Akhirnya kelar juga, lega rasanya, hehe. Rencana awal sih bikin post tiap part tapi dengan berbagai alasan baru malam ini buat postingnya, dijadikan satu. Saya akan menuliskan perasaan saya aja atau unek-unek tentang novel ini terlebih tentang Scarlet, untuk kisah lengkapnya bisa di baca besok dalam rangka posting bareng Gone With The Wind Read Along.
Part 1 (Buku pertama, bab I-VII)
Bersetting pada tahun 1861 di Georgia, di kota kecil bernama Tara ada satu gadis lain daripada yang lain, gadis pemberontak, gadis keras kepala, gadis paling egois, gadis paling sok cantik, gadis paling manipulatif, gadis yang sangat sangat menjengkelkan, dia adalag Scarlet O'Hara,gadis berusia 16 tahun, putri tertua dari Gerald dan Ellen O'Hara, gadis yang dipuja banyak pria dan disirik banyak wanita. Jelas saja, setiap laki-laki harus terpesona padanya, kalau tidak dia tidak akan segan merayunya, bahkan orang yang dicintai adiknya sendiri. Sebut saja Frank Kennedy - Suellen (adik pertama), Brent Tarleton - Carreen (adik kedua).
Tapi, ada satu laki-laki yang kebal dengan pesona Scarlet, tak pernah merayunya, tak pernah menyiratkan sorot penuh hafsu kepada Scarlet, dia adalah Ashley Wilkes, dan Scarlet tahu kalau sebenarnya laki-laki itu juga mencintainya. Kecuekannya membuat Scarlet memburunya, sosok Ashley yang misterius membangkitkan rasa ingin tahunya, sikapnya yang menjaga jarak membuat Scarlet bertekad memilikinya terlebih ketika mendengar kalau Ashley akan bertunangan dengan Melanie Hamilton, Scarlet langsung mengunakan langkah seribu untuk merayu dan menggaet Ashley. Tradisi mengharuskan kalau Ashley harus menikah dengan sepupunya, yaitu Melanie, selain itu ketika Scarlet berhasil berbicara dengan Ashley berdua saja dan mengungkapkan kalau Scarlet benar-benar mencintainya begitu juga dengan Ashley tapi karna begitu banyaknya perbedaan diantara mereka, Scarlet gagal merubah niat Ashley, dia tetap akan menikah dengan Melanie.
Merasa di tolak, di mana dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, Scarlet melancarkan balas dendam, dia menikah dengan Charles Hamilton, kakak Melanie, yang sebelumnya sudah dijodohkan dengan Honey Wilkes. Charles bertekuk lutut akan rayuan Scarlet, mereka pun tidak langsung buang-buang waktu, langsung melakukan pernikahan bahkan sebelum Ashley dan Melanie. Naasnya, pernikahan mereka hanya berlangsung dua bulan, dia menjadi janda di usia 17 tahun dan mempunyai anak kecil bernama Wade Hampton Hamilton. Scarlet terlalu muda dan terlalu manja untuk menerima kegagalan.
Bagian pertama ini langsung membuat saya enek sama kelakuan Scarlet, dia begitu egois, puncaknya adalah dia nekat merayu Ashley padahal dia bilang dia tidak akan meninggalkan Melanie, kemudian dia malah memanfaatkan Charles, kakak Melanie guna melampiaskan balas dendam. Kematian Charles mungkin ganjaran baginya, sayangnya saya kembali kecewa dengan Scarlet dengan apa yang dia lakukan pada anaknya, tidak ada perhatian sama sekali.
Dulu sempet ngobrol sama mbak Bzee waktu ketemu di Calais tentang si Scarlet ini. Satu kelebihan Scarlet dia adalah pemberani, dia beda dari gadis lainnya yang jaman dulu selalu patuh pada peraturan, derajadnya dibawah laki-laki. Dan saya setuju, apalagi melihat karakter Melanie yang 'manut banget', tapi beda dengan mbak Bzee, dia berpendapat kalau berontaknya Scarlet ini tanpa alasan, asal aja, hehehe.
Buku pertama sukses membuat saya gemes sama Scarlet, bahkan gara-gara males baca tingkah laku dia membuat saya vacum baca ini, sampai kemaren diingatkan lagi sama mbak Fanda dan mbak Bzee kalau bentar lagi harus posting bareng, langsung deh kebut baca, banyak bagian yang saya baca cepat, baca sekilas, baca to the point, terlebih bagian perangnya :p.
Di bagian pertama ini Rhett Butler muncul sedikit banget, cuman sekali kalau nggak salah, di pesta pertunangan Ashley-Melanie, padahal yang saya harepin adalah kemunculan dia. Selain kisah hidup Scarlet, di buku ini kita juga akan mengenal sistem perbudakan orang kulit hidap jama dulu, tradisi menikah dengan sepupu sendiri dan unsur paling kental, perang saudara Amerika Serikat.
