Veryd Octavius atau biasa dipanggil Ryd, menghabiskan sisa liburan sekolahnya dengan keluyuran ke Jogja, sendirian. Tiga hari berbackpaker ria tanpa menyadari kalau uangnya habis, dia tidak bisa membeli tiket kereta untuk pulang ke Malang. Lalu teringat akan seseorang di masa lalulunya yang berdomisil di Jogja, sahabatnya waktu SMP, Vivien Sabila atau Sasa. Mereka bernostalgia dan saling menanyakan kesibukan masing-masing sekarang ini, tidak lupa juga siapa yang menjadi pacar mereka kini. Mereka menginggat kembali masa-masa yang tak terlupakan dan masih indah untuk dikenang.
"Seperti ada setrum yang menyengat dari dalam, lengkap dengan percikan bunga api yang menjalar ke seluruh tubuh. Rasa itu mulai mengusiknya. Menggelitik lagi di relung hatinya. Semakin mencuat dan mendesak keluar, seperti terbangkit dari kubur,"
Dengan seragam putih yang tidak dimasukkan ke celana, celana jins -celana seragamnya diumpetin sama adiknya, Dinda, rambut gondrong acak-acakan, Ryd menyongsong hari baru di sekolah setelah libur panjang, bersiap berebut tempat duduk paling belakang dan tak sabar bertemu dengan sahabat setianya: Jessica, Bino, Toby dan Jimi.
Buku ini SMA banget, cowok banget, mungkin karna yang nulis cowok jadi auranya ikut terbawa juga. Mungkin, kalau saya kenal dengan penulisnya, saya bisa mengartikan semua hal yang ada di novel ini pernah dialamin sama penulisnya sendiri, karena sewaktu membacanya saya merasa tidak asing dengan ceritanya, pernah merasakan beberapa yang terjadi, bahkan kebanyakan anak SMA pasti mengalami hal yang sama, Penulis begitu luwes menceritakan detailnya. Contohnya tipe-tipe pelajar di SMA, ada yang pesolek, playboy, sok alim, berpenampilan rapi, rajin, penyendiri, anak-anak nongkrong, kembang sekolah, anak-anak OSIS.
Konfliknya sendiri juga sudah tidak asing lagi, seperti kebanyakan cerita-cerita teenlit, suka sama kakak kelas, suka sama sahabat sendiri, suka sama kembang sekolah, cinta lama yang bersemi kembali, etc.
Bermula dari adik kelas yang suka sama Ryd, sewaktu berkenalan, bukannya Ryd mengenalkan namanya dia malah menunjukkan nomer absennya Teby, yang punya julukan King Kong karena badannya yang sangat besar. Jadi si Teby kegeeran ketika dia dapat salam dari adik kelas yang cantik, padahal sebenarnya ditujukan pada Ryd.
"Kan, pacaran itu nggak wajib, yang wajib itu pake helm SNI." Canda Ryd lagi.
Jimi diam-diam suka sama Jessie, sayangnya Jessie dan Bino punya rahasia yang hanya diketahui mereka berdua. Ryd dicomblangin lagi sama Jessie dengan mantan pacarnya waktu SMP, Elvera, dulu mereka putus tanpa ucapan perpisahan, Ryd ingin mengubur dalam-dalam kenanganya denga Elvera. Setelah itu Ryd tidak nafsu untuk menjalin cinta lagi, namun, pertemuannya dengan Sasa mengubah segalanya.
"Seperti zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Unsur yang ikut terlibat dalam reaksi, namun tidak mengalami perubahan kimiawi secara permanen. Seperti itulah peranannya kali ini, seperti katalisator."
Saya suka dengan tokoh Ryd, dia itu cuek, terlalu santai, masa bodoh dengan sekitar, tapi dia juga setia kawan, ditambah dia sangat perhatian sama orang yang disayanginya. Contohnya waktu Sasa opname, dia jauh-jauh dari Malang ke Jogja buat jenguk Sasa. Trus waktu adiknya Dinda 'dapet' untuk pertama kalinya, hahaha, ngakak waktu baca bagian ini, apalagi waktu Ryd bilang, "Gondrong, beli pembalut? Ih!" Tapi dia tetap mencari solusi untuk mengatasi kejadian 'gawat' yang dialami adiknya. Lebih ngakak lagi waktu Ryd bilang kondisi adiknya itu ke Papanya, hahaha parah banget pokonya. Ryd memang hanya tinggal bertiga dengan ayah dan adiknya, ayahnya sering pergi ke luar kota, sehingga menjadikan Ryd bukan hanya kakak tapi juga orang tua buat Dinda. Waktu ada orang temen cowoknya Dinda yang pengen maen ke rumah, Ryd ngasih ujian buat si cowok apes itu, dia harus ngapalin dulu notasi Starway to Heaven. Ih, protective deh :D.
