Kamis, 11 Februari 2021

Love and Redemption | TV Adaptation Review


Love and Redemption | 2020
Judul lain: The Colored Glaze Beauty, Liu Li Mei Ren Sha, Blue Gaze of Blue Sky, Liu Li, The Glasss Maiden
Sutradara: Yin Tao, Mai Guan Zhi
Penulis naskah: Liu Fang
Pemain: Cheng Yi, Crystal Yuan, Liu Xue Yi, Zhang Yu Xi, Bai Shu, Han Cheng Yu, Fu Fang Jun, Li Jun Yi, Huang You Ming
Rilis: 6 Agustus - 10 September 2020
Episode: 59
Produksi: Tencent Video/ WeTV

Based on Shi Si Lang's book, The Glass Maiden.

Setelah menonton The Untamed, saya jadi keranjingan drama kostum atau kolosal dari China, bahkan sedikit paham perbedaan beberapa genre yang menaunginya. Misalkan saja Wuxia yang khas akan dunia persilatan, Xianxia bisa disebut sebagai genre fantasy yang kental akan budaya China, dan Xuanhuan merupakan genre fantasy ala barat. Love and Redemption ini adalah drama xianxia paling populer tahun lalu.

Awalnya saya tidak begitu tertarik, posternya kurang kece, para pemain juga tidak familier. Jujur saja, saya malah agak keberatan dengan pemeran cowoknya, tapi berhubung banyak sekali yang merekomendasikan, saya mencoba dan ketagihan! Langsung maraton dalam tiga hari saja dan saya malah jadi suka dengan Cheng Yi, pemeran utama cowoknya. Dia memang bukan tipikal yang sekali pandang langsung bikin jatuh cinta kayak Xiao Zhan atau Wang Yi Bo, dia tipe yang bikin kita pelan-pelan menerima dirinya apa adanya #tsah XD.

Love and Redemption ini bisa dibilang menjawab kegundahan saya akan drama kostum yang sebelumnya saya tonton. The Untamed kuat di aksi tapi minim kisah cinta. Legend of Fei kuat di aksi, ada kisah cinta tapi tidak dominan. The Love by Hypnotic kuat di kisah cinta tapi aksi biasa saja. Ashes of Love hampir menjadi favorit, drama ini kuat di kisah cinta, pun memiliki aksi yang lumayan seru, hanya saja penyebab konfliknya sangat sepele sekali. 

Lalu ada yang merekomendasikan Love and Redemption yang katanya pemeran cowoknya tidak jauh berbeda dengan yang ada di Ashes of Love, sama-sama bucin, malah jauh lebih bucin. Dan benar saja, Love and Redemption menjadi salah satu drama paling favorit yang saya tonton tahun ini. Bisa dibilang Love and Redemption kuat di berbagai lini, mulai dari kisah cinta, aksi/martial arts, konflik, pemeran pembantunya, kisah persahabatan, sinematografi indah banget, soundtracknya easy listening banget, CGI-nya paling juara di antara drama yang sudah saya sebutkan di atas dan yang membuat saya sangat senang, tebakan saya salah dan ada dua plot twist yang tidak pernah saya sangka sebelumnya, benar-benar bikin hati girang.


Dikisahkan alam langit memimpin tiga alam; alam manusia, alam iblis, dan alam langit sendiri. Namun, Raja Asura, Raja Iblis, tidak rela dipimpin oleh alam langit. Kemudian dia membentuk pasukan gabungan siluman dan iblis, memulai peperangan. Alam langit awalnya berpikir itu bukan ancaman, tapi siapa yang menyangka kalau Raja Asura memiliki seorang jenderal besar yang sangat hebat, Bintang Mosha, Luohou Jidu, yang mengalahkan pasukan alam langit dengan mudah. Kaisar langit mengutus Bailin Dijun untuk melawan musuh tapi semuanya hampir kalah.

Ketika Raja Asura di atas angin, Bintang Mosha tiba-tiba menghilang. Di saat yang bersamaan datang seorang penyelamat di alam langit, Jenderal Dewa Perang. Dia tidak pernah kalah dan membinasakan para Asura. Tanpa Bintang Mosha, Raja Asura kalah secara mengenaskan. Konon, Bintang Mosha mati karena jatuh dalam perangkap Dewa Perang, jiwanya disegel di dalam sebuah benda ajaib, lentera kristal dan disembunyikan di alam rahasia kuno, sedangkan rohnya menghilang di dalam kekacauan.

