Sabtu, 06 Mei 2017

Man's Defender by Maisie Junardy & Donna Widjajanto | Blog Tour, Book Review, Giveaway

Judul buku: Man's Defender (Distinguished Trilogy #1)
Penulis: Maisie Junardy & Donna Widjajanto
Editor: Hetih Rusli
Cover: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-3983-2
288 halaman
Buntelan dari Donna Widjajanto
Sebulan yang lalu sama sekali tidak terpikir oleh Alex bahwa dirinya bisa punya avatar pribadi dan bersahabat dengannya. Setiap malam dia dihantui mimpi buruk karena tidak punya teman dan sering di-bully di sekolah. Itu semua gara-gara keluarganya yang selalu berpindah tempat tinggal. Hingga akhirnya mereka berada di Pescara, kota asal Marco, ayah Alex.

Segalanya berubah ketika Alex memasuki kamar kerja ayahnya dan berkenalan dengan CAASI––Culture Art Application and Simulation Interface. Di sanalah dia bertemu Viska, sang gadis avatar. Viska membawanya keliling dunia dan memperkenalkan Alex pada keunikan budaya-budaya dunia.

Ketika Alex merasa hidupnya akhirnya bahagia dan bermakna, masalah muncul. Alex harus mempertahankan CAASI kalau tidak ingin kehilangan Viska. Ada bahaya besar yang mengintai penemuan canggih Marco, dan Alex haru mengambil tindakan penyelamatan.
Man's Defender bercerita tentang Alessandro Putra Rosetti, seorang pemuda enam belas tahun keturunan Asia-Italia, yang kerap kali berpindah tempat tinggal karena pekerjaan ayahnya. Alex, begitu panggilannya, sudah menjelajah berbagai negara di Asia maupun Timur Tengah, misalkan saja; India, Pakistan, Jepang, China, Turki, Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Australia, Dubai. Terakhir, bersama ayah dan ibunya, mereka pindah ke kota kecil di pantai timur Lautan Adriatik Italia, ke kampung halaman Marco Rosetti, Pescara.

Sejak tinggal di India, Alex mengalami masalah dalam bersosialisasi di sekolah. Karena hidup nomaden, membuatnya jarang bisa memiliki teman, menjadikan dirinya penyendiri, terlebih dirinya berdarah campuran sehingga memiliki fisik yang tidak biasa. Hal serupa terjadi lagi ketika pindah ke Pescara, kampung halaman ayahnya, Alex kesulitan beradaptasi, walau memiliki darah Italia, dia tidak bisa bahasa Italia, di sekolah dia menjadi bahan olok-olokan temannya. Masalah ekomoni juga menimpa keluarga mereka, ayahnya terpaksa melepas pekerjaan yang berpenghasilan tinggi demi obsesinya pada sesuatu yang dia kerjakan selama bertahun-tahun, sampai-sampai mengesampingkan keluarga, dan membuat hubungannya dengan Alex menjadi berjarak. Karena tidak tahan lagi, ibu Alex pergi dari rumah tanpa informasi apa pun. Semua masalah menumpuk dan akhirnya pecah, Alex protes terhadap ayahnya yang egois, bahkan tidak bisa mempertahankan ibunya.

Marco pun memberi alasan apa yang membuatnya sibuk sampai bertahun-tahun, dia juga tidak menyangka akan mengorbankan keluarganya sendiri. Marco ingin menciptakan perdamaian dengan mengumpulkan berbagai kebudayaan dunia, dia percaya selain keindahan, dalam tiap kebudayaan tersimpan nilai-nilai kearifan dan kebaikan. Jerih payahnya tersimpan dalam sarung tangan dari kulit cokelat yang cukup tebal, bagian dalam memiliki plat-plat timah yang dihubungkan dengan kabel tipis, pada bagian atas kantong terpasang kuat pelat panel tenaga surya. Alat tersebut diberi nama CAASI, Culture-Art Application and Stimulation Interface

