Hai halooooo, akhirnya bisa posting artikel non review lagi. Seperti janji saya beberapa waktu lalu di twitter, akan ada topik atau tema baru di blog ini, saya beri judul The Perks of Being a Book Blogger, tempat di mana saya akan bercerita tentang bagaimana lika liku kehidupan seorang blogger buku, tsahhh. Jadi nanti isinya seputar curahan hati apa saja yang pernah saya alami selama menjadi seorang blogger buku + sebagai pembaca buku. Untuk episode pertama awalnya saya mau bercerita tentang mood, tapi berhubung belum menulis posting bareng BBI bulan Juni ini dan kebetulan tema lain yang terpikirkan hampir sama, jadi sekalian aja *aji mumpung* XD.
Tema posting bareng BBI bulan Juni adalah Bookish Confession, pengakuan seorang penggila buku, bisa berisi fakta-fakta tentang diri kita yang berhubungan dengan buku, yang sebelumnya tidak pernah diketahui oleh orang lain. Berhubung saya pernah buat 20 Facts About Me yang sampai sekarang belum ada pengumuman pemenangnya, saya memilih tema lain. Saya tidak akan lagi membahas pengakuan tentang saya sebagai pembaca karena di postingan tersebut sudah sangat jelas, di sini saya akan lebih bercerita tentang pengakuan saya sebagai seorang blogger buku. Dan pengakuan saya kali ini berhubungan dengan endorse.
Endorsement atau endorse biasanya dipakai oleh para artis, fashion, beauty blogger di mana mereka diberikan sebuah produk oleh pihak tertentu guna mempromosikannya. Kalau blogger buku biasanya familier dengan istilah buntelan, mereka akan diberi sebuah buku untuk diresensi atau untuk event semacam blog tour atau giveaway. Nah, di sinilah saya akan bercerita tentang pengalaman yang tidak mengenakan yang pernah saya alami selama menjadi blogger buku terkait dengan endorse.
Diblock, Diunfollow, Tidak Ditawari Kerjasama Lagi
LOL. Ya, saya pernah mengalami ketiga hal tersebut di atas, gara-gara saya tidak menyukai sebuah buku yang saya dapatkan secara cuma-cuma, saya pernah diunfollow, tidak pernah ditawari kerjasama lagi bahkan saya diblock padahal belum pernah baca bukunya hanya karena saya berkomentar singkat di twitter. Saya nggak masalah, padahal belum tentu juga saya tidak menyukai buku lain dari penulis, mungkin pas buku tersebut memang tidak cocok bagi saya, ya apes aja. Saya selalu memberi kesempatan kedua dan ketiga kok, lebih dari itu mungkin saya benar-benar bukan pasarnya penulis.
Mendapatkan Buku yang Tidak Sesuai Cangkir Kopi Saya
Mendapatkan buku yang nggak sesuai cangkir kopi memang salah satu kendala kita mendapatkan endorse atau mengikuti blog tour, jadi sebaiknya memang ikut atau mendaftar sesuai buku yang akan kita sukai. Saya tidak membatasi buku apa saja yang saya baca, saya seorang penjelajah genre, tapi saya selalu membaca review atau sinopsis dari buku yang ditawarkan kalau nama penulis baru pertama saya dengar, kalau saya sebelumnya pernah membaca biasanya langsung saya iyakan. Saya pernah menolak tawaran blog tour karena saya yakin tidak akan cocok dengan buku tersebut, yah, kadang saya main intuisi. Namun sebagain besar selalu saya sanggupi kok karena saya suka membaca buku dari penulis debut dan moto saya kan finding the next great book, jadi saya akan selalu antusias membaca karya baru :D
Kepuasan itu nggak bisa dibohongi, misalnya beauty blogger mendapatkan produk kecantikan yang memang tidak sesuai dengan kulitnya atau ketika dipraktekkan hasilnya tidak bagus di wajah tentu mereka akan mengatakan yang sebenarnya dan hasilnya juga akan kelihatan, pun dengan seorang blogger buku, akan terlihat dari cara dia mengulas buku tersebut. Tidak semua buku akan cocok dengan semua pembaca, pasti ada yang tidak menyukainya, yang memang bukan jodohnya. Memang tujuan endorse adalah menjual sehingga saya bisa maklum kalau resensi yang saya buat tidak memuaskan si pemberi, tapi saya tidak menyesal karena saya tidak ingin membohongi isi hati dan pembaca yang lain :D.
