Insiden Anjing di Tengah Malam Yang Bikin Penasaran
Judul Asli: The Curious Insident of the Dog in the Nigh-time
Penulis: Mark Haddon
Penerjemah: Hendarto Setiadi
Perancang sampul: Boy Bayu Anggara
Penerbit: Penerbit KPG
ISBN: 978-979-91-0477-9
Cetakan keempat, Juli 2012
336 halaman
Sinopsis:
Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran merupakan novel misteri pembunuhan yang lain daripada yang lain.
Sang detektif, sekaligus pencerita, bernama Christopher Boone. Christopher berusia limabelas tahun dan dia menyandang Sindrom Asperges sejenis autisme. Dia mahir bermain komputer dan memecahkan soal-soal matematika, tapi kikuk berhubungan dengan orang lain. Dia senang segala sesuatu berjalan teratur terpola, dan masuk akal, tapi benci warna kuning dan cokelat. Dia belum pernah berpergian seorang diri lebih jauh daripada ke ujung jalan rumahnya, tapi ketika menemukan anjing tetangganya mati terbunuh, dia pun menempuh perjalanan menakutkan yang akan menjungkirbalikkan seluruh dunianya.
Christopher adalah tokoh rekaan yang cemerlang, dan Mark Haddon menngambarkan dunianya dengan cara yang sangat menyentuh, sangat lucu, dan sangat meyakinkan. Tak heran jika novel ini dianugerahi berbagai penghargaan sastra, antara lain Whitbread Novel Award 2003, hadiah sastra bergengsi di Inggris.
My Review
Saya belum kuat iman untuk melanjutkan Seratus Tahun Kesunyian, dan kebetulan buku ini ada daftar diantrian baca, judul dan warna covernya sangat memikat saya. Sebelum memulai membaca ceritanya, saya membaca catatan penerjemah di bagian belakang dan review mengenai buku ini terlebih dahulu. Saya mendapatkan dua kunci atau dua buku yang agak mirip dengan buku yang masuk list 1001 books you must read before you die ini. Forrest Gump dan Extremely Loud and Incredibly Close, saya membaca ketiga buku ini (saya memang mudah sekali dibujuk) untuk mendapatkan kesamaan dan memudahkan memahami cerita. Kesamaannya dengan Forrest Gump adalah kedua tokoh utama di buku ini menyandang salah satu jenis sindrom Autisme, kalau Christopher dengan sindrom asperges (salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima.) yang rata-rata memiliki IQ tinggi, kebalikannya dengan Forrest Gump, IQ-nya dibawah 70, dia seorang idiot savant, seseorang yang tidak mampu mengikat dasi, hanya dengan susah payah bisa mengikat tali sepatu, memiliki mental seperti anak berusia enam sampai sepuluh tahun. Walau sepertinya sangat bertolak belakang, kedua tokoh ini sangat cemerlang dibidang matematika, fisika, mampu menangkap tema-tema musik yang sangat rumit, sama-sama bercita-cita menjadi astronot. Sedangkan kesamaannya dengan Extremely Loud and Incredibly Close, tokoh utamanya yang belum dewasa, Christopher berumur 15 tahun sedangkan Oscar Scell berumur 9 tahun, dengan kecerdasan yang mereka miliki, mereka berusaha menyingkap misteri yang mereka hadapi. Christopher yang terispirasi akan detektif favoritnya, Sherlock Holmes, berusaha menyingkap siapa pembunuh anjing tetangganya sedangkan Oscar mencari lubang kunci yang tepat, mencari lubang kunci yang pas dengan kunci yang ditemukan setelah ayahnya meninggal, mencari satu dari 16 juta lubang kunci yang tepat di seluruh New York yang kemudian terkuak misteri keluarga mereka yang kelam. Walau saya belum selesai membaca Extremely Loud and Incredibly Close (di mana tipografinya yang sangat aneh membuat kepala saya migrain), saya sangat menikmati cerita tentang anak-anak dan satu orang dewasa seperti anak-anak yang pemikirannya luar biasa.