Part 2 (Buku pertama, Bab VIII-XVI)
1862, perang tak bisa dielakkan lagi, banyak laki-laki harus turut andil, tak terkecuali Ashley. Untuk menyembuhkan 'luka batin' Scarlet, ibunya, Ellen O'Hara menyuruh Scarlet berlibur di tempat kerabatnya yang sayangnya menambah muak kehidupan Scarlet di mana dia harus selalu mengenakan pakaian berkabung, dia sudah kangen dengan kehidupan mewahnya dulu, pergi ke pesta dengan gaun bagus, memamerkan kecantikannya, namun dia harus takluk pada tradisi seorang janda, dia kangen kehidupan bebasnya. Kemudian ia menerima tawaran untuk tinggal sementara di Atlanta, tempat kelahiran Charles bersama Miss Pittypat dan Melanie serta beberapa budak untuk melayani dan merawat Wade. Di kota tersebut Scarlet berusaha bangkit.
Kemudian datanglah hari di mana dia merasa bisa kembali ke dirinya yang dulu, sebuah pesta untuk menyambut para pejuang, dia menghalalkan segala cara agar bisa menghadiri pesta tersebut dimana seharusnya dia masih dalam masa berkabung. Di sana dia bertemu kembali dengan laki-laki yang dulu hadir dalam pesta pertunangan Ashley dan melihat Scarlet memohon agar Ashley membatalkan pertunangannya, ya, Rhett tahu rahasia Scarlet.
Rhet Buttler terkenal kaya raya dan berjasa, tapi dia juga licik. Rhett mendukung Scarlet lepas dari masa berkabung, mengajaknya berdansa yang kemudian mengundang tatapan sinis orang lain, memberikan hadiah mewah untuk Scarlet. Rhett dan Scarlet mempunyai sifat yang mirip, dan Rhett tahu semua hal tentang Scarlet.
Pada bagian ini kita akan diperkenalkan lebih jelas akan sosok Rhet Buttler, akhirnya dia banyak muncul. Rasanya lucu ketika Rhett benar-benar tahu akan kepribadian Scarlet dan karna itulah dia tertarik padanya, pada Scarlet yang penuh ambisi. Pada bagian ini juga pendapat saya sedikit berubah akan Scarlet, dari kesan menjengkelkan sekarang turun jadi sedikit menjengkelkan dan kasihan, nggak jauh beda juga yah malah ada tambahan. Kasian akan nasib yang dialami Scarlet, terlebih bagian dia ingin sekali berdansa.
Setiap bab rasanya ada saja hal yang sangat menjengkelkan yang dilakukan Scarlet, bagian dia membuat hadiah untuk kembalinya Ashley dari hadiah yang diberikan Rhett benar-benar errrr, sampai bingung mau ngomong apa, hei! itu yang ngasih Rhett, kenapa malah dikasih untuk orang yang sangat Rhett benci, rasanya saya setuju kalau Rhett nggak akan menerima Scarlet sebelum dia melupakan Ashley. Bagian dia membuka surat Ashley untuk Melanie juga sangat-sangat double menjengkelkan, melangar privasi orang.
Scarlet tidak akan lepas dari Melanie, terlebih Ashley memintanya untuk menjaganya karena Melanie hamil anaknya, hmmm.
Part 3 (Buku kedua, Bab XVII-XXX)
1864, perang masih berlanjut dan banyak korban berjatuhan, Atlanta menjadi salah satu tempat untuk menampung para korban. Bagian ini puncak-puncaknya perang. Scarlet terpaksa membantu mengobati para korban, yang tentu saja setengah hati. Di tengah peperangan yang kian memanas, Scarlet harus berlindung dan terpaksa melindungi dan menjaga Melanie juga karena janjinya kepada Ashley. Scarlet juga cemas akan nasip keluarganya di Tara, di mana perang sangat dekat dengan rumahnya itu. Hubungan Rhett dan Scarlet pasang surut, di lain keadaan mereka bisa berdamai di lain kesempatan Scarlet sangat muak dengan tingkah laku Rhett, apalagi ketika Rhett menawari Scarlet agar menjadi kekasihnya, bukan mengajaknya menikah seperti yang ia harapkan.
"Itulah sebabnya aku menyukaimu! Kau satu-satunya wanita yang paling terus terang yang pernah kukenal. Satu-satunya wanita yang memandang segala hal dari sudut praktis, serta tidak membesar-besarkan masalah dosa dan moral. Wanita lain pasti akan pingsan mendengar kata-kataku tadi, lalu mengusirku keluar."
Di bagian ini Scarlet benar-benar menepati janjinya pada Ashley, dia membantu proses melahirkan anak Melanie, sendirian, dibantu budaknya karena waktu itu korban perang sangat banyak dan Dr. Meade tidak bisa mengurusi sehingga terpaksa dengan pemgetahuan yang minim dia menolong Melanie, yang mana Melanie merasa berhutang pada Scarlet.
