Judul buku: Never A Husband
Penulis: Dahlian
Editor: Prisca Primasari
Desainer sampul: Ade Ismiati Hakimah
Penerbit: Toro
ISBN: 978-602-53446-0-2
Cetakan pertama, November 2018
458 halaman
Buntelan dari @twigora
Akuisisi perusahaan furnitur milik Chiara terancam tersendat akibat masa lalu yang muncul lagidi permukaan. Masa lalu itu berwujud sosok tinggi dan tampan bernama Gavin, adik ipar dari pernikahannya yang telah lama kandas, juga lelaki yang tak seharusnya diam-diam dia cintai.
Chiara tahu dirinya telah melakukan kesalahan besar dan satu-satunya yang harus dia lakukan adalah melupakan semuanya--termasuk Gavin. Namun, ternyata sulit sekali menyangkal cinta yang pernah membuatnya teramat bahagia.
Gavin mengira menjaga jarak yang sehat dengan Chiara bisa menhindarkan kemungkinan terluka dua kali oleh orang yang sama, malah tak kuasa mengingkari perasaan yang dulu pernah mendekatkan hati mereka.
Keputusan ada di tangan mereka berdua, mau dibawa ke mana perasaan yang menggebu-gebu ini? Ataukah lebih baik memilih untuk bahagia sendiri-sendiri karena cinta nggak selalu harus memiliki?
Gavin Prakarsa adalah CEO dari PT Galang Putera Semesta, bergerak di bidang properti berkonsep eco living dan ingin memperluas bisnisnya di bidang retail furnitur dan perlengkapan rumah tangga dengan konsep yang sama. Maka Oemahkoe adalah pilihan yang tepat karena semua produknya menggunakan bahan yang ramah lingkungan, yaitu pelepah pisang. Sedangkan Chiara Margaretta adalah salah satu diriksi Oemahkoe, dan dia tidak yakin akuisisi akan terjadi melihat siapa pemilik perusahaan yang menjadi harapannya tersebut.
Chiara pernah meremukkan hati Gavin, menghancurkannya enam tahun yang lalu. Dulu, mereka saling mencintai, bahkan Gavin pernah mengajak Chiara untuk kawin lari, tapi Chiara mengabaikan undangan tersebut, dia lebih memilih menikah dengan kakaknya, Leonard. Namun, hubungan Chiara dengan kakaknya pun tak bertahan lama, mereka berakhir bercerai. Ada dua hal yang membuat Chiara bertahan, Dava, anak lelakinya dan Oemahku. Dia berharap masa lalu yang buruk dengan Gavin tidak berakibat dengan pembatalan, karena Oemahku salah satu mimpinya, harapannya.
Kehadiran Dava tak disangka membuat hubungan Gavin dan Chiara mulai mencair, yang awalnya kaku dan sangat formal. Gavin sangat menyukai Dava, dia sering mengunjungi dengan dalih bawa dia pamannya, dia punya hak. Chiara pun tidak punya pilihan lain, selain itu dia menyadari Dava membutuhkan figur seorang ayah, Gavin mengisi kekosongan tersebut. Mau tidak mau mereka menjadi sering bertemu, dan menyadari kalau perasaan mereka belum berakhir.
Kehadiran Dava tak disangka membuat hubungan Gavin dan Chiara mulai mencair, yang awalnya kaku dan sangat formal. Gavin sangat menyukai Dava, dia sering mengunjungi dengan dalih bawa dia pamannya, dia punya hak. Chiara pun tidak punya pilihan lain, selain itu dia menyadari Dava membutuhkan figur seorang ayah, Gavin mengisi kekosongan tersebut. Mau tidak mau mereka menjadi sering bertemu, dan menyadari kalau perasaan mereka belum berakhir.
"Aku rela jadi segala hal untukmu, tapi menjadi teman bukanlah salah satunya."
Buku Dahlian paling tebal, hanpir lima ratus halaman, jadi cukup membuat penasaran awalnya. Setelah membaca, inti ceritanya hampir mirip dengan Move Like Jagger, tapi dari sisi yang berbeda, jatuh cinta dengan saudara pacar sendiri. Dalam hal ini penulis tidak berlarut-larut dalam menceritakan masa lalu, lebih fokus ke masa sekarang, saat mereka dipertemukan kembali dan ada rintangan untuk bersatu lagi. Misal dari pihak Gavin, dia memiliki pacar yang posesif. Sedangkan dari Chiara sendiri, dengan statusnya janda beranak satu, dia merasa tidak pantas untuk memiliki hubungan lagi, apalagi dengan Gavin yang lajang dan sukses.
