My Cup of Tea
Penulis: Nia Nurdiansyah
Editor: Jia Effendie
Desain sampul: Dwi Anissa Anindhika
Ilustrasi isi: Fajar Ramayel
Penerbit: Gagasmedia
ISBN: 979-780-632-4
Cetakan pertama, 2013
354 halaman
Buntelann dari mbak @JiaEffendie
“People who are meant
to be together will always find their way back to each other. They may
take detours in life but they're never lost.”
Shereen tahu, pesan itu bisa ditujukan untuk siapa saja. Apakah itu menggambarkan hubungannya dengan Park Min Ho, atau justru dengan Dipi—tak ada yang tahu. Karena ia memang tidak pernah benar-benar yakin apakah seseorang memang benar-benar ditakdirkan untuknya, atau tidak.
Namun, terkadang ada sepercik kepercayaan di hati, tentang apa yang seharusnya diperjuangkan, dan apa yang seharusnya dilepaskan.
Beberapa orang singgah untuk bersama dalam jangka waktu yang lama, sementara yang lain hanya lewat untuk menemani sesaat. Pada suatu waktu, ada dia yang mungkin tanpa kehadirannya, kita sama sekali tidak dapat menahan sebuah penderitaan seorang diri.
Shereen tahu, pesan itu bisa ditujukan untuk siapa saja. Apakah itu menggambarkan hubungannya dengan Park Min Ho, atau justru dengan Dipi—tak ada yang tahu. Karena ia memang tidak pernah benar-benar yakin apakah seseorang memang benar-benar ditakdirkan untuknya, atau tidak.
Namun, terkadang ada sepercik kepercayaan di hati, tentang apa yang seharusnya diperjuangkan, dan apa yang seharusnya dilepaskan.
Beberapa orang singgah untuk bersama dalam jangka waktu yang lama, sementara yang lain hanya lewat untuk menemani sesaat. Pada suatu waktu, ada dia yang mungkin tanpa kehadirannya, kita sama sekali tidak dapat menahan sebuah penderitaan seorang diri.
Satu lagi nih cerita cinta tentang sahabat jadi cinta. Yang bikin berbeda adalah penulis menuangkan dunia makanan dan minuman di ceritanya. Pas banget, saya lagi nyari-nyari cerita romance yang berbau masakan. Sebelumnya ada Sweet Nothing - Sefryana Khairil (ingatkan saya untuk menulis reviewnya). Dan ketika saya bertemu kak Roos dia menyarankan tiga buku yang sekiranya cocok dengan pencarian saya; Resep Perawinan Sempurna, Kelas Memasak Lilian, dan satu buku dari Anthony Capella yang kemungkinan berjudul The Food of Love, dianya lupa buku yang mana :). Ketiga buku tersebut akan saya bahas kapan-kapan (ya karena saya juga belum selesai membacanya :p) dan mari kita bahas buku yang membuat saya ingin menyeduh teh ini.
Karena bahagia untuk sesuatu yang tidak nyata itu lebih buruk ketimbang membenci kenyataan yang jelas-jelas ada.
Dipi selalu berusaha menjaga tali tak kasat mata yang ia ikatkan di pergelangan tangan Shereen agar tidak terlepas. Meskipun ia harus mengulur tali itu sepanjang apa pun, asalkan suatu saat ia bisa manariknya kembali, dan Shereen masih ada di ujung tali itu, maka Dipi tak pernah merasa keberatan Shereen bersama orang lain.
