Sabtu, 30 Januari 2021

The Untamed | TV Adaptation Review


The Untamed | 2019
Judul lain: Chen Qing Ling, Grandmaster of Demonic Cultivation, The Founder of Diabolism, Mo Dao Zu Shi
Sutradara: Steve Cheng, Chan Ka Lam
Penulis naskah: Deng Yao Yu, Yang Xia, Guo Guang Yun, Jing Ma
Pemain: Sean Xiao/ Xiao Zhan, Wang Yi Bo, Marius Wang, Liu Hai Kuan, Paul Yu, Qi Pei Xin, Zheng Fan Xing, Zoey Meng
Rilis: 27 Juni - 7 Agustus 2019
Episode: 50
Produksi: Tencend Video/ WeTV

Beased on Mo Xiang Tong Xiu's book, Grandmaster of Demonic Cultivation (2016)

Akhirnya review C-Drama lagi setelah sekian lama, hihihi. Berhubung masih angin-anginan baca bukunya, sedangkan lagi gencar banget nonton C-Drama jadi kenapa nggak sekalian saja bikin salah satu serial yang bikin saya kembali melirik genre Wuxia. Dulu seringgggggg banget lihat The Untamed ini di lini media sosial, tapi berhubung saya agak trauma nonton Wuxia, di mana drama kostum atau kolosal dari Cina yang terakhir saya lihat efek CGI-nya parah banget, bikin saya enggan dan lebih menikmati modern romancenya. Singkat cerita, saya lagi nunggu banget drama barunya Xiao Zhan, The Oath of Love, yang entah kapan tayang. Berhubung bingung mