Selasa, 24 Juli 2012

Stiletto Merah, Senyawa Cinta, Alasan Sentimentil


Teori senyawa cinta menyebutkan persenyawaan dua insan pecinta menghasilkan se(buah)nyawa turunan. Teori ini eksis dari zaman primitif hingga mungkin akhir zaman, di sebelah bumi mana pun. Termasuk pria disebelahku, si dia tercinta. Sayangnya tidak diriku.

Sampai seorang wanita dengan se(buah)nyawa berusia balita mencuri perhatian si dia. Aku pun melakukan sesuatu yang melibatkan stiletto merah yang kumasukkan dalam salah satu unsur senyawa cinta kami (lupakan killing effect pada kaki. Catat: barang seksi untuk aktivitas seksi). Namun teori senyawa cinta klasik telah terwariskan. Dan wanita berikut turunannya itu menjadi duri dalam daging.

Aku harus melakukan sesuatu. Sesuatu yang lebih dari stiletto merah. Jatuh hatiku kemudian pada si kecil Malda di rumah asuh mengarahkan si dia pada anggapan aku telah sudi untuk meramu se(buah)nyawa turunan bersama di masa mendatang. Namun trauma masa silam terlalu depresif untuk diabaikan, sementara membuat si dia pergi jelas bukan pilihan. Aku bimbang.

Ekses dari kuatnya cinta tidak selamanya menyenagkan(ku).

***

Ada dua penulis metropop yang awalnya saya suka namun makin banyak karyanya saya makin kehilangan sihir tulisannya. Yang pertama adalah Retni SB, saya lebih suka karya-karya perdana dia, begitu juga dengan Lusiwulan. Dua buku terakhir mereka membuat saya kecewa, begitu juga dengan buku ini.

Runa, karena masa kecilnya yang buruk menjadikannya tidak ingin memiliki seorang anak, dia tidak ingin sang anak nantinya menderita seperti dirinya dulu, walaupun kehidupan pernikahannya dengan Dandre terhitung bahagia. Orangtuanya bercerai ketika Runa berusia sembilan tahun, ayahnya menghilang bersama wanita lain, kemudian ibunya menikah dengan duda yang delapan belas lebih tua darinya. Sejak kecil Runa hidup pas-pasan, dia bisa melanjutkan sekolah sampai universitas karena mendapat beasiswa karena dia pandai. Bahkan ngekos pun dia menumpang di apartemen temannya, Javin, yang melonggarkan dia akan biayanya. Di sanalah awal mula dia bertemu dengan Dandre, kakak Javin.
Aku tidak mau membuat fotokopi diriku hadir di dunia ini. tanpa disayangi salah satu orangtua.
Salah seorang teman memberi masukan bahwa kehadiran anak ibarat investasi untuk masa tua kelak, pengaman sosial saat kita semakin lemah dan memerlukan penjaga atau mungkin pemberi subsidi guna menjaga kelangsungan hidup, saat tak mampu mencari nafkah sendiri. Jika pendapat tersebut yang menjadi dasarku memiliki anak, maka panggilah aku manusia egois yang hanya ingin melahirkan seorang calon pengasuh lansia, bukan makhluk yang kehadirannya memang diinginkan dari sanubari dan mengganggapnya sebagai anugerah terbesar dalam hidup.
Lama berpacaran dan hidup satu atap, akhirnya mereka menikah, namun Runa belum siap memiliki anak. Berlawanan dengannya si dia sudah menunjukkan gelagat kalau ingin segera memiliki anak. Runa berlagak cuek, hingga datanglah klien Dandre yang bernama Selina, dia janda dengan anak yang masih unyu, sering mengajak Dandre ketemuan dengan alasan bisnis tapi membawa si kecil demi menggaet Dandre. Runa tidak bisa membiarkannya, dia pun membuat stratergi agar Dandre tidak berpaling darinya.

Sebenernya ceritanya luas, nggak hanya berpusat pada Runa dan Dandre saja, ada selingan masalah Javin dengan pacarnya, adiknya yang memutuskan menikah dengan bule dengan alasan finansial, kemudian ada anak yang sedikit merubah keputusan Runa dalam hal memiliki anak, entah saya kurang bisa menikmati buku ini. Tampilannya oke, nggak seperti metropop biasanya, covernya saya kurang suka, Saya suka judul tiap bab yang dibuat penulis, ada bab yang pendek ada yang panjang namun itu tidak masalah buat saya, malah serasa cepat bacanya. Mungkin benar kata bang Ijul, eksekusinya kurang jleb, biasa aja bacanya, nggak ada gregetnya, datar. Dandre menurutku juga kurang begitu muncul. Terlihat sih kalau dia sangat mencintai Runa, apalagi tahu kalau dari awal dia udah menaruh perhatian dan jatuh cinta padanya, sayangnya saya kurang suka adanya pihak ketiga, saya rasa dengan konflik keinginan mempunyai anak sudah cukup mempengaruhi hubungan rumah tangga mereka. Selain itu penulis kurang gamblang menuliskan cara Runa menggoda Dandre *dikeplak*. 

2.5 sayap untuk senyawa cinta yang meletup-letup.


Stiletto Merah, Senyawa Cinta, Alasan Sentimentil
Penulis: Lusiwulan
Editor: Raya Fitrah
Cover: Marcel AW.
Penerbit: Gramedia
ISBN: 978-979-22-8212-2
Cetakan pertama, 2012
189 halaman

5 komentar:

  1. setujuh...hehehe, tapi kalo Retni SB aku masih suka sih, apalagi yang My Partner kemarin bener-bener keren menurutku, hehehe...

    BalasHapus
  2. Ak masih g puas bang, Dimi is Married yg tema ceritanya ak sukka bgt tetep g bisa buat ak suka

    BalasHapus
  3. belum pernah baca karya dari Lusiwulan ini, tapi kalau memang beberapa paragraf pertama adalah cuplikan ceritanya, kok kayaknya gaya bahasanya berat banget ya? hehe

    BalasHapus
  4. ini settingnya di Indonesia kan? Tapi gaya ceritanya kayak di luar negeri :P

    sampai kapan cinta bertepuk sebelah tangan padahal seatap gitu?

    review-nya kurang. Ini mah sinopsis :)
    hehe. Ditambah bagaimana dari sudut pandangmu sebagai pembaca ya...

    BalasHapus
  5. Suka dg quote ini "Aku tidak mau membuat fotokopi diriku hadir di dunia ini. tanpa disayangi salah satu orangtua".

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...