Kenapa saya bilang cerita misteri yang bukan misteri? Karena kita tidak perlu susah payah mengetahui siapa pelaku sebenarnya, pelakunya ngomong sendiri kok. Justru menurut saya, buku ini lebih bercerita tentang orang tua dan anaknya yang memiliki kebutuhan khusus, bagaimana cara mereka menghadapi anak yang tidak biasa, bagaimana susahnya. Bahkan Chris pernah berpikir kalau orangtuanya bercerai maka dialah penyebabnya. Kesabaran kunci utamanya, hal yang tidak dimiliki ibu Chris sehingga dia kadang lelah dan ingin menyerah menghadapi anaknya, berbeda dengan ayah Chris yang lebih sabar, lebih mengetahui apa kesukaan dan ketidaksukaan anaknya. Contohnya ketika ayah Chris ingin memeluknya dia harus mengangkat tangan kanan dan merentangkan jari seperti kipas, kemudian Chris akan membalas dengan menggangkat tangan kiri dan merentangkan jari seperti kipas, begitulah cara mereka berpelukan. Orangtua yang memiliki anak 'special' harus tahu kebiasaan anaknya, harus bisa memahami, itulah yang saya dapatkan ketika membaca buku ini. Chris sangat menyukai angka dan keteraturan, sangat suka berada di penjara karena bentuknya nyaris seperti kubus sempurna, dengan panjang 2 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 2 meter, bila dia stress dia akan mengitung angka, seperti berhitung sampai 2^45 (baca: dua pangkat 45), di mana cara tersebut bisa membuatnya tenang. Tidak suka orang asing karena mereka sulit dipahami, bahkan membutuhkan waktu lama sampai terbiasa dengan orang-orang yang baru dikenal. Membenci warna kuning dan cokelat, tidak mau makan makanan yang memiliki warna tersebut, tidak mau memakai baju dengan warna tersebut, pokoknya tidak mau bergubungan dengan warna tersebut. Dia juga menandakan hari baik dan buruk berdasarkan warna mobil. Untuk empat mobil merah berturut-turut yang dilihatnya di jalanan menandakan Hari Baik, tiga mobil merah berturut-turut menandakan Hari Lumayan Baik, lima mobil merah berturut-turut menandakan Hari Sangat Baik, dan empat mobil kuning berturut-turut menandakan Hari Kelabu, hari ketika Chris tidak berbicara dengan siapapun dan duduk sendirian membaca buku dan tidak menyantap makan siangnya dan Tidak Mengambil Risiko. Langsung bisa membuat peta ketika dia baru sekali datang ke tempat itu, misalnya peta kebun binatang yang dikunjunginya dan ayahnya. Dan kalau dia marah, dia bisa berhari-bahari tidak mau makan dan tidak mau berbicara. Itulah sedikit tentang seorang anak yang bernama Christopher John Francis Boone, berusia limabelas tahun, tahu semua negara di dunia beserta ibukotanya dan semua bilangan prima sampai 7.507.
Berbohong adalah kalau kau mengatakan sesuatu telah terjadi padahal sebetulnya tidak. Tapi selalu hanya ada satu hal yang terjadi pada saat tertentu dan tepat tertentu. Dan tak terhingga banyaknya hal yang tidak terjadi pada saat itu dan di tempat itu. Dan kalau aku membayangkan sesuatu yang tidak terjadi maka aku juga langsung mulai membayangkan semua hal lain yang tidak terjadi.
Inilah satu alasan lain lagi kenapa aku tidak suka novel biasa, karena novel seperti itu penuh kebohongan tentang hal-hal yang tidak pernah terjadi dan segala macam kebohongan itu membuatku merasa gamang dan ngeri.
