Air Untuk Gajah
Penulis: Sara Gruen
Alih Bahasa: Andang H. Sutopo
Desain Cover: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-6252
Cetakan pertama, September 2010
512 halaman
Yang membuat saya ingin membaca buku ini adalah karena buku ini sudah di filmkan, bukan, bukan karena pemain utamanya pernah menjadi vampir yang menghabiskan bedak, lebih karena penasaran apa yang membuat buku ini layak diangkat ke layar lebar. Saya selalu yakin bahwa pasti ada sesuatu yang sangat menarik kenapa sebuah buku dijadikan film, walau pasti banyak orang yang berpendapat tetap versi bukulah yang sangat menarik, saya pun seperti itu, hanya saja kadang sebuah film bisa mewujudkan fantasy kita, selalu ada pembeda tapi tetap dalam inti yang sama. Selain menduduki #1 New York Times bestseller ketika pertama kali terbit, mendapatkan penghargaan untuk Book Sense Book of the Year Award for Adult Fiction (2007), ALA Alex Award (2007), The Quill Award Nominee for General Fiction (2006) dan diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, yang sangat menarik dari buku ini adalah bercerita tentang rombongan sirkus pada awal tahun 1930-an.
Untuk judulnya sendiri sangat manarik, ada bagian ketika Jacob menuduh temannya berbohong ketika dia bercerita kalau dulunya pernah bekerja membawa air untuk gajah, itu tidak mungkin terjadi. Jacob tahu lebih dari siapa pun. Faktanya adalah seekor gajah minum 25-75 galon atau 100-300 liter air per hari, sesuatu yang sangat mustahil dilakukan oleh seorang manusia. Air Untuk Gajah memiliki ungkapan yang berarti membawa beban yang sangat berat, seperti membawa suatu rahasia yang tidak bisa diceritakan kepada siapa pun, termasuk orang yang sangat dicintainya.
Diceritakan dari sudut pandang orang pertama, Jacob Jankowski yang berumur 90 tahun atau 93 tahun dan ketika dia berusia 23 tahun. Pertama-tama kita disuguhkan sebuah prolog yang sedikit menegangkan, membuat sangat penasaran, membuka sedikit rahasia besar Jacob Jankowski yang dibawanya selama tujuh puluh tahun, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya tak terkecuali istrinya sendiri, dan dia membaginya kepada kita, hanya kepada para pembaca.
Alurnya flashback, bab pertama kita akan melihat bagaimana Jacob Jankowski tua sangat cerewet menghadapi aturan di panti jompo tempat dia tinggal di masa tua. Dia merasa dikekang dengan aturan-aturan sehingga sering sekali menyusahkan para perawat, contohnya adalah dia bosan sekali makan bubur, kacang tumbuk, bubur bayi, dia mengganggap kalau daging panggang, jagung yang masih ada tongkolnya, apel adalah makanan surga. Bab berikutnya berganti dengan kehidupan Jacob muda, walau porsi Jacob muda lebih banyak, selang-seling itulah cara Sara Gruen menggungkapkan kisah hidup perjalanan Jacob Janskowski.
Kabar kematian orangtua Jacob merobohkan impiannya menjadi dokter hewan, selain hanya tinggal dia seorang, orang tuanya tidak meninggalkan warisan seperserpun, ayahnya yang seorang dokter hewan tidak berpenghasilan banyak, rumah dan harta lainnya digunakan untuk membayar hutang di bank, yang Jacob ketahui itu semua demi membayar biaya pendidikannya di universitas terkemuka, Cornell University. Dia tidak bisa berpikir, dia merasa sendirian di dunia, tidak punya tujuan pulang, dia ingin meninggalkan Itacha, meninggalkan tempat yang menorehkan luka yang sangat dalam. Ketika Jacob kembali ke sekolah dan menghadapi ujian akhir dia tidak sanggup lagi, memilih mundur, memilih kabur. Tidak ada tempat tujuan baginya, dia berjalan menyusuri kota dan mengikuti jalur rel kereta api, ketika dia melihat sebuah lokomotif besar yang mempunyai banyak gerbong, tanpa berpikir lagi dia berlari dan melompat, mendaratkan tubuhnya ke Flying Squadron Benzini Bersaudara Pertunjukan Paling Spektakuler di Dunia, sebuah rombongan sirkus.
