Sinopsis:
Setelah anaknya besar, mantan wali kota Avalon sekaligus orangtua tunggal, Nina Romano, menyadari impiannya akan segera terwujud: Memiliki dan mengelola Penginapan di Danau Willow. Sampai ia menyadari penginapan tersebut ternyata sudah dibeli Greg Bellamy.
Usai pernikahan yang sangat menguras emosi dan berujung pada perceraian, Greg bertekad memulai lembaran baru. Penginapan yang baru dibelinya akan menjadi awal menjanjikan bagi Greg dan anak-anaknya untuk menikmati hidup nyaman dan stabil. Dan siapa lagi orang yang paling tepat untuk membantu Greg mengatur penginapan tersebut kalau bukan Nina Romano?
Greg dan Nina memang tidak dapat dikatakan teman lama, namun di sela rentang waktu kehidupan, takdir kerap mempertemukan mereka dalam momen-momen terpenting. Dan tanpa mereka sadari, hidup mereka saling memengaruhi. Kini Greg dan Nina harus mencari jalan agar bisa tetap bekerja sama meski ketertarikan di antara mereka semakin kuat. Dan kali ini, akankah cinta berpihak pada mereka?
Setelah melepas jabatannya sebagai Wali Kota Avalon karena kasus koruptur pada masa jabatannya, Nina berencana beralih haluan menjadi pembisnis. Dia ingin memiliki penginapan di Danau Willow, tempat yang sangat berarti banginya dulu, tempat di mana dia berusaha bangkit dari kesalahannya. Waktu kecil ia pernah bekerja di sana sehingga dia tahu seluk beluk tentang penginapan itu. Sampai-sampai dia rela pdkt sama pimpinan bank yang berencana melelang tempat itu. Dari orang yang didekati itulah dia juga mendengar kalau pengina[pan itu sudah dibeli oleh Greg Bellamy. Hahaha, ngakak waktu Nina menyerang gebetannya
Greg meminta Nina menjadi manager penginapan karena dia tahu Nina sangat mengenal seluk beluk tempat itu. Nina tidak mau karena tempat itu seharusnya menjadi miliknya. Berbagai tawaran menggiurkan tetap diacuhkan Nina, sampai ketika Nina boleh tinggal di penginapan itu dan boleh melakukan apa saja untuk tempat itu.
Waktu Greg menolong Nina ketika jatuh dari perahu, itu bukanlah pertemuan pertama mereka, jauh sebelumnya ketika Nina masih duduk di bangku SMA sedangkan Greg di universitas mereka mempunyai ikatan yang tak kasat mata, tidak disadari mereka, sama-sama memendam dan mengganggap perasaan itu tidak mungkin. Selain usia, status sosial mereka juga berbeda. Nina pertama kali melihat Greg di perkemahan Kamp Kioga, dia sangat mengagumi Greg yang tampan lalu ketika ada teman Greg yang berkata kalau dia anak salah satu pengurus Kanp Kioga dan respon Greg terlihat kaget, Nina beranggapan kalau dia merendahkannya, Sejak saat itu Nina tidak ingin berurusan dengan Greg. Greg melihat Nina sebagai remaja yang ceroboh, bertindak tanpa berpikir, dia memergoki Nina 'berkencan' dengan orang yang seharusnya tidak dia ganggu padahal usia Nina belum cukup. Greg diam-diam mengawasi tingkah laku Nina karena dia sedikit liar. Greg heran kenapa perempuan itu cenderung menghindarinya, Nina mengenal dirinya sebagai anak orang kaya raya yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang orang tuanya. Saat itu Greg mempunyai pacar (ibu Desy) sehingga ada pembatas ketika dia mulai tertarik pada Nina.
Sekarang, mereka tidak bisa lagi mengelak akan perasaan masing-masing, konflik-konflik yang mereka hadapi justru membuat hubungan mereka semakin dekat.
Masih lebih emosional baca buku kedua. Kali ini yang jadi 'pengikatnya' adalah penginapan di danau Willow. Seperti di buku sebelumnya ada tokoh lain yang diceritakan, anak Greg yang belia hamil dan mau melahirkan, bagaimana sangat mempengaruhi psikisnya dan beban berat yang harus ditanggung baik Desy ataupun Greg, juga masalah Max yang sedang tumbuh baik secara fisik maupun mental, tentang masa lalu di mana Greg dan Nina punya hubungan tak kasat mata, ikatan yang tanpa disadari keduanya. Sebuah buku tentang drama keluarga yang komplek, coba ya agak hot dikit pasti sukaaaa banget #dikeplak. Masih sama, alurnya flash back, kita akan di bawa ke masa Nina remaja yang hamil ketika dia mau lulus, masa Greg pertama kali terpesona pada Nina. Tidak banyak tokoh lain yang diceritakan, sedikit tentang sahabatnya Nina, Jenny Masjeski, Olivia yang akan menikah, paling banyak adalah tentang Desy dengan kehamilannya.