DiPHP-in Penerbit atau Penulis
Jadi ceritanya, gara-gara saya membicarakan seorang penulis yang terkenal plagiat tapi bukunya tetap saja laku di pasaran, tetap dilirik penerbit besar, bahkan difilmkan dengan pemain papan atas di twitter, tawaran blog tour yang datang tidak lama berselang dengan status saya tersebut (kemungkinan dibaca adminnya, karena penerbit tersebut memfollow akun saya) nggak ada kelanjutannya lagi. Padahal pihak penerbit yang menawarkan terlebih dahulu, dan saya sudah bilang menyanggupi karena saya memang menyukai tulisan penulis yang bukunya ditawarkan. Namun, karena lama tidak ada konfirmasi kapan jadwalnya saya tanya lagi dong, tapi nggak dijawab juga. Yasudahlah, saya nggak pernah memaksa jadi setelah sekali konfirmasi ulang tidak ada respon, saya anggap nggak jadi aja. Eh nggak tahunya, beberapa hari kemudian event blog tour yang sebelumnya ditawarkan ke saya bannernya sudah ada aja dengan beberapa nama blogger lain, LOL.
Pernah juga seorang penulis akan mengadakan blog tour buku terbarunya dan mengadakan lowongan kepada pembaca untuk menjadi host, karena saya suka membaca buku-bukunya saya daftar dong dan kepilih. Setelah itu saya tunggu-tunggu nggak ada konfirmasi kapan blog tour akan berlangsung, saya tanyakan ke akun penulis nggak dijawab, soalnya sudah sebulan lebih nggak ada kabar, di web penulis juga bilang blog tour diundur, tapi sampai sekarang nggak ada konfirmasi pembatalan atau apa gitu, LOL.
Saya sebenarnya nggak masalah kalau nggak jadi kerjasama atau mau dibatalkan, serius, saya nggak akan marah atau kecewa, saya berharap ada pemberitahuan kalau nggak jadi, biar saya nggak bertanya-tanya atau menunggu kejelasan. Saya tahu kalau menyangkut endorse maka harus ada timbal balik, saya mempromosikan produk mereka dan mereka puas dengan mendapatkan manfaat misalkan saja penjualan buku meningkat atau dikenal luas pembaca. Saya selalu mencoba berhati-hati kalau memang buku yang ditawarkan kepada saya tidak sesuai dengan cangkir kopi saya, tidak lantas saya menjelek-jelekkan secara gamblang karena saya tahu 'perjanjian tidak tertulis tadi'. Jadi, tolong jangan buat saya seperti seorang pacar yang nggak tahu salahnya apa terus didiemin begitu saja tanpa ada penjelasan. NGGAK ENAK RASANYA, BEB.
Mendapatkan Jatah Event yang Nggak Disuka
Mungkin ada yang tahu kalau saya nggak suka dengan yang namanya Baca Bareng di twitter. Saya punya cara tersendiri berpromosi di sosial media dan saya menganut prinsip tidak spam atau mengganggu kenyamanan teman saya yang lain dan nyaman bagi diri saya pribadi ketika melakukannya. Baca Bareng sangat merepotkan bagi saya, pertama membutuhkan waktu yang khusus. Sistem kerja saya tidak menentu jadi saya nggak tahu kapan sibuk atau kapan senggang dan saya nggak ingin terbebani dengan hari ini harus mentweet apa saja, saya nanti malah kepikiran dan nggak fokus sama pekerjaan atau kehidupan pribadi.
Menurut saya baca bareng juga nggak efektif, malah cenderung spam, dan bagi peserta sangat sangat melelahkan, mereka harus mengikuti terus dan bla bla hanya untuk sebuah buku. Saya juga seorang ordo buntelan, jadi saya bisa menilai mana buku yang harus diperjuangkan atau lebih baik cari di tempat lain, ingat aja prinsip 'ada uang ada barang', kalau hadiah semakin menarik pasti banyak yang meminati. Kalau hanya demi sebuah buku ada berbagai syarat yang melelahkan, saya akan melewatkannya, banyak cara mendapatkan buntelan. Saya juga bukan tipe pembaca yang sedikit sedikit update dan menceritakan sejauh apa yang saya baca, saya akan menyelesaikannya dulu baru mengulasnya. Dan percaya deh, yang berlebihan itu nggak baik, kalau segala sesuatu yang menarik diceritakan semua maka akan mengurangi kenikmatan membaca.
