Penulis: Ika Natassa
Editor: Rosi L. Simamora
Penerbit: Gramedia
Cetakan: I, Agustus 2011
ISBN: 978-979-22-7439-4
344 halaman
Keara
We're both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe. How can we be so different and feel so much alike, Rul? Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu. Three years of my wasted life loving you.
Ruly
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, "Pak, istrinya sudah sadar," dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.
Harris
Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that i love." That's probably as close as i can get to hearing that she loves me.
Waktu baca sinopsis di atas pada sampul belakang buku, awalnya saya kira akan jatuh cinta sama Ruly, tapi SALAH BESAR! Begitu membaca ucapan terima kasih bergulir ke bab pertama dan seterusnya, i'm falling in love with Harris so much much, cinta mati, cinta buta, apa pun namanya. Dari tema cerita mungkin udah pasaran, cinta segi empat antara Harris > Keara > Ruly > Denise (di bawah Keara seharusnya ada tanpa panah ke atas dan ada orang yang bernama Panji, tapi saya tidak bisa membuatnya) tapi tetep aja berjuta rasanya membaca novel ini. Masih khasnya Ika Natassa, selain cover yang keren, dalam tulisannya selalu menyisipkan bahasa inggris yang campur aduk, Banker, Photographer, dan John Mayer.
Ceritanya Simpel dan intinya sih apa susahnya nyatain cinta? Keara, Ruly dan Harris sudah bersahabat sejak mereka pertama kali bekerja di sebuah bank yang sama. Harris yang tergila-gila dengan F1 mengajak dua sahabatnya itu untuk nonton secara langsung di Singapura. Keara tentu saja ikut karena ada Ruly, tapi sewaktu mau berangkat tiba-tiba Ruly tidak bisa ikut. Jadilah Keara dan Harris di Singapura selama tiga hari berdua saja, bersama terus (yang sangat disyukuri Harris), di sana juga, masalah mulai muncul, satu malam yang benar-benar membuat si womanizer senang tak terkira dan hancur lebur. Keara sangat marah karena dia terpaksa kehilangan satu sahabat terdekatnya, partner-in-crime dalam situasi apa pun, dia pun minta dikenalkan adik iparnya Dinda, sahabatnya, untuk melupakan Harris, Panji, dimana dia sama playboy-nya dengan Harris. Tujuan awal emang hanya untuk bersenang-senang tapi lama kelamaan si playboy itu takluk juga sama si bich Keara, sedangkan Keara masih seperti tujuan awal. Sewaktu ditugaskan dalam kelompok yang sama, Ruly menemukan sosok Keara yang berbeda, tidak "seliar" yang selama ini tampak dipermukaan, Keara pun seperti mendapatkan celah untuk memasuki hati Ruly, tapi apakah dia benar-benar Mr. Right?
Melepas kangen setelah Divortiare, selalu menunggu karya Ika Natassa, selalu suka tulisannya, salah satu penulis metropop favorit (memfollow twitter dan tumblr-nya, punya semua bukunya kecuali Underground dan cerpennya di Writer 4 Indonesia, sebut saja penggemar durhaka!). Suka sekali covernya, sesuai dengan inti cerita dimana sewaktu membacanya kita akan merasakan perasaan yang berbeda-beda, diaduk-aduk entah menjadi apa. Suka banget dengan mengambil sudut pandang tiap tokoh, selalu suka kalau cara penulisannya begini, saya bisa tahu apa yg dirasakan si tokoh (coba ya kalau di Devortiare kayak gini, penasaran dg isi kepala Beno), seperti perasaan Harris ke Keara, kerasa banget betapa dia sayang, rela berkorban apa pun untuk sahabat yang dicintainya itu Jelas saya jatuh cinta sama Harris, dari awal interaksi hanya ada Keara dan Harris, betapa dia cinta mati sama Keara, gampangannya kalau di suruh nyemplung ke jurang pasti mau kalo yang nyuruh Keara.Trenyuh kalau Harris bilang, "Anytime, Key." Hampir semua adegan yang ada Harrisnya saya suka, yang paling touch, romantis ada di halaman 40,
..., gue berbaring, dan menahan napas saat Keara tiba-tiba langsung berbaring telentang dan menyandarkan kepalanya di perut gue."Kita istirahat dulu nggak pa-pa ya, Ris? Capek banget gue. Si Katy Perry ini batal konser, lagi, nyebelin," repetnya.Apa pun yang elo mau, K.Gue tahu gue pernah bilang yang gue inginkan hanya dia, menatap gue satu detik saja, sebagai laki-laki yang mungkin dia cintai.But for now, this is enough.This is enough.
dan satu lagi bagian yang saya sukai ada di halaman 59, waktu Harris melafalkan bait terakhir lagu Tenors dari Grigolo dan Bocelli,
"All you'll know for sure is the more she makes you suffers, the more you find you love her."
