Jumat, 15 Juli 2016

Me Before You | Movie Review


Me Before You (2016)
Sutradara: Thea Sharrock
Penulis naskah: Scott Neustadter, Michael H. Weber, Jojo Moyes
Produser: Karen Rosenfelt, Alison Owen
Pemain: Emilia Clarke, Sam Claflin, Janet McTeer, Jenna Coleman, Charles Dance, Brendan Coyle, Matthew Lewis.

Emilia Clarke, Sam Claflin, Janet McTeer, Jenna Coleman, Charles Dance, Brendan Coyle, Matthew Lewis, Samantha Spiro, Vanessa Kirby, Ben Lloyd-Hughes, Stephen Peacocke - See more at: http://www.wowkeren.com/film/me_before_you/#sthash.TbiJIx77.dpuf

Emilia Clarke, Sam Claflin, Janet McTeer, Jenna Coleman, Charles Dance, Brendan Coyle, Matthew Lewis, Samantha Spiro, Vanessa Kirby, Ben Lloyd-Hughes, Stephen Peacocke - See more at: http://www.wowkeren.com/film/me_before_you/#sthash.TbiJIx77.dpuf

Emilia Clarke, Sam Claflin, Janet McTeer, Jenna Coleman, Charles Dance, Brendan Coyle, Matthew Lewis, Samantha Spiro, Vanessa Kirby, Ben Lloyd-Hughes, Stephen Peacocke - See more at: http://www.wowkeren.com/film/me_before_you/#sthash.TbiJIx77.dpuf
Studio: Warner Bros

Based on Jojo Moyes book, Me Before You.
Will Traynor sangat mencintai hidupnya, dia telah pergi ke berbagai tempat dan melakukan berbagai hal yang disukai, seperti olahraga ekstream, menjadi pengusaha sukses, memiliki segalanya. Namun, sebuah kecelakaan membuatnya lumpuh dari leher ke bawah, dia menderita quadriplegia. Pada mulanya Will terus berusaha untuk sembuh sampai akhirnya dia menyerah, dia sudah tidak lagi bisa menikmati hidup, dia kehilangan semangat untuk terus hidup. Will menjadi pribadi yang sarkastis, sinis, dan dingin, tidak ada yang mau mengurusnya karena semua ketakutan, kecuali Nathan seorang yang mengurus kebutuhan medis dirinya. Will membutuhkan seorang lagi untuk mengurus kesehariannya.

Louisa Clark, seorang gadis yang berusia 26 tahun baru saja kehilangan pekerjaanya di sebagai pelayan kafe, Lou bertugas membantu membiayai kebutuhan hidup keluarganya karena sang adik yang single mother, Treena harus kuliah, dia satu-satunya yang bisa diharapkan. Dia pergi ke Job Centre tapi tidak ada perkerjaan untuknya karena keahliannya terbatas, petugas pun menawari sebuah tawaran yang baru saja masuk dan bergaji lumayan, yaitu merawat orang cacat. Karena tidak ada pilihan lain dan Lou sangat membutuhkan uang, dia pun menerima tawaran tersebut. Perkerjaannya ternyata tidak semudah yang dibayangkan Lou, Will, orang yang harus dirawatnya sangat dingin dan tidak ingin diganggu, Lou merasa tidak betah karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia tidak bisa keluar karena hanya itu pekerjaan yang dia dapatkan. Ditambah ketika mantan pacarnya Will, Alicia dan sahabatnya Rupert datang dan mengabarkan kalau mereka akan menikah.