Baca juga: Tentang Blog Tour
Saya juga nggak suka kalau disuruh bikin photo quotes karena saya nggak jago ngedit, memang sih kadang terlihat lucu, tapi bisa spamming juga. Tapi kalau photo quotes sudah ada tinggal dishare nggak masalah juga, tapi ya jangan spamming juga, cari cara yang enak bagi siapa saja yang lihat. Jadi saya lebih suka kalau disuruh meresensi buku, hahaha. Kalau tujuannya agar buku tersebut dikenal pembaca, resensi buku saja sebenarnya sudah sangat cukup, malah sangat jelas karena blog bisa menampung berapa pun panjang tulisan kita, lebih bebas dan nggak terbatas (walau emang ada batasnya juga sih sebenernya, tapi bisalah kalau mau ngomongin buku sampai berbusa-busa XD). Review buku itu sangat penting dalam sebuah event buku secara virtual karena itulah yang dicari pembaca lain, event lainnya hanya pemanis.
Saya juga nggak keberatan kalau disuruh menulis hal lain tapi masih berhubungan dengan buku, misalkan saja ask author, Rapid Fire Question, Behind The Scene, lagu apa saja yang cocok sebagai sountrack buku tersebut, fashion item atau destinasi yang ada di buku, dll, tergantung kreatifitas kita sebagai blogger. Saya juga cukup menikmati dengan Instagram Book Tour karena nggak ada patokan saya harus nulis apa, biasanya saya akan selesaikan dulu membaca baru bikin semacam mini review secara berkala di sana, waktunya juga nggak lama biasanya berlangsung selama tiga hari, sehari satu postingan aja sudah cukup. Kalau di twitter, saya akan mengganti Baca Bareng dengan Kultwit Buku, jadi saya mempromosikan buku dalam satu waktu, bisa berisi mini review atau fakta tentang buku tersebut yang sebelumnya tidak diketahui pembaca lain atau bisa juga mereviewnya di Booktube. Lebih menarik bagi saya, dan yang jelas nggak merepotkan bagi diri saya pribadi maupun pembaca yang lain.
Nggak Selesai Baca Tepat Waktu
Iya, ini murni kesalahan saya, salahkan drama Korea yang mengalihkan duniaku, LOL. Jadi, saya pernah lupa kalau hari itu adalah jadwal saya posting event, padahal jadwalnya sudah lama ditentukan. Saya sebenarnya selalu mencatat kapan bagian saya dan berusaha posting terjadwal untuk menghindari hal seperti ini, sayangnya saya kecolongan. Bisa dibilang dua bulan ini saya sangat malas sekali menulis di blog, ya, saya terkena blogging slumps, begitu tahu dan saya belum selesai membaca, saya keteteran. Alasan lain saya hilang mood dan tertarik melakukan hal lain sehingga menunda membaca, alhasil saya menjadi pecinta deadline. Bisa diatasi sih akhirnya, tapi tetap saja saya nggak enak. Yah sebagai pelajaran untuk kedepan agar lebih disiplin lagi soal pengaturan waktu yang saya miliki.
Baca juga: 8 Cara Mengatasi Blogging Slumps
Itu saja Bookish Confession versi saya sebagai blogger buku berhubungan dengan pengalaman yang tidak mengenakkan menyangkut endorse, semoga nggak ada lagi, cukup itu saja ya, hehehe. Saya selalu terbuka kok dengan tawaran apa pun, saya akan mencoba profesional #tsah dan berpromosi semaksimal mungkin, maaf kalau ada perkataan yang menyinggung, saya hanya mengutarakan kata hati dan yang nyaman bagi saya baik itu sebagai pembaca maupun blogger buku. Kalau saya enjoy menjalani, saya yakin pesannya pun juga mudah diterima pembaca yang lain.