Seribu tahun kemudian, karena Dewa Perang melakukan kesalahan, dia harus menjalani reinkarnasi. 9 kehidupan sudah dia jalani tapi masih belum bisa menghilangkan dendam, maka dikesempatan terakhir ini, di kehidupannya yang kesepuluh adalah satu-satunya cara agar dia bisa kembali ke alam langit. Kabarnya, Dewa Perang dan Bintang Mosha akan masuk ke dunia manusia bersama-sama, terlahir di waktu yang bersamaan. 

Sedangkan alam iblis, Istana Tianxu, diam-diam mulai mengerahkan pasukan untuk balas dendam sambil mencari jiwa Bintang Mosha. Dulu, Dewa Perang menggunakan senjata Bintang Mosha, Juntian Cehai, untuk menyegel jiwa Bintang Mosha. Sehingga membutuhkan kekuatan Dewa Perang dan Juntai Cehai untuk menghidupkannya kembali. Juntai Cehai dibawa oleh menteri kiri dunia iblis, sayangnya dia ditahan oleh alam langit menggunakan Rantai Besi Empat Lautan di Kota Api. Untuk membebaskannya, membutuhkan kunci arwah yang dijaga oleh lima sekte praktisi spiritual (Sekte Shaoyang, Istana Li Ze, Dian Jing, Pulau Fu Yu, Xuan Yuan).


Di kehidupan kesepuluh, Dewa Perang bereinkarnasi menjadi Chu Xuanji (Crystal Yuan), putri dari pemimpin Sekte Shaoyang. Berbeda dengan kakak kembarnya, Chu Linglong (Zhang Yu Xi), Chu Xuanji terlahir tidak sempurna. Dia tidak memiliki 6 indra perasa. Tidak memiliki indra pengecap, penciuman, buta warna, tidak bisa merasakan sakit, tidak bisa menangis, dan tanpa perasaan. Membuat Xuanji menjadi gadis polos dan lemah dalam bela diri.

Di Pertemuan Hiasan Bunga, turnamen Zan Hua yang diadakan sekte Shaoyang empat tahun sekali, dia berkenalan dengan Yu Sifeng (Cheng Yi), murid dari Istana Li Ze. Kepolosan dan ketulusan Xuanji membuat Sifeng lama kelamaan jatuh cinta. Hanya saja ada larangan ketat dari Istana Li Ze bahwa muridnya tidak boleh jatuh cinta. Karena tidak bisa membendung perasaan, Sifeng harus menggunakan topeng Kutukan Cinta. Apabila Sifeng tiga kali terluka karena cinta, maka dia akan kehilangan nyawa, Hanya cinta yang tulus yang bisa menghilangkan kutukan tersebut.

Singkat cerita, setelah turnamen selesai mereka berpisah kurang lebih selama empat tahun. Kemampuan bela diri Xuanji mengalami kemajuan setelah berlatih dengan Hao Chen (Liu Xue Yi) dengan Ilmu Tanpa Perasaan, sedangkan Sifeng dengan Kutukan Cinta bertekat ingin melupakan Xuanji. Namun, takdir berkata lain, ketika mereka 'turun ke jalanan' untuk menambah pengalaman, mereka bertemu kembali. Xuanji yang tanpa perasaan selalu mengejar Sifeng yang menghindarinya.

Berbagai petualangan membuat Xuanji, Sifeng dan teman-temannya menghadapi bahaya, incaran Istana Tianxu, dan misi menemukan pecahan cermin Bahuang. Cermin tersebut bisa mengembalikan 6 indra Xuanji dan mengungkap rahasia seribu tahun yang lalu.