Will marah dan sangat terluka, hal tersebut bukannya membuat Lou semakin takut tapi membangkitkan Lou untuk tidak menyerah pada Will, Treena juga mendukung keputusan tersebut. Pendekatan dengan gaya unik pun membuat Will lebih terbuka dan mulai berkomunikasi, bahkan dia mengajak Lou menonton film Perancis menggunakan subtitle, memberikan kado ulang tahun yang sangat disukai Lou dan membahas tentang kehidupan mereka khususnya tentang impian Lou, tentang Lou yang tidak cocok dengan Patrick, cowoknya yang lebih mementingkan olahraga daripada apa pun, bahwa Lou sebenarnya memiliki potensi besar dalam dirinya dibalik penampilannya yang unik dan sangat sia-sia kalau dia hanya ada di kota kecil tempat selama ini dia tinggali.

Suatu ketika saat Will sakit, Lou tidak sengaja melihat luka di tangan Will, percobaan bunuh diri tersebut ternyata menjadi pilihan Will karena ibunya menolak ketika Will ingin mengikuti Dignitas (sebuah organisasi yang membantu orang-orang terminal untuk mengakhiri hidup mereka yang berlokasi di Swiss). Ibunya pun memberikan waktu selama enam bulan agar Will memikirkan kembali dan siapa tahu dalam enam bulan tersebut keputusannya akan berubah. Hal tersebut semakin memacu Lou untuk membuat Will lebih menghargai hidupnya, bahwa dia bisa menjalani hidup walau tidak memiliki kehidupan yang sempurna. Lou pun membuat rencana perjalanan agar membuat Will berubah pikiran, mulai dari mendatangi pacuan kuda, orkestra sampai ke tempat-tempat indah. Enam bulan waktu yang dibutuhkan Lou agar orang yang dicintainya memperjuangkan hidupnya.

 



Akhirnya kesampaian nonton juga setelah menanti-nanti sejak trailernya diputar dan yakin nggak akan tayang di Indonesia, untungnya ada streamingnya yang bisa kalian tonton di sini XD. Sejujurnya filmnya jauh dari ekspektasi saya, dilihat dari trailernya sepertinya menggoda, apalagi dibintangi oleh Emilia Clarke dan Sam Claflin serta setting yang sangat indah, tapi ketika sepanjang menonton sampai akhir cerita tidak ada bagian yang benar-benar membuat saya terharu atau wah, tidak seperti ketika saya membaca bukunya. Dari segi cerita sebenarnya tidak terlalu mengalami perombakan yang cukup besar, mungkin karena ada nama Jojo Moyes, sang pemilik cerita yang ikut andil dalam pembuatan naskah, hanya saja ketika saya menonton saya sedikit merasakan bosan.

Hal yang saya sukai dari film adaptasi dari novel Me Before You ini adalah peran Louisa Clark sangat baik diperankan Emilia Clarke, keunikannya, kepolosannya, style-nya, apa yang saya bayangkan cukup tercermin pada dirinya, dan saya sangat-sangat suka isi kamarnya, sepatunya yang aduhai cantik banget digantung berjejer, gaun-gaunnya yang colorfull dan vintage bikin saya iri sepanjang nonton! Saya bisa merasakan beban Lou dari keluarganya, bagaimana dia awalnya tidak menyukai Will tapi begitu melihat kehidupannya yang tidak mudah dia bisa bersimpati dan ingin membuat Will bersemangat lagi. Saya juga sangat menyukai seetting ceritanya, kastil-kastilnya indah banget.

Sayangnya saya merasa akting Sam Claflin tidak sebaik peran Mother of Dragons yang menjadi lawan mainnya tersebut. Chemistry mereka juga nggak terlalu terasa, saya nggak merasakan kalau Will memiliki perasaan yang sama seperti Lou, aktingnya datar dan membosankan, saya tidak bisa tergila-gila padanya, yang saya dapatkan dari dirinya hopeless yang berkepanjangan. Saya lebih terhibur dengan akting para pemeran pembantunya, entah itu mulai dari Nathan yang sangat mengerti kebutuhan Will, ibunya yang sangat menyayangi dan berusaha menghadirkan seseorang yang bisa menghiburnya, sampai ayahnya Will yang sebenarnya tidak memiliki hubungan yang baik dengan istrinya tapi demi Will dia berkompromi.

