Awal baca buku ini menginggatkan saya akan bukunya Andrei Aksana yang Karena Aku Mencintaimu di mana sama-sama meminjam rahim orang lain agar mendapatkan anak. Bedanya, kalau di buku itu sang istri yang menyuruh di buku ini kehendak sang suami sendiri yang sangat ingin memiliki anak.
"Aku tidak seberapa hafal janji sumpah pernikahan itu, dulu aku membacanya dengan gemetar dan jantung berdebar keras," katanya pelan, "tapi, pembacaanku atas janji itu, bukan demi pemenuhan syarat belaka, melainkan karena niat hatiku kepadamu.Kalau ada bagian dari sumpahku yang mengatakan bahwa aku akan mendampingimu dalam segala duka dan bahagia, bahwa aku menjadi bagian dari segenap sakit dan sehatmu. Maka, kuucapkan sepenuh ketulusan yang kupunya.""Maka, janganlah menaggungnya sendirian. Apa lagi berpikir bahwa akan kuubah sumpahku. Aku tetap bersamamu, apa pun dirimu, dengan atau tanpa seorang anak."
Anom Ilalang, dia sangat mencintai istrinya, Samara, walaupun vonis dokter mengatakan kalau dia mandul. Dari luar Samara terlihat kuat, tidak pernah menangis tapi Anom tahu betapa sakitnya dia. Samara tidak mempunyai keinginan untuk adopsi karena dia tidak bisa mengurus orang asing. Anom hanya bisa mendukung keputusan istrinya dan selalu menjaga kesetiaannya, hanya saja sewaktu temannya meminta dia untuk menjaga anaknya Lotus, rasa yang amat besar memiliki seorang anak muncul kembali.
Dia pun akhirnya membuat keputusan, menyewa rahim perempuan, melakukan kontrak rahim tapi bukan dari seorang perempuan baik-baik karena akan merusak masa depannya. Temannya mengusulkan seorang perempuan yang sebenarnya tidak cocok dengan pekerjaan ini, dia seorang PSK freelance, dia harus membiayai ibunya yang sakit-sakitan dan demi mengambil kembali Ladang warisan yang ada di desa, Lembayung namanya.
Anom pun setuju setelah beberapa kali mengamati Lembayung di tempat kerjanya, dan karena cita-cita ibunya yang ingin kembali ke desa demi Ladang waridan serta dia tidak ingin melakukan pekerjaan hina itu lagi dia pun menyetujui. Malam itu, Lembayung merasa ada yang berbeda dengan laki-laki yang menyewanya, dia grogi dan tidak punya inisiatif, lain daripada yang lain, dan laki-laki itu menjelaskan kalau apa yang mereka lakukan tidak ada artinya, dia hanya ingin seorang anak, anak kandung, ingin membuat istrinya bahagia. Lembayung tahu kalau Anom sangat mencintai istrinya.
Lembayung positif hamil dan Anom sangat bahagia, dia berpesan agar Lembayung menjaga kesehatannya, dia juga membiayai semua kebutuhannya, kontrak mereka juga sudah jadi, Lembayung mendapatkan Ladang di desanya. Pertama kali Anom merasakan gerakan anaknya rasa bahagia membuncah di hatinya, apalagi anak itu berjenis kelamin perempuan, anak impian Samara, dia sangat bahagia. Rencana dibuat, setelah melahirkan dan ASI pertama sudah diberikan, Lembayung akan menaruh anak mereka di depan rumah Anom dan Samara, alih-alih menemukan anak tak dikenal tapi sebenarnya darah daging Anom, penerus keturunan. Sayangnya Anom tidak tega berbohong kepada Samara, dia tidak bisa menghianatinya. Anom pun menjelaskannya dan meminta agar Samara memaafkan dan mau menerima anak itu. Samara marah besar, kecewa karena dikhianati oleh orang yang dicintainya, dia pun pergi meninggalkan rumah untuk menenangkan diri. Pada hari kepergiannya, Anom mengalami kecelakaan.
Kalimatnya indah-indah, puitis, penjabaran suasana hati ataupun tempat pun juga detail. Tapi mbak Sanie kenapa kejam sekali? Saya mbrebes mili membaca buku ini.
