“Romo sekarat. Berhari-hari dia mengigau-igau sebuah nama: Jeng Yah.”
Demi mengabulkan permintaan terakhir ayahnya, Lebas, Karim
dan Tegar mencari orang yang sering diigaukan ayahnya itu. Selain mencoba
menguak kisah cinta masa lalu ayahnya, tanpa sengaja mereka juga menyusuri sejarah Kretek Djagad Raja hingga
menjadi kretek nomor 1 di Indonesia.
“Gadis Kretek tidak sekadar bercerita tentang cinta dan pencarian jati diri para tokohnya. Dengan latar Kota M, Kudus, Jakarta, dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, Gadis Kretek akan membawa pembaca berkenalan dengan perkembangan industry kretek di Indonesia. Kaya akan wangi tembakau. Sarat dengan aroma cinta.”
Idroes Moeria awalnya adalah pelinting klobot, hingga dia
bertemu seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta, Roemaisa anak sang Juru
Tulis, membuat dia bertekad memilikinya dan pantas untuknya. Kesempatan datang
ketika ia mengambil alih usaha klobot dari majikannya, dia juga meminta Pak
Trisno mengajarinya baca tulis. Dengan bekal kemampuan barunya dan usaha yang
baru dirintisnya yaitu klobot produksinya sendiri: Klobot Djojoboyo, dia
melamar Roemaisa, gayung pun bersambut, gadis pemalu itu juga jatuh cinta
padanya. Sayangnya, ada orang yang tidak suka dengan hubungan mereka,
Soedjagad, yang juga teman Idroes dari kecil, sangat mengagumi Roemaisa, dia
patah hati ketika tahu mereka akan menikah, sejak saat itu Soudjagad menjadi
saingan Idroes, terlebih dalam usaha kretek, dia pun juga memiliki usaha klobot
dengan nama: Klobot Djagad.
Jepang menyerang Indonesia, sebagian besar pemuda
dibawanya, tak ketinggalan Indroes Moeria. Roemaisa ketika itu sedang hamil
karena kesedihannya kehilangan Idroes Moeria tanpa kabar membuat dia tak
semangat hidup, janinnya keguguran. Lalu, ketika dia menganang suaminya dan
mengepulkan kesedihannya lewat klobot yang dihisapnya, semangatnya bangkit, dia
kembali merintis usaha yang telah susah payah suaminya bangun. Hilangnya Idroes
Moeria menjadi kesempatan besar buat Soedjagat untuk mendekati Roemaisa,
sayanganya tetap saja ditolak mentah-mentah karena Roemaisa sangat mencintai
istrinya. Ketika Indonesia
merdeka, para pemuda kembali ke kota
kelahirannya, begitu pula dengan Idroes Moeria.
Ketika menjadi tawanan di Soerabaia, Idroes seperti mendapat
inspirasi, ia melihat rokok-rokok yang beredar memiliki selubung kemasan yang
bermacam-macam, dia ingin merubah bungkus kemasan Djojoboyo yang dia anggap
bukan nama dagang yang baik. Karena masih dalam suasana kemerdekaan, Idroes
Moria pun menganti klobotnya dengan nama ‘Roko Kretek Merdeka!’ dengan gambar
seorang pejuang setengah badan dan kepalanya diikat dengan bendera merah putih
dan membawa bambu runcing. Dengan kemasan yang baru ini, usaha klobot Idroes
mulai melonjak tajam, dia juga memasarkan klobotnya tidak hanya Kota M yang
kecil tapi juga kota
disekitarnya. Usaha Idroes tidak semulus yang dia bayangkan, mantan temannya,
Soedjagad juga memproduksi klobot baru: ‘Roko Kretek Proklamasi’.
Setelah sempat keguguran, Roemaisa hamil lagi. Proses
lahirannya lancar hanya saja ada tragedi yang membuat Idroes dan Roemaisa
berhati-hati karena ari-ari anaknya dicuri orang, dengan peuah dukun desan,
Idroes mencari Kretek Mendak untuk menangkal semua hal yang tidak diinginkan
pada anaknya, yang dia beri nama Dasiyah.
