Rabu, 10 Oktober 2012

Filosofi Kopi



Penulis: Dee
Penyunting: Dhewiberta
Cover: Fahmi Ilmansyah
Penerbit: Bentang Pustaka
ISBN: 978-602-8811-61-3
Cetakan pertama, Januari 2012

Buku Dee yang saya baca setelah Perahu Kertas, Rectoverso dan Madre. Entah kenapa sampai sekarang saya belum tertarik membaca Supernova. Perahu Kertas tergolong cerita yang biasa, yang berisi tentang kisah cinta sepasang anak muda, impian dan berbagai bumbu penyedap yang sudah tidak asing lagi. Untuk pertama kalinya membaca karya Dee, saya cukup menikmatinya. Untuk Madre, isinya hampir sama dengan Filosofi Kopi yang berisi cerita pendek, puisi atau prosa. Saya tidak terlalu suka dengan puisi atau prosa, saya sering tidak bisa memahaminya, makanya saya jarang beli atau baca buku yang berisi antologi. Cerpen yang ada dibukulah yang membuat saya mampu bertahan membaca kedua buku ini. Kalau di Madre ada dua cerpen yang sangat saya sukai, di Filosofi Kopi ini ada dua cerita yang sangat saya sukai juga dan dua cerita yang cukup menarik.

1. Filosofi Kopi
Ada seseorang yang sangat tergila-gila pada kopi. Pergi berkeliling dunia untuk mendapatkan kopi terbaik, belajar dari para pakar peramu kopi, barista kakap demi mengetahui takaran yang paling pas untuk berbagai jenis kopi. Setelah menyerap berbagai ilmu perkopian, Ben, membuat kedai kopinya sendiri dan menjadi barista terandal di Jakarta.
Akan tetapi, yang benar-benar membuat tempat ini istimewa adalah pengalaman ngopi-ngopi yang diciptakan Ben. Dia tidak sekadar meramu, mengecap rasa, tapi juga merenungkan kopi yang dia buat. Ben menarik arti, membuat analisa, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap jenis ramuan kopi.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, Ben membuat terobosan baru, dalam daftar minuman dia mendiskripsikan secara singkat filosofi setiap ramuan, merubah nama kedai yang awalnya kedai Koffie BEN & JODY menjadi FILOSOFI KOPI, Temukan Diri Anda di Sini, sehingga pengunjung tidak hanya mendapatkan minuman yang lezat namun mendapatkan bonus tentang makna di balik kopi pilihannya.

Bukan berarti kesuksesan Ben tanpa halangan. Suatu hari ada pria yang menantang Ben untuk membuat kopi yang mempunyai arti: Kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup!, ditantang membuat kopi dengan rasa sesempurna mungkin, ketika selesai meminumnya kita akan menahan napas saking takjubnya dan berkata, "hidup ini sempurna."

Dengan susah payah, menggunakan seluruh waktu dan tenaganya, Ben berhasil menciptakan secangkir kopi yang sempurna, yang diberi nama BEN's PERFECTO. BEN's PERFECTO sangat laris, benar-benar kopi yang sangat enak, banyak pengunjung yang memesan kopi tersebut. Namun, ada satu orang yang mengganggap kopi itu rasanya lumayan. Ben sangat tertohok, dia pun mencoba kembali menemukan kopi yang sempurna.
Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.
Pesan dari cerita ini adalah tidak ada yang sempurna di dunia ini. Say suka dengan karakter Ben, penuh ambisi, bekerta keras demi menggapai tujuannya, serius dan tidak asal-asalan. Walaupun kesannya ngotot, dia tahu apa yang dia lakukan, apa yang ingin dia capai, ingin membuat kopi terenak yang hasilnya tidak hanya membuat dirinya sendiri bangga tapi bisa membahagiakan orang yang meminum kopinya. Dia punya tujuan. Dia punya passion.

