Senin, 30 Oktober 2017

A Thing Called Us by Andry Setiawan | Book Review + Giveaway

Judul buku: A Thing Called Us
Penulis: Andry Setiawan
Penyunting: Ayuning
Desainer sampul: Chyntia Yanetha
Penerbit: Haru
ISBN: 978-602-6383-20-4
Cetakan pertama, Oktober 2017
290 halaman
Buntelan dari @konstantin0609
Ini kisah cinta yang biasa.

Tentang tiga orang sahabat.
Tentang mereka yang memendam perasaan masing-masing.

Shun, Kotoha, dan Shinji sudah bersahabat sejak kecil.
Sampai suatu saat, Shinji tiba-tiba memutuskan untuk menghilang dari kehidupan mereka tanpa memberi kabar secuil pun.

Setelah lima tahun berlalu, Kotoha masih menunggu Shinji pulang.
Sementara itu, Shun menunggu Kotoha melupakan pria itu.
Namun, mau sampai kapan mereka saling menunggu?

Mereka hanya bisa berharap, kisah cinta yang biasa ini tidak berakhir dengan penyesalan.
A Thing Called Us adalah kisah persahabatan antara Minami Shun, Hoshino Kotoha dan Umino Shinji, mereka bersahabat sejak kecil dan berasal dari Sugadaira, Nagano, daerah yang terkanal akan snowboard. Shun lebih muda dua tahun, sedangkan Kotoha satu angkatan dengan Shinji dan kakak Shun, Riku. Ayah Shun memiliki penginapan ala Jepang, di sana lah ibu Kotoha bekerja paruh waktu, Shun bertemu pertama kali dengan Kotoha ketika kelas 2 SD, ibunya membawa ke tempat kerja supaya Kotoha memiliki teman setelah tahu bahwa dia teman sekelas Riku, Kotoha anak yang pendiam. Sedangkan pertemuan dengan Shinji ketika pemuda tersebut pindah dari Tokyo saat Shun kelas 6 SD, tidak membutuhkan waktu lama bagi Shinji bergabung dengan gerombolan Shun, dia terkenal dan menjadi idola.

Selama bertahun-tahun bersama hubungan mereka juga berkembang, Kotoha memiliki perasaan kepada Shinji, sedangkan Shun sudah dari kecil memendam perasaan kepada Kotoha. Bahkan Kotoha menyatakan rasa sukanya, Shinji pun menyambut dengan mengajak berpacaran. Namun, selang seminggu mereka menjalin hubungan lebih jauh, Shinji menghilang, tanpa jejak, meninggalkan semuanya, meninggalkan kenangan manis. Bahkan lima tahun berlalu, tak pernah ada kabar darinya, tanda yang masih membuat Shinji hidup selama ini adalah dia rajin mengirimkan hadiah ulang tahun bagi Shun maupun Kotoha, selain itu nihil.

Kepergian Shinji tentu berdampak akan persahabatan mereka, baik Shun maupun Kotoha tidak pernah lelah mencari, tidak pernah lelah menunggu, terlebih Kotoha. Shun tahu kalau Kotoha tidak memiliki perasaan padanya, cintanya tak berbalas, tapi dia selalu ada bila Kotoha membutuhkan, selalu bersedia menjadi tempat curahan hati ketika membahas Shinji, rasa sukanya tidak pernah luntur dari dulu. Sampai akhirnya Shun memutuskan untuk bangkit, dari menunggu yang tak pasti, dari masa lalu.
Mereka berdua adalah orang-orang terdakwa yang memang harus menghukum diri sendiri, menanti penebusan dosa dengan membangun tembok antara mereka dengan kebahagiaan.
"Meninggalkan orang yang menjadi racun dalam hidupmu bukanlah tindakan kejam. Itu untuk dirimu sendiri. Tentu saja, setelah kau memberinya kesempatan."
Kali ketiga membaca tulisan Andry Setiawan setelah Sayap-Sayap Kecil dan When The Star Falls, semuanya mengandung unsur sendu dan tenang, mungkin memang ini spesialisasi penulis. Secara sekilas A Thing Called Us mungkin hanya kisah sahabat jadi cinta, tentang perasaan yang tak berbalas, satu orang menjadi korban perasaan. Namun, dari nuansa sendu yang dihadirkan, disisipkan pula rasa kelam dan kesedihan yang tercermin dari para tokohnya.

Ada lima tokoh yang dominan dalam A Thing Called Us karya penulis yang pernah menuntut ilmu di Jepang ini. Mereka adalah Shun, Kotoha, Shinji, Aki dan Hayato. Konflik memang berpusat pada persahabatan Shun, Kotoha dan Shinji, tapi penulis membuat peran Aki dan Hayato menyatu dengan baik. Selain itu masing-masing dari mereka juga memiliki kisah kelam di masa lalu, kisah yang membuat mereka berjarak, melarikan diri dan akhirnya kehilangan satu sama lain. Kehadiran Aki dan Hayato bisa dibilang penyelamat suasana sendu dan kelam yang Shun dan para sahabatnya hadirkan dalam buku ini. Keduanya memberikan sentuhan ceria, semangat dan menciptakan kesempatan kedua, terutama untuk masa lalu yang ingin dilupakan.