Sejak episode pertama kita akan dibuat kagum akan efek CGI Love and Redemption, sinematografinya indah banget. Mulai pemandangan pegunungan, alam langit bahkan sampai alam iblis sungguh memukau. Jangan lewatkan martial arts-nya, berbagai adegan pertarungan sangat memanjakan mata, hewan-hewan mistisnya juga terkesan nyata. Adegan aksi yang paling saya favoritkan adalah ketika perang antara Istana Li Ze dan sekte yang lain, waktu Sifeng mengepakkan sayap, waktu dia dicambuk, ketika Sifeng membuat mantera dengan kuas begitu indah. Pokoknya, sepanjang 59 episode mata kalian akan dimanjakan dengan packaging Love and Redemption yang memukau.

Saya yakin, hampir sebagian besar penonton pada awalnya berasumsi seperti saya siapa sebenarnya Sifeng setelah mengetahui kalau Xuanji adalah Dewa Perang. Hal ini juga yang membuat saya tertarik akan Love and Redemption akan konsep cinta terlarangnya. Namun, tebakan saya salah besar. Banyak kejutan ketika menonton epidose demi episode, puncaknya ada dua plot twist yang tidak pernah saya duga sebelumnya, semua berhubungan dengan Sifeng. Di awal-awal episode akan banyak pertanyaan tapi semuanya lambat laun akan terjawab dengan sendirinya, saya tidak menemukan plot hole satu pun, menurut saya tentunya. 

Menariknya lagi, kisah second lead tidak kalah seru. Ada kisah cinta segitiga yang terbilang tragis juga. Antara Chu Linglong, Zhong Minyan (Li Jun Yi), dan musuh bebuyutan mereka, Wu Tong (Huang You Ming). Wu Tong ini menginggatkan saya akan Xue Yang di The Untamed, dia menjadi jahat bukan tanpa alasan. Kerasa banget obsesinya pada Linglong, bahkan sampai membuat wujud Linglong dalam versi lain. Bagian dia bertarung dengan Linglong cukup menyayat hati.

Love and Redemption juga kental akan kisah persahabatan. Xuanji dengan kakak seperguruan keenam, Zhong Minyan dan kakaknya sendiri, Linglong. Mereka rela saling berkorban, saling membalaskan dendam, saling menjaga. Pun ketika Xuanji mendapatkan hewan sprirtual yang sangat cerewet dan suka makan, Teng She (Bai Shu). Di sisi Sifeng ada Liu Yihuan (Han Cheng Yu) yang seperti kakak baginya, Wu Zhiqi (Fu Fang Jun) yang seperti saudara sendiri, Zihu si siluman rubah (Hou Meng Yao) dan hewan spiritual yang tidak hanya menganggap Sifeng sebagai majikan, Xiao Yinhua (Yang Xi Zi).


Untuk penokohan nggak usah diragukan lagi. Heroin atau female leadnya sangat badass. Akting Crystal Yuan benar-benar bagus. Dia bisa menjadi Xuanji yang polos, yang tidak mengerti apa-apa tapi di saat bersamaan begitu tulus, tidak akan membiarkan orang terdekatnya terluka. Ketika menjadi Dewa Perang, dia begitu kuat, tegas dan bengis. Perbedaan peran begitu nyata dan ketika mengalami fase 'berubah', Crystal Yuan mengeksekusi dengan sempurna. Chemistry dirinya dengan Sifeng nggak usah diragukan lagi, deh, bisa dilihat dari pandangan dan gerak gerik mereka kalau ketemu langsung kelihatan.

Dan saya setuju sekali kalau Sifeng dijuluki Hero atau male lead yang paling bucin seantero jagad raya, LOL. Akting Cheng Yi tidak kalah memukau dari Crystal Yuan. Saat awal dia bisa memerankan murid Istana Li Ze yang gagap karena tidak pernah bertemu dengan perempuan, lambat laun biasa bahkan dari mimik mukanya mudah sekali tersipu. Jangan salah, walau bucin akut dia tidak selemah hatinya ketika menghadapi bahaya. Walau terbilang pendiam, dari ekspresi mukanya kita bisa melihat 'cara bicara' versi Sifeng, yang tidak semua karakter bisa miliki.

Kisah cinta yang indah banget, bahkan bisa dibilang menyayat hati. Di episode menjalang akhir saya sampai nangis melihat perjuangan Sifeng demi Xuanji. Sejak awal kita akan tahu bagaimana perasaan Xifeng, dia bahkan rela menggunakan topeng Kutukan Cinta dan menolak penawarnya karena tidak ingin kehilangan kenangan bersama Xuanji. Lambat laun kita akan tahu alasan kenapa Sifeng begitu tergila-gila pada Xuanji, trenyuh akan segala pengorbanannya.

