Selasa, 28 April 2015

The Girl You Left Behind by Jojo Moyes | Book Review

The Girl You Left Behind (Gadis yang Kautinggalkan)
Penulis: Jojo Moyes
Alih bahasa: Tanti Lesmana
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1549-2
Cetakan pertama, 2015
672 halaman
Harga: 138k (off 30% at @HobbyBuku)
Prancis, 1916. Edouard Lefévre, pelukis, meninggalkan istrinya yang masih muda, Sophie, untuk ikut berperang di garis depan. Ketika kota tempat tinggal mereka jatuh ke tangan Jerman, lukisan Edouard yang menggambarkan sosok Sophie menarik perhatian Kommandant Jerman yang baru. Makin lama sang Kommandant semakin terobsesi oleh lukisan itu, dan Sophie pun rela mempertaruhkan segalanya––keluarga, reputasi, dan hidupnya––demi bisa bertemu suaminya lagi.

Hampir seabad kemudian, Liv Halston mendapatkan lukisan Sophie dari suaminya, David, sebelum David meninggal. Ketika nilai lukisan itu terkuak, timbul konflik tentang siapa sesungguhnya pemilik sahnya––dan Liv harus menghadapi ujian berat demi mempertahankan lukisan itu.
Semenjak kematian suaminya hidup Liv berubah. Dia bukan lagi perempuan yang penuh semangat, dia mengurung diri di rumah kaca, jarang bersosialisasi, menghindari kredit dan pajak, dia bukan lagi istri dari suami yang kaya rasa, hidupnya penuh kesepian dan terpuruk. Hanya ada satu yang membuatnya tetap hidup, sebuah lukisan yang dibeli suaminya untuk kado pernikahan mereka, sebuah lukisan berjudul Gadis yang Kautinggalkan. Lukisan tersebut sudah menjadi bagian dari diri Liv, menggingatkan Liv bahwa dia pernah dicintai, pernah dimiliki oleh seseorang.

Lalu sewaktu Liv mengalami kejadian sial di sebuah bar gay, dia dipertemukan dengan Paul McCafferty, seorang mantan polisi, seorang duda dengan satu anak lelaki. Paul membuat Liv hidup lagi, dia menjadi bersemangat, dia menemukan dirinya yang dulu, dia merasakan kembali rasa cinta. Namun kebahagiaanya tidak berlangsung lama. Ketika hubungan mereka menjadi semakin dekat Paul mengetahui siapa Liv sebenarnya. Dia adalah istri dari seorang arsitek yang meninggal ketika karirnya sedang melejit, David Halston, pemilik sebuah lukisan yang disinyalir dicuri pada saat Perang Dunia Pertama, kasus yang sedang ditangani Paul.

Paul adalah salah satu pemilik Trace and Return Partnership (TARP), sebuah organisasi yang didirikan untuk mengembalikan karya-karya seni kepada mereka yang menderita kehilangan akibat penjarahan atau penjualan paksa atas artefak-artefak pribadi selama masa perang. Lukisan Gadis yang Kautinggalkan dibuat oleh pelukis Prancis Edouard Lefevre untuk istrinya tercinta, Sophie Lefrevre. Tapi sejak tahun 1917 lukisan itu hilang saat pendudukan Jerman, dicuri dari sebuah hotel di St. Peronne, tidak ada keterangan yang terdokumentasi tentang keberadaan dan siapa pemiliknya setelah itu. Seratus tahun kemudian keluarga Lefevre ingin lukisan tersebut dikembalikan dan mereka tahu siapa pemiliknya sekarang, keluarga Lefevre ingin TARP menyelesaikan kasus ini secara cepat dan memuaskan.

Liv tidak pernah menyangka kalau lukisan yang hampir saja dibuang oleh seseorang bisa sangat berharga dikemudian hari. Namun, Liv sangat menyukai lukisan tersebut, sudah bertahun-tahun menjadi miliknya dan suaminya membeli lukisan tersebut secara sah. Tentu saja dia tidak akan membiarkan orang lain merebut satu-satunya peninggalan suaminya yang paling berharga. Mereka yang mengingginkan lukisan Gadis yang Kautinggalkan hanya memikirkan jumlah uang yang akan mereka dapatkan, hanya dia yang bisa memahami lukisan tersebut, Liv bisa memahami Sophie. Langkah hukum akan dia tempuh, tidak peduli biaya pengacara yang akan membuat Liv semakin bangkrut, tidak peduli dia harus berseberangan dengan Paul.
"Kadang-kadang," dia berkata pelan, "rasanya begitu sedikit keindahan yang tersisa di dunia ini. Begitu minim suka cita. Kaupikir kehidupan di kota kecilmu ini snagat berat. Tetapi andai kau melihat apa yang kami saksikan di luar kota ini... Tidak ada yang menang, Tidak seorang pun menang dalam perang seperti ini."
Kadang-kadang sejarah sebuah lukisan bukan semata-mata tentang lukisan itu, melainkan juga sejarah suatu keluarga, dengan semua rahasia-rahasia dan pelangaran-pelanggarannya.
Setelah membuat saya terkesima dengan Me Before You, kali ini Jojo Moyes membuat saya tidak bisa berhenti membaca Gadis yang Kautinggalkan saking penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Selalu ada yang unik dari cerita yang dibuat Jojo Moyes, setelah menghadirkan isu Dignitas, kali ini dia mengambil tema restitusi benda-benda berharga peninggalan perang, secuplik sejarah tentang Perang Dunia Pertama. Buku ini lebih kental misteri sejarah daripada romancenya. Yang jelas saya sangat menikmati cara penulis bercerita. Di awali dengan setting masa lalu sampai ke konflik, langsung beralih ke masa seratus tahun kemudian, membawa sejarah masa lalu dan meletakkan konflik di masa lalu ke masa sekarang, cara pengalihan ceritanya mulus banget, bikin tambah penasaran.