CAASI bisa digunakan ketika tidur atau dalam keadaan tenang, dengan menekan tombol merah yang ada di punggung tangan, si pengguna akan langsung terlelap dan memasuki dunia baru. Dalam CAASI, akan ada pemandu, yaitu seorang avatar yang wujudnya bisa berbeda-beda tiap orang tergantung isi pikiran mereka, dan avatar yang dimiliki Alex bernama Viska. Tugas avatar adalah mengajak keliling tujuh benua untuk mendalami kebijaksanaan dari keunikan setiap budaya yang ada di dunia. Seorang avatar bisa menyesuaikan diri dengan tempat-tempat yang dia datangi, supaya bisa memberi penjelasan dengan lebih baik. Misalkan saja berganti pakaian sesuai negara yang didatangi, menguasai berbagai macam bahasa.
"Kebudayaan adalah gaya hidup bermasyarakat tertentu yang termasuk cara pikir, perasaan, dan tindakan yang berpola dan berulang," lanjut Viska dengan suara merdunya. "Melalui budaya, kita jadi mengerti siapa diri kita dan apa artinya menjadi menusia. Pribadi manusia dan budaya tidak dapat dipisahkan karena kehidupan sosial manusia adalah proses individu menginternalisasi 'arti' publik."
"Alex, keluarga adalah dasar hidup manusia. Awal hidup manusia. Sumber hidupnya yang pertama. Dari situlah semua berasal."
Bersama Viska, Alex berkeliling dunia dan mengenal kebudayaan tiap negara yang dia singgahi. Misalkan saja di Ifugao, Filipina, kita akan dikenalkan dengan nyanyian Hudhud yang biasa dilakukan ketika masa menanam padi dan panen. Di Petra, Yordania, kita akan dikenalkan Bangsa Nebatea yang menguasai sistem pengairan yang sangat baik, kemudian ke berbagai festival dan tradisi yang ada di dunia, ke Sydney Opera House, dan masih banyak lagi kebudayaan dari berbagai negara yang Alex pelajari.

Setelah mengenal CAASI, Alex mulai berubah, dia tidak lagi takut dengan para pembully yang ada di sekolahnya, dia bisa berinteraksi dengan gadis di sekolah yang dia sukai, Chiara, bahkan mengajaknya untuk ikut mencoba CAASI. Dan yang paling penting, Alex bisa merasakan secara langsung apa sebenarnya tujuan CAASI dibuat, yaitu agar manusia bisa mengerti dan berinteraksi dengan orang lain tidak hanya berdasarkan kesamaan, tapi justru menghargai perbedaan. Semua manusia bisa memberi kontribusi pada masyarakat, tak peduli apa pun latar bekalang budaya yang dimiliki. Alex bisa menjadi dirinya sendiri tanpa takut dicap aneh dan unik oleh orang lain karena perbedaan yang dimiliki, bahwa berbeda itu bukan kesalahan, keunikan yang dia miliki itu berharga, keunikan adalah kelebihan yang dimilikinya.
"Sakura perlu kurang-lebih lima puluh minggu untuk mekar sempurna. Tapi bunga ini hanya mekar selama dua minggu. Setelahnya akan luruh tertiup angin atau kena hujan. Tapi, demikianlah alam mengaturnya. Bila kuntum yang lama tidak luruh, tidak ada kesempatan bagi sesuatu yang baru untuk tumbuh. Tunas daun tidak akan muncul kalau bunga tidak gugur."
Ketika membaca sinopsis buku ini, saya tertarik dengan virtual reality yang coba 'dijual' penulis, apalagi dengan embel-embel pertama di Indonesia bahkan mungkin saja dunia! Istilah ini jujur saja masih asing bagi saya, mungkin tidak bagi seorang gamer. Mengutip swa.co.id, Virtual reality atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment). Kelebihan utama dari virtual reality adalah pengalaman yang membuat user merasakan sensasi dunia nyata dalam dunia maya. Bahkan perkembangan teknologi virtual reality saat ini memungkinkan tidak hanya indra penglihatan dan pendengaran saja yang bisa merasakan sensasi nyata dari dunia maya dari virtual reality, namun juga indra yang lainnya.