9 kehidupan

Untuk konfliknya sendiri, betul seperti apa yang dikatakan Kaisar Langit, segala sesuatu itu ada sebab akibatnya. Kalau saja sikap egois seseorang bisa dibendung, segala kekacauan tidak akan terjadi. Setidaknya konfliknya cukup berbobot sampai-sampai menggemparkan alam langit dan alam iblis, ada alasan kuat dan bisa diterima, tidak seperti Ashes of Love yang hanya karena cinta ditolak semua dunia ikut kacau XD. Oh ya, saya suka waktu adegan memanas, theme song di awal akan langsung berkumandang. Tiap mulai nggak diskip deh itu lagu pembukanya, hehehe. Cukup banyak adegan berdarah, jadi hati-hati saja bagi yang nggak tahan.

Saya sarankan jangan skip episode manapun, saya pernah loncat episode di bagian akhir karena geregetan tidak sabar ingin menguak segala rasa penasaran, tapi saya malah bingung sendiri, ketinggalan banyak bagian penting. Jadi, tidak ada episode yang sia-sia, semua saling berhubungan dan berarti. Memang di awal sedikit lambat, terlebih bagian Sifeng dan Xuanji berpisah setelah turnamen, tapi ketika mereka bertemu kembali dan mulai mengumpulkan pecahan cermin Bahuang pace ceritanya menjadi cepat.

Saya agak kesusahan mencari informasi tentang The Glass Maiden, versi bukunya, bahkan di goodreads saja tidak ada tahun terbit, adapun informasi dalam tulisan China, mana ngerti LOL. Namun dari yang saya baca sana sini, versi drama lebih bagus dari versi buku, jadi, yah, nggak terlalu penasaran seperti The Untamed yang dirombak total.

Kesimpulannya, Love and Redemption highly highly recommended! Saya sarankan sepenuh jiwa dan raga! Kalau saya sudah bilang seperti ini, maka tidak akan diragukan lagi kehebatannya, LOL. Drama ini sangat bagus disegala aspek, jadi jangan ragu untuk menontonnya. Walau di MyDramaList ratingnya hanya 8.8, masih kalah dari The Untamed, tapi dari segi cerita nggak kalah seru, kok, apalagi ada romansa yang menyayat hati, salah satu kelebihan utamanya.


6 komentar:

  1. WAH.. ter kaget, ada juga blog yg review drama china wooow... aku juga suka banget C-drama ka'. apalagi drama kolosal kostum nya kece kece. *the blooms at ruyi pavilion* itu drama 2020 lalu ku nonton. aktor nya kaleeem tapi tegaas. couple pemeran nya jg pernah main di *lagend of yunxi*, eh kalo cerita yg paling wih nonton nya itu 10 MILES OF PEACH BLOSSOM a.k.a ETERNAL LOVE. coba tonton deh ka'. ku tunggu review nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ada yg rekomendasiin itu juga, udah nyoba nonton 2eps tapi belum lanjut, gantian nonton modern romance dulu 😬

      Hapus
  2. Mantap banget reviewnya... Saya juga tergila-gila sama nih serial dan sampai sekarang sulit move on. Coba deh nanti review South wind knows my mood, apakah cpnya akan sebagus Chuyu cp 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, baru denger itu drama coba nanti aku lihat dulu ya 😀

      Hapus
  3. Mantap banget reviewnya mbak. Setuju banget sih sama yang mbak bilang, LAR lebih baik dan lebih berbobot dibanding AOL. Saya nonton Lar karena banyak yang bilang perpaduan AOL dan Eternal Love, walau nyatanya saat itu belum nonton AOL.


    Ulasan serta sinopsis yang mbak tulis benar-benar padat dan jelas.
    Saya sepaham sama mbak soal Chengyi, bukan tipe yang langsung bikin jatuh hati tapi lama kelamaan bikin melting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi seneng bacanya, tosssss deh, semoga setelah ini ada yang bagus lagi ya :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...