Buku ini menjadi sangat manis dengan kehadiran Dava, bisa dibilang dialah yang mempersatukan atau membuat Gavin dan Chiara menjadi dekat kembali. Dalam kisah cinta, saya sangat suka bila penulis fokus pada hubungan kedua tokoh utamanya, lebih banyak menceritakan proses jatuh bangun perasaan mereka, dan di Never A Husband ini, saya mendapatkannya, dan tentunya lewat campur tangan Dava. Bagian awal terasa sekali bagaimana Gavin mengambil jarak dengan Chiara, sok formal tapi lewat gerak geriknya, terlihat dia masih punya rasa. Misalkan saja ketika dia menghadiri workshop atau sedang rapat, pandangannya fokus pada Chiara. Dava meluluhkan perasaan gengsi Davin, membuatnya memiliki alasan untuk bertemu dengan Chiara selain urusan pekerjaan.
Never A Husband benar-benar fokus akan masa sekarang, penulis tidak terlalu banyak menceritakan atau menyebutkan tentang Leonard, fokus tentang perasaan Gavin dan Chiara yang sebenarnya tidak pernah berakhir, hanya saja untuk memulai kembali juga tidak semudah bayangan. Chiara selalu diliputi perasaan rendah diri, statusnya dirasa tidak pantas, terlebih dia pernah melukai Gavin begitu dalam bahkan sempat menghancurkan hidupnya, ditambah pacar Gavin begitu cantik. Sedangkan Gavin tidak terlalu mempermasalahkan, dia begitu nyaman bersama Chiara, dia satu-satunya wanita yang membuatnya rela mengorbankan apa pun.
Walau kurang sreg dengan adegan heroik di puncak konflik, Never A Husband tetap layak untuk diikuti, terlebih kalian dipastikan akan ikut luluh dengan keberadaan Dava. Kalau dia bisa membuat Gavin merobohkan rasa gengsinya, dia pasti juga bisa merebut hati pembaca.
Buku ini menjadi sangat manis dengan kehadiran Dava, bisa dibilang dialah yang mempersatukan atau membuat Gavin dan Chiara menjadi dekat kembali. Dalam kisah cinta, saya sangat suka bila penulis fokus pada hubungan kedua tokoh utamanya, lebih banyak menceritakan proses jatuh bangun perasaan mereka, dan di Never A Husband ini, saya mendapatkannya, dan tentunya lewat campur tangan Dava. Bagian awal terasa sekali bagaimana Gavin mengambil jarak dengan Chiara, sok formal tapi lewat gerak geriknya, terlihat dia masih punya rasa. Misalkan saja ketika dia menghadiri workshop atau sedang rapat, pandangannya fokus pada Chiara. Dava meluluhkan perasaan gengsi Davin, membuatnya memiliki alasan untuk bertemu dengan Chiara selain urusan pekerjaan.
Never A Husband benar-benar fokus akan masa sekarang, penulis tidak terlalu banyak menceritakan atau menyebutkan tentang Leonard, fokus tentang perasaan Gavin dan Chiara yang sebenarnya tidak pernah berakhir, hanya saja untuk memulai kembali juga tidak semudah bayangan. Chiara selalu diliputi perasaan rendah diri, statusnya dirasa tidak pantas, terlebih dia pernah melukai Gavin begitu dalam bahkan sempat menghancurkan hidupnya, ditambah pacar Gavin begitu cantik. Sedangkan Gavin tidak terlalu mempermasalahkan, dia begitu nyaman bersama Chiara, dia satu-satunya wanita yang membuatnya rela mengorbankan apa pun.
Walau kurang sreg dengan adegan heroik di puncak konflik, Never A Husband tetap layak untuk diikuti, terlebih kalian dipastikan akan ikut luluh dengan keberadaan Dava. Kalau dia bisa membuat Gavin merobohkan rasa gengsinya, dia pasti juga bisa merebut hati pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*