan pertempuran seru antara si baik dan si jahat di pasar apung dan distrik gelap di Bangkok, Thailand, serta tentang woman trafficking. Tak ketinggalan juga unsur fashion dan pengetahuan umum sesuai jaman yang selalu diusung penulis, jangan heran ketika membaca serial Hanafiah akan bermunculan barang branded, gosip artis terkenal dan bahasa campur aduk, tidak hanya Inggris, tapi Spanyol dan lainnya, melihat Hanafiah sendiri adalah keluarga yang hartanya sampai tujuh turunan pun tidak akan habis, kalau tanpa pernak pernik tersebut kok kayaknya bukan Hanafiah :D.
Sedangkan karakter para tokohnya sendiri, menurut saya Mara memang pasangan yang sangat pas untuk Reno yang perfeksionis. Dia mandiri, ahli bela diri, Mara tidak lemah, bahkan cenderung tomboi, tidak seperti para perempuan yang dikencani Reno selama ini, Mara tidak membutuhkan Reno, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Reno. Sedangkan untuk Reno sendiri, Reno ya Reno, karakternya masih khas sejak membaca buku pertama hanya saja porsinya lebih sedikit. Di buku ini kita akan mendapati bagaimana seorang Demon takluk pada pesona Angel :D.
Kekurangan buku ini adalah terlalu tipis, hehehe, dulu saya berharapnya akan ada tambahan dari versi cetak, tidak sama persis dengan versi cerita bersambung sewaktu terbit di majalah. Banyak yang belum terungkap, Sword's Tears baru menyentuh permukaan, saya yakin ceritanya masih panjang, tentang asal usul Mara, Rig, kakek Adens, serta tak ketinggalan Tha Black Soul. Sekali lagi, saya akan menunggu kelanjutan kisah Hanafiah ini dengan sangat sabar, bayangkan saja sejak awal kuliah sampai saya sudah kerja, saya selalu menantikannya :D
Sedangkan bagian favorit saya adalah ketika Reno hadir di mimpi Mara, memeluknya :D
Mara memiringkan badannya, membenamkan kepalanya di dada Reno. Ia tidak menyadari posisi tubuhnya saat ini meringkuk seperti anak kecil dalam pelukan ibunya. Begitu tak berdaya, patut dilindungi.Bagi yang merindukan Demon-nya Hanafiah, kalian tidak boleh melewatkan Dunia Mara, bisa sebagai pelepas kangen juga. Siapa sih yang nggak suka Moreno Hanafiah? Rugi kalau nggak baca. Oh ya, Dunia Mara hadir sebelum Titanium, kabarnya akan disusul oleh Tentang Seseorang atau lanjutan Dunia Mara ini. Sehat terus ya mbak Arie, biar nulisnya lancar :D
"Aku pasti akan membawamu keluar dari sini, " Reno berkata penuh urgensi.
Reno dapat merasakan anggukan kecil kepala gadis itu dalam dekapannya.
"Teryata, Hanafiah baik -kamu memang sepupu baik, Ren..."
"Asmaradana Syadiran, aku bukan sepupu..."
3.5 sayap untuk sang florish.
Hanafiah series:
- Lukisan Hujan
- Imaji Terindah
- Pesan Dari Bintang
- Putri Hujan dan Ksatria Malam
- Seluas Langit Biru
- Dunia Mara
- Titanium
Wah keren nih buku. Coba nanti dicari ah.
BalasHapusAyo ayo dibaca :)
Hapus