Rabu, 05 Agustus 2015

The Beginning of Everything by Robyn Schneider | Book Review

The Beginning of Everything - Awal Segalanya
Penulis: Robyn Schneider
Alih bahasa: Rosemary Kesauly
Desain sampul: Yulianto Qin
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1777-9
Cetakan pertama, 2015
328 halaman
Harga: 68k (Diskon 25% di @HobbyBuku)
Ezra Faulkner, cowok paling populer di sekolah, percaya bahwa semua orang pasti akan mengalami tragedi. Begitu pun dirinya. Pada suatu malam, pengemudi ceroboh menabrak Ezra sehingga menghancurkan lutut, karier atletik, dan kehidupan sosialnya.



Saat tersingkir dari kalangan anak keren, ia berkenalan dengan Cassidy Thorpe. Gadis itu melibatkan Ezra dalam petualangan tak berkesudahan. Namun, ketika asyik dengan persahabatan dan kisah cinta baru, Ezra jadi tahu bahwa ternyata ada orang-orang yang ia salah artikan.



Akibatnya, ia sekarang berpikir: kalau kecelakaan kemarin sudah menghantam dan mengubah seluruh hidupnya, apa yang akan terjadi jika tragedi lain menyusul?


“Novel menarik tentang anak-anak cerdas yang melakukan hal-hal asyik ini akan menarik bagi pembaca John Green…”
—Booklist (starred review)

Ezra Faulkner adalah si anak emas, dulunya, sebelum kecelakaan nahas merenggut segala popularitas yang dia miliki. Anak laki-laki idaman semua gadis di sekolah, memiliki pacar paling cantik dan seksi, pemain tenis terbaik yang dimiliki Eastwood High. Sekarang semua hilang, Ezra merasa dirinya invalid, menghindari semua orang, kehilangan arah tujuan hidup setelah impian satu-satunya tidak mungkin dia wujudkan. Akibat ditabrak mobil ketika berkendara sepulang dari pesta, lututnya hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, Ezra harus berhenti bermain tenis. Kenyataan yang harus diterima Ezra, bahwa emas cepat sekali pudar.

Tahun senior yang harus dijalani Ezra berbeda dengan sebelumnya, dia tidak ingin kembali ke teman-temannya yang dulu, tidak ingin berhubungan dengan teman-teman di tim tenis. Dia tidak ingin dikasihani, tidak ingin terlihat mengenaskan di mata orang yang dulu mengaguminya. Sekarang dia hanya ingin melewatkan waktu dengan tenang, tidak ingin berteman dengan siapa-siapa, tidak ingin terlihat. Namun sewaktu dia mendaftarkan diri mengikuti ekskul pidato dan debat, karena harus memilih salah satu ekskul wajib, dia bertemu kembali dengan Toby Elicott, teman masa kecilnya yang sekarang menjadi orang nerd di sekolah, teman yang Ezra tinggalkan karena kejadian nahas yang menimpanya sewaktu kecil dulu. Toby memahami perasaan Ezra, dan bukan dia yang meninggalkan pertemanan dulu, tapi Ezra lah yang menjauh. Sekarang Toby senang Ezra akan menjadi orang asik sepeti dulu.

Di ekskul debat, Ezra bertemu dengan siswa baru di sekolah, Cassidy, cewek yang cukup misterius sekaligus sangat menyenangkan, membuat Ezra betah dengan tim debat di sekolahnya. Hubungan mereka lama kelamaan juga semakin dekat, Cassidy menawarkan petualangan seru, Ezra mulai tertarik dengan cewek tersebut. Namun, Toby memperingatkan kalau Cassidy bukanlah cewek yang tepat untuk diajak berpacaran, dia tidak terduga, dia tidak terikat, dia orang yang paling bebas, ia juara bertahan lomba debat dan belum pernah ada yang mengalahkannya kecuali di lomba terakhir dia absen datang. Ezra tetap penasaran dan ingin mengenal Cassidy lebih jauh lagi. Berkenalan denganya membuat Ezra mempunyai semangat hidup yang baru. Bahwa semua kehidupannya yang hancur bisa diperbaiki lagi.
Kehidupan setiap orang, sekalipun biasa-biasa saja, memiliki momen yang akan menjadikannya luar biasa -kejadian tidak terduga yang melahirkan sederetan pengalaman benar-benar penting.
Ada soal kimia organik yang disebut retrosintesis. Kau menerima senyawa gabungan yang tidak ada di alam, dan tugasmu adalah menelusur ke belakang, langkah demi langkah, tentang bagaimana senyawa itu bisa ada -kondisi-kondisi apa saja yang membuatnya terbentuk. Jika kau sudah selesai dan melakukannya dengan benar, persamaan itu bisa dibaca secara normal sehingga soal dan jawabannya tidak bisa dibedakan.
Aku masih beranggapan bahwa hidup semua orang, sekalipun biasa-biasa saja, akan mengalami peristiwa tragis yang akan menimbulkan serangkaian kejadian lain yang benar-benar penting. Momen tersebut adalah katalisator -langkah pertama dalam pe rsamaan tersebut. Tapi mengetahui langkah pertama tidak membawamu ke mana-mana- kejadian-kejadian berikutnyalah yang menentukan hasil akhir.
Saya tidak menyangka kalau penulis buku ini adalah seorang perempuan cantik, karena sewaktu membaca kesan yang saya dapat dari buku ini rasa 'cowok banget', selain tokoh utama dan sudut pandangnya adalah seorang anak laki-laki. Sama halnya dengan dengan karya John Green, ada humor cerdas dan kalimat sarkas yang menyentil dalam tulisan Robyn Schneider. Gaya menulis yang sangat saya suka. Tema buku ini sebenarnya nggak jauh beda dengan Me Before You karya Jojo Moyes, seseorang yang dulunya populer, bisa mendapatkan apa saja, melakukan berbagai hal yang disukai, kemudian mengalami kecelakaan yang menghancurkan segala kesenangannya tersebut, bertemu dengan seorang gadis unik dan misterius, yang membuat hidupnya berwarna lagi.