Nah, share juga yuk Bookish Confession yang pernah kamu alami, atau bisa juga share pendapat kamu dengan berbagai promo buku yang ada selama ini, kamu suka yang mana dan yang nggak suka apa saja? Silakan utarakan sebebas bebasnya di sini, bisa juga untuk masukan saya kedepannya nanti. Sampai jumpa di postingan The Perks of Being a Book Blogger yang lain dan Posting Bareng BBI bulan selanjutnya :D
ak jadi tau lho kalau di sisi blogger buku gimana aja rasa dan pengalamannya, jarang"nemuin tsurhatan dari seorang blogger buku soalnya...eh malah belum pernah liat eng sebelum"nya ^_^
BalasHapuswww.leeviahan.com
Hahaha, blogger buku memang belum seterkenal blogger lainnya, mbak, jadi banyak yang belum tahu, yah semoga dengan keeksisan kita jadi mulai dikenal luas :)
HapusSaya pribadi bahkan ga pernah mengajukan buat ikutan blog tour karena memang banyak buku yang kurang sesuai dengan minat. Meski kadang mupeng lihat aktivitas para blogger tour tersebut, tapi hanya sebatas tertarik lihat aja, ga terlalu kepengen ikutan :D
BalasHapusMemang baiknya ikut yang kita tahu kita bakalan suka, jadi nggak ada beban. Rata-rata buku yang ditawarkan genre kesukaanku jadi yah aku mau aja :D
Hapusbelum banyak pengalaman tentang buntelan sih, tapi nice sharing mbak sulis! :D
BalasHapusHihihi, nggak pa-pa, Hani kan juga jarang berburu buntelan jadi maklum, karena aku Kutu Bokek jadi ya udah ngrasain suka dukanya XD
HapusPernah juga mengalami seperti yang dialami Sulis, misal buku yang bukan teh saya. Plus ada juga penulis yang pas saya mau tanya2 seputar bolong-bolong di novelnya [posisinya, novel itu sedang di-blogtour-kan di blogku] dan sampai sekarang email itu belum juga berbalas wkwkwk
BalasHapusWakakakaka, kalau aku biasanya nggak diajak kerjasama lagi, Kang, ya nggak masalah juga sih, itu juga hak mereka XD
HapusHem hem. Jatuhnya dilema nggak sih, kak? :O Diminta ngepromosiin tapi...nggak sesuai sama teh kita. Heuheu.
BalasHapusKadang sih, tapi aku tetap menuliskan apa yang aku rasain, bagian yang nggak aku suka aku tuliskan secara 'halus', tapi alhamdulillah banyak buku yang emang sesuai dengan cangkir aku :)
HapusLhooo?! ternyata giveaway 20 bookish facts itu belom ada pemenangnya?!!! Ya Allah... aku kira udah ada. Udah lama banget kan itu wkwk. Aku juga ikutan sih kuisnya haha, tapi udah berapa minggu menunggu pengumuman setelah deadline tetep nggak ada kabar ya udah aku nyerah nggak nunggu-nunggu lagi dan mengira kalau akhirnya sudah ada pemenang tapi bukan aku, karena aku nggak dapat notifikasi apa-apa dari host. Udah pernah coba contact host-nya? Adakah tanggapan? :D
BalasHapusSoal baca bareng, I do agree. Too many. Jadinya sekarang aku malas buka timeline. Ujung-ujungnya jarang online twitter. Yang baca bareng keroyokan sih. Apalagi kalo host baca bareng itu orang yang di-follow semua. Kebayang lah betapa ramenya timeline akikah. Dulu sempat iseng daftar baca bareng. Tapi setelah melihat hasil yang seperti ini, alhamdulillah nggak kepilih hahaha.
Belum, wakakakaka, udah dong, beberapa kali malah tapi nggak ada tanggepan, yaudah, aku kalo tanya nggak ada tanggapan aku relakan, wakakakaka.
HapusItu juga yang aku rasakan, makanya aku mute aja karena nggak enak unfollow =))
Sebagai host baca bareng menurutku haruslah cermat. Ga usah terlalu flooding. Batesin aja brp tweet perhari. Kalau terlalu flooding, jatohnya malah too detail dan spoiler. Bukan lagi bikin penasaran, tapi malah jadinya kayak lgsg ngasih tau gitu aja isi atau jalan cerita di novelnya kayak apa. Kesannya malah kayak "nih, lo tinggal baca aja tweets dari gue biar paham ceritanya kayak apa, jadi lo ga perlu lagi baca bukunya".