Lewat buku virtual reality, Distinguished Trilogy menawarkan pengalaman membaca yang berbeda daripada yang lain, tidak hanya membaca buku konvensional, mendengarkan audio book, atau menikmati buku digital, tapi ikut mengajak pembaca langsung masuk ke dunia Viska dan Alex. Untuk mewujudkan konsep virtual reality, kedua penulis bekerjasama dengan www.bilcom.co.id sebagai perusahaan pengembang aplikasi dan Henky Christianto, pendiri www.360indonesia.id sebagai penyedia konten dalam menciptakan konsep virtual reality book. Mengutip dari swa.co.id lagi, pengguna Android dan iOS perlu mengunduh aplikasi di gadget mereka dan memakai perangkat headset VR yang memiliki “gyro”. Man’s Defender juga akan dapat digunakan di headset VR sederhana seperti Google Cardboard dengan mengoperasikannya secara manual melalui tombol yang ada di ponsel.

Simulasi membaca dengan teknologi virtual reality
Jujur saja, kalau saja saya tidak membaca artikel yang saya kutip di atas, saya akan buntu dengan apa virtual reality itu. Dari segi pengertian tentu ada di buku, tapi penulis tidak menyebutkan kalau pembaca bisa turut serta merasakan secara nyata dengan teknologi yang bisa kita jangkau, yaitu dengan mengunduh aplikasi yang ada di Android maupun iOS, tidak ada panduan bagaimana kita bisa ikut merasakannya. Menjadi salah satu kelemahan buku ini, karena virtual reality-nya tidak tersentuh. Karena, begitu tahu kita bisa merasakan langsung apa yang Alex alami di buku, saya ingin ikut merasakannya juga. Sedikit kekurangan lagi, di bagian awal alurnya cukup lambat sehingga cukup membosankan, saya tahu tujuannya adalah pengenalan karakter. hanya saja seperti tidak sabar dengan hidangan utamanya, hehehe, tapi begitu memasuki bagian CAASI kita tidak akan bisa berhenti membaca.

Namun, tentu patut diapresiasi apa yang coba kedua penulis suguhkan ke pembaca, memberi pengalaman yang berbeda untuk menikmati sebuah bacaan. Selain itu saya cukup menikmati acara keliling dunia yang dilakukan Alex dan Viska, sangat informatif, rasanya seperti mendapat pelajaran sejarah tapi disajikan dengan sangat asik!  Salah satu bagian yang saya sukai adalah ketika bercerita tentang tanaman bonsai, mengandung filosofi dasar Tao, tentang tatanan harmonis, terkandung kesederhanaan yang alami dan keindahan, mengajarkan keterbukaan. Bonsai mengajarkan Alex agar terbuka dengan lingkungannya, bahwa pengalaman berpindah-pindah adalah salah satu hal yang perlu disyukuri karena tidak semua anak bisa mengalami hal yang sama.
"Bonsai adalah seni tanpa akhir. Bonsai adalah tanaman yang hidup di pot dengan media terbatas, perlu perawatan teliti. Perlu ketekunan, kesabaran, dan kecermatan yang detail di samping pengetahuan tentang karakter tanaman itu sendiri. Dengan perawatan yang prima, artis bonsai membentuk pohon sehingga memancarkan citra dan kesan yang harmonis dan artistik."
Kemudian ketika Viska membawa Alex ke Hobbiton, New Zealand, melalui Persaudaraan Sembilan Pembawa Cincin, memberikan contoh akan makna persahabatan, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, dan mereka saling melengkapi. Lewat tradisi Fahombo atau lompat batu di Nias, Sumatera Utara, Indonesia, mengajarkan betapa pentingnya melatih kemampuan sejak dini sehingga nantinya siap memikul tanggung jawab yang dibebankan. Lewat kisah Temujin atau Jengiz Khan, kita akan belajar arti kepemimpinan, belajar adil dan bisa menghargai orang lain. Menjadi pemimpin besar memang harus mengalami banyak ujian terlebih dahulu sehingga nantinya bisa rendah hati, mau berkorban dan bekerja keras.

Nah, banyak sekali pesan yang bisa kita dapatkan lewat buku ini, tidak hanya soal kebudayaan, tetapi makna yang terkendung di dalamnya. Mungkin CAASI bisa dibilang hanya fantasi belaka, tapi tujuannya sama halnya dengan kita, bahwa ingin tercapai kedamaian. Dengan mempelajari berbagai macam kebudayaan yang unik dan berbeda, berharap manusia juga bisa menerima perbedaan yang ada, tidak lagi memandang lewat suku, ras dan agama tetapi membuat semua ini menjadi pemersatu.