Betapa Anom sangat mencintai Samara sangat kerasa sekali, dia benar-benar ingin membahagiakan keluarga mereka, ingin membuat istrinya tersenyum kembali. Hanya saja penghianatan selalu susah untuk dimaafkan. Lembayung, dia sangat pengertian, dan memegang teguh janji yang pernah dibuatnya untuk Anom, dia juga memahami betapa Anom sangat mencintai istrinya. Sedangkan Samara dia wanita yang keras dan tidak pedulian. Awalnya saya menyukai karakter Samara tetapi setelah kecelakaan itu saya hilang respek. Justru Lembayung yang lebih bisa menerima dan lebih dewasa. Seberapa besar kesalahan Anom perbuat, dia tetap menjadi tokoh favorite saya di buku ini.
Bagian yang paling mengharukan adalah ketika Lembayung menyerahkan anak Anom ke Samara, sedangkan Samara menolak mentah-mentah dan menyuruh membuangnya ke panti asuhan. Saya hanya bisa membayangkan bagaimana perasaan Anom ketika mendengarnya.
Untuk cover saya setuju ucapan mbak Sanie waktu diwawancarai di radio Proresensi, dia sebenarnya ingin kupu-kupu menjadi gambar covernya bukannya burung. Soalnya sewaktu membaca buku ini kupu-kupu memang mempunyai andil, beberapa kali disebut. Saya juga tertawa ketika mbak Sanie bilang kelemahannya tidak bisa membuat peran antagonis, sekali buat terkesannya malah kasihan, mungkin yang dimaksud Samara kali ya? :D. Masih ada beberapa typo, selebihnya bagus. Memilikimu adalah buku kedua mbak Sanie yang saya baca setelah Kekasih Gelap. Oh ya cerita ini pernah dimuat di majalah Nyata sebagai cerita bersambung ralat: kata penulisnya yang termuat sebagai cerber di Nyata hanya bagian akhir saja, cerita tentang Samara, hehehe kemaren telat dengerin siarannya mbak Sanie soalnya :)).
Terus menulis ya mbak, ditunggu buku selanjutnya, kangen maen ke rumah batanya nih :)
3 sayap untuk kesetiaan Anom
Memilikimu
penulis: Sanie B Kuncoro
editor: Andree
cover: Dwi Anissa Anindhika
penerbit: Gagasmedia
ISBN: 979-780-527-1
cetakan pertama, 2011
281 halaman
sinopsis ceritanya menarik :)
BalasHapushehehe, makasih :)
BalasHapusYaaah~ endingnya.. si Anom kecelakaan ya?
BalasHapushihihi baca aja, nanti malah spoiler :))
BalasHapusIiiihh...beneran deh, buku-buku Gagas Media tuh keren-keren semua.
BalasHapusCoba ya terbitkan buku terjemahan yang lebih banyak
Trus covernya dibuat macam itu juga
denger2 sedih ya ini ceritanyaa? :( mau baca jdi takut.. hahaha :D
BalasHapusnggak suka sad ending ya? coba baca siapa tahu yang ini suka :)
BalasHapussetuju, ak suka romancenya gagas, kalau terjemahan kebanyakan masih hisrom, kalo cover emang nggak usah diraguin lagi :))
BalasHapushmm... sepertinya menarik nih. tapi kok rasanya pernah nonton film india yang mirip2 gini ya... yang herannya nih (ga tau apa dibuku ini juga begitu) kalo emang mau minjam rahim kenapa tu perempuan mesti ditiduri ya??? apa ga bisa donor sperma aja gitu???
BalasHapushihihi soalnya paling gampang dan cepet (plus memuaskan, bwahahaha), iya ak tahu film india itu yg maen pretty zinta kalo g salah :))
BalasHapusBaca reviewnya aja udh sedih, tpi pengen! Masukin rak wishlist
BalasHapusSanie B Kuncoro, aku belum pernah membaca bukunya karena aku tinggal di LN, yah mupeng2 mulu mau pesen mahal diongkir, akhirnya cuma browsing2 doang, baca di goodreads :D
BalasHapustapi aku juga tak lupa blog walking melihat bagaimana tiap individu menjabarkan review, dari setiap blog aku belajar menjadi pereview yang baik, di sini pun aku belajar :D
aku suka kata2 puitis mbak Sanie, sempet baca karyanya di koran yang ditempel di web lakonhidup
thanks kak peri hutan, udah membagi ilmu review :3
Cerita bayi tabung yah
BalasHapusTapi ceritanya memeng bikin mewek sih