Ada dua setting cerita dan sudut pandang. Pertama-tama kita dibawa ke tahun 1916 di Prancis, melalui Sophie Levefre, kita akan melihat kondisi Prancis atas pendudukan Jerman, melihat mereka terkurung dan ditindas Jerman. Para lelaki maju perang sedangkan perempuan dan anak kecil menanti nasib mereka yang tidak jelas di rumah. Sophie tinggal bersama saudaranya dan meneruskan usaha hotel keluarganya. Sejak pendudukan Jerman, mereka hidup penuh kekurangan. Tapi sejak pimpinan yang menguasai kota mereka berganti, setelah dipimpin kommandant Friedrich Hencken, ada sedikit kelonggaran, terlebih sang kommandant sangat tertarik dengan lukisan Sophie.

Seratus tahun kemudian setting waktu dan tempatnya berganti, London pada tahun 2006 dengan sudut pandang orang ketiga. Di bagian ini penulis menghadirkan Liv dan menyeretnya ke konflik masa lalu, membuat Liv dan Paul menyelesaikan cerita masa lalu yang belum selesai, menguak apa yang sebenarnya terjadi dengan Sophie setelah dia ditangkap oleh tentara Jerman dan bagaimana caranya lukisan Sophie bisa sampai ke tangan Liv, menambahkan bumbu romansa antara Liv dan Paul. Bagian favorit saya adalah ketika baik dari pihak Paul atau Liv menghadirkan saksi-saksi, mencari surat-surat peninggalan masa lalu, yang menjadi penghubung cerita masa lalu dan masa sekarang.

Bisa dibilang dua cerita utama di buku ini memiliki kelebihan masing-masing, sama sekali tidak membingungkan walaupun memiliki dua plot utama. Untuk bagian Sophie, penggemar historical fiction akan dimanjakan, penggambaran masa lalu dan penderitaannya cukup terasa, sedangkan pecinta misteri (khususnya yang berhubungan dengan pengadilan) dan romance akan menikmati cerita Liv dan Paul di masa sekarang. Dan saya menikmati semuanya karena walau dua cerita yang berbeda tetap saja saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan :D. Yang paling menarik adalah kita sebagai pembaca akan disuguhkan kemelut perasaan antara Liv dan Paul, bagaimana mereka saling mencintai di satu sisi, sedangkan di sisi lain ada sebuah persaingan yang tidak bisa mereka hindari.

Buku ini menambah wawasan saya akan sebuah organisasi seperti TARP, kalau baca bagian ucapan terima kasih, sepertinya penulis terinspirasi dari Lipman Karas, sedikit menjawab pertanyaan saya akan kepemilikan benda-benda berharga masa lalu, akan siapa pemegang hak milik yang sebenarnya dan bagaimana cara mendapatkannya kembali. Semoga saja Gramedia menerjemahkan semua bukunya Jojo Moyes, penasaran apa lagi cerita yang akan dia angkat, selalu menantikan ide-ide luar biasa darinya. Btw, cover buku ini keren sekali!
"Yang kaupelajari dari situ, Mr. McCafferty, adalah banyak hal yang jauh lebih penting dalam hidup ini ketimbang menjadi pihak yang menang."
Recommended bagi yang rasa penasarannya tinggi :D

4 sayap untuk TARP.



4 komentar:

  1. Sudah nonton Monumen Man Mbak? Tentang orang-orang yang berusaha mengembalikan karya seni yang dicuri pada PD II

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belummmm, coba cari ahhhh, makasih ya rekomendasinya :D

      Hapus
  2. Wah mbaSulis,,, aku jadi nambah penasaran. Terpukau karena covernya. Tapi belum sempat menimbun 😧

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak hanya covernya tapi isinya juga bagus, ayo timbun #loh XD

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...