Di rumah barunya Jacob bertemu orang-orang yang menajubkan, salah satunya adalah Camel yang dengan baik hatinya tidak mengusir dan menawarinya bekerja dalam rombongan sirkus. Menyekop tahi, menjaga ketertiban ketika Barbara sedang beraksi melucuti pakaiannya satu per satu sampai pada akhirnya riwayat pendidikan Jacob diketahui yaitu mahasiswa semester akhir kedokteran hewan. Alan Bunkel, atau biasa dipanggil Paman Al, Ringmaster Extraordinaire, Penguasa Seluruh Alam Raya Yang Diketahui Maupun Yang Tidak Diketahui, pemilik sirkus Benzini Brother tidak mementingkan apakah Jacob sudah lulus atau belum, yang dia tahu adalah Jacob bisa mengobati binatang-binatang kesayangannya, rombongannya belum mempunyai dokter hewan seperti Ringling saingannya dan itu sudahlah cukup. Sejak saat itu kedudukan Jacob naik setingkat, dia tidak lagi tidur bersama Camel yang seorang pekerja, dia ditempatkan bersama Kinko -kalau sudah menjadi teman bisa memanggilnya Walter- seorang performer, bertubuh cebol yang tinggal bersama Queenie, anjing kesayangannya, seseorang yang memiliki buku lengkap karya Shakespeare dan komik-komik cabul. Selain Paman Al, orang yang sangat berpengaruh di Benzini Brother adalah August Rosenbluth, direktur pertunjukan kuda dan pengawas hewan-hewan. Dia memiliki kepribadian ganda, di satu sisi dia bisa sangat baik dan di sisi lain bisa sangat kejam. Contohnya ketika dia sedang baik hati; dia mengundang Jacob makan malam bersama istrinya, meminjaminya pakaian bagus, dan memberinya tempat tinggal yang layak daipada para pekerja. Ketika dia sedang jahat; dia mempersilahkan Jacob memberi makan kepada Rex, kucing besar yang sudah tidak memiliki gigi, seekor harimau. Dia juga sangat kasar kepada Rosie, seekor gajah yang baru dibeli Paman Al dari sirkus yang sudah bangkrut. Rosie dianggap gajah dungu karena tidak pernah mau mengikuti perintah August sehingga tidak jarang dia menyiksanya, yang dilakukannya hanyalah makan dan mengacau, Rosie juga belum pernah melakukan pertunjukan sirkus, padahal gajah itu sangatlah cerdas, hanya Jacob yang bisa memahaminya. Hanya dua orang yang tahu kalo August mengidap paranoid schizophrenic, Paman Al dan Marlena, istrinya. Pertama kali melihat Marlena beraksi dengan kuda Arab cantik, Jacob sangat terpesona, dia tidak bisa melupakannya.
Selain menceritakan kicah cinta terlarang Jacob dan Marlena, buku ini banyak bercerita tentang kehidupan di balik layar para pekerja sirkus. Ada perbedaan yang mencolok antara para pekerja dan para performer/kinker, sangat penting dari Departemen mana seseorang berasal, apakah dari ring stock, baggange stock atau managerie (tenda binatang liar). Ada tingkatan-tingkatan yang jelas, para performer tinggal di gerbong yang lebih bagus dan dekat dengan lokomotif dan para pekerja ada dibelakangnya, kadang satu gerbong dengan binatang. Bahkan, binatang dianggap lebih berharga daripada para pekerja. Paman Al tidak akan segan-segan bila terjadi sesuatu dengan asetnya dan apabila ada pekerjanya yang sudah tidak sanggup melakukan lagi pekerjaannya, dia akan langsung 'dilampumerahkan' yang berarti dibuang dari kereta ketika kereta sedang berjalan. Upah kerja pun menjadi masalah, para performer selalu mendapatkan gaji yang banyak dan tepat waktu sedangkan para pekerja tidak jarang mengalami penundaan. Itulah yang dilihat Jacob di sirkus Benzini Brother, dia takut ketika Camel mengidap jake leg, mengalami kelupuhan di tangan, kaki dan organ vital bagi laki-lagi gara-gara mengkonsumsi Jamaica ginger paralysis -minuman ekstrak jahe Jamaica. Dia takut kalau Camel akan dilampumerahkan oleh Paman Al yang hanya mementingkan hewan sirkus dan orang aneh asli sehingga dia menyembunyikannya di kamarnya. Belum lagi menghadapi August yang gila, yang mampu berbuat apa pun yang bisa menyakiti Marlena, yang mulai mencium hubungan terlarang mereka dan di tempat itulah dia menyimpan rahasia terbesarnya.
Tema buku ini sangat menarik, bergenre historical fiction yang menceritakan sejarah sirkus tahun 1930-an, di bagian catatan penulis kita akan mengetahui bagaimana Sara Gruen melakukan riset sejarah sirkus Amerika untuk menguatkan cerita yang dia buat. Walau Benzini Brother hanya rekayasa penulis, The Ringling Brother nyata adanya. Kelompok sirkus tersebuat dibuat oleh Ringling bersaudara pada tahun 1884 bahkan ada Ringling Circus Museum yang terletak di Florida. Kejadian yang dialami Camel juga merupakan tragedi nyata yang dialami oleh sekitar seratus ribu orang Amerika pada tahun 1930-1931 yang mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh minuman keras oplosan seperti Jamaica ginger. Ada juga kisah nyata yang mirip dengan gajah cantik Rosie. Water for Elephants adalah buku ketiga Sara Gruen, sebelumnya dia menerbitkan seri Riding Lessons (Riding Lessons dan Flying Changes) yang bercerita tentang kuda, sedangkan buku terbarunya; Ape House bercerita tentang kera. Sara Gruen memang sangat mencintai dunia binatang, semua karyanya berbau binatang. Ia mendukung berbagai organisasi amal penyayang binatang dan lingkungan hidup.
Selain tema dan faktanya yang menarik, buku ini juga diwarnai tokoh-tokoh yang unik. Paman Al yang ambisius, August yang gila tapi briliant, Marlena yang cantik nan menawan, Jacob yang polos (yang entah kenapa saya merasa Jacob tua dan muda sangat berbeda, kalau Jacob muda lebih pendiam, Jacob tua sangat cerewet) dan para pekerja sirkus yang tak pernah patah semangat walau mereka sering tidak diperlakukan secara layak. Hidup mereka hanya untuk sirkus, mereka berusaha menampilkan performa yang menarik disamping segala kekurangan yang mereka miliki. Terjemahan buku ini juga tidak ada masalah, hanya saja saya berharap ada beberapa istilah sirkus yang sebaiknya lebih dijelaskan seperti departemen ring stock dan baggange stock, saya masih belum mengerti departemen itu mengurus bagian apa, berbeda dengan managerie yang sering disebut, yang dikuhususkan untuk tenda binatang liar. Untuk covernya sebenarnya tidak kalah dengan cover aslinya, hanya saja saya berharap gambar gajah dihilangin, toh cerita sebenarnya bukan tentang Rosie, hewan itu hanya merupakan salah satu pelengkap cerita. Untuk ukuran huruf dan kertasnya juga tidak masalah, tidak terlalu kekecilan dan memakai kertas buram yang luwes di tangan.
Sebenarnya saya berharap akan ada pertunjukan sirkus yang spektakuler namun hanya ada beberapa pertunjukan yang dijelaskan secara lengkap, seperti pertunjukan Barbara yang menari erotis, Marlena dengan kuda Arab dan gajah Rosie, saya menginginkan lebih banyak lagi karena seumur-umur saya belum pernah melihat sirkus. Entah di Indonesia sudah pernah ada atau belum, yang saya tahu hanya cembreng dan pasar malam, sehingga saya berharap mendapatkan cerita tentang sirkus di sini. Buku ini lebih banyak menyorot kehidupan dibalik layarnya. Mungkin versi film menjawab penasaran saya, melihat trailernya kemegahan sebuah sirkus cukup tergambarkan, dibintangi oleh aktor yang tidak asing lagi, si pemeran vampir tampan di film Twilight, Robert Pattinson dan aktris peraih Oscar, Reese Witherspoon yang saya rasa keduanya cocok memerankan Jacob dan Marlena. Buat yang terkesan dengan film I Am Legend dan yang sedang menunggu tidak sabar untuk film Catching Fire, Francis Lawrence tidak perlu diragukan lagi kehebatannya sebagai sutradara.
Bagian yang paling mengharukan adalah ketika Jacob tua menunggu kedatangan anak-anak mereka untuk melihat sirkus. Sedih banget rasanya ketika mereka tidak datang. Jacob memiliki lima anak dan tidak ada seorang pun yang menginggat ayahnya, seperti tidak ada tempat bagi Jacob di kehidupan anak-anaknya. Ketika membaca bagian ini saya merasa terpecut, tersengat untuk lebih memperhatikan keberadaan orang tua kita.
Quote favorit saya:
Umur adalah pencuri yang jahat. Sewaktu kau mulai terbiasa dengan hidupmu, ia membuat kakiu lemah dan punggungmu bungkuk.
Bila dua orang ditakdirkan untuk bersatu, mereka akan bersatu. Itu takdir.
3 sayap untuk Benzini Bersaudara Pertunjukan Paling Spektakuler di Dunia
waaahhh reviewnya panjang, tulisannya mungil2. Perjuangan bacanya :P
BalasHapusaku baru nonton filmnya; sukaaa! dan ngarep suatu saat bakalan baca bukunya
aku pengen banget nonton filmnya, belum kesampean nih, huhuhu
BalasHapusbawaan dari theme-nya bak, ak suka banget sama theme-nya jadi nggak aku ubah2 deh :D
kalau wordpress gak bisa leluasa buat ngubah2 template, gak kayak blogspot
BalasHapusiya, sebenarnya aku juga ngrasa kalo kekecilan tapi mau gimana lagi, tapi aku suka banget sama jenis tulisan di tiap judul postingannya :)
BalasHapus[...] Water for Elephants by Sara Gruen (Finding New Author Reading Challenge, Historical Fiction Reading Challenge, Read Big Challenge) [...]
BalasHapusBuku historical sirkus gajah. nice
BalasHapusAnyway, memang iya juga sih kalau film dari novel itu belum tentu seapik novelnya. Selain novel ini ada juga film hunger games. Filmnya biasa aja menurutku padahal novelnya bagus