Tiga Sandera Terakhir
Terinspirasi dari konflik berdarah di Timur Indonesia
Terinspirasi dari konflik berdarah di Timur Indonesia
Penulis: Brahmanto Anindito
Genre: Thriller Militer
Penyunting: Hermawan Aksan, Miranda Harlan
Desainer sampul: Oesman
Penerbit: Noura Books
ISBN: 978-602-0989-47-1
Cetakan pertama, Mei 2015
316 halaman
Buntelan dari @NouraBooks
Bisa dibeli di @bukupediacom
Bisa dibeli di @bukupediacom
Penyanderaan brutal terjadi di sebuah desa di Papua. Korbannya lima orang—warga negara Indonesia, Australia, dan Perancis. Semua telunjuk segera mengarah ke OPM, Organisasi Papua Merdeka. Namun, OPM sendiri menyangkalnya. Mereka menegaskan bahwa pihaknya sudah lama tidak menggunakan cara-cara ekstrem seperti itu, demi perjuangan kemerdekaan Papua Barat.
Lantas, siapa dalang penyanderaan itu? TNI enggan berteka-teki terlalu lama. Satuan Antiteror Kopassus di bawah pimpinan Kolonel Larung Nusa segera diturunkan ke Bumi Cenderawasih. Tapi, malang tak bisa ditolak. Korban malah berjatuhan, baik di pihak sandera maupun anggota Kopassus. Salah seorang anggota bahkan dinyatakan hilang secara misterius di belantara Papua.
Kolonel Nusa mulai menyadari bahwa lawannya ini bukan sekadar milisi OPM. Melainkan pasukan khusus seperti dirinya.
Impian terbesar Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ingin mendirikan negara sendiri bernama Republik Papua Barat. Selama ini rakyak Papua merasa tertindas, bebas dari jajahan Belanda masuk cengkraman Indonesia. Ada dua alasan kenapa mereka ingin merdeka, pertama, tidak ada keadilan. Papua terkenal dengan penghasil emas, tembaga, minyak dan keanekaragaman hayati namun penduduk asli tidak pernah mendapatkan kesejahteraan, bahkan pemerataan pembangunan macet, kalah dengan pulau lain terlebih pulau Jawa. Kekayaan dari bumi Papua lebih banyak dinikmati oleh orang-orang yang berada di kota besar dan negara kapitalis. Misalnya Freeport, tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia malah menjadi milik Amerika, Inggris, dan Australia. Alasan kedua adalah mereka ingin mandiri. OPM terbentuk sejak 1 Desember 1965, dari tahun ke tahun semangat mereka tidak pernah surut, namun dengan tegas TNI selalu menggagalkan gerakan separatisme tersebut, tidak ingin perjuangan para pahlawan sia-sia. NKRI adalah harga mati, dengan segala usaha TNI akan mempertahankan NKRI.
Sewaktu tersiar berita bahwa ada penculikan di tanah Papua, dua warga negara Indonesia dan tiga warga asing (dua dari Perancis dan satu dari Australia) dinyatakan hilang, TNI langsung menuding OPM-lah pelakunya. Kasus tersebut menjadi kasus internasional, bukan sekadar aksi kriminalitas biasa karena melibatkan warga asing, semua mata tertuju kepada Indonesia, menunggu langkah apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah, menjadi tantangan besar bagi TNI karena sepak terjangnya kini disorot banyak pihak. Tanpa membuang banyak waktu, atas perintah dari Panglima TNI dan Komandan Jendral Koppasus, Kolonel Larung Nusa segera memboyong pasukan terbaiknya dari Satuan 81/Penanggulangan Teror (Sat-81/Gultor) ke Jayapura. Kalau kepolisian memiliki Densus 88 untuk memerangi terorisme, maka TNI punya Gultor, pasukan tak tergantikan ketika unjuk gigi di hutan. Nusa sendiri dipandang sebelah mata, banyak yang meragukan kemampuannya sebagai Komandan Gultor. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah menduduki posisi penting, banyak orang menganggap karena dia menantu dari seorang menteri yang berpengaruh di TNI. Oleh sebab itu, lewat kasus ini dia ingin membuktikan kalau semua yang telah diraihnya berkat keringat yang dia miliki, ingin membuktikan kualitasnya sebagai prajurit profesional dengan aksi pembebasan para sandera tanpa banyak mengorbankan nyawa.
Sewaktu tersiar berita bahwa ada penculikan di tanah Papua, dua warga negara Indonesia dan tiga warga asing (dua dari Perancis dan satu dari Australia) dinyatakan hilang, TNI langsung menuding OPM-lah pelakunya. Kasus tersebut menjadi kasus internasional, bukan sekadar aksi kriminalitas biasa karena melibatkan warga asing, semua mata tertuju kepada Indonesia, menunggu langkah apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah, menjadi tantangan besar bagi TNI karena sepak terjangnya kini disorot banyak pihak. Tanpa membuang banyak waktu, atas perintah dari Panglima TNI dan Komandan Jendral Koppasus, Kolonel Larung Nusa segera memboyong pasukan terbaiknya dari Satuan 81/Penanggulangan Teror (Sat-81/Gultor) ke Jayapura. Kalau kepolisian memiliki Densus 88 untuk memerangi terorisme, maka TNI punya Gultor, pasukan tak tergantikan ketika unjuk gigi di hutan. Nusa sendiri dipandang sebelah mata, banyak yang meragukan kemampuannya sebagai Komandan Gultor. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah menduduki posisi penting, banyak orang menganggap karena dia menantu dari seorang menteri yang berpengaruh di TNI. Oleh sebab itu, lewat kasus ini dia ingin membuktikan kalau semua yang telah diraihnya berkat keringat yang dia miliki, ingin membuktikan kualitasnya sebagai prajurit profesional dengan aksi pembebasan para sandera tanpa banyak mengorbankan nyawa.
Panglima OPM bahkan mengirimkan surat kalau mereka tidak tahu menahu dan tidak bertanggung jawab akan kasus penyanderaan yang sedang terjadi. Sudah lama mereka tidak menggunakan cara dengan melibatkan warga sipil. Entah siapa dalang dibalik semua ini, Kolonel Nusa langsung mengambil langkah tegas setelah jalan damai yang diusahakan tanpa hasil, pasukannya akan menyerbu, tidak mudah memang karena lokasi penyanderaan sangat sulit di tempuh, berada di hutan dan berbukit-bukit, peta yang mereka miliki tidak jelas. Untung saja dia mempunyai kenalan seorang ahli geologi yang saat ini sedang berada di Papua. Namun, segala usaha heroik yang dilakukan Kolonel Nusa tetap tidak memuaskan atasan, banyak korban berjatuhan bahkan salah satu anggota Kopassus terbaik hilang!
Menjadi rapor merah bagi Kolonel Nusa, bahkan dia mendapatkan skorsing padahal misi belum benar-benar tuntas, terlebih lewat sebuah pesan rahasia dia melihat rekaman video yang berisi penyiksaan anggotanya yang hilang. Komandan Jendral Kopassus ingin membalas dendam tapi tidak mendapatkan izin, TNI lepas tangan, jalan kotor pun ditempuh. Lewat skorsing yang diberikan, Komandan ingin mengutus prajurit terbaiknya, Larung Nusa membasmi gerakan separatisme ini sampai ke akar-akarnya, membentuk tim hantu. Tim hantu adalah unit kecil yang dioperasikan tanpa pengakuan dari TNI, identitas mereka diburamkan, tidak ada tanda jasa yang akan diperoleh, hanya uang. Rata-rata anggotanya adalah eks-Brimob, Densus 88, Sat Bravo, Denjaka, dan pasukan lainnya yang terdesersi atau dipecat. Namun, walau diberhentikan dengan tidak hormat, mereka semua rata-rata pernah menjadi Top 20 di kesatuannya. Misi baru pun menyambut Kolonel Larung Nusa, membasmi gerakan yang mengadu domba antara OPM dan NKRI.
Sewaktu ditawari penulisnya untuk bergabung dalam blogtour dan mereview buku terbarunya, Tiga Sandera Terakhir, tanpa berpikir panjang saya langsung bersedia. Karya Brahmanto Anindito tidak perlu diragukan lagi, dia adalah penulis thriller dalam negeri yang sanggup mengeluarkan saya dari zona nyaman, seorang pembaca romance yang bisa dibilang antipati dengan genre 'menyeramkan' ini, membuat saya sangat betah menikmatinya. Padahal jarang sekali saya tertarik dengan genre thriller, karya dalam negeri lagi, baca pun pasti thriller terjemahan, sangat pilih-pilih. Karyanya selalu menjadi pilihan dan sangat informatif. Saya pun langsung mencari tahu tentang Tiga Sandera Terakhir di microsite www.warungfiksi.net/tiga-sandera-terakhir, membaca bab pertamanya langsung penasaran! Baru kali ini saya membaca buku bergenre thriller militer, berlatar Papua lagi, tentu bukan hal yang mudah bagi penulis. Setelah saya merampungkan Tiga Sandera Terakhir, riset yang dilakukan penulis tidaklah sia-sia, banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan, perasaan deg-degan sepanjang membaca dan keseruan yang tidak ada habisnya. Buku ini menjadi favorit dari beberapa karya penulis sebelumnya yang sudah saya baca.
Sama halnya dengan Satin Merah yang mengenalkan kita akan sastra sunda atau Rahasia Sunyi tentang kemistisan gunung Kerinci, membaca Tiga Sandera Terakhir akan membuat kita mengenal lebih jauh tentang TNI, beberapa kesatuan yang ada di dalamnya, cara mereka berlatih, bahkan sandi-sandi yang sering mereka gunakan. Selain itu, kita juga akan mendapatkan pelajaran sejarah tentang Papua, kapan lepas dari Belanda, Operasi Trikora, asal usul pergantian nama dari Irian Jaya menjadi Papua, sampai informasi tentang OPM. Belum lagi adat dan kebudayaan orang Papua yang ditunjukkan penulis, seperti bahasa, kita akan mengenal beberapa kosakata Papua, keindahan alam serta liar-nya, rumah adat honai, mengenal kebudayaan dari daerah pengunungan tengah Papua yang menandakan kedewasaan dengan cara tusuk hidung bagi laki-laki dan melubangi telinga bagi wanita. Kita juga akan mengenal tradisi unik mumifikasi yang sering dilakukan oleh masyarakat di desa-desa pelosok Papua Nugini. Biasanya tradisi ini untuk orang yang sudah meninggal dari keluarga terpandang. Hati-hati membaca bagian ini karena bisa membuat ngilu. Semua dijelaskan secara detail tanpa bertele-tele. Singkat. Padat. Jelas.
Plotnya rapi, runtut, ada twist yang mengecoh saya, gaya berceritanya asik banget, banyak humor yang terselip sehingga suasana tegang sedikit tercairkan, adegan perangnya digambarkan secara detail sehingga kita bakalan ikutan deg-degan, ada juga teka teki atau sandi yang mengagumkan, tidak membuat bosan dan sangat seru, banyak kejutan yang tidak bisa saya prediksi sebelumnya. Misalkan saja ada salah satu tokoh yang di awal sepertinya tidak penting, namun di belakang kehadirannya sangat menentukan jalannya cerita. Penokohannya juga bagus sekali, walau kurang detail pendeskripsiannya, setidaknya dari perilaku mereka ada gambaran seperti apa orangnya. Tidak ada peran yang sia-sia. Favorit saya tentu saja Kolonel Larung Nusa, dia keren banget, tipe pemimpin yang bisa serius dan bercanda pada waktunya, seorang patriot sejati. Selain itu aksi para tim hantu tidak boleh dilewatkan, bikin tegang sekaligus tertawa di tengah perang, mereka adalah tokoh favorit selanjutnya, pecaya deh, percakapan mereka bakalan bikin kalian ngakak :D. Untuk pemeran antagonis, psico-nya dapat banget! Bagian favorit saya adalah ketika Kolonel Larung Nusa mulai mencari personil untuk tim hantu, benar-benar nggak bisa berhenti baca!
Sebenarnya nggak banyak kekurangan, hanya kurang detail di beberapa bagian, misalnya saja bagian akhir, cepet banget, nggak rela berpisah begitu saja dengan para tim hantu, pengin lebih detail lagi menyangkut Larung Nusa, kasih sedikit kisah cinta gitu XD. Dan yang jelas, tolong dibikin lanjutannya, kakakkkkk XD. Untuk informasi tambahan mengenai buku ini, kalian bisa mengunjungi http://warungfiksi.net/tiga-sandera-terakhir/. Bisa baca bab pertamanya dulu bagi yang penasaran akut, bahkan ada kamus Papua yang akan membantu kalian ketika membaca nanti, walau banyak terselip catatan kaki yang cukup informatif di buku, microsite tersebut bisa menjadi pendamping sewaktu membaca.
Buku ini adalah fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata tragedi penyanderaan para peneliti Lorentz selama 130 hari di Desa Mapnduma, Irian Jaya pada tahun 1996. Penulis ingin menyegarkan ingatan kita akan tragedi tersebut, mempelajari motivasi-motivasi pelaku di baliknya yang nantinya bisa kita renungkan. Semua yang tertuang di dalam buku ini sangat realistis dan logis, riset yang dilakukan penulis perlu perlu diacungi jempol. Tiga Sandera Terakhir bercerita tentang orang-orang yang cinta akan tanah air, tentang kekompakkan dan kesetiakawanan. Bahwa akan selalu ada kebaikan yang melawan kejahatan.
Menjadi rapor merah bagi Kolonel Nusa, bahkan dia mendapatkan skorsing padahal misi belum benar-benar tuntas, terlebih lewat sebuah pesan rahasia dia melihat rekaman video yang berisi penyiksaan anggotanya yang hilang. Komandan Jendral Kopassus ingin membalas dendam tapi tidak mendapatkan izin, TNI lepas tangan, jalan kotor pun ditempuh. Lewat skorsing yang diberikan, Komandan ingin mengutus prajurit terbaiknya, Larung Nusa membasmi gerakan separatisme ini sampai ke akar-akarnya, membentuk tim hantu. Tim hantu adalah unit kecil yang dioperasikan tanpa pengakuan dari TNI, identitas mereka diburamkan, tidak ada tanda jasa yang akan diperoleh, hanya uang. Rata-rata anggotanya adalah eks-Brimob, Densus 88, Sat Bravo, Denjaka, dan pasukan lainnya yang terdesersi atau dipecat. Namun, walau diberhentikan dengan tidak hormat, mereka semua rata-rata pernah menjadi Top 20 di kesatuannya. Misi baru pun menyambut Kolonel Larung Nusa, membasmi gerakan yang mengadu domba antara OPM dan NKRI.
Sewaktu ditawari penulisnya untuk bergabung dalam blogtour dan mereview buku terbarunya, Tiga Sandera Terakhir, tanpa berpikir panjang saya langsung bersedia. Karya Brahmanto Anindito tidak perlu diragukan lagi, dia adalah penulis thriller dalam negeri yang sanggup mengeluarkan saya dari zona nyaman, seorang pembaca romance yang bisa dibilang antipati dengan genre 'menyeramkan' ini, membuat saya sangat betah menikmatinya. Padahal jarang sekali saya tertarik dengan genre thriller, karya dalam negeri lagi, baca pun pasti thriller terjemahan, sangat pilih-pilih. Karyanya selalu menjadi pilihan dan sangat informatif. Saya pun langsung mencari tahu tentang Tiga Sandera Terakhir di microsite www.warungfiksi.net/tiga-sandera-terakhir, membaca bab pertamanya langsung penasaran! Baru kali ini saya membaca buku bergenre thriller militer, berlatar Papua lagi, tentu bukan hal yang mudah bagi penulis. Setelah saya merampungkan Tiga Sandera Terakhir, riset yang dilakukan penulis tidaklah sia-sia, banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan, perasaan deg-degan sepanjang membaca dan keseruan yang tidak ada habisnya. Buku ini menjadi favorit dari beberapa karya penulis sebelumnya yang sudah saya baca.
Sama halnya dengan Satin Merah yang mengenalkan kita akan sastra sunda atau Rahasia Sunyi tentang kemistisan gunung Kerinci, membaca Tiga Sandera Terakhir akan membuat kita mengenal lebih jauh tentang TNI, beberapa kesatuan yang ada di dalamnya, cara mereka berlatih, bahkan sandi-sandi yang sering mereka gunakan. Selain itu, kita juga akan mendapatkan pelajaran sejarah tentang Papua, kapan lepas dari Belanda, Operasi Trikora, asal usul pergantian nama dari Irian Jaya menjadi Papua, sampai informasi tentang OPM. Belum lagi adat dan kebudayaan orang Papua yang ditunjukkan penulis, seperti bahasa, kita akan mengenal beberapa kosakata Papua, keindahan alam serta liar-nya, rumah adat honai, mengenal kebudayaan dari daerah pengunungan tengah Papua yang menandakan kedewasaan dengan cara tusuk hidung bagi laki-laki dan melubangi telinga bagi wanita. Kita juga akan mengenal tradisi unik mumifikasi yang sering dilakukan oleh masyarakat di desa-desa pelosok Papua Nugini. Biasanya tradisi ini untuk orang yang sudah meninggal dari keluarga terpandang. Hati-hati membaca bagian ini karena bisa membuat ngilu. Semua dijelaskan secara detail tanpa bertele-tele. Singkat. Padat. Jelas.
Plotnya rapi, runtut, ada twist yang mengecoh saya, gaya berceritanya asik banget, banyak humor yang terselip sehingga suasana tegang sedikit tercairkan, adegan perangnya digambarkan secara detail sehingga kita bakalan ikutan deg-degan, ada juga teka teki atau sandi yang mengagumkan, tidak membuat bosan dan sangat seru, banyak kejutan yang tidak bisa saya prediksi sebelumnya. Misalkan saja ada salah satu tokoh yang di awal sepertinya tidak penting, namun di belakang kehadirannya sangat menentukan jalannya cerita. Penokohannya juga bagus sekali, walau kurang detail pendeskripsiannya, setidaknya dari perilaku mereka ada gambaran seperti apa orangnya. Tidak ada peran yang sia-sia. Favorit saya tentu saja Kolonel Larung Nusa, dia keren banget, tipe pemimpin yang bisa serius dan bercanda pada waktunya, seorang patriot sejati. Selain itu aksi para tim hantu tidak boleh dilewatkan, bikin tegang sekaligus tertawa di tengah perang, mereka adalah tokoh favorit selanjutnya, pecaya deh, percakapan mereka bakalan bikin kalian ngakak :D. Untuk pemeran antagonis, psico-nya dapat banget! Bagian favorit saya adalah ketika Kolonel Larung Nusa mulai mencari personil untuk tim hantu, benar-benar nggak bisa berhenti baca!
Sebenarnya nggak banyak kekurangan, hanya kurang detail di beberapa bagian, misalnya saja bagian akhir, cepet banget, nggak rela berpisah begitu saja dengan para tim hantu, pengin lebih detail lagi menyangkut Larung Nusa, kasih sedikit kisah cinta gitu XD. Dan yang jelas, tolong dibikin lanjutannya, kakakkkkk XD. Untuk informasi tambahan mengenai buku ini, kalian bisa mengunjungi http://warungfiksi.net/tiga-sandera-terakhir/. Bisa baca bab pertamanya dulu bagi yang penasaran akut, bahkan ada kamus Papua yang akan membantu kalian ketika membaca nanti, walau banyak terselip catatan kaki yang cukup informatif di buku, microsite tersebut bisa menjadi pendamping sewaktu membaca.
Buku ini adalah fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata tragedi penyanderaan para peneliti Lorentz selama 130 hari di Desa Mapnduma, Irian Jaya pada tahun 1996. Penulis ingin menyegarkan ingatan kita akan tragedi tersebut, mempelajari motivasi-motivasi pelaku di baliknya yang nantinya bisa kita renungkan. Semua yang tertuang di dalam buku ini sangat realistis dan logis, riset yang dilakukan penulis perlu perlu diacungi jempol. Tiga Sandera Terakhir bercerita tentang orang-orang yang cinta akan tanah air, tentang kekompakkan dan kesetiakawanan. Bahwa akan selalu ada kebaikan yang melawan kejahatan.
Recommended bagi kamu pecinta thriller, yang ingin mengetahui tentang dunia militer, seluk beluk TNI, mengenal Papua lebih dekat lagi. Buku ini full action, 'cowok banget', penuh bakbikbuk dan darderdor, bukan berarti pecinta romance tidak dapat menikmatinya, buktinya saya bisa :D
4 sayap untuk sang baret merah.
Tentang Penulis:
Brahmanto Anindito adalah penulis yang selalu bersyukur dengan kebesaran dan kekayaan Indonesia. Baginya, negeri ini merupakan sumber inspirasi sekaligus bahan tulisan yang tak pernah kering. Itulah kenapa latar Indonesia senantiasa terlihat kental dalam novel-novel thriller-nya, seperti Pemuja Oksigen (Jaring Pena), Satin Merah (GagasMedia), dan Rahasia Sunyi (GagasMedia).Ask Author
Semangat itu sedikit-banyak juga tersirat dalam beberapa tulisannya di ajalah Intisari, Hai, Cinemags, Mossaik, Glocal, Game Master, jurnal film Clea, Harian Jawa Pos, Surya, Bangka Pos, Padang Ekspres, dan lain-lain. Lantaran semangat mencintai Indonesia itu pula, pada 2009, Brahm terpilih sebagai Pemenang I #IndonesiaUnite Blogger Competition yang dihelat Kompasiana. Lalu, pada 2012, Deutsche Welle Media menunjuk dan membiayainya untuk menghadiri Global Media Forum di Bonn, Jerman.
Dalam kesehariannya mencari sandang-pangan, lulusan Komunikasi Universitas Airlangga ini pernah menjadi wartawan di majalah gaya hidup, editor di majalah bisnis, copywriter di perusahaan integrated marketing communication. Dan sekarang, dia adalah ghostwriter, copywriter, scripwrtiter, dan blogger purnawaktu. (Sumber: goodreads, Tiga Sandera Terakhir)
Blog: Brahmanto.WarungFiksi.net
Twitter: twitter.com/Brahmandito
Facebook: facebook.com/brahmanto.anindito
Berhubung saya orangnya kepo, baca aja nggak cukup, pengin tanya-tanya penulis, dengan baik hati penulis mau direpotkan, berikut wawancara singkat saya dengan Brahmanto Anindito:
Kenapa memilih Noura Books untuk buku terbarunya?
Soal penerbit, itu karena (1) Noura yang nawarin tema itu, (2) Tema semacam itu menurutku nggak cocok diterbitkan Gagas, (3) ganti suasana :).
Berapa lama pengerjaan buku ini? mulai dari riset, penulisan, sampai ada di tangan editor?
Idenya digulirkan pertengahan 2012. Tapi karena novel begini butuh lobi-lobi buat riset, beberapa kali vakum buat nunggu jawaban wawancara, beberapa kali berubah kerangkanya, belum lagi sejak 2013 udah mulai panas suhu politik (ada pilpres yang bikin nggak nyaman berkarya dengan topik nyerempet politik gini), ditambah temanya emang paling sulit dibanding novel-novelku yang lain, akhirnya draft baru kelar tengah 2014.
Setelah itu, editing. Diskusi dengan editor-editornya, revisi, dsb. Terus, menunggu antrean cetak. Akhirnya, baru nongol Juni 2015.
Yang paling susah dalam menggarap buku ini apa? Apakah berbeda dengan buku-buku sebelumnya?
Yang paling susah ya risetnya. Aku waktu itu nggak ngerti soal teknis militer dan buta soal Papua. Jadi periode belajarnya lama juga tuh. Tapi puas, hasilnya membuat portofolio novel karyaku nggak begitu-begitu saja :).
Kenapa memilih OPM? Kenapa nggak GAM (Gerakan Aceh Merdeka) atau yg lain?
Pertama, GAM kan udah damai dengan RI. Kelompok separatis yang berpotensi jadi bom waktu itu, menurutku, OPM. Kedua, GAM di Aceh. Aku udah pernah nulis novel di barat Indonesia (Rahasia Sunyi). Indonesia timur belum, hehehe...
Apakah tim hantu itu beneran ada di dunia nyata?
Aku yakin bener-bener ada di militer negara manapun. Cuma, kita nggak bisa buktiin ekistensi mereka.
Terus, setelah Tiga Sandera Terakhir apakah ada buku baru lagi? Kasih bocoran dong tentang apa? Apakah nggak berniat menulis lanjutan Tiga Sandera Terakhir? Karena menurut saya buku ini seru banget kalau dibikin serial :p
Ada. Tapi masih di tahap kerangka. Ini novel duet lagi sama Rie Yanti :). Kalau lanjutan Tiga Sandera Terakhir sih aku mau-mau aja. Masa risetnya lama, bukunya cuma satu?! Hehehe. Tapi, semua itu juga aku balikin ke pembaca dan penerbit. Kalau mereka menyambut hangat genre militer seperti ini, ya, kenapa tidak? :)
***
Ayo dibikin, kak! Saya salah satu pembaca yang nggak rela kalau aksi Kolonel Larung Nusa dan tim hantunya berhenti di satu buku aja, masih banyak tim hantu yang belum unjuk gigi, cuma empat orang yang ditampilkan padahal ada lebih dari sepuluh yang menjadi kandidat. Selain itu, latar belakang mereka juga belum dijelaskan secara detail, pengin mengenal lebih jauh. Kelar baca buku ini saya langsung mendapatkan perasaaan seperti ketika menonton film action Hollywood, masih saja terbayang-bayang aksi heroik mereka, seru banget! Dan di Indonesia belum ada novel yang seperti ini, jadi rasanya kok sayang banget kalau tidak ada lanjutannya lagi :D
Giveaway
Seorang warga negara Indonesia yang berdomisili di tanah air berkesempatan mendapatkan 1 eksemplar Tiga Sandera Terakhir yang akan dikirimkan langsung oleh penerbit Noura Books serentak setelah pemenang terakhir diumumkan.
Berikut syaratnya:
1. Follow twitter penerbit @NouraBooks dan penulis @brahmandito.
2. Share link tautan post ini ke media sosialmu (tidak harus Twitter) dengan hastag #TigaSanderaTerakhir, boleh juga beserta kesanmu tentang buku ini.
3. Jawab pertanyaan ini, cerita thriller seperti apa sih yang ingin kamu baca? di kolom komentar dengan format:
Nama:
Akun twitter:
URL tautan di media sosial:
Jawaban:
Giveaway di Kubikel Romance berlangsung dari tanggal 6-12 September 2015. Pemenang akan diumumkan di postingan ini paling lambat dua hari setelah tenggat.
Gampang, kan? Yuk buruan ikutan, bukunya dijamin seru, boleh banget kalian juga follow blog Kubikel Romance via GFC atau yang lain biar nggak ketinggalan informasi seru :D
Selain di Kubikel Romance, bakalan ada blogger lain yang akan membahas Tiga Sandera Terakhir, catat tanggalnya ya, karena bakal ada giveaway juga di sana:
Sulis: kubikelromance.com (6-12 September 2015)
Nana: readinginthemorning.blogspot.com (13-19 September 2015)
Opan: kandangbaca.com (20-26 September 2015)
Luckty: luckty.wordpress.com (27 September-3 Oktober 2015)
Ridho: ridhodanbukunya.wordpress.com (4-10 Oktober 2015)
*UPDATE*
Hai haloo, waktunya pengumuman, jawabannya bagus-bagus nih bingung milihnya, huhuhu. Setelah semedi sehari semalam saya memutuskan pemenangnya adalah
Ariansyah
@ariansyahABO
Selamat ya, saya akan menghubungi kamu untuk konfirmasi pengiriman hadiah. Bagi yang lain nggak udah sedih, masih ada giveaway lain, seperti Above the Stars yang tersedia untuk dua orang, akan ada dua blog tour juga di mana bakalan ada hadiah buku. Jadi stay tune terus di Kubikel Romance dan jangan lupa follow.
Xoxo
Nama : alvina
BalasHapusAkun twitter : @alvina13
Share : https://twitter.com/alvina13/status/640340614454755328?s=09
Jawaban : Aaaaakkk aku maauuu baca thriller militer beginiaaaan. Biasanya aku baca thriller yang rada horor, drama atau sekadar misteri detektif gitu. Kayaknya thriller militer bakal lebih seru deh, soalnya kan thriller militer gitu seringnya cuma versi filmnya aja, jarang jarang nemu novelnya. Non terjemahan pula. *masukin tiga sandera terakhir ke dalam wishlist*
Nama lengkap: Alifa Nanda Tarina
BalasHapusID twitter : @_alifananda
Link Share GiveAway : https://mobile.twitter.com/_alifananda/status/640355900004302848?p=v
Jawaban : aku suka cerita thriller yg sub genre crime, spionase/spy-thriller, military dan police procedural. *banyak ya* kalau harus milih satu aku lebih suka police procedural karena biasanya ceritanya mengandung cerita detektif untuk mengungkap sebuah kasus yang dibuat sedemikian rupa sehingga mengikuti prosedur yang dilakukan polisi di dunia nyata.
Nama: Wening
BalasHapusTwitter: @dabelyuphi
Share: https://twitter.com/DabelyuPhi/status/640369926805549056
Jawaban: sebenarnya cenderung lebih suka sama cerita-cerita horor thriller sih, tapi kepengen juga baca buku-buku ber-genre thriller militer kayak gini, yang banyak mengandung unsur detektifnya dan pasti bikin penasaran. bikinnya pasti juga susah, terlebih harus bikin riset ini iyu dulu dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. terlebih dengan baca buku-buku macam tiga sandera terakhir itu otomatis juga nambah ilmu di bidang kemiliteran indonesia.
Umi Marfa
BalasHapus@umimarfa
https://twitter.com/umimarfa/status/640388263539159044
Kriminal atau psikologis, yang isinya plot twist tapi susah ditebak, kalau bisa malah dibumbui sejarah suatu tempat atau daerahnya berdasarkan real, biar nggak cuma dari tokohnya. Yang isinya juga tentang dari segi otak penyelidik atau polisi gitu, kita kan sering liat kasus di tv tapi bingung "kok cepet banget selesai perkara?" atau malah "sesusah itu ya?"
Neneng Lestari
BalasHapus@ntarienovrizal
https://twitter.com/nTarienovrizal/status/640550058249748480
Aku memang suka banget sama Thriller, tapi kalau di tanya cerita thriller yang bagaimana aku lebih suka cerita yang melibatkan para remaja. Khas gaya R.L. Stine gitu yang seri Fear Street. Kalau R.L.STine kan ceritanya cenderung sederhana karena sesuai target pembaca, nah akan lebih seru (menurut aku) misalnya tokoh-tokoh dalam cerita thriller itu remaja belasan tahun tapi ceritanya di buat lebih berat. Misalnya petualangan kesebuah pulau yang ada buronan keji, atau para remaja yang terjebak di antara para kanibal atau yang scie-fic misalnya kejebak di antara tanaman yang hidup + pemakan daging (misalnya Summer In Hell).
Lois Ninawati
BalasHapus@_loisninawati
https://mobile.twitter.com/_loisninawati/status/640556342814470144?p=v
Suka thriller yang horror dikit sihh.. Soalnya kyak lebih serem gituu..
Nama: pramestya
BalasHapusAkun twitter:
@p_ambangsari
URL: twitter.com/ p_ambangsari/status/640352398146437124
Jawaban:
cerita thriller seperti apa
sih yang ingin kamu baca?
Cerita perang, yang ada
pembunuhan-pemb
unuhannya, cerita yg isinya mempertahankan diri dari
teror jadi penuh perjuangan,
cerita psikopat aku juga suka.
Tapi ceritanya yang ringan,
kalau keberatan malah bisa
bikin stres . Cerita thriller yang dicampur ilmu atau info
baru itu keren, misal novel ini
dan D'Angel-nya Luna
Thorashyingu. Sejenis itulah...
Eh iya ya...anggota tim hantu yang direkrut nggak sebanyak yang direkomendasikan... Tapi kalau mau ada sekuelnya, jangan di Papua lagi deh. Bagian utara Indonesia lagi...hehe.
BalasHapusOhya Lis, ada yang typo di atas. Harusnya Top 20 kali yaa....ga pake persen. Kalo pake persen malah bukan yg terbaik. :)
Setuju, biar kita bisa lebih mengenal daerah lain :)
HapusIhhh, aku kok nggak jeli banget sih, makasih mbak koreksinya :)
Nama : Afika Yulia Sari
BalasHapusTwitter : @afikayulia
Link Share : https://twitter.com/afikayulia/status/640703647739871232
Jawaban :
Thriller yang aku sukai itu, dibumbui dengan sedikit horor dimasak dengan teka-teki dan dimatangkan dengan sejarah.
Nama : Syafina
BalasHapusTwitter : capihasan
URL Tautan : https://twitter.com/capihasan/status/640707252358221824
Novel Thriller sebenernya sih baru baca kurang dari lima judul, salah satunya Satin Merah. Tapi saya suka film thriller action.. Baca review ini, yang kebayang sejenis Merah Putih, Hati Merdeka dan Darah Garuda. Penasaraaaan
Nama : Tri Indah Permatasari
BalasHapusAkun Twitter : @LiebeIs0503
URL tautan di media sosial : https://twitter.com/LiebeIs0503/status/640738651257737216
Jawaban : Thriller, dengan penuh misteri pembunuhan, penculikan, psikopat, atau misteri seperti vampire dan hantu. Itu semua karena aku sekarang lagi suka sama Drama Korea dari stasiun TV program OCN yang fokus pada pembuatan drama bergenre Thriller, mereka memiliki banyak judul drama thriller dengan tema yang berbeda-beda, memiliki daya tarik tersendiri disetiap drama. Ada yang fokus pada kasus misteri penculikan, bagian forensik meneliti dari segi penyakit atau obat dan luka, pemecahan kasus pembunuhan yang dibantu oleh hantu korban, dari segi penilaian terhadap pelapor dengan melihat gerak-gerik mereka/psikolog.
Dan buku ini juga menarik, aku suka. sedikit berbeda dengan yang biasa aku tonton atau membaca novel thriller yang biasanya misteri horror.
Nama: Ariansyah
BalasHapusTwitter: @ariansyahABO
Link share: https://twitter.com/ariansyahABO/status/640773217053904896
Jawaban:
Genre psychological thriller yang narator(karakter utamanya) nggak bisa dipercaya. Karena saya belum pernah baca buku karya penulis Indonesia yang naratornya menjebak sampe twist di endingnya bikin tercengang. Kalo dari luar (yang sudah kubaca) contohnya kayak Before I Go to Sleep sama The Girl On the Train. Dua buku tersebut cukup berhasil membuat pembacanya tidak dapat memprediksi endingnya tanpa menimbulkan kesan maksa. Semoga suatu hari nanti ada penulis Indonesia yang bisa nulis buku sekeren dua buku tersebut :))
Nama : Nova Indah Putri Lubis
BalasHapusTwitter : @n0v4ip
Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/640774848990461952
Thriller yang beginian mbak yang kayak di novel Tiga Sandera Terakhir, yang ada unsur militer, kekerasan, perkelahian, perseteruan, penghinatan. yang ada unsur action nya deh...
Thanks mbak
Nama: Frida Kurniawati
BalasHapusAkun Twitter: @kimfricung
Link share: https://twitter.com/kimfricung/status/640781358592192512
Jawaban:
Wah mungkin ini bukan kebetulan, Brahmanto Anindito adalah salah satu penulis laki-laki dalam negeri favoritku, karena novel-novelnya yang bergenre thriller-lokal itu :D
Cerita thriller yang ingin kubaca sebenarnya yang berlatarkan tempat dan kebudayaan Indonesia, seperti Seruak dan Rahasia Sunyi, tapi secara umum ini yang ingin kubaca:
(1) psychological thriller, seperti "Seruak" karya Vinca Callista, High Tide karya R.L. Stine
(2) criminal-thriller yang sadis dan berdarah-darah (jangan2 saya sebenarnya berjiwa psikopat ><), seperti karya-karya Mo Hayder, e.g. The Devil of Nanking, Birdman
(3) military-thriller (baru denger genrenya di sini, tapi langsung penasaran soalnya belum pernah baca)
Semoga bisa baca Tiga Sandera Terakhir :D
Indriani
BalasHapus@ryanie31
https://twitter.com/ryanie31/status/641138069496684544
psychological thriller yang di dalamnya juga disisipin kisah romance lah, hahaha. eh tapi makin keren kalo ada teka-tekinya gitu, trus endingnya gak bisa ketebak sama pembaca. Biar pembaca penasaran jadi gak akan melepaskan tuh buku sampai menjumpai kata tamat.
Nama: Eni Lestari
BalasHapusTwitter: @dust_pain
Link share: https://twitter.com/dust_pain/status/641196215216898048
aku suka novel thriller dengan sub-genre legal-thrillers, yang berhubungan dengan pengacara atau badan hukum gitu. dulu pernah baca novel dengan genre ini keren banget. twistnya dapet dan gak disangka2. orang yang kucurigai dari awal ternyata bukan pelakunya. arrghh sebel banget ketipu. tapi tetep seneng karena ceritanya bagus sih :)
link share yg kemarin lupa belum dikasih mention. yg ini udah :')
HapusLink share: https://twitter.com/dust_pain/status/641497928843030528
Nama : Septy Anggita
BalasHapusakun twitter : @sseptyanggita
url media share : https://twitter.com/sseptyanggita
cerita thrillers seperti apa yg pengen aku baca?
1. kayak yg direview di blog ini. pengeeeeennnnn banget makanya ikutan GA ini. toko buku jauh dari rumah jadi ikutan GA ajadehhh semogaa menang
2. Thrillers pembunuhan.. pengen nya penuh misteri dan dalam membacanya jadi menebak-nebak saja dan pengen membaca alur jalan ceritanya
3. thrillers yang dibubuhi percintaan. pasti jarang dan hampir gak pernah ada cerita thriller seperti ini
4. thriller pshycologi pasti bagus dan laku keras jika jalan ceritanya asik dan membuat pembaca menebak-nebak
sekian ka :) semoga menang. pengeeeeennnnn banget bacaaa toko buku jaaauuuhh dari rumah.. tapi jasa pengiriman dekat kok hehehe *kayakUdahMenangAja
Wardah
BalasHapus@bungaoktober_
http://twitter.com/bungaoktober_/status/641299075460022272
THRILLERS DARI GIVEAWAY INIIII! *mental gratisan*
Uhuk--mari kita serius. *benerin dasi* Thrill yang pengen banget saya baca itu ya setipe ini. Yang thrill emang "thrill" tanpa ada embel-embel klenik. Ya Allah aku paling engga kuat novel menegangkan yang ada unsur horor. Selain karena horor, saya sering merasa bahwa sesuatu dari dunia lain yang kalau sampai bisa mencelakakan entitas dari dunia yang berbeda itu tidak logis. Thrill yang banyak adegan gore juga engga suka sih habis kan ya serem huhu. Apalagi kalau dalam wujud film, serius engga bakal saya tonton.
Jadi, yah, saya suka novel menegangkan yang setipe ini. Ada misteri, konspirasi, sesuatu untuk ditebak oleh sang pembaca. Kalau ada aspek psikologinya lebih bagus lagi. Pasti bikin pembaca menebak-nebak dan seringnya ada twist tidak terkira di akhir.
Tapi, novel thrill yang paliiiiiiiing pengen saya baca itu novel thrill lokal. :")
Pengen banget baca novel thrill lokal yang bagus. Pengen banget menemukan semakin banyak penulis lokal yang terjun ke dunia thrill. Tapi, yah, jangan sampai penulis-penulis tersebut latah sih. Habis novel roman latah aja enggak banget apalagi novel thrill.
Nama : Dhila
BalasHapusAkun twitter : @fadhilatulip
Share : https://twitter.com/fadhilatulip/status/641423747807776768
Jawaban : cerita thriller seperti apa yang pingin aku baca? yang plotnya bagus dan bikin penasaran! lebih bagus lagi kalo memang penulisnya mengembangkan cerita berdasarkan riset, wah makin meyakinkan tuh ceritanya hihi. makin meyakinkan di sini berarti logis jalan ceritanya, bukan sekedar menghipnotis pembaca dengan kata-kata yang berbunga. dan novel 3 sandera terakhir ini sepertinya cukup bikin penasaran juga. soalnya ga cuma 1-2 orang yang bilang bagus, berarti ya memang bikin penasaran kan heheheh. OK, Tiga Sandera Terakhir sudah saya masukan dalam wishlist. :)
Nama: Hanifah Mahdiyanti
BalasHapusAkun Twitter: @mahdiyanti
Share: https://twitter.com/mahdiyanti/status/641481573942956032\
cerita thriller seperti apa yang pengen kubaca? yang jelas yang menegangkan dong.. dan yang alur ceritanya nggak gampang ditebak..
thriller termasuk bacaan favoritku, dan begitu tahu ada thriller militer, langsunglah aku penasaran... belum pernah nemu ada thriller militer kecuali di film.. cita rasa Indonesia lagi.. kurang apa coba?
Makanya, Tiga Sandera Terakhir ini sangat menggoda untuk dibaca.. semenegangkan apakah? seseru apakah? senikmat apakah waktu dibaca? uuuhhh... can't wait to read!!!
Nama: Norma Gesita
BalasHapusAkun Twitter: @choco_ba_nana
Share: https://twitter.com/choco_ba_nana/status/641532426242490368
https://www.facebook.com/nana.koyama?fref=nf
Jawaban: Aku ini penggemar cerita thriller banget!! Tau kalo ada novel thriller yang ngambil tema nggak biasa gini, pastilah pengin banget baca. Apalagi soal TNI itu belum banyak orang yang tau. Lumayan kan nambah pengetahuan dari novel. Hehehehehe.
Thriller yang menurutku harus banget di baca itu ya yang semacam "Tiga Sandera Terakhir" ini. Selain "Indonesia" banget, kesan thrillernya itu berasa banget karena kita semua udah tau ketegangan antara NKRI sama OPM. Novel-novel thriller di Indonesia kebanyakan masih berkiblat ke thriller barat, jadi nggak terlalu berasa. Beda kalau emang baca novel impor yang thriller, karena sejak awal udah ngebayanginnya itu terjadi di luar Indonesia. Menurutku jagoan thriller kalau dari luar itu ya Darren Shan. Kalau dari dalam negeri ada Lexie Xu sama Ziggy Zesyazeovanniezabriskie. Seandainya setelah baca buku "Tiga Sandera Terakhir" ini ternyata penulisannya Kak Brahmanto oke banget, aku pasti jadi penggemar setiaaaaa~
Sekian dan terima kasih
Belum puas, mau tambah lagi jawabannya boleh? Boleh dong :) #plaakk
HapusIntinya sih, novel thriller yang jadi favoritku itu tetep ada unsur humornya dalam porsi yang pas. Selain itu, bakal lebih oke ting-ting kalau dalam konfliknya juga bercampur trik psikologis. Lebih wow lagi kalau ternyata ada konspirasi di dalamnya. Aaaaaa~ bikin merinding!!
Nama : Veny
BalasHapusTwitter : @yutakaNoYuki
Link : https://twitter.com/yutakaNoYuki/status/641687827432927232
Jawaban :
Dari dulu aku selalu tertarik dengan cerita thriller yang menyangkut psikologi atau kejiwaan. Entah tentang kepribadian ganda atau skizofrenia. Apalagi ditambah pembunuhan plus konspirasi dibelakangnya, wuihhh bakal jadi novel favoritku tuh :D
Nama: Dian Maya
BalasHapusTwitter: @dianbookshelf
Link: https://twitter.com/dianbookshelf/status/641408717322256385
Thriller yang berhubungan dengan meretas teknologi ala-ala agen CIA itu loh.
