Sinopsis
"Dokter? Mana dokter?" pemuda ini berteriak panik.
"Biar saya lihat," ucap Eri cepat. tangan kirinya masih mengamit tasnya. Ia memegang lengan pemuda itu. Tak disangka, pemuda itu malah berjingkat ke belakang. "Jangan sentuh!" "Aku mau dokter pria..."
***
"Maaf, dok," begitu Eri memasukkan ponselnya, pria di dekatnya itu bersuara dengan logat menggantungnya. "Ji-Hwan bukan alergi wanita." "Dia akan menikahi orang yang menyentuhnya." Apa? Eri terpana sebentar sebelum akhirnya menghembuskan tawa. "Anda bercanda ya?" "Bilang padanya aku akan menikahinya," Eri berseru geram. Dasar, aneh-aneh saja!
***
Itu awal petaka bagi dokter Eri, perempuan cerdas, cantik, dan memiliki segalanya kecuali: jodoh. Tak disangka, jodoh itu datang terlalu cepat, dengan cara yang tak diduga.
Kalau saja segalanya normal, siapapun tidak akan menolak cowok Korea setampan Ji-Hwan! Hanya saja semua memang tak wajar. Mau tak mau, Eri pun terseret dalam alur hidup si Prince Charming. Di satu sisi Eri membencinya setengah mati. Sisi lainnya, diam-diam perasaan indah mulai tumbuh.
Apakah Eri bisa membebaskan diri atau malah terjatuh lebih dalam lagi? Ditambah Ji-Hwan mempunyai rahasia kelam yang mengejutkan...
Review
Ketika Eri ke Korea untuk studi banding tidak disangka dia bertemu lagi dengan pasien alvusi-nya yang aneh dulu, Ji-Hwan yang bertampang metroseksual dan temannya Kwon-Woo, seorang dosen Indonesia Linguistik di Korea. Ji-Whan langsung menagis janji Eri karena dia sudah menyentuhnya berarti dia harus menikahinya. Kwon-Woo bilang tidak usah dipikirkan Ji-Hwan hanya bercanda, tapi Ji-Whan menyangkal dan omongannya dulu itu serius. Ji-Hwan mengaku kalau dia positif HIV, itulah sebabnya dia tidak mau disentuh, dia bersumpah akan menikahi wanita yang menyentuhnya, dia mau menanggung seluruh kehidupan waita tersebut, dia mau bertanggung jawab. Eri langsung kabur.
Eri shock, dia adalah seorang dokter gigi dan tahu jelas tentang penyakit tersebut apalagi cara penyebarannya. Dia pun segera memeriksakan diri tapi sewaktu mengambil hasil tes darahnya, hasilnya terbawa oleh dokter yang memeriksa, kata perawat ada hal yang ingin diomongkan langsung oleh si dokter tapi dia sedang keluar kota, tapi salah satu perawat bilang kalau dokter yang ingin bertemu langsung biasanya hasilnya positif. Eri tidak bisa berpikir apa-apa lagi., dia pingsan.
Ji-Hwan mengikuti Eri ke rumah sakit tahu dia pingsan langsung membawanya ke apartemen Kwon-Woo, dia bilang tidak ada yang bisa menyembuhkan Eri, dia benci rumah sakit. Eri marah pada Ji-Hwan, tak ingin bicara padanya, dan dia ingin segera kembali ke negara asalnya. Ji-Hwan memberikan no telepon dan alamat dan yakin kalau Eri suatu saat akan membutuhkannya.
Setibanya di Indonesia, Eri melakukan aktivitasnya seperti biasa,
menjadi senior galak di rumah sakit. Fre, sahabatnya, marah ketika sekembalinya
eri dari Korea dia tidak membawa oleh-oleh untuknya dan dia merasa ada yang
berbeda. Ada kekhawatiran pada diri Eri sehubungan dengan profesinya, dia
seorang dokter, sering melakukan operasi dan itu rawan penularan, ketika dia
sedang melakukan operasi dia ketakutan dan langsung pergi, ke Korea.
Eri ingin meminta pertanggung jawaban Ji-Hwan, tentu saja
laki-laki sombong itu akan tahu akhirnya seperti ini, dia pun mengajak Eri
tinggal serumah dengannya. Awalnya Eri seperti mayat hidup, dia tidak ingin
berbicara dengan siapapun atau melakukan kegiatan apa pun, hidupnya sudah
hancur. Di lain pihak Ji-Hwan puas Eri kini tinggal bersamanya, tidak aka nada orang
lain lagi yang akan menganggunya.