Sangat menarik membaca buku ini, saya acungin jempol kepada penerjemahnya, membaca tentang catatan terjemahannya, membuktikan kalau dia benar-benar serius, awalnya dia menggunakan pendekatan pada Forrest Gump untuk menghadirkan sosok Christopher Boone tetapi dugaannya meleset, kemudian merombak terjemahan awal yang dia buat karena tidak sepadan dengan versi aslinya. Dia terkecoh, mungkin berlaku juga bagi orang yang pertamakali melihat buku ini, judul dan covernya saja sangat tidak biasa, dan ketika selesai membacanya kita akan mendapatkan cerita yang luar biasa. Saya acungin jempol juga buat sang penulis, saya tahu pasti dia melakukan riset, bagaimana dia bisa menjelma menjadi sosok anak kecil yang memiliki kebutuhan khusus dengan sudut pandang orang pertama, seperti nyata adanya. Saya seperti masuk ke isi kepala anak dengan sindrom asperges, mengetahui apa yang dipikirkannya, ciri mereka yang kalau berbicara cenderung kaku, tanpa emosi dan sering melompat-lompat, misalnya di bab pertama bercerita tentang kejadian sekarang maka di bab selanjutkan Chris akan bercerita tentang hal-hal yang disukai atau tidak disukainya, tentang dirinya. Chris sebenarnya tahu apa yang dibicarakan orang yang sedang mengajaknya bicara, hanya saja dia selalu berpikir logis, mendetail dan mereka tidak menyukai orang asing, membutuhkan waktu untuk bisa berinteraksi, sehingga orang-orang kerab mengira mereka punya dunia sendiri padahal si special sebenarnya tahu apa yang mereka bicarakan. Hal ini juga saya temukan ketika membaca buku Forrest Gump, dia tahu apa yang orang bicarakan tapi ketika dia ingin berkata sesuatu yang muncul malah "aku kebelet".
Bilangan prima adalah apa yang tersisa setelah semua pola kau buang. Kupikir bilangan prima seperti kehidupan. Bilangan prima serba logis tapi kau takkan bisa mencari aturan mainnya, sekalipun kau menghabiskan seluruh waktumu untuk memikirkan bilangan itu.
Bagian yang paling saya sukai adalah ketika Chris pergi menemui ibunya di London, sendirian. Bagaimana dia berusaha menerobos batasan-batasan yang selama ini dia ciptakan; tidak menyukai orang asing dan tidak menyukai ketidakteraturan.
Kemudian apakah buku ini pantas masuk ke dalam 1001 books you must read before you die? Kalau penghargaan seperti; Man Booker Prize Nominee for Longlist (2003), Whitbread Award for Novel and Book of the Year (2003), Commonwealth Writers' Prize for Best First Book Overall (2004), McKitterick Prize (2004), Los Angeles Times Book Prize (2003) Exclusive Books Boeke Prize (2004), ALA Alex Award (2004), Zilveren Zoen (2004), ALA's Top Ten Best Books for Young Adults (2004), Abraham Lincoln Award Nominee (2006) tidak cukup, ada satu point yang mungkin tidak pernah kamu temukan di buku lain pernahkah kamu membaca seorang detektif cilik yang berusaha mengungkap pembunuhan seekor anjing? Maka saya katakan, buku ini sangat pantas.
Sekarang waktunya giveaway terselubung :p
Tentu tahu dong kalau Christopher ini sangat menyukai bilangan prima, bahkan bab di buku ini tidak ditulis 1,2,3 dsb tetapi berdasarkan urutan bilangan prima. Bab di mulai dengan bilangan prima yang pertama, yaitu 2 dan diakhiri bab ke-233. Pertanyaannya adalah berapa jumlah bab yang ada di buku ini? Giveaway ini berlangsung sampai ada yang menjawab dengan benar dan bagi satu warga Indonesia beruntung akan mendapatkan buku:
Good luck :)
Untuk tokoh utama, penulis, dan penerjemah yang jenius, 4.5 sayap saya rasa cukup.