HapusAku dulu pernah bikin baca bareng kayak gini di tweet, tahun lalu, sebelum baca bareng ini jadi viral. Tapi karena itu baru pertama kali ya kuanggap pengalaman aja deh meski sekarang ada rasa guilty "kenapalah gue dulu ngetweetnya kayak gitu?" setelah akhirnya sadar bahwa itu 'nggak banget' pasca lihat temen-temen yang sekarang pada ngetweet begitu juga.
Seharusnya sih memang ada batas minimalnya, kayak Instagram Book Tour yang Haru gagas, sehari minimal satu postingan, jadi kalaupun kita cuma posting satu aja nggak masalah, bisa berkala sesuai batas waktu yang ditentukan. Selain itu menghindari kita berbicara terlalu banyak tentang isi buku karena kehabisan bahan yang akan diposting lagi.
Hapusakun twitter dan blog penyelenggara GA 20 bookish facts sudah gak ada aktivitas sejak Februari.. aku juga nunggu2 pengumuman tp blm ada juga.. mungkin sibuk.. #malah komentarin lomba #tutupmuka
BalasHapustapi aku kagum bgt dengan blogger buku, bisa mencintai buku sedalam itu..#tsah
apalagi yang konsisten nulis review dan sering jadi host blog tour..
Aku cek Instagramnya beberapa kali update loh, yasudahlah LOL
HapusKadang keteteran juga sih, tapi karena melakukan hal yang kita suka jadi nggak terlalu ada beban :)
Izin mampir utk nyimak post nya dan komen teman2. Pingin tahu juga isi hati para book blogger supaya kalo ngajak kerjasama bisa sama2 enak hehe.
BalasHapusWah terima kasih sudah berkunjung, mbak :)
HapusBook Tour-ku murni promosi doang tanpa harus baca sayangnya XD
BalasHapusTapi memang kalau udah deadline buat post review tapi kita belum selesai baca, rasanya nggak enak banget. Terutama ke penulisnya
Kalau aku nggak mau, LOL *matre*
HapusYap, makanya kalau bisa begitu bukunya datang langsung baca, tapi yah, karena udah kebiasaan kalau belum mendekati deadline belum akan dibaca *pentung*
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNah, kan, makanya aku nggak suka. Aku lebih suka meresensi di blog dan pesannya juga mudah diterima pembaca yang lain.
HapusAku dong, ngga pernag ikut jadi host blogtour. Meurutku sih repoott hahaha... Apalagi disuruh ng-tweet2 mulu... TIDAAKKK.. :D
BalasHapuskalo 'diputus' kerjasama karena review yang kurang menyenangkan sih, pernah haha... Tooosss, Liisss....
Tosssss, merepotkan =))
HapusDi-php-in tuh emang bikin nyesek, hiks... :(((
BalasHapusIya, hiks :(
HapusSeru nih bacanya, walaupun yang pertama itu NYESSS banget...
BalasHapusTernyata... Happy Ending (karena ada kalimat 'Bisa diatasi sih akhirnya')
Semangat terus ngeblogging ya kaaak ;)
Terima kasih ya, walau moodnya kadang naik turun tetap berusaha produktif :)
Hapusheboh ya ternyata blog tour itu hahaha.. seneng juga bisa tau behind the scenenya. kalau aku kayaknya ngga sanggup karena emang suka stress kalo baca dikasih deadline, aturan2 dan juga tambahan jadwal event ini itu. salut deh lis sama kamu dan para blogger yang aktif nge blog tour :)
BalasHapusEmang ada seneng dan nggaknya mbak, tapi kadang seru juga sih terlebih dapat buku yang ceritanya jauh dari ekspektasi aku, ngehostnya pun juga semangat karena harus banyak yang ikut baca juga :)
HapusBerhubung masih baru di dunia perbloggeran buku, jadi belum banyak pengalaman. Mungkin soal deadline aja. Iya, aku pernah sekali. Kelupaan beneran kalau besok sudah harus posting book reviewnya dan blog tournya. Ingetnya baru malam menjelang tidur dan ditambah dilema kompi ngehang. Udah deh, pagi2 dtg ke kantor, nebeng ngereview.. *jangan dtiru* hehehe..
BalasHapusWakakakaka, serba salah juga, kalau dikasih jadwal yang lama kadang bisa lupa, kalo kedeketen bakal keteteran juga :)
Hapus