Bagian favorit dari buku ini adalah ketika Ezra bertemu dengan Toby, berkumpul dengan teman-teman Toby yang nerd, suka sekali dengan percakapan dan kegiatan asik yang mereka lakukan. Toby dan teman-teman debatnya mempunyai kegiatan menonton film bersama, mereka memberi nama Bioskop Apung, semacam kegiatan legenda superrahasia di kalangan para kutu buku, undangannya berupa sandi, secarik kertas dengan beberapa kata acak dan URL, seru banget! Ada juga percakapan antara Ezra dan Toby yang sangat saya suka, misalnya saja ketika mereka kelas lima, membuat komik amatiran berjudul Superhero Academy, kemudian selera mereka bersebrangan dan hanya Toby yang melanjutkan komik tersebut.

"Oke, tidak mungkin Invisible Boy bisa mengalahkan Arch Alchemist dengan pedang samurai," kataku.
"Kau hanya getir karena aku mengubah tokohmu jadi jahat." kata Toby ketus.
"Sama sekali tidak, aku hanya tidak paham kenapa Arch Alcemist tiba-tiba jadi manusia biasa."
"Karena dia memecah jiwanya menjadi tujuh lalu menyembunyikan setiap bagiannya di Justice City," kata Toby.
"Kau mengubah komik kita menjadi bajakan Harry Potter?" kataku marah.
"Kita serius akan membahas ini?"

Atau ketika Ezra pertama kali berbicara lagi dengan Toby.

"Kedengaranya mirip Disneyland," kata Toby sambil tersenyum.
Aku kaget ia menyinggung tempat itu. "Apa kau sudah kembali ke sana?" tanyaku.
"Kau bercanda, ya? Aku ke sana setiap hari. Mereka memberiku tiket gratis seumur hidup. Aku bagaikan walikota Adventureland."
"Jadi tidak pernah, ya?" kataku.
"Kau sendiri?"
Aku menggeleng.
"Kau bisa dapat tiket orang cacat," kata Toby. "Tidak perlu mengantre."
"Kalau lain kali aku mengajak jalan cewek, aku akan mengusulkan hal itu."

Ezra dan Toby adalah tokoh favorit saya di buku ini, senang melihat persahabatan mereka, saling memahami satu sama lain, penuh canda, saling menyindir namun tidak pernah melukai. Ezra tidak mendapatkan perasaan tersebut sewaktu bersama tim populer sekaligus tim tenisnya, ketika bersama Toby bahkan Cassidy, dia menjadi dirinya sendiri, apa adanya, tanpa perlu berpura-pura. Sedangkan Cassidy, bukannya tidak suka, dia hanya egois, sehingga tidak bisa membuat saya bersimpati dengan apa yang pernah dia alami. Suka cover buku ini, sama hanya dengan roller coaster, bahwa hidup kadang ada di atas, kemudian suatu saat akan berganti di bawah, di titik terendah. Walau endingnya tidak begitu saya suka, mungkin itulah ending yang terbaik untuk buku ini.

Buku ini bercerita bagaimana Ezra berdamai dengan kehidupan yang sekarang dia jalani, tentang mengenali siapa teman sejati sesungguhnya, yang selalu ada kala senang maupun duka, seseorang yang menerima dirinya apa adanya. Tentang pilihan hidupnya di masa datang, bahwa penderitaan yang dia alami bukan akhir dari segalanya.

Recommended bagi kamu yang pernah terpuruk dan ingin berdiri tegak kembali. Recommended bagi pecinta YA dan yang ingin membutuhkan humor menyenangkan.
Kita dua sisi koin tragis yang sama. Kita seperti sudah terikat sebelum kita bertemu.
3.5 sayap untuk pfeifengesicht.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...