Judul buku: Lovely Heist (Love Theft #2)
Penulis: Prisca Primasari
Penyunting: Nur Aini, Adelaine
Desainer sampul: Diwasasri Branitasandhini
Penerbit: Inari
ISBN: 978-602-6682-21-5
Cetakan pertama, April 2018
432 halaman
Buntelan dari @penerbitinari
“Kalau satu-satuya cara untuk menyelamatkan Frea adalah dengan cara mencuri, saya akan melakukannya.”
Padahal Liquor sedang berulang tahun, tetapi dia malah mendapat ‘kado’ yang sangat mengerikan. Kado yang mengancam nyawa Frea, gadis yang teramat dicintai Liquor dan akan segera dinikahi olehnya.
Maka, dimulailah misi Liquor untuk menyelamatkan Frea. Bersama Night – yang sialnya juga mendapat ‘kado’ serupa – Liquor dan Frea bertolak ke Inggris demi misi tersebut.
Di Startfort-Upon-Apon, Bibury dan London, mereka menemui rangkaian kejadian yang gelap manis, lucu, menegangkan, menyakitkan serta berhadapan dengan masa lalu yang tak henti-hentinya menghantui Liquor.
Berhasilkan mereka menyelesaikan misi itu?
Kasus terakhir yang Liquor dan Night tangani di Love Theft membuat jera, mereka benar-benar berhenti dari komplotan pencuri Arthropods, ingin fokus pada kehidupan pribadi masing-masing. Liquor yang ingin menikah dengan Frea, sedangkan Night ingin menghabiskan waktu bersama dengan istrinya, Akiko. Namun, mereka terpaksa menghadapi misi baru karena nyawa Frea dan Akiko menjadi taruhannya.
Mereka berdua harus mencuri cincin rubi milik Wilhelmina Putri, Pigeon's Blood. Sebuah cincin yang memiliki takhayul bisa membuat pemakainya jatuh cinta selamanya pada orang yang memberikannya. Karena tidak ingin kejadian buruk menimpa baik Liquor maupun Night lagi, Frea mengusulkan untuk meminta cincin tersebut secara baik-baik, dengan membelinya. Anehnya, Mina, sang pemilik tidak merasa keberatan, hanya saja dia perlu ijin kepada tunangannya, dan tentu saja Devon menolak mentah-mentah.
Tidak ada cara lain selain mencuri, mereka hanya memiliki waktu 39 hari. Perburuan cincin rubi ternyata tidak semudah yang dibayangkan, tidak hanya di Indonesia, mereka harus melakukan aksi di London, Inggris. Negara yang paling tidak ingin didatangi oleh Liquor, negara yang menyimpan sebuah rahasia tentang Night.
"Saya mencintaimu, Frea." Kudengar Liquor berbisik di telingaku. "Terserah kamu mau percaya atau tidak."Di buku kedua series Love Theft ini masih mengusung genre crime-romance, bahkan kalau menurutku Prisca Primasari lebih dalam lagi dalam mengembangkan nuansa suspense, pun dengan kisah cintanya. Berbeda dengan buku pertama yang terasa lebih ringan, penulis juga mengembangkan kemampuannya dalam meramu kasus kriminal, tidak hanya bagaimana cara mencuri dan mengelabui, ada adegan kebut-kebutan, tembak-tembakan dan bermain racun. Kali ini benar-benar menegangkan!
Membaca Lovely Heist seakan tidak ada jeda untuk bernapas lega, setiap menuju konflik utama, pembaca akan disuguhi konflik yang baru lagi, selalu ada kejutan di dalamnya. Misalkan saja ketika mereka bertiga tiba di Inggris, mereka malah bertemu rintangan baru dari pihak Night. Plot-nya padat dan memiliki pace yang cukup cepat, dalam artian penulis tidak berbelit-belit tentang jalan cerita dan cukup detail tanpa perlu banyak basa basi.
Bicara soal Love Theft, pasti nggak asing dengan komplotan pencuri Arthropods. Di buku keduanya ini, Lovely Heist, akan ada anggota baru yang mendapatkan panggung utama, selain Liquor, Night, Tarantula dan Grasshopper tentunya. Akan ada dua anggota yang akan diperkenalkan kepada pembaca, nama mereka berhubungan dengan karya Bram Stoker dan racun dalam bahasa Jerman.
Setting waktunya empat tahun setelah ending buku pertama, menemui kasus dan lokasi baru, kita akan di bawa terbang ke London. Menyelesaikan masalah yang belum tuntas juga di sana, melihat hubungan Frea-Liquor yang diuji, dalamnya perasaan yang dimiliki Night-Akiko, dan tentang mencintai tapi tak bisa memiliki.
Setiap karakter digali lebih dalam lewat konflik yang mereka hadapi, misal karakter minor yang cukup mencuri perhatian, Tarantula. Ada referensi buku dan film yang mendukung kuat beberapa karakter di buku ini. Tidak ada peran yang benar-benar antagonis, semua memiliki sebab akibat sehingga kita bisa memahami kondisi mereka, kita akan ikut berempati. Membaca buku ini, jelas kalian akan menemui karakter antihero.
Dan yang paling saya suka adalah bagian ketika Liquor dan Frea bersama, masih khas mereka, adegan yang sangat biasa bisa terasa sangat spesial kalau Liquor yang melakukannya. Beberapa adegan favorit saya di buku ini antara lain:
Night kembali fokus ke jalan sambil sesekali memperhatikan penunjuk arah di ponsel. Aku merebahkan pipiku di bahu Liquore, memejamkan mata sambil menghirup aroma barley mint dan kopi dari rambutnya. Lalu aku sadar bahwa aroma kopi itu bukan berasal dari tubuhnya, melainkan rambutnya.
"Kamu ganti sampo?" tanyaku pelan, baru menyadarinya. Kurasakan dia mengangguk. "Suka?" tanyanya lembut, dan aku mengangguk sambil tersenyum padanya.
"Saya masih penasaran kenapa Harker suruh kamu dan Night buat mencuri cincin aktris itu," ujarku lirih.Duh, makin cinta sama Liquor :*
Liquor menggeleng dingin. "Saya tidak peduli. Itu urusannya," ujarnya. "Urusan saya hanya kamu, Frea."
Sedikit kekurangan, ada pada adegan baku tembak, cukup dramatis tapi bagi saya sedikit dipaksakan, sedikit tidak logis. Mungkin karena terlalu cepat, sehingga adegan tersebut kurang tergambarkan secara detail, dan untuk rasa was-wasnya, dapat banget, berharap nggak kenapa-napa dengan tokoh favorit saya XD. Namun secara keseluruhan semua yang menjadi pertanyaan ketika mendapati sesuatu yang berasa kurang, pasti nantinya penulis akan menjawabnya. Laiknya Liquor yang selalu tahu isi hati dan kepala Frea tanpa perlu bertanya padanya.
Lovely Heist sangat cocok bila kalian ingin mencicipi bacaan bergenre crime-romance yang ditulis oleh penulis dalam negeri, yang ingin mabuk oleh pesona Liquor dan terlena akan Night. Jangan lewatkan aksi trio Feline dalam menyelesaikan misi yang cukup berbahaya kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*