Berlabuh di Lindøya by K. Fischer | Blog Tour, Book Review, Giveaway

Berlabuh di Lindøya

Penulis: K. Fischer

Editor: Irna Permanasari

Desain sampul: Orkha Creative

Penerbit: PT Gramedia PustakaUtama

ISBN: 978-602-03-1866-0

Cetakan pertama, 2015

280 halaman

Buntelan dari @utiauthor
Bisadibeli di @bukupediacom

Tidak ada yang tahu luka batin yang disimpan Sam rapat-rapat. Hingga gadis itu memutuskan melarikan diri dari Indonesia dan memulai hidup baru dengan bekerja di perusahaan pengeboran minyak di ujung dunia, di Norwegia. Ketika harus pindah ke kantor pusat di Oslo, Sam menolak tinggal di apartemen dan menyewa rumah tua di Pulau Lindøya.

Di Lindøya, Sam bertemu dengan Rasmus Knudsvigsson, tetangga barunya. Meskipun diawali rasa takut dan curiga, perlahan ketulusan pria tampan bermata biru itu dapat mencairkan kebekuan hati Sam.

Namun, ketika Sam merasa sudah siap membuka hati sepenuhnya untuk Rasmus, salah satu anggota dewan yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Oslo menarik Sam kembali ke pusaran intrik masa lalu....

Sam hampir saja menolak tawaran menggiurkan dari manajemen Det Norgeolje, perusahaan pengeboran minyak tempatnya bekerja sebagai insinyur mesin untuk bergabung dengan kantor pusat, pindah dari kota kecil, Harstad, tempat selama lima tahun ini dia tinggali setelah 'kabur' dari Indonesia ke ibu kota Norwegia, Oslo. Sam tidak suka bersosialisasi, sedangkan ibu kota cenderung banyak penduduknya, terlalu ramai, sesuatu yang membuat Sam tidak nyaman, takut kalau ada orang mengenalinya. Tujuannya merantau ke tempat yang terletak 300 km dari Kutub Utara tersebut adalah dia ingin menjadi orang baru, tidak ada yang peduli dengan masa lalunya yang kelam, tidak ada yang mengusik kehidupan pribadinya, dia ingin jauh dari siapa saja, memisahkan dirinya dengan keramaian manusia.

Untung saja sekretaris senior di kantor cabang Hastard yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri, Inge Hjelpsom menyewakan rumahnya di pulau kecil yang tidak jauh dari Oslo, di pulau Lindøya. Dengan menumpang kapal feri Sam bisa menempuh jarak Oslo - Lindøya dengan mudah. Hanya ada dua rumah di pulau tersebut, rumah biru dan rumah kuning. Selain kediaman keluarga Hjepsom, ada satu lagi yang merupakan tanah milik keluarga Knudsvigsson yang tinggal tepat di sebelahnya. Kedua keluarga Hjepsom dan Knudsvigsson menjadi penghuni pertama Lindøya sehingga mereka bersahabat karib. Inge menyarankan kalau ada masalah dia bisa meminta bantuan kepada tetangganya. Sam sama sekali tidak tertarik meminta bantuan siapa pun, selama ini dia bisa mandiri dan yakin akan bisa menangani segala masalah.

Sam meloncat kaget, lalu berbalik. Di belakangnya berdiri pria muda. Namun bukan sosok tinggi tegap pria itu yang membuatnya terpana, melainkan matanya. Warnanya sebenarnya biasa saja untuk orang Norwegia: biru laut dengan sedikit semburat hijau. Namun sorotnya begitu kuat, berpendar, dan begitu transparan. Sam merasa tatapan pria itu seperti menembus kaca biru, bahkan ia seolah dapat melihat apa yang ada di balik mata itu. Mata itu benar-benar sebiru Stabilo Boss -spidol penanda teks yang biasa ia gunakan di kantor. Mencorong kuat, tapi ia tetap bisa melihat teks di bawahnya.

Tapi kehadiran sang tetangga, Rasmus Knudsvigsson, lelaki muda yang tampan bermata indah sedikit mengusik ketenangannya, dia juga tidak segan menawarkan bantuan atas masalah yang dihinggap Sam ketika awal-awal menjadi penghuni rumah biru. Rasmus sangat mengganggu, setiap malam terlalu berisik sehingga Sam tidak bisa tidur nyenyak, menjadi kecanduan bergelas-gelas kopi, tidak konsen bekerja di kantor. Sam juga cenderung bersikap tidak ramah dan tidak bersahabat, membuat Rasmus tidak mengerti apa kesalahan yang telah dibuatnya karena setiap diajak berbicara Sam selalu ketus, Rasmus sudah berusaha seramah mungkin. Awalnya memang tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari Sam kalau dia bukan orang jahat, mereka harus melalui kejadian yang tidak mengenakkan terlebih dahulu. Sam semakin yakin kalau Rasmus adalah orang baik ketika mengetahui pekerjaannya, menjadi sukarelawan dalam workshop yang sedang dikerjakan Rasmus, membuat Sam sadar kalau selama ini dia sudah berpikiran sempit, berpikir bahwa semua laki-laki jahat. Rasmus memberikan pengalaman yang berharga, membuatnya lebih menghargai hidup, membuat Sam tidak pernah bosan menghabiskan waktu dengannya.