Ketika membaca ini, saya merasakan aura yang sama ketika membaca Madre. Ada kesamaan yaitu proses pembuatan dan bahannnya yang unik. Kalau di Filosofi Kopi ini Kopi Tiwus, di Madre bahan utamanya adalah adonan biang. Selain itu usaha keras tokoh utamanya dalam membuatnya juga sama, ada orang tua yang memotivasi juga.
Cappucino: untuk orang yang menyukai kelembutan sekaligus keindahan. Cappucino adalah kopi yang paling genit. Seorang penikmat Cappucino sejati pasti akan memandangi penampilan yang terlihat di cangkirnya sebelum mencicipi. Kalau dari pertama sudah kelihatan acak-acakan dan tak terkonsep, bisa-bisa mereka enggak mau minum.
Kopi tubruk: lugu, sederhana, tapi sangat memikat kalau kita mengenalnya lebih dalam. Kopi tubruk tidak peduli penampilan, kasar, membuatnya pun sangat cepat. Seolah-olah tidak membutuhkan skill khusus. Kedasyatan kopi tubruk terletak pada temperatur, tekanan, dan urutan langkah pembuatan yang tepat. Semua itu akan sia-sia kalau Anda kehilangan tujuan sebenarnya, aroma.
Kamu termasuk kopi yang mana? Coba kalau lebih banyak lagi jenis kopi yang diartikan, kita bisa menentukan kita cocoknya dengan kopi apa atau sebaliknya :)

2. Spasi
Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyanyang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
...
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.
Sukaaaa banget dengan prosa di atas, maknanya jleb banget. Dalam sebuah hubungan hendaklah jangan terlalu overprotective, terlalu mengekang, membuat kita tidak bebas. Harus ada ruang agar kita bisa benapas lega.

Berikutnya, cerita yang menarik menurut saya:

1. Sikat Gigi
Ceritanya sebenernya biasa, jatuh cinta pada sahabat sendiri tapi yang dicintai itu mencintai orang lain. Yang paling saya suka adalah bagaimana penulis membuat sebuah sikat gigi menjadi sangat berarti.
Waktu saya menyikat gigi, saya tak mendengar apa-apa selain bunyi sikat. Dunia saya mendadak sempit... cuma gigi, busa dan sikat. Tidak ada ruang untuk yang lain. Hitungan menit, Tio, tapi berarti banyak."
2. Rico De Coro
Cerita yang sangat unik. Tokoh utamanya adalah seekor kecoak yang mencintai seorang manusia remaja yang berparas manis, Sarah, yang sangat membenci kecoak. Ayah Rico adalah seorang kecoak ningrat, sebagai anak raja, Rico harus melindungi semua warganya yang tinggal di rumah Sarah. Tidak mudah, disamping dia sangat mengagumi Sarah, dia harus menerima kenyataan kalau sewaktu-waktu dia bisa dibunuh oleh orang yang dicintainya.

Kocak banget, ada aja ide Dee, semua hal terkecil pun di dunia ini bisa menjadi sebuah cerita yang apabila diramu dengan benar maka akan sangat menarik. Ketika membaca cerpen ini, bukannya saya jijik, saya merasa kasihan pada para kecoak, saya merasa cerpen ini mewakili isi hati para kecoak kalau mereka berhak hidup juga. Cuman ketika Tuan Absurdo muncul, ceritanya benar-benar menjadi aneh, kembali jijik deh.

Selain keempat cerita di atas masih ada empat belas lagi cerita pendek atau prosa. Ada Hera yang tidak pernah putus asa mencari Herman dalam cerpen Mencari Herman, Surat Yang Tak Pernah Sampai yang mungkin artinya kasih tak sampai, ada Salju Gurun, Kunci Hati, Selagi Kau Lelap, kemudian Jembata Zaman yang maknanya bisa kita temukan di awal dan di akhir kalimat. Kuda Liar, Sepotong Kue Kuning, Diam, Cuaca, Lara Lana, Lilin Merah, Cetak Biru, Budha Bar yang memiliki pesan terselubung dimana otak prima saya tidak bisa mencerna dengan baik apa maknanya. Sudah saya tegaskan di awal, saya tidak terlalu suka puisi atau prosa, jadi mungkin beda lagi kalau kamu ahli dalam hal ini, dan mungkin buku ini akan sangat cocok denganmu :D.

Suka membaca kumpulan cerita pendek, puisi atau prosa? Buku ini bisa menjadi pilihan.

3 sayap untuk Kopi Tiwus.

1 komentar:

  1. Wah bagi para pecinta kopi wajib baca buku ini kayana... selama ini aku ngopi kok berasa sama semua rasanya ^^

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...