Sudut pandangnya orang pertama, melalui Shereen dan Dipi. Mereka ini sahabat dari kecil dan juga bertetangga. Shereen lebih tua tiga tahun dari Dipi dan mengganggapnya seperti adik sendiri, berbeda dengan Dipi, dia tidak ingin hanya dianggap sebagai adik, dia ingin lebih. Alurnya maju mundur, sebagian besar berterita tentang perjalanan persahabatan Shereen dan Dipi, pertama mereka bertemu sampai mendapatkan pasangan masing-masing. Shereen mempunyai pacar bernama Art, seorang arsitek muda yang lagi naik daun, sedangkan Shereen sendiri seorang desain interior, mereka bekerja dalam satu lingkup. Shereen berharap lebih dengan hubungan mereka terlebih ketika Art memberikannya gambar rumah yang berada di tepi pantai, Shereen berharap kalau Art akan segera melamarnya tetapi tidak pernah terjadi. Sedangkan Dipi adalah seorang pastry chef dan ingin menjadi tea master, terinspirasi dari kegiatannya dulu sewaktu kecil bersama Sheeran di Secret Garden, taman dekat rumah mereka di mana sering dipakai untuk bermain detektif-detektifan, petualangan, dan piknik bersama. Dipi sendiri dulunya adalah pastry chef yang masakannya sering dicari-cari, karena sesuatu hal dia menjual toko kue yang dibangun bersama mantan pacarnya dan hanya membuat kue untuk Shereen. Dia ingin selalu berada di sisi Shereen tapi ketika sahabatnya itu tidak ada waktu lagi baginya dan hanya memikirkan Art yang akan mengambil master di Korea, Dipi terpaksa membuat keputusan untuk mengikuti pertukaran pelajar di Korea, juga. Kenyataan di dapat Shereen ketika dia ingin memberi kejutan untuk Art yaitu datang ke Korea secara diam-diam, alih-alih ingin memberi kejutan, malah Shereen sendiri yang dikejutkan oleh Art yang tinggal bersama mantan pacarnya. Shereen merasa sendiri, dia masih marah kepada Dipi karena tidak memberitahunya tentang rencana keberangkatannya, untungnya datang seorang laki-laki yang menjadi penyemangat baru, laki-laki yang melihatnya menagis sewaktu meninggalkan apartemen Art di Korea, laki-laki itu seorang pengusaha dari Korea yang bernama Park Min Ho.
If a girl ever steals my man, There's no better revenge than letting her keep him. Real man can't be stolen unless he wants to.
Terkadang, yang terbaik dalam kehidupan kita adalah sesuatu hal yang sangat sulit untuk dilihat. Biasanya, hal itu ada di depan mata kita, sangat dekat dengan kita setiap saat, dan kita sering kali sama sekali tidak tahu betapa berharganya hal itu.
Buku ini tertolong oleh profesi Dipi, coba penulis tidak menyisipkan dunia masakan dan ilustrasi di dalamnya, saya tidak akan betah membaca buku ini. Cerita intinya klise banget, sering banget saya temukan, tidak ada yang baru. Alur flasbacknya menurut saya cukup membosankan, membuat jalan ceritanya sangat lambat, mungkin tujuannya untuk menggambarkan chemistry karakter tokoh utamanya, tapi yang saya dapatkan malah Shereen tergila-gila dengan Art dan Dipi yang enggan menggungkapkan perasaannya (dengan alasan merusak persahabatan), tidak terasa ada perasaan timbal balik dari Shereen untuk Dipi, alah dengan mudahnya dia tertarik sama Park Min Ho yang baru dikenalnya. Sebenarnya cukup nanggung juga, mau dibuat buku yang bertema Korama aspek tentang Koreanya sedikit sekali, cuman muncul satu tokoh berkebangsaan Korea yang menurut saya nggak penting dan Seoul Gourmet yang kurang dibahas. Coba aspek makanannya atau proses Dipi menjadi tea master lebih diangkat buku ini pasti jauh lebih menarik, sayangnya tidak dibahas dengan detail juga, sangat disayangkan sekali.
Tapi setidaknya buku ini memberi warna yang sedikit berbeda, saya cukup menikmati sudut pandang bagiannya Dipi, bagaimana passionnya terhadap masakan yang diturunkan dari nenek dan ibunya dan impiannya menjadi tea master cukup asing bagi saya dan sangat menarik, sedikit menambah wawasan. Kelebihan lain adalah minim typo.
Buat kamu yang sedang mencari kisah cinta dalam negeri yang berbau masakan, saya rekomendasikan buku ini.
3 sayap untuk pastry chef keren, Dipi :)
Buat kamu yang sedang mencari kisah cinta dalam negeri yang berbau masakan, saya rekomendasikan buku ini.
3 sayap untuk pastry chef keren, Dipi :)
Book trailer:
aku jg lagi masuk2in wishlist novel2 yang berbau makanan & minuman mbak..
BalasHapustp kurang suka yang ada korea2annya :>)
Wah mba beruntung banget dapet langsung dari mba Jia Effendie ... keren ^^ ada ttd nya juga pasti :D
BalasHapusWaduh ini cetar banget " Karena bahagia untuk yang tidak nyata itu lebih buruk ketimbang membenci yang jelas-jelas ada."
BalasHapus