Namun, hubungan yang mulai terjalin baik tersebut harus diganggu oleh masa lalu Sam, masa lalu yang dihindarinya sampai harus pergi ke belahan dunia yang lain. Bukan hanya Sam, Rasmus sendiri juga mempunyai luka karena cinta, luka yang diakibatkan oleh pengkhianatan. Rasmus mencoba bangkit, namun apakah Sam bisa melakukan hal yang sama? Apakah dia harus kembali ke tempat bermuaranya masalah dan menyelesaikannya? Atau malah membuat kesalahan baru yang membuatnya harus berpisah dengan Rasmus? Sam mempunyai pilihan, dan hanya dia seorang yang bisa menentukan pilihan mana yang terbaik bagi dirinya sendiri.

"Kalau aku mau menghakimi atau menghukum seseorang karena masa lalunya, aku tidak akan mengurus workshop itu dan juga tidak akan berada di sini. Aku ingin berada di sisimu dan membantumu. Bersama. Merakit masa depanmu. Masa depan kita."

Bahwa selalu ada kehidupan baru sesudah kapal karam.

Betapa selama ini ia hanya terpaku pada dunia yang ia kenal. Padahal masih banyak dunia lain yang belum pernah ia jamah. Lihat anak-anak itu. Remaja-remaja itu. Mereka juga termasuk di dunia yang lain itu. Dunia yang indah, penuh fantasi, penuh kreativitas, penuh perasaan, serta mampu membuai siapa saja yang melihat hingga melupakan masalah hidup walau hanya untuk beberapa jam. Dunia yang dibuat Rasmus dan rekan-rekannya. 

Kali ketiga membaca karya K. Fischer, saya semakin dibuat terpesona akan penyajian latar yang selalu menarik di setiap bukunya. Setelah mendeskripsikan ladang anggur yang sangat menawan di Blue Vino, sekarang kita dialihkan ke pulau cantik yang ada di Norwegia, Lindøya. Didukung penulis pernah mengunjungi lokasi yang ada di dalam cerita sehingga dengan mudah para pembaca bisa membayangkannya. Penulis memakai dua alur, alur maju dan flashback, tidak ada masalah dalam hal ini karena secara tepat penulis memasukkan alur flashback dengan keadaan sekarang sehingga terasa rapi. Ada penanda masa sekarang dan dulu di awal bab sehingga memudahkan kita untuk membedakan. Dengan teknik ini kita sedikit demi sedikit akan mengetahui alasan kenapa Sam meninggalkan Indonesia dan masalahnya yang belum tuntas, semua disajikan tidak bertele-tele namun jelas, khas gaya tulisan K. Fischer.

Selain latar di Lindøya, penulis juga memberikan informasi apa saja yang khas di sana, seperti transportasi yang digunakan sehari-hari adalah perahu atau kapal feri. Kemudian ada perayaan Jonsok atau Midsummer pada tanggal 23 Juli yaitu hari terpanjang dalam satu tahun, yang membuat Norwegia mempunyai sebutan The Land of the Midnight Sun karena pada tanggal tersebut negara yang berdekatan dengan Kutub Utara ini bermandikan cahaya matahari nonstop, dari pagi sampai pagi lagi. Setelah dimanjakan dengan pawai perahu dan api unggun Jonsok, kita akan diperkenalkan singkat dengan museum Viking kemudian beralih ke pekerjaan Rasmus di Gedung Opera, tempat di mana pagelaran seni sering dipentaskan, dihadiri keluarga kerajaan dan bertaraf internasional.

Ada tema besar yang coba diangkat penulis dalam masa lalu Sam, trauma yang membuatnya tidak mudah mempercayai orang lain, terutama laki-laki dan menyukai kesendirian. Sam adalah karakter yang cukup kuat, dia sendirian mengembannya, tidak ingin membuat ibunya sedih akan kejadian nahas yang menimpa dirinya. Oleh karena itu dia memilih lari, menghindar ke tempat di mana tidak ada seorang pun mengenalnya, memulai kehidupan baru, menjadi orang baru. Alasan ini jugalah kenapa dia bersikap tidak ramah dengan Rasmus, namun melalui Rasmus jugalah dia mulai menyembuhkan luka, menyadari kalau ada kehidupan lain yang bisa diraih, masih ada kebahagiaan untuk Sam. Penulis juga membuat karakter Sam sangat manusiawi, tidak mudah melupakan masa lalu, ada adegan yang membuat Sam teringat dan kehilangan akal, untung saja Rasmus mau menerima diri Sam apa adanya, menyemangatinya, hanya masalahnya apakah Sam bisa berdamai dari masa lalu dan memulai lembaran baru?