Dari segi karakterisasi para tokohnya, penulis sukses menggambarkan mereka baik. Tokoh yang tidak saya sukai adalah Kotoha karena dia terlalu egois, dia hanya mementingkan perasaanya tanpa peduli pada Shun yang terang-terangan rela berkorban dan menunggu. Sedangkan tokoh favorit saya adalah Aki dan Shun. Saya menyukai Aki karena dia penuh semangat, walau kadang suka mencampuri urusan orang lain, niatnya baik, dia ingin membantu. Sedangkan Shun, saya suka ketika dia ingin move on, dia tahu kalau hal yang dia tunggu tidak membuatnya bahagia, dia tahu batas waktunya. Hayato adalah pribadi yang sangat santai sekali, sedangkan Shinji tidak perlu saya bahas, cari tahu sendiri karena dia senjata penulis untuk menggerakan pembaca dari halaman ke halaman, hehehe.

A Thing Called Us tidak melulu menampilkan konflik para tokohnya, penulis juga membalut dengan kisah perkantoran, berbagai masalah yang biasa terjadi di tempat kerja. Bagian yang saya suka juga ketika Shun dan Aki mengalami masalah di tempat kerja karena pada bagian tersebut keduanya mulai mengalami perkembangan, khususnya masalah hati. Pengalaman tinggal di tempat yang sama dipergunakan dengan baik oleh penulis, settingnya terasa nyata dan menyatu dengan cerita, bahkan sama sekali tidak terasa Indonesia, walau sempat muncul sebentar, buku ini benar-benar bernuansa Jepang.

Dari segi kekurangan sebenarnya tidak ada yang menonjol, semua terkemas dengan baik, khususnya cara penulisan, Andry benar-benar spesialisasi penulis kisah sendu, hahaha. Hanya saja saya orang yang tidak sabaran, saya bertanya-tanya kapan kisah Shinji terkuak, rasanya saya dibuat menunggu laiknya Shun dan Kotoha menunggu Shinji selama lima tahun, hahahaha, terlebih saya sangat sebal dengan karakter Kotoha. Lebih ke penyelesaian konflik yang kurang detail saja alias terlalu cepat, karena ada lima tokoh dan masing-masing memiliki masalah yang cukup pelik dan menarik, penyelesaiannya kurang mendalam, kecuali Shun, karena dia tokoh utamanya, porsinya lebih banyak, saya bisa merasakan apa yang dia rasakan, selebihnya saya puas dengan akhir ceritanya.

A Thing Called Us adalah buku yang memuat beberapa proses; proses melepaskan, memaafkan dan menerima. Ada perasaan tak berbalas, ada rasa bersalah, ada rasa benci, semua bercampur dan menunggu. Buku ini lebih menceritakan tentang persahabatan, ada kisah cinta tapi bukan yang menjadi utama, sangat cocok bagi kalian yang menyukai kisah persahabatan dan bernuansa sendu.




Saatnya GIVEAWAY!

Dengan baik hati penulis akan memberikan satu buku A Thing Called Us gratis kepada pembaca setia Kubikel Romance yang berdomisili di Indonesia.
Caranya:
1. Follow blog Kubikel Romance via GFC (Google Friend Connect)
2. Follow akun twitter @konstantin0609 dan @peri_hutan
3. Share link postingan ini di media sosial yang kalian punya, boleh mention dua akun di atas.
4. Di kolom komentar tulis saja akun tempat kalian membagikan postingan ini, nanti pemenang akan saya tentukan secara random

Sudah itu saja, tidak sulit bukan? Giveaway berlangsung selama satu minggu dan pengumuman pememang akan saya tampilkan di postingan ini setelah batas akhir yang ditentukan, saya usahakan segera deh, hehehe. Semoga beruntung!

*UPDATE*

Saatnya pengumuman, maaf agak telat *kebiasaan XD
Langsung saja ya, selamat buat @happyfamily27, saya akan menghubungi untuk konfirmasi hadiah. Buat yang lain jangan bersedih, tungguin aja giveaway yang nggak kalah seru di Kubikel Romance :*

27 komentar:

  1. Twitter : @yulianaselfia97
    Google+ : Yuliana Desi Selfia

    BalasHapus
  2. Ikuuut...share di https://mobile.twitter.com/artha_amalia/status/925068115230179329

    Salam manis,
    Twitter @artha_amalia

    BalasHapus
  3. Twitter: @fembi_rekrisna
    Google+: +Fembi Rekrisna Grandea Putra

    BalasHapus
  4. Saya share disini https://twitter.com/happyfamily27/status/925816351532314625
    Twitter: @happyfamily27
    Terimakasih sudah mengadakan giveaway :-)

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...