Yah, walau tidak memuaskan seratus persen, setidaknya film ini tetap membawa pesan yang bagus, sebuah isu yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan yaitu euthanasia, hak untuk hidup, tentang pilihan seseorang di mana orang lain tidak bisa ikut merasakannya. Setidaknya, dari sosok Will kita bisa memahami bahwa mereka yang cacat fisik dan tidak ada lagi harapan untuk kesembuhan, berusaha hidup dengan ketidaksempurnaan, ada masa di mana mereka lelah dan ingin mengakhiri semuanya. Sedangkan dari Lou, kita bisa melihat bahwa masa lalu yang kelam dapat mengubah seseorang dan membuatnya menyembunyikan potensi yang dimiliki, Will ingin Lou menyadari akan kelebihannya, untuk keluar dari zona nyaman, dan dia memiliki kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk mewujudkan semua impiannya, Lou harus bahagia atas hidupnya, dia harus menikmatinya.

Film ini bisa dinikmati oleh remaja ke atas, tidak ada adegan dewasa yang vulgar, hanya ada beberapa adegan ciuman yang bisa diterima secara wajar. Recommended bagi yang ingin menonton film bergenre sicklit, mental illness. Oh ya, lanjutan bukunya, After You juga akan diterbitkan oleh Gramedia, kemungkinan terbit bulan ini, semoga aja nanti juga dibuat filmnya ya :D.

3 sayap untuk live boldly, live well, just live.


40 komentar:

  1. makasih ulasannya mba. saya jd penasaran nonton jadinya

    BalasHapus
  2. Ngebaca sinopsisnya, sepertinya bagus. Dan emang kalo film yang diadaptasi dari buku, banyakan kurang sesuai dengan ekspektasi pembacanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, setidaknya nggak keluar jalur dari isi buku udah cukup bagus juga sih, tapi tetap saja pembaca nggak akan puas karena buku dan film itu beda dari segi penyajian :)

      Hapus
  3. aku malah kepengen baca bukunya nih kalau gini ceritanya :D

    BalasHapus
  4. Aku kemarin baru selesai nonton ini, sudah sedia sekotak tissue Pa*eo jaga-jaga mana tahu aku nangis waktu nonton, eh si tissue ternyata nggak kepakai. Kurang puas juga sih sama filmnya. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, iya nih, feelnya kurang dapat di film

      Hapus
  5. Daenerys Targaryen and Finnick Odair :)) belum kesampaian baca bukunya, nyari di Gramed udah susah kayaknya :( mungkin bakal nonton filmnya duluan nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya bakal terbit ulang deh soalnya After You mau diterbitin juga bulan ini :)

      Hapus
  6. baca bukunya jugaaa?
    waaaak kayaknya aku mau nonton filmnya niiih XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sudah baca bukunya, reviewnya aku lampirkan di atas juga :)

      Hapus
  7. Sebenarnya aku nggak cerewet soal book to screen, tapi untuk Me Before You aku rasa masih banyak yang kurang. Sedihnya nggak dapet, Emilia Clarke aktingnya yah begitulah ( di GOT juga so so). Sayangnya nggak ada scene skandal Patrick & wartawan, padahal itu kan krusial banget.

    Sayang, padahal bukunya bagus :) Great review!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga mencoba selalu objektif kalo membahas book to screen karena tahu buku dan film itu beda, lebih ke cerita aja sih, kalau melenceng jauh ya bagi aku mengecewakan, sedangkan untuk para tokohnya aku ingat perkataan Ika Natassa kalau nurutin kemauan pembaca nggak akan bisa, imajinasi pembaca beda-beda, jadi kalau emang para pemain bisa menghidupkan karakter di buku udah lebih dari cukup bagi aku sih :). Dan Emilia bisa menampilkan Lou seperti bayanganku :p.