Ji-Hwan ternyata orang yang kaya raya, dia seorang arsitek yang
sukses, sering masuk majalah tapi banyak juga orang yang membencinya, dia
terkenal sombong bahkan untuk berjabat tangan saja tidak mau kalau saja
prestasinya tidak bagus, tentu dia tidak ada artinya. Eri sadar kalau dia
bermuram durja tidak ada manfaatnya, dia pun mencoba hidup normal dan menikmati
apa yang ada di apartemen mewah Ji-Hwan. Eri juga mendapati kalau bukan hanya
dia saja yang pernah menyentuh Ji-Hwan, ada seorang gadis cantik yang marah
ketika Ji-Hwan memperkenalkan Eri sebagai tunangannya di hari ultah gadis
tersebut. Dan ketika tanpa sengaja Eri mendengar percakapan Kwon-Woo dengan
Ji-Hwan di telepon, dia mengetahui kalau selama ini Ji-Hwan memang berbohong,
dia tidak positif HIV, lalu kenapa Eri bisa positif???
Sebenarnya ceritanya oke, menghibur, apalagi Ji-Hwan yang keren,
sok cakep, sombong dan buta arah ini kadang kocak banget. Sayangnya ada beberapa kali
kalimat yang tidak saya mengerti sehingga harus mengulang membaca, entah itu
susunan kalimatnya yang tidak rapi atau apa saya juga bingung sendiri, masih
banyak typo, trus tentang setting waktunya kadang aneh, tiba-tiba di Korea trus
besoknya di Indonesia. Fakta kalau Eri ternyata anak adopsi dan bersaudara
dengan Fre menurut saya terlalu dipaksakan. Sifat Ji-Hwan yang plin plan kadang
bikin saya gemes, katanya mau menikahi tapi kok dibiarkan saja Eri pergi
meninggalkannya, kurang usaha dan kelihatan dia tidak benar-benar mencintai
Eri. Dan asal mula Eri mendapatkan penyakit itu juga tidak ada pembahasan lebih, dibiarkan menggantung.
3 sayap untuk si narsis Ji-Hwan
Marrying AIDS
penulis: Lia Indra Andriana
editor: Th. Ari Prabawati
cover: Tigor Baraspati
penerbit: Sheila
ISBN: 978-979-29-0747-6cetakan I, 2009
305 halaman
ini menjadi satu-satunya buku Lia yang sudah (pernah) kubaca...awalnya kupikir dia bakal 'sekeren' Mira W yang piawai ngolah setting kesehatan di novel-novelnya, tapi menuju ke belakang, aku malah kurang suka dengan plot yang dibikin...
BalasHapusdari ringkasan plot spertinya mnarik yah :)
BalasHapustapi karena cuman 3 jdi ragu mau baca :1
Aih karena saking cepetnya scroll down aku pikir buku ini terjemahan dari buku YA inceranku yang covernya kamu posting di bagian bawah. XDD
BalasHapuspenerbit Sheila? Penerbit baru?
haha itu juga YA inceranku, udah lama kok, imprint dari Penerbit Andi :)
BalasHapuskalo suka cerita bertema Korea kayaknya cocok kok :)
BalasHapusmungkin kurang halus aja kali ya? ak juga ngrasa agak beda dengan novel" terbaru Lia :)
BalasHapusOiya aku baru nyadar kalo covernya mirip sama dua itu~ hehe
BalasHapusWkt ngeliat covernya di Gramedia, awalnya aku jg mikir ini terjemahan Leaving Paradise. Kecewa pas nyadar salah (Terrakota kapan nerbitin lanjutannya sih?). Soal buku ini, kalo diliat dr review, kyknya I'll pass deh. Masih trauma baca cerita2 genre korea ;D
BalasHapushihihi, aku suka aja sih, ringan ceritanya :). aku juga nunggu Leaving Paradise :(
BalasHapusyub, banyak cover yang kayak gini :)
BalasHapuswah iya, mirip covernya :D
BalasHapus3 bintang aja ya mba... baca review mba aja deh berasa uda baca novelnya jdnya ^^
BalasHapusBingung judulnya AIDS tapi ttg dokter gigi @.@
BalasHapusAku kasih 4 sayap untuk novel ini :D
BalasHapus