by Rina Suryakusuma
penerbit: Gramedia
ISBN: 978-979-22-7730-2
cetakan I: November 2011
240 halaman
Sinopsis
Audy dan Rosalind memang dua gadis kembar, tapi Audy selalu merasa semua orang dalam keluarganya terlalu mengistimewakan dirinya dan mengasingkan Rosalind. Audy yakin ini semua karena kalainan jantung yang dideritanya. Bahkan hingga mereka dewasa, dan Audy menemukan pria impiannya, Rosalind tetap harus puas dengan sisa kasih yang terbelah, dan perasaan disisihkan sepanjang hidupnya.
Bersama Mardinanto Nolan, lelaki yang teramat mencintainya, Audy mengenal kebahagiaan yang tak pernah terpikir akan bisa dirasakannya. Namun Audy tak ingin Rosalind menderita karena dirinya. Ia ingin Rosalind juga merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Ia ingin Rosalind juga merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Dan ketika Audy diharuskan memilih antara pria impiannya atau saudari kembarnya, rahasia kelam yang mengungkung hidup Audy akhirnya terkuak.
My Review
Anak emas, itulah yang diberlakukan keluarga Audy terhadap dirinya karena dia menderita kelainan jantung. Baca buku ini menginggatkan saya akan film My Sister's Keeper. Sejak awal ikutan nyesek mengikuti kisah Audy dan Rose, kok tega banget sih keluarganya? Rose-kan juga anak mereka? Bahkan awalnya saya berharap sudut pandang dari Rose, karena kesedihannya akan terlihat lebih jelas. Memang benar kalau kata orang anak kembar itu memiliki ikatan yang kuat. Saya membayangkan Rose itu Anna, seorang anak yang terlahir untuk kehidupan kakaknya Kate/Audy. Memang Rose tidak disuruh mendonorkan tulang sumsumnya, dan tokoh Anna lebih ceria. Lebih ke perasaan Rose yang terlihat sama, merasa tidak dianggap dan sering menyendiri. Beneran nyesek waktu baca di awal-awal, gimana nggak ikutan sedih? Rose benar-benar seperti dianak tirikan, semua keluarga, orang tua dan saudaranya seperti menganggap Rose tidak ada.
Dan, setelah saya memasuki halaman 166, penulis sukses mengecoh saya. Jujur, saya tidak bisa menebaknya dari awal, hanya terus bertanya-tanya kenapa sih perlakuan keluarga Audy berbeda terhadap Rose, saya menemukan jawabannya.
Ini adalah buku ketiga Rina Suryakusuma yang saya baca setelah Lukisan Keempat (Amore 01) dan Postcard from Neverland (Amore 03), pengen banget baca Jejak Kenangan hehehe. Dari kedua buku tersebut saya sedikit tahu gaya penulisan mb Rina, cowoknya bule, cakep, dan tajir, yup, impian semua wanita XD. Yah walaupun Mardi (kenapa panggilannya nggak Nolan aja ya? :p) nggak bule, tapi dia termasuk pria yang paling most wanted. Di buku ini juga terasa kalau Mardi sangat mencintai Audy walaupun udah berkai-kali Audy menolak lamarannya karena dia tidak ingin menikah kalau Rose belum juga mendapatkan pasangan. Itulah baiknya Audy, walau semua orang mengasingkan Rose dia sangat sayang dan tidak ingin Rose sedih, kalau dia bahagia, maka Rose juga harus bahagia.
Yang kurang hanya interaksi antara Audy dan Mardi, saya merasa kurang banyak, hehe. Terlalu sibuk dengan pikiran Audy yang selalu mencemaskan Rose. Interaksi mereka tidak sebanyak di buku-buku sebelumnya. Yang suka romance pasti suka baca buku ini.
3.5 sayap untuk Mardi yang cakep :p
penerbit: Gramedia
ISBN: 978-979-22-7730-2
cetakan I: November 2011
240 halaman
Sinopsis
Audy dan Rosalind memang dua gadis kembar, tapi Audy selalu merasa semua orang dalam keluarganya terlalu mengistimewakan dirinya dan mengasingkan Rosalind. Audy yakin ini semua karena kalainan jantung yang dideritanya. Bahkan hingga mereka dewasa, dan Audy menemukan pria impiannya, Rosalind tetap harus puas dengan sisa kasih yang terbelah, dan perasaan disisihkan sepanjang hidupnya.
Bersama Mardinanto Nolan, lelaki yang teramat mencintainya, Audy mengenal kebahagiaan yang tak pernah terpikir akan bisa dirasakannya. Namun Audy tak ingin Rosalind menderita karena dirinya. Ia ingin Rosalind juga merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Ia ingin Rosalind juga merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Dan ketika Audy diharuskan memilih antara pria impiannya atau saudari kembarnya, rahasia kelam yang mengungkung hidup Audy akhirnya terkuak.