Konflik di buku ini bisa dibilang masih ada di permukaan, tapi melihat akan ada dua buku lagi, saya yakin nantinya akan bisa dikembangkan. Di buku pertama kita akan lebih banyak dikenalkan dengan CAASI sendiri, memang sangat penting karena hal ini merupakan pokok, sehingga walau konfliknya tidak terlalu terasa, yang jelas pembaca akan lebih mengenal dan mengerti tentang dunia virtual reality. Saya suka penjelasaanya, cukup detail dan tidak mengada-ada, sehingga walau fiksi pun tetap bisa diterima dengan akal sehat.

Well, secara keseluruhan buku ini cukup recommended khususnya bagi pecinta fantasi, apalagi fantasi dalam negeri. Bisa dibilang buku ini bisa masuk juga ke genre sci-fi karena teknologi yang digunakan, jadi bisa dibaca untuk penikmat genre tersebut. Dan bagi yang ingin membaca sesuatu yang unik dan berbeda, baca buku ini!

4 sayap untuk sang avatar, awal-awal baca saya membayangkan mirip avatar garapan James Cameron :D.


Saatnya giveaway!
Mau ikut merasakan apa itu virtual reality yang ada di buku ini? Penulis memberikan satu buku Man's Defender secara gratis bagi satu pembaca setia kubikelromance.com yang berdomisili di Indonesia.
Caranya:
1. Follow blog Kubikel Romance via GFC (di bagian sidebar cari aja yang judulnya The Readers terus klik follow atau sign in)
2. Follow akun twitter @peri_hutan dan @gramedia
3. Share link postingan ini di sosial media yang kalian punya, boleh twitter, instagram, facebook, path, tumblr, dsb, sesuai yang kalian punya. Jangan lupa mention saya ya :D
4. Di kolom komentar tulis saja akun twitter kalian, kalau nggak punya boleh akun lainnya atau alamat email, biar nanti saya mudah menghubungi kalau menang.

Sudah itu saja, nggak usah susah-susah. Giveaway berlangsung sampai tanggal 10 Mei 2017. Pengumuman pemenang di postingan ini juga segera setelah giveaway ditutup. Semoga beruntung :D

*UPDATE*

Saatnya pengumuman pemenang, langsung aja ya, yang beruntung adalah...

@ervanedge

Selamat! Nanti akan saya hubungi untuk konfirmasi pengiriman hadiah, bagi yang belum beruntung jangan menyerah, masih ada beberapa giveaway di blog ini, pantengin terus pokoknya :D

43 komentar:

  1. Akun Twitter : @HamdatunNupus
    Link Share : https://twitter.com/HamdatunNupus/status/860825739393777664

    BalasHapus
  2. @wawha_cuza

    Wish me luck. Tertarik sekali dengan konsep budaya dan virtual reality nya. Btw, reviewnya keren kak! Bikin penasaran maksimal.

    BalasHapus
  3. Nama fb: Ervan edge
    https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=810469522435362&id=100004169641172&refid=7

    Nama twitter: @ervanedge

    https://mobile.twitter.com/ervanedge/status/860859105329545216?p=v

    Nama Instagram: @ervanedge
    https://www.instagram.com/p/BTwRrMoAvIg/

    Mudah-mudahan kepilih ya Kak :)


    BalasHapus
  4. Twitter @fira_yoopies
    Wish me luck! Penasaran banget dengan warna fantasi lokal

    BalasHapus
  5. Nama : Siti Fatimatus Zehro

    Twitter : @Chocoqueeny

    Aku suka kutipan, "Alex, keluarga adalah dasar hidup manusia. Awal hidup manusia. Sumber hidupnya yang pertama. Dari situlah semua berasal."
    I wish I coul win this novel :)

    BalasHapus
  6. Nama : Annisa Rizki Sakih
    Twitter : @annisakih

    BalasHapus
  7. Akun twitter : @deradevalina

    BalasHapus
  8. twitter: @nunaalia

    Wish me luck ;)

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Twitter: @Nihlafuadah09

    Menjadi yg terakhir ini sepertinya..
    Reviewnya keren.. bikin aku penasaran sama Alex...

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...