Kebahagiaan Idroes dan Roemaisa dirasakan juga oleh
Soedjagad yang baru menikah dengan Lilis, perempuan kaya raya asal Madura. Dari
pernikahannya, Soedjagad mendapatkan lima
orang anak, yang pertama bernama Purwanti. Dasiyah juga mempunyai adik yang
diberi nama oleh orangtuanya, Rukiyah.
Kretek Merdeka! dan Proklamasi kini menjadi dua merek dagang
yang bersaing di kota
M. Dari dulu sampai sekarang Idroes dan Soedjagat tidak lelah bersaing.
Semakin dewasa Dasiyah semakin kelihatan ‘bakat kreteknya’
dia bisa membuat kretek yang sangat enak, tingwe,
yang isinya sari kretek yang hanya bisa didapat dari sisa melinting sehari
kemudian mengelemnya dengan jilatan ludahnya yang seperti Roro Mendhut,
ludahnya manis sehingga tingwe bikinannya
lebih manis daripada tingwe yang
lain.
Idroes gatal ingin mengembangkan usahanya lagi, setelah Roko
Merdeka! dia memang membuat berbagai macam kretek tapi tidak ada yang sesukses
Merdeka! Dia pun pergi untuk mencari wangsit dan tercetuslah ide itu: Kretek
Gadis, salah satu inspirasinya adalah anak gadisnya yang suka membuatkannya tingwe. Tidak ketinggalan, Soedjagad
selalu mengekor jika Idroes punya produk baru, dia pun menciptakan kretek:
Garwo Kulo.
Dasiyah menjadi tangan kanan ayahnya, dia gencar
mempromosikan kreteknya itu, tidak ketinggalan ke acara pasar malam yang sering
didatangi pengunjung, di sanalah dia pertama kali bertemu dengan Soeraja.
“Gurih itu rasa puas yang membuat orang lain merasa cukup dengan yang itu saja, tak perlu mencoba yang lain, sehingga nantinya akan kembali lagi untuk mencicipi rasa gurih itu.”
Saya ngebut seharian untuk menuntaskan buku ini karena
penasaran dengan masa lalu Soeraja dan Dasiyah atau sering disebut Jeng Yah.
Penulis begitu runtut menceritakan sejarahnya sehingga mau tidak mau saya harus
bersabar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Dan
endingnya begitu tak terduga.
Asing. Beda. Begitulah perasaan saya ketika membaca buku
ini, nuansa tradisionalnya kental banget, Jawa banget. Saya jarang baca hisfic
dalam negeri, bisa dibilang ini buku pertama yang saya cicipi dan aromanya
benar-benar bikin nagih.
Alurnya maju mundur,
pertama kita akan dikenalkan oleh anak-anak dari Soeraja, sudut pandangnya pun
dari Lebas, anak terakhir. Lebas digambarkan sebagai seorang lelaki yang bebas,
memilih murtad dari usaha ayahnya yang malah menjadi sutradara film kacangan.
Karim, anak kedua, tidak banyak disebutkan, peran dia adalah sebagai penengah
antara adiknya yang sering cekcek dengan sang kakak. Tegar, anak tertua, dari
kecil dia udah tercetak sebagai pewaris pabrik kretek ayahnya, meninggalkan
masa bermain dengan mengigilingi pabrik dan belajar seluk beluknya, membuat dia
menjadi pribadi yang serius.
Pencarian masa lalu orang tua mereka berbuah sejarah kretek
dari masa ke masa. Kadang ngikik sendiri dengan tingkah laku Lebas, apalagi pas
dia kesurupan Bob Marley, hahaha, ada-ada aja, dan juga ketika dia iseng
berhenti di sebuah kota dia akan membeli kretek khas daerah tersebut untuk
membuktikan kalau rata-rata menjiplak Kretek Djagad Raja milik keluargnya.