Atau yang psikopat juga boleh. Saya selalu suka thriller apapun. :)
dian nafi
BalasHapus@ummihasfa
thriller yang berhubungan dengan pembunuhan yang terjadi di dunia nyata dan belum pernah terpecahkan siapa pelakunya.
Nama: Aya Murning
BalasHapusTwitter: @murniaya
Link share: https://twitter.com/murniaya/status/641980836783349760
Jawaban:
Thriller pembunuhan yang didasari oleh gangguan jiwa. Kayak raja yang ada di dongeng 1001 malam, ia membunuh para istrinya di malam pertama karena trauma istri pertamanya dulu mengkhianatinya dan terbunuh oleh pisaunya sendiri.
Nama: Thia Amelia
BalasHapusTwitter: @Thia1498
Link: https://twitter.com/Thia1498/status/642124758918676480?s=01
cerita thriller seperti apa sih yang ingin kamu baca?
Setuju banget sama kata-kata bang Brahmanto Anindito " negeri ini merupakan sumber inspirasi sekaligus bahan tulisan yang tak pernah kering". Banyak banget sejarah yang dipunya indonesia. Baru-baru ini, aku sedang belajar tentang G30S/PKI di Sejarah, dan itu seruuuuuu banget. Tapi, sampai sekarang kan tidak diketahui bagaimana pemberontakan itu bermula. Tapi sebelum kejadian itu, ternyata pada malam harinya banyak sekali jendral-jendral yang ditemukan menghilang dan ternyata ditemukan terbunuh dan ditimbun disebuah lubang yang akhirnya saat ini disebut sebagai lubang buaya. Entah kenapa saya suka sekali dengan kisah ini. Dari deretan kata-kata di atas ini, mungkin sudah menjelaskan bahwa cerifa thriller yg ingin aku baca adalah cerita tentang G30S/PKI atau mungkin bisa lebih spesifik jika ingin, lebih ke lubang buaya nya. PKI selalu membawa dampak penasaran pada saya, dan tidak sedikit cerita2 thriller yang bisa diangkan menjadi sebuah novel. Berharap suatu saat nanti bisa membaca cerita thriller dengan kisah ini.
Nama : Agatha Vonilia Marcellina
BalasHapusAkun twitter : @Agatha_AVM
Link share : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/642340880154624000
"Cerita thriller seperti apa sih yang pengin kamu baca?"
Jawaban :
1. Military thriller
2. Psychological thriller
3. Game thriller
4. Horror thriller
5. Mystery thriller
Untuk saat ini, aku pengiiiiiinnnn bangeeetttt baca military-thriller. Apalagi pasukan hantu dan tentang persenjataan TNI (apa saja jenisnya, bagaimana cara penggunaannya dan perjuangan mereka mempertahankan NKRI sebagai harga mati para pahlawan Indonesia). Terror, hujaman peluru-peluru dari timah panas, penyanderaan, penyiksaan bahkan pembunuhan ini thriller yang sungguh dinantikan. Tidak hanya tentang thriller tapi kisah perjuangan tentara untuk mempertahankan NKRI dari pemberontakan OPM, sungguh patut diacungi jempol. Koalisi yang terus berkobar dalam mutiara hitam di Indonesia ini akan terus bergejolak dan lebih semakin bergejolak untuk mendapatkan keadilan yang menurut OPM tidak pernah mereka dapatkan dan mereka semakin terjajah di tanah air Indonesia. Pembunuhan terus saja terjadi. Dengan dibumbui adegan-adegan militer dengan persenjataan lengkapnya. Pasti seru. Penginnn bangetttt baca novel military-thriller. Aku sukaaaaaa actionnnn. Jarang banget novel thriller dengan action seperti ini. Aku tuh suka dengan TNI daripada polisi sih. Bukan membedakan ya. TNI menurutku lebih keren dengan senjata-senjatanya dan kehebatan mereka dalam negeri kita tercinta. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa TNI akan selalu berada di garis depan dengan mengorbankan segala-galanya termasuk nyawa. Mereka mungkin dihujat, tapi melihat foto-foto para tentara aku jadi sedih membayangkan bagaimana mereka dibantai dan disiksa oleh penjajah dan bahkan bangsa sendiri hanya untuk memerdekan diri sendiri. Anggapan orang memang berbeda dan merasa terjajah karena mereka hidup di hutan belantara dan terpelosok. OPM ingin membuktikan mereka bisa merdeka tanpa Indonesia sedangkan TNI berjuang meyakinkan mereka dan merebut kembali kepercayaan mereka dengan pertumpahan darah serta pembunuhan nyawa-nyawa yang tak bersalah. Thriller selalu diwarnai kesedihan, penasaran, ketakutan dan kegelapan dalam setiap ceritanya. Tapi, mungkin thriller yang memberikan amanat kepada pembaca dan sampai menyentuh hati serta mengubah seseorang menjadi lebih baik adalah military-thriller. Jadi, untuk kak Brahmandito tetap semangat untuk melahirkan karya-karya dengan inovatif baru dan takut disentuh oleh para penulis lainnya. Maju terus sejarah dan tentara Indonesia.
Nama: Jannu
BalasHapusAkun twitter: @bordineo
URL tautan di media sosial: https://twitter.com/bordineo/status/642432213384990720
Jawaban:
Cerita thriller seperti apa sih yang ingin kamu baca?
Ya, yang seperti Tiga Sandera Terakhir ini. Soalnya reviewnya bikin penasaran, dan penasaran pingin menang juga. Hahaha
Sebenarnya ingin bernostalgia dengan bacaan zaman SD dulu. Waktu itu, karena bukunya dapat dari perpus sekolah yang terbengkalai, buku jadul, tema ceritanya ya tidak jauh-jauh dari perang kemerdekaan. Militer, perang gerilya, nasionalisme. Dan Tiga SanderaTerakhir mungkin satu-satunya buku baru dari penulis Indonesia yang menyerempet tema-tema tersebut. Bahwa nasionalisme tidak semudah ucapan di mulut.
Yah, setidak-tidaknya buku ini bisa membuatku berpaling sejenak dari dunia fantasi--seperti kamu yang juga berpaling sejenak dari romance.
Kereeen banget, a must read book sepertinya. :D
BalasHapusRecommended banget pokoknya :)
Hapus