"Nina berusaha tidak mendengarkan gosip yang berkembang dan mengabaikan spekulasi yang tersebar tentang siapa ayah bayinya. Ia tidak percaya pada orang-orang pesimistis yang gemar menjelaskan betapa sulitnya membesarkan seorang anak, bahkan bagi orang dewasa yang sudah menikah. Apalagi remaja, pasti mustahil atau berpindah yang dilakukan orang-orang.
Tetapi bagi Nina, bayi ini menjadi semacam cita-cita, semacam misi, sesuatu yang dapat memberikan bentuk dan tujuan bagi hidupnya. Tentu saja ia merasa pedih, ketika teman-temannya menghadiri pesta dansa sekolah atau pergi menonton, tetapi ia memperoleh kekuatan melalui masa-masa penmyesalan itu dengan mengajari dirinya sesuatu yang berguna, seperti membuat kartu jadwal imunisasi bayi. Ia memasang sendiri ranjang bayinya. ia belajar memasang tempat duduk bayi di mobil bahkan sebelum ia memperoleh SIM. ia belajar keuangan dan kebijakan sosial karena tiba-tiba semua itu menjadi penting baginya. Ia akan melahirkan bayi ke dunia."You great Nina! Suka sekali dengan karakter Nina yang mandiri, pekerja keras dan ceplas ceplos, dia wanita yang kuat, sangat kuat. Hamil ketika masih muda juga seperti Desy jadi dia bisa memahami apa yang dialami anak Greg itu, di mana Greg belum rela melepaskannya sebagai anaknya, anaknya yg masih kecil. Nina tidak malu dengan kehamilannya, dia memberitahu ayah bayinya itu setelah cukup usia karena dia tidak ingin merusak masa depan mantan pacarnya itu. Dia bertanggung jawab, dia tahu kalau dia melakukan kesalahan sehingga sebaik mungkin agar kesalahan itu tidak berdampak buruk. Tahu kalau dia memiliki saudara banyak dan tidak ingin menambah beban orang tuanya dengan kemunculan satu bayi lagi, dia memilih meninggalkan rumah, membuang cita-citanya kuliah, bekerja demi memenuhi kebutuhan dirinya dan anaknya, sebuah langkah yang harus ditiru oleh gadis muda yang mempunyai nasip yang sama dengan Nina.
Kalau di buku pertama drama keluarganya tentang perceraian, buku kedua tentang tidak adanya sosok orang tua di dalam diri seorang anak, di buku ketiga ini tentang anak yang hamil di usia belia. Nina tahu bagaimana menghadapi Desy karena dia pernah ada di posisi Desy, yang sayangnya tidak disetuji Greg, yang memicu retaknya hubungan baru mereka. Di buku ini kita akan tahu bagaimana perasaan orang tua yang anaknya bermasalah, kita akan dapat merasakan bagaimana si anak bermasalah itu menanggung kesalahannya dan mencoba memperbaikinya.
Buku ini cocok sekali untuk para remaja dan orang tua.
3.5 sayap untuk Nina yang tangguh.
Dockside - Di Tepi Dermaga (Lakeshore Chronicles #3)
Penulis: Susan Wiggs
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9789792288186
Cetakan pertama, 2012
504 halaman
Eh, yang ke 2 mana?
BalasHapusiya ya.. lebih menarik buku ke 3 sepertinya
ada kok mb, ak baca buku keduanya dulu malah, hehehe
HapusHarlequin sangat pintar menguras emosi kita yang sudah --hampir-- dewasa ini :P
BalasHapusbACA Novel ini dulu di asrama, masih kumpul sama banyak anak di kamar. Bacanya rame-rame, lamaaa banget. Tapi kalau baca sendiri itu jadi ntar bayangin yang enggak-enggak. Habisnya, banyak adegan yang harusnya disensor :D
KEREN YA, nINA BISA JADI WALIKOTA. dI SINI TOKOHNYA DEWASA, TAPI PRILAKU KAYAK 'ANAK KECIL' :d
ya, tapi jangan sampai kisah di buku ketiga ini dialami banyak remaja kita, hamil di usia belia :(
Aku juga lagi nyoba baca novel harlequin, dan ternyata memang bagus, ga salah makanya mba sulis doyan baca hehe
BalasHapusAku juga suka dengan karakter nina yang mandiri, pekerja keras dan ceplas ceplos, wanita yang kuat, sangat kuat.
BalasHapusAku juga paling suka chronicles buku ini
Ceritanya keren