      Aku malah lupa scene itu mbak, udah lama banget bacanya, hahaha

      Hapus
  8. Mba aku baru tau ni dari buku qu uda nton filmnya bukannya sedih malah banyak ketawa karena kepolosan si Lou...pengen nyari bukunya ^^

    BalasHapus
  9. Novel me before you ada yg versi Indonesia ga di ebook, kalau ada minta linknya dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku baca buku cetaknya, beli aja bukunya atau kalau mau baca ebook coba cari di ijak, jangan cari yang bajakan ya :D

      Hapus
  10. 2x nonton film ini mau buktiin jiwa raga kuat atau ngga buat nonton film ini ga pake nangis ternyata tetep aja nangis sesenggukan. Baper parah , ga terima sama endingnya. tapi endingnya ga maksa sih, ga ketebak jg ga ky film lain. Ni ketemu jodoh pasti habis itu happy ending, sembuh, nikah. Ternyata engga :((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Film ini lebih realistis makanya mengharukan 😁

      Hapus
  11. Ulasan yang menarik, thanks mbak :)

    Salam,
    Oca

    BalasHapus
  12. Belum pernah baca bukunya, tapi filmnya baguslah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mau lebih detail lagi aku sarankan baca bukunya juga :)

      Hapus
  13. Well, saya baru nonton filmnya dan... ya tetep banjir air mata :')
    Kebiasaan emang kalo liat film romance dikit langsung mewek
    Gak mau baca ah, entar bisa tiap detik lg meweknya hehe

    BalasHapus
  14. Menurutku filmnya bagus banget.. aku kerasa bapernya jadi si lou yg suka sama will dan broken heart pas will pilih swiss itu... hiks.. adakah film melow yg lebih bgus dr nih film?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba nonton One Day, dijamin bikin sesegukan juga :D

      Hapus
  15. Baru nonton ini film, tpi ga sesuai ekspektasi. Titik dimana jadi males nonton itu pas si lou lebih milih nemenin jalan2 will drpda Patrick. Gue sih jadi kasihan sm si Patrick, dia didicampakkan Lou wkwk filmnya 1/5 lah 👎

    BalasHapus
  16. Kalau saya juga nangis karena membayangkan bagaimana jika berada pd posisi mereka di film itu sendiri. Cintanya besar pd wanitanya lou sehingga biarpun mati dipastikan agar lou mendapatkan kebahagiaan bersama org lain dengan cara lou diberi sejumlah dana untuk mencari jati diri dan kebahagiaan walaupun tdk harus bersama will diakhir hidupnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba deh baca bukunya, baklan lebih nyesek lagi

      Hapus
  17. Cerita nya agak mirip film India "Guzaarish" yg dibintangi Hrithik Roshan n Aishwarya Rai.Sama" menceritakan ttg penderita quadreplegia dan euthanasia.Aku udh nntn filmnya bagus lumayan bikin baper tpi kurang greget .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, makasih infonya, aku baru tahu, nanti kalau sempet di cek deh :)

      Hapus
  18. Nyesek bgt ini film..
    Telat bgt emank aku..
    Tapi sumpah film bagus bgt

    BalasHapus
  19. Di awal film ini menggoda bgd krn ada Emilia Clarke sma Sam Claflin, aq suka bgd karakter Lou yg d perankan Emilia, tp agak kecewa sma akting Sam yg agak datar gitulah, apa lg d scene ketika Lou nyatakan kalo cinta & sayang sma Will, trus Will lebih milih Swiss utk suicide aduh tu nyesek bgd dah,ga' kebayang kalo ada d posisi Louisa, (scene yg bikin aq nangis) tp overall film ini bagus byk pesan yg d sampaikan hidup itu hrs berani, beranilah utk memilih, tp tidak utk suicide krn bgimana pun hidup itu hrs d jalani dlm keadaan apa pun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, aku juga suka Emilia meranin Lou, cocok banget. Aku juga kurang puas sih dengan Sam, tapi ok lah :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...