Yang agak menganjal dari buku ini adalah tidak adanya
pemisah antara masa sekarang dan masa lalu. Karena, pas lagi seru-serunya ingin
mengikuti pencarian Lebas, Karim, dan Tegar, tiba-tiba saya dilempar ke masa
lalu tanpa aba-aba dulu. Bisa sih membedakan, terasa sekali kok nuasanya. Di
awal pun ada tulisan [Lebas:] yang menandakan kalau dialah pov-nya, saya kira
yang lainnya bakalan ikut bersuara juga, ternyata hanya dia dan sudut pandang
orang ketiga untuk masa lalunya. Untuk pemisahnya, bisa saja menggunakan tahun
kejadian :D.
Untuk cover, suka banget! Saya juga suka berbagai ilustrasi
tentang kemasan kreteknya, tiap kali membaca tentang sejarah kreteknya, saya
mencari-cari gambarnya yang mana ya? Dan semuanya ada, jadi saya tidak
kesusahan membayangkan kemasannya, nyatanya ada.
Buat kamu yang pengen mencicipi Historical Fiction dalam
negeri untuk pertama kalinya seperi saya, buku ini patut dibaca, nggak membuat
bosan dengan sejarahnya malah bikin penasaran. Selain itu ada bumbu romancenya
juga jadi ada penyemangat yang lain ketika membacanya :D.
Penulis: Ratih Kumala
Editor: Mirna Yulistianti
Cover: Iksana Banu
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-8141-5
Cetakan pertama, Maret 2012
275 halaman
NB: karena terburu-buru, niatnya mau saya cantumin gambar kemasan-kemasan yang ada di buku, lain kali aja yah :)
Posting bareng BBI dalam rangka membaca buku-buku yang pernah masuk nominasi KLA (Khatulistiwa Literary Award)
NB: karena terburu-buru, niatnya mau saya cantumin gambar kemasan-kemasan yang ada di buku, lain kali aja yah :)
Posting bareng BBI dalam rangka membaca buku-buku yang pernah masuk nominasi KLA (Khatulistiwa Literary Award)
banyak yg posting buku ini, jadi makin ngiler pengen baca hehe...
BalasHapusbaru mau baca bulan depan :)
BalasHapussuper penasaran sama buku ini...cari pinjeman aaah =D
BalasHapusgak kesmapean-kesampean juga baca buku ini. kemarin niatnya ke gramed beli buku ini, eh malah beli buku k-romance #ehh
BalasHapusKeren nih ceritanya kayaknya. Jadi inget film Roro Mendut-nya Meriam Bellina. Ehehehe.
BalasHapusAku malah kebalikannya. Gak suka dengan covernya. Cewe merokok
BalasHapusDan gak terlalu tertarik dg kisah rokok
*tapi selera orang beda2 sih
Ceritanya bagus ya mba... covernya lucu dan menarik...
BalasHapusugg boots outlet
BalasHapustiffany jewelry outlet
kobe bryant shoes
nike tn
longchamp bag
canada goose jackets
michael kors handbags
true religion outlet store
rolex submariner
babyliss flat iron
fitflops
coach outlet online
longchamp bag
kate spade outlet
skechers shoes
puma shoes
nike free flyknit 3.0
ecco shoes
michael kors bags
versace sunglasses
levis 501
pandora jewelry outlet
true religion sale
polo ralph lauren outlet online
air force 1
coach factory outlet
christian louboutin sale
michael kors outlet
valentino shoes
yeezy boost 350
true religion jeans
michael kors uk
michael kors outlet online
coach outlet store online
2016730yuanyuan
ugg outlet
BalasHapuslouboutin shoes
hollister clothing
ugg boots
true religion
nike roshe run
louis vuitton
basketball shoes
replica watches
canada goose uk
20172.9wengdongdong