Sabtu, 21 Mei 2016

Resensi: Il Tiramisu Karya Dy Lunaly

Judul buku: Il Tiramisu
Penulis: Dy Lunaly
Penyunting: Dila Maretihaqsari
Perancang dan ilustrasi sampul: Nocturvis
Ilustrasi isi: Dy Lunaly
Penerbit: Bentang
ISBN: 978-602-291-174-6
Cetakan pertama, 2016
334 halaman
Buntelan dari @dylunaly
Gytha terpaksa menerima tawaran kerja sebagai host chef di salah satu acara televisi. Ia memenuhi utang budi kepada teman lama meski sebenarnya tidak yakin bisa melakukannya. Ditambah lagi Gytha tidak sendiri. Executive Chef di Olive Garden itu akan menjadi host bersama Wisnu, seorang penyanyi yang sedang naik daun.

Meski rupawan dan mutlak digandrungi para wanita, pria itu memberi kesan pertama yang buruk kepada Gytha. Wisnu Kanigara, tidak lebih dari seorang selebritas yang angkuh dan menyebalkan. Lebih menyebalkan lagi karena mereka harus sering bersama dan terlihat akrab.

Sejak itu, kehidupan Gytha tidak lagi tenang. Ia menjadi incaran media gosip Tanah Air yang haus berita akan kedekatannya dengan Wisnu. Media terus berusaha mengorek apa pun tentangnya. sampai-sampai hal yang paling dirahasiakan Gytha, tentang masa lalu kelamnya, berhasil diungkap media. Gytha sungguh menyesali keputusannya mengambil pekerjaan ini. Ia menyesal mengenal Wisnu. Ia juga menyesal telah terjebak dalam rasa yang tak seharusnya ia simpan untuk pria itu.
Atas dasar hutang budi kepada temannya semasa sekolah dulu, Gytha menerima tawaran sebagai pengganti host untuk acara masak di TV yang bertajuk "Everybody Can Be a Chef". Gytha tidak sendirian dalam memandu acara tersebut, akan ada co-host yang kemampuannya berbanding terbalik dengan host utama, yaitu selebritas yang tidak bisa masak sama sekali. Acara tersebut memiliki konsep bahwa semua orang bisa masak makanan seenak chef. Selebritas yang dipilih adalah Wisnu Kanigara, penyanyi yang sedang naik daun dan baru saja mengeluarkan album terbaru berjudul Karam.

Pertemuan pertama Gytha dengan Wisnu bisa dibilang datar, lelaki tersebut sangat dingin, pendiam, menyebalkan dan terkesan angkuh, padahal Gytha ingin mengenal partnernya lebih dekat lagi agar nanti ketika memandu acara mereka lebih luwes, sebelumnya Gytha sama sekali tidak tahu siapa Wisnu Kanigara, Gytha lebih banyak menghabiskan waktu di dapur daripada di depan televisi. Karena tidak bisa mengharapkan Wisnu lebih terbuka padanya, Gytha pun mencari informasi dirinya lewat beberapa majalah, satu keanehan muncul, tidak ada sama sekali informasi tentang latar belakang Wisnu, hanya perjalanan karier saja. Wisnu Kanigara sangat misterius.

Bukan itu saja yang membuat Gytha sebal dengan Wisnu, di syuting hari pertama Wisnu mempertanyakan apakah Gytha benar-benar seorang chef karena hasilnya sangat berantakan, bahkan Wisnu mengatakan kalau Gytha membuang 18.000 detik miliknya. Gytha sangat marah dan merasa terhina, dia melampiaskan kekesalannya di Olive Garden, tempat Gytha bekerja sebagai executive chef. Namun, Arianne, manager restoran fine dining Italia tersebut, beserta tunangannya, David menyadarkan Gytha kalau dia tidak boleh menyerah, justru Gytha harus menunjukkan kemampuannya bahwa apa yang dibilang Wisnu tidaklah benar.

Acara tersebut mau tidak mau membuat mereka sering bertemu bahkan disinyalir terjadi cinta lokasi. Chandra, manager Wisnu mewanti-wanti agar artisnya tersebut jangan sampai tersandung masalah lagi. Karena Wisnu sedang menjadi sorotan, Gytha pun mulai diincar para wartawan, bahkan kehidupan pribadi Gytha yang selama ini disembunyikan mulai diusik. Di sisi lain, ternyata tidak hanya Gytha yang menyimpan rahasia akan kehidupannya, pun dengan Wisnu yang ternyata selama ini memakai 'topeng' untuk menutupi latar belakangnya.
Dia lupa bahwa tidak pernah ada yang benar-benar sederhana di dunia ini. Sesuatu yang terlihat sederhana pada awal pasti menyimpan kerumitan setelahnya.
Kamu bisa aja ngerencanain hidup kamu lurus tanpa hambatan. Tapi, percaya sama Ayah. Nggak ada hidup yang mulus dan gampang karena perjuangan itu satu-satunya bukti bahwa kita hidup.
"Hidup itu kayak labirin kaca," Wisnu akhirnya berucap setelah keterkejutannya mereda. "Kita kayaknya merdeka, tapi sebenarnya terikat sama benang yang nggak kelihatan: takdir. Konyolnya takdir itu sering kali bikin kita muter di tempat."
"Kenangan adalah campuran dari berkah dan kutukan, tidak ada yang tahu apa yang kamu dapatkan ketika mengingatnya."
"Kita semua cuma sekadar bidak catur dalam permainan semesta.
"Sebagian besar dolce atau dessert itu manis, kan? Beda dengan tiramisu. Tiramisu itu manis, tapi juga ada rasa pahitnya. sama kayak hidup, kan?" Gytha membalas tatapan Wisnu. "Sama juga kayak cinta."
Masa lalu memang tidak bisa mendefenisikan siapa kamu. Tapi, masa lalu itu nggak pernah bisa dibuang. Daripada kamu menghabiskan tenaga untuk membuangnya, kenapa tenaga itu nggak kamu pakai untuk menerimanya?
Kali kedua membaca tulisan Dy Lunaly, saya mulai mendapati ciri khas tulisannya. Ketika menceritakan para tokohnya, semua dijelaskan secara detail sehingga saya dengan mudah bisa membayangkan seperti apa mereka, mulai dari segi fisik sampai sifat, semua tergambarkan dengan baik. Tidak hanya detail di bagian itu, penulis juga detail di bagian ketika menggambarkan suasana atau keadaan yang memang membutuhkan porsi panjang, misalkan saja ketika mendeskripsikan gerak gerik para tokohnya. Dy mengatakan kalau ini pertama kalinya dia mengunakan sudut pandang orang ketiga, saya rasa dia cukup berhasil dan tepat. Baik Gytha maupun Wisnu sama-sama memiliki rahasia, sehingga perlu orang ketiga untuk menceritakan keduanya tanpa memihak salah satu, untuk menjaga kerahasiaan. Walau quote-nya tidak sebanyak di My Wedding Dress, Dy cukup jago membuat kalimat quoteable, lihat saja contohnya di atas.