"Sam," Rasmus meraup wajah Sam ke dalam genggamannya, "sekarang kamu dengarkan aku. Aku mencintaimu sebelum aku tahu masa lalumu. Aku mencintaimu lebih dalam lagi setelah aku tahu masa lalumu. Kalaupun aku mengkhawatirkan dirimu, itu karena aku sayang padamu. Aku mencintai kamu, Sam. Cuma kamu!" 

Tokoh favorit saya di buku ini tentu saja Rasmus, dia seksi sekali, selain itu dia sabar dan pengertian, tidak suka menilai orang dari masa lalunya, segagal-gagalnya orang di masa lalu pasti ada waktu di masa depan untuk memperbaikinya. Selain mempunyai kelebihan dalam hal mendeskripsikan tempat dan suasana, penulis juga sukses membangun karakter para tokohnya sehingga pembaca pun dengan mudah masuk ke dalam cerita yang dia buat, ikut merasakan apa yang tokohnya alami. Saya suka cara penulis menyelesaikan masalah, walau di bagian akhir terkesan sedikit terburu-buru sehingga alurnya terasa cepat sekali, setidaknya pembaca bisa menebak akhir dari masa lalu Sam, tidak dibuat menggantung. Bagian favorit saya adalah ketika Sam mulai mempercayai Rasmus dan menjadi sukarelawan di Opera House. Cover Berlabuh di Lindøya bagus banget, minta dicomot, sesuai dengan latar cerita ini terjadi.

Buku ini tidak hanya bercerita tentang cinta tetapi juga tentang bagaimana seseorang bangkit dari trauma yang pernah dialami oleh seorang wanita, bagaimana cara berdamai dengan masa lalu, tentang meraih kebahagiaan baru. Recommended bagi pecinta lini Amore Gramedia, yang sekarang selain memperhatikan kemasan namun juga isi ceritanya. Pembaca juga akan dibuat terpesona oleh tatapan Rasmus :D.

3.5 sayap untuk pulau romantis Lindøya.



NB: Simak juga interview saya dengan penulis di >> Chit Chat Seru Bersama K. Fischer

Giveaway!
Bagi kamu warga negara Indonesia yang tinggal di tanah air dan pembaca setia Kubikel Romance atau followers @peri_hutan, berkesempatan mendapatkan satu buku Berlabuh di Lindøya untuk satu orang yang beruntung, caranya gampang kok, simak dan patuhi ya karena saya akan mengecek begitu pemenang terpilih :p

1. Follow Kubikel Romance via GFC (Google Friend Connect)
2. Follow twitter @utiauthor dan like fan page facebook penulis
3. Share link postingan giveaway ini di sosial media yang kamu punya, boleh twitter, facebook, instagram, dsb. Sertakan juga hastag #BerlabuhdiLindoeya, mention @peri_hutan dan @utiauthor, terserah kalian formatnya bagaimana :)
4. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar, "Bagi kamu, tempat mana yang paling romantis?"
Format jawaban di kolom komentar sebagai berikut:
Nama:
Nama Follow Blog:
Twitter:
Email:
Link Share:
Jawaban:

Giveaway ini berlangsung selama seminggu di Kubikel Romance, deadline tanggal 27 September 2015, pengumuman pemenang paling lambat dua hari setelah deadline yang bisa kalian baca di postingan ini juga. Hadiah akan dikirimkan langsung oleh penerbit ke rumahmu. Udah itu aja, gampang kan? Ayo buruan ikut :D

Jangan lupa kunjungi blog lainnya juga ya untuk lebih mengetahui tentang Berlabuh di Lindøya, bakalan ada giveaway juga di masing-masing blog. Semoga beruntung :)

*UPDATE*

Saatnya pengumuman pemenang, bingung milih, hauhau, yang ikut lumayan banyak dan bagus-bagus jawabannya, romantis banget lagi, tambah bingung deh. Namun tetap harus diputuskan...

Nova Indah Putri Lubis

@n0v4ip

Selamat ya, saya akan menghubungi kamu untuk konfirmasi pengiriman hadiah. Buat yang belum beruntung jangan bersedih, bakalan ada giveaway lain menanti, siapa tahu giliran kamu selanjutnya :D. Giveaway Above the Stars masih berlangsung dan besok ada blogtour Single Happy, ikutan ya, dan semangat terus!