Berita duka pun datang dari Tara, Ellen meninggal karena tipus, membuat Scarlet cepat-cepat pulang ke rumah mengindahkan bahaya perang. Kondisi ini benar-benar membuat Scarlet sangat sedih, dia sangat menyayangi ibunya, bukan itu saja kematian ibunya membuat ayah Scarlet gila dan dia mengambil alih semua usaha ayahnya. Kali ini, Scarlet membuktikan kalau dia adalah wanita yang benar-benar kuat.
"Semua orang tersebut pernah mengalami masa-masa gelap, namun mereka dapat mengatasinya. Mereka tidak patah semangat menghadapi kebangkrutan, ancaman para budak, perang, pemberontakan, ataupun perampasan harta milik. Nasib sial mungkin dapat menghancurkan hidup mereka, tapi hati mereka...tidak! Mereka terus berjuang, tanpa mengeluh. Saat mati pun mereka tetap tegar. Semua sosok tadi -yang juga merupakan bagian dari darahnya- seakan muncul samar-samar dalam ruangan yang diterangi cahaya bulan itu. Ia sama sekali tidak terkejud melihat kerab-kerabatnya ini, orang-orang yang berani menghadapi nasib paling buruk, lalu mengubahnya menjadi terbaik. Tara adalah miliknya. Ia harus memperjuangkannya, dan memenangkannya."
Part 4 (Buku ketiga, Bab XXXI-XLVII)
Bagian yang paling tebal, satu buku hanya berisi satu part saja, bercerita tentang apa saja? Mari kita lihat.
Tahun 1866, Scarlet menulis surat untuk Bibi Pitty dan mengabarkan kenapa dia , Melanie dan Ashley tidak bisa kembali ke Atlanta. Scarlet ingin membangun kembali Tara yang porak poranda karena perang. Bencana perang masih disusul oleh bencana masa rekontruksi yang lebih buruk lagi. Salah satunya adalah jumlah pajak yang sangat besar. Scarletb harus membayar hutang tiga ratus dolar padahal dia sudah kekusahan memunuhi kebutuhan hidup. Satu-satunya cara adalah meminta bantuan Rhett Buttler, satu-satunya orang yang mempunyai banyak uang.
Dengan penampilan yang sempurna Scarlet kembali ke Atlanta dan menemui Rhett membujuk dia agar mau menikahinya tapi tentu saja Rhett tau akal bulus Scarlet, karena sifat mereka yang mirip, akhirnya Rhett tahu juga kalau dia menikahi Rhett hanya karna uang. Rhett ingin Scarlet takluk pada pesonanya.
Gagal mendapatkan Rhett, Scarlet beralih ke orang kaya lainnya, dia adalah Frank Kennedy, laki-laki yang cukup tua, yang paling parah dia adalah gebetannya adiknya, Suellen. Selain mendapatkan uang tiga ratus dolar, Scarlet juga menguasai hartanya, bahkan Frank sempat minder dengan keahlian Scarlet mengatur uangnya. Dia juga membeli pabrik penggergajian tanpa meminta pendapat Frank terlebih dahulu. Untungnya Frank pengalah
atau bodoh dia tidak mampu menolak permintaan istrinya. Satu-satunya hal yang membuat Frank bahagia menikahi Scarlet adalah hadirnya seorang anak perempuan bernama Ellen Lorena di keluarga mereka. Tidak lama kemudian kabar duka kembali menyelimuti Scarlet, Frank tertembak mati, dia kembali menjadi janda.
Ada bagian favorit saya di sini, ketika Rhett mengutarakan perasaannya:
"Sejak dulu aku bermaksud memilikimu, Scarlett...sejak pertama kali aku melihatmu di Twelve Oaks, ketika kau melemparkan vas bunga sambil menyumpah-nyumpah, dan menunjukkan bahwa kau bukanlah seorang wanita yang anggun. Aku bertekad memilikimu, dengan cara apa pun. Tapi karena kau dan Frank sudah berhasil mengumpulkan sedikit uang, aku tahu kau takkan pernah mendatangiku lagi untuk meminjam uang dengan tawaran jaminan yang menarik. Jadi, satu-satunya cara, aku harus menikahimu."
"Tapi, sayangku, kau belum pernah menikmati kehidupan perkawinan yang sesungguhnya. Jadi mana mungkin kau tahu? Kuakui nasibmu memang kurang beruntung -mula-mula menikah karena dendam, dan kedua karena uang. Pernah terpikir olehmu menikah untuk...yah, untuk bersenang-senang?"
Ahhh Rhett Buttler, sini sama saya ajah :p.
Semakin ruwet kan kehidupan Scarlett? Lalu gimana kisah hidup Scarlett selanjutnya? Hmmm, bagian 5 sangat-sangat menguras emosi, sudah tidak ada perang lagi yang ada hanya kemelut kisah cinta Rhett dan Scarlett. Apakah kesebalan saya akan Scarlet berkurang? Kita lihat besok dalam review Gone With The Wind.
#piuh akhirnya selesai, disambi mrebes mili nonton Endless Love.