"Cinta itu apaan, sih?" tanyanya kemudian.
"Itu tuh, kayak bertemunya sumbu X dan Sumbu Y, yang kemudian menghasilkan titik absis."
Bagian favorit itu waktu Ryd gagal memenagi taruhan dari Sasa dimana nilai rapotnya harus sembilan, yang ada malah sembilan terbalik. Trus dia bilang ada satu soal yang nggak bisa dia kerjain dan menyodorkan soal tersebut kepada Sasa, pertanyaannya adalah:
"VO dengan tinggi 172 cm dan berat 63 kg, bergerak dengan titik M mendekati VS di titik J dengan kecepatan 80 km/jam. Jika diketahui VO sayang sama VS, maukah VS jadi pacarnya? Untuk hari ini, besok dan seterusnya."
Ryd gombal banget deh :D
Yang paling saya suka dari buku ini adalah gaya penulisannya, nyantai banget. Kita akan terbawa enjoy dengan kepribadian Ryd yang nyantai. Sebenernya Ryd dan para sahabatnya mempunyai konflik sendiri-sendiri, tapi di buku ini lebih diberatkan ke masalah Ryd, padahal masalah Jessie, Toby, Bino dan Jimi juga asik untuk disimak, walau sekali lagi, konfliknya sudah sering kita jumpai. Tapi, buat yang pengen tahu lebih banyak tentang konflik para sabahat Ryd bisa dibaca di Bukan Jatuh Cinta Lagi. Itu adalah naskah yang tidak lolos, yang kena sensor, bagian yang menceritakan sahabat-sahabat Ryd yang tidak ada di buku. Mungkin pihak editor ingin cerita fokus ke Ryd, jadi konflik yang ditampilkan ya punyanya si Ryd, yang lainnya sebagai bumbu penyedap saja :).
Btw, covernya keren, tulisannya ditulis pake kapur tulis, jadi inget jaman dulu waktu sekolah, sekarang mah pada pake boardmaker :D
"Cinta memang tanpa mata. Tak mengenal waktu. Siapa pun bisa saja terkena demamnya. Siapa pun bisa saling jatuh cinta. Soal perbedaan usia, status dan lain-lain, itu B.O.H.O.N.G."
3.5 sayap untuk kisah cinta di SMA :D
Penulis: Jevo Jet
Editor: Kinanti Atmarandy
Cover: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: Gagasmedia
ISBN: 979-780-534-4
Cetakan pertama, 2012
301 halaman.
Malang? Ambil setting Malang juga kah?
BalasHapusiya mb, tapi settingnya nggak dijelasin secara rinci, malah jogjanya yg lebih di expos :)
BalasHapusAku suka banget sama covernya.. mengingatkanku pada masa SMA yg ribet serut pensil pas mau ujian mapel eksak :P
BalasHapusHahaha itu beneran pas Dinda dapet, dia ngomong begitu? :p
BalasHapusBtw, Ryd gombal bangeeeet buahaha..
kyaaaaaaaaa ini aku kenal penulisnya, Kak Jevo hihihi aku dulu pernah teleponan n sempet smsan hihihi mau ngajak duet bikin novel, tapi karena kesibukan dia dipedalaman akhirnya tertunda sampai sekarang. Dia orang pertama yang ngajarin teori bikin novel. Bener Kak Jevo itu santai malah terkesan celelek'an *ampun kak kalo baca :p kkwkkw
BalasHapusTFS reviewnya ya kak
Itu di covernya ada bekas rautan pensilnya yaa?
BalasHapusAww, what a cute idea ^^
Suka dengan kalimat ini "Seperti zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Unsur yang ikut terlibat dalam reaksi, namun tidak mengalami perubahan kimiawi secara permanen. Seperti itulah peranannya kali ini, seperti katalisator". Gombalannya langsung diaplikasikan dari pelajaran kimia
BalasHapus