My Review
Anak emas, itulah yang diberlakukan keluarga Audy terhadap dirinya karena dia menderita kelainan jantung. Baca buku ini menginggatkan saya akan film My Sister's Keeper. Sejak awal ikutan nyesek mengikuti kisah Audy dan Rose, kok tega banget sih keluarganya? Rose-kan juga anak mereka? Bahkan awalnya saya berharap sudut pandang dari Rose, karena kesedihannya akan terlihat lebih jelas. Memang benar kalau kata orang anak kembar itu memiliki ikatan yang kuat. Saya membayangkan Rose itu Anna, seorang anak yang terlahir untuk kehidupan kakaknya Kate/Audy. Memang Rose tidak disuruh mendonorkan tulang sumsumnya, dan tokoh Anna lebih ceria. Lebih ke perasaan Rose yang terlihat sama, merasa tidak dianggap dan sering menyendiri. Beneran nyesek waktu baca di awal-awal, gimana nggak ikutan sedih? Rose benar-benar seperti dianak tirikan, semua keluarga, orang tua dan saudaranya seperti menganggap Rose tidak ada.
Dan, setelah saya memasuki halaman 166, penulis sukses mengecoh saya. Jujur, saya tidak bisa menebaknya dari awal, hanya terus bertanya-tanya kenapa sih perlakuan keluarga Audy berbeda terhadap Rose, saya menemukan jawabannya.
Ini adalah buku ketiga Rina Suryakusuma yang saya baca setelah Lukisan Keempat (Amore 01) dan Postcard from Neverland (Amore 03), pengen banget baca Jejak Kenangan hehehe. Dari kedua buku tersebut saya sedikit tahu gaya penulisan mb Rina, cowoknya bule, cakep, dan tajir, yup, impian semua wanita XD. Yah walaupun Mardi (kenapa panggilannya nggak Nolan aja ya? :p) nggak bule, tapi dia termasuk pria yang paling most wanted. Di buku ini juga terasa kalau Mardi sangat mencintai Audy walaupun udah berkai-kali Audy menolak lamarannya karena dia tidak ingin menikah kalau Rose belum juga mendapatkan pasangan. Itulah baiknya Audy, walau semua orang mengasingkan Rose dia sangat sayang dan tidak ingin Rose sedih, kalau dia bahagia, maka Rose juga harus bahagia.
Adegan yang paling saya sukai ada di halaman 88
Covernya bagus, minim typo, alurnya lumayan cepat, saya hanya membutuhkan waktu semalam untuk menyelesaikannya. Mengalir lancar dengan kejutan yang tidak terbayang oleh pikiran saya, yah kata temen-temen saya memang terkenal 'lemot' tapi mungkin itu juga yang diinginkan penulis :)."Aku lebih suka Ami yang ini..." Mardi menyentuh dagu Audy lembut. "Ami yang bukan rewel gara-gara kerjaan. Ami yang nggak peduli sama hitung-hitungan. Bukan Ami yang pakai blezer rapi dan tas kerja. Tapi Amy yang benar-benar lain. Ami yang pake jins dan sweter. Ami yang rambutnya digelung asal-asalan. Ami ini yang lebih aku sukai."Audy meraba jepit hitam besar yang menahan rambut coklat-nya tergelung tak rapi di belakang kepala. Beberapa helai bahkan keluar gelungannya. Mardi betul, ini sangat asal-asalan dan berantakan."You make me love you, deeper and deeper"Audy mendongak mendengar ucapan itu. Ia tersenyum haru.
Yang kurang hanya interaksi antara Audy dan Mardi, saya merasa kurang banyak, hehe. Terlalu sibuk dengan pikiran Audy yang selalu mencemaskan Rose. Interaksi mereka tidak sebanyak di buku-buku sebelumnya. Yang suka romance pasti suka baca buku ini.
3.5 sayap untuk Mardi yang cakep :p
Aku suka covernya. Tapi pas tahu genrenya, hehehe. Kapan-kapanlah bacanya XDDD.
BalasHapusbaca reviewnya jadi pengen baca bukunya.... huhuhuhuuhu >,<
BalasHapushahaha, nggak terlalu roamce kok
BalasHapusbagus kok na, agak sedih malah :)
BalasHapusjdi ngga sabar mau bacaa :D
BalasHapusuda dibeli tapi lom sempet dibaca
ayo dibaca, pengen tahu kesannya :)
BalasHapussaya lagi baca ini... yay yay!
BalasHapusditunggu reviewnya :)
BalasHapusCovernya hampir mirip sama If I Stay cuman beda letak dan musim ya? :)
BalasHapusberburu buku ini dan akhirnya dapet :D
BalasHapuslumayan bagus sih, tapi ketebak sebelum ending, jadi kurang greget hehe