Gue mencintai lo seperti itu, Key. The more you make me suffer, the more i find i love you.
Kalau dilihat sekilas mungkin si Harris ini melow, tapi Big No No, bagi laki-laki yang bernama lengkap Harris Risjad, 30 tahun dan mengaku kalau paling jantan se-Jabodetabek dan Bandung, emang bawaannya kocak, walaupun dia sering menye-menye dan kadang terlihat kasihan, yang paling lucu itu waktu dia sok "alergi" sama sountracknya Titanic, hahahaha, beneran kocak, emang apa salahnya sih kalau cowok dengerin lagunya Celine Dion? Sumpah Harris lebay, LOL.
Agak sedih juga setengah halaman ke belakang Harris mulai hilang dan digantikan oleh Ruly dan Panji. Suka gaya lebaynya dia kalo ngomong betapa cintanya dia ke gadis yg dengan pedenya dipanggil "cinta gue." Tapi sayang, si fucking man ini harus bersaing dengan si lucky bastrard yang amat digilai cintanya ini (haha, ketularan Harris). Jangan heran ya kalau dari awal saya ngomong Harris, Harris, Harris melulu, maklum saya #TeamHarris. Tapi bukannya saya benci Ruly, ada bagian yang saya suka dari dia, dia laki-laki lurus, sholeh, normal dan tentu saja cakep, saya juga suka alesan dia kenapa suka sepak bola dan bercita-cita menjadi atlet. Tapi tetap ya, Harris si Funking man pilihanya :))
Oh ya satu lagi, suka pendapat penulis tentang kepribadian orang itu bisa dilihat dari isi ipodnya ^^
Ketar ketir nih endingnya bakalan sama siapa, semoga sesuai dengan harapan. Waktu membaca halaman ke 333, wo-ho tidak bisa ketebak sama sekali. Sayangnya menurut saya endingnya sama ngantungnya dengan Divortiare. Yah, mungkin penulis ingin pembaca yang menentukan endingnya sendiri, ibaratnya kalau kita makan bakso yang enak, sesuai selera masing-masing, ingin nambahin sambal atau kecap agar rasanya sesuai dengan keinginan kita apa nggak. So, up to you.
4 sayap untuk Harris si womanizer
NB: Tentang Pengarang
Ika Natassa adalah seorang banker dengan hobi menulis dan fotografi. Antologi Rasa adalah novel keempatnya setelah A Very Yuppy Wedding, divortiare, dan Underground. AVYW menjadi Editor's Choise majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008, dan dia juga dinominasikan sebagai Talented Young Writer dalam penghargaan Khatulistiwa Literary Awards tahun 2008. Tahun 2004 dia menjadi salah satu finalis Fun Fearless Female majalah Cosmopolitan Indonesia, dan tahun 2010 memperoleh penghargaan Women Icon dari The Marketeers dan Best Employee Award di salah satu bank terbesar di Indonesia tempat dia meniti karier. Pada tahun yang sama, dia juga menjadi salah satu pendukung proyek "Writers Indonesia" bersama Nulisbuku.com, yaitu penerbit kumpulan cerita dan esai penulis berbakat Indonesiayang keseluruhan pembayaran royaltinya disumbangkan untuk bantuan korban bencana Merapi, Wasior, dan Mentawai. Saat ini Ika menetap di Jakarta , meniti karier di bidang commercial banking dan wholesale transaction banking, dan sekaligus mengajar di Commercial & Bussiness Banking Academy di Bank Mandiri (Sumber: Gramedia).
Twitter: @ikanatassa
tumblr: ikanatassa.tumblr.com
Cm baca resensi ini ikutan jd suka Harris, pdhl belum baca!
BalasHapusHidup Harris!
:b
Apalagi kalau udah baca, tambah kesemsem deh :p
Hapusih buat aku Harris itu stupid banget hahahha cuma jadi ban serep doank
BalasHapusHahahaha, emang kasian sih tapi tapi.... tetep kece :p
HapusBikin gregetan bacanya.... x) mba Ika Sukses mengocok emosi pembacanya
BalasHapusNggak usah diragukan lagi mah tulisannya :)
Hapus