Il Tiramisu adalah seri YummyLit, lini terbaru terbitan Bentang setelah sebelumnya menerbitkan lini WeddingLit. Bagi pecinta cerita romance yang bersetting dunia kuliner mungkin tidak asing lagi karena sebelumnya sudah pernah ada beberapa penulis yang mengangkat tema cerita seperti ini. Untuk porsinya sendiri, antara cinta dan dapur, saya rasa pas walau tidak sedetail yang saya harapkan. Membaca buku ini kita akan mengenal beberapa macam masakan Italia, serta ada sedikit tips tentang dunia kuliner yang ditunjukkan ketika Gytha membawakan program acara masak, misalkan saja tips buah yang terlalu matang lebih baik dibuat kue, virgin mojito yang jangan dibuat di gelas langsung. Saya berharapnya akan mendapatkan tips lebih banyak lagi atau proses memasak yang lebih detail, tapi tidak mengapa, mungkin akan memakan lebih banyak halaman lagi, penulis pernah cerita kalau naskah Il Tiramisu dipangkas banyak sekali karena terlalu tebal. Setidaknya penulis menunjukkan apa yang memang diperlukan untuk kelengkapan cerita. Misalkan saja penulis membuat ilustrasi sendiri tentang kuliner beserta pengertiannya. Berikut salah satu contohnya.


Untuk karakter para tokohnya sendiri, saya rasa penulis cukup sukses. Wisnu yang digambarkan dingin dan cenderung angkuh pada pandangan pertama cukup saya rasakan, kemudian karakternya berkembang menjadi lebih baik, dia memang dituntut untuk seperti itu, perihal yang dirahasiakannya. Sedangkan Gytha sendiri digambarkan sosok yang pantang menyerah, saya suka karakternya karena cukup kuat, dia bisa berdiri sendiri dan sangat pengertian. saya juga menyukai pasangan Arianne dan David, penyemangat sekaligus penyadar kalau Gytha keluar dari jalur kewarasan, selalu mendukung apa yang diimpikan sahabatnya. Ada karakter yang menurut saya sangat menyenangkan, dia adalah Ernest, teman berbalas surel Gytha yang berada di Italia, dia tipe pendengar yang baik. Ada juga Chandra yang sangat disiplin menyangkut jadwal kerja Wisnu, dia si penyelesai masalah dan sangat sabar menghadapi perangai Wisnu yang seenaknya sendiri.

Sedikit kekurangan buku ini adalah chemistry antara Gytha dan Wisnu kurang terasa, mungkin karena banyak hal yang perlu dibahas dan berhubungan dengan jumlah halaman, penulis cukup terburu-buru menggambarkan kalau Wisnu jatuh cinta dengan Gytha, melihat mereka awal mulanya saling membenci. Namun, ada adegan yang menurut saya cukup romantis antara mereka berdua dan menjadi adegan favorit saya di buku ini, ketika Wisnu mengambil ponsel Gytha kemudian menyimpan nomornya dan memasukkan nomor Wisnu ke ponsel Gytha, kemudian setiap tengah malam mereka selalu mengobrol di telepon, karena hanya selepas pukul dua belas malam Wisnu baru sampai di apartemen dan beristirahat.

Overall, buku ini sangat recommended kalau kalian mencari cerita tentang kisah cinta yang dibalut dunia kuliner. Tentang kadang harus menunda impian untuk menjalani hal yang lain demi mewujudkan impian tersebut, tentang ketulusan mencintai seseorang tanpa memandang latar belakang masa lalunya, tentang cinta yang bisa dimulai dari masakan.

3.5 sayap untuk Tiramisu rasa Dark Chocolate.

2 komentar:

  1. Ada sesuatu yang berbeda enggak dengan cerita romance yang pernah dibaca?

    Soalnya saya menangkap dari review ini, tampak klise. Saya tidak tahu sih kalau profesi juga termasuk salah satu poin unik atau tidak. Soalnya konflik yang diciptakan terlalu umum (ini hanya pendapat saja, soalnya saya belum baca, baru baca reviewnya). Jadi penasaran sehebat apa buku ini mengemas cerita cintanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti ada dong, kalau menyangkut cerita yang tokohnya selebritas, emang biasanya klise, yang menarik adalah cara gimana menampilkan yang klise itu menjadi sesuatu yang beda, menurutku penulis cukup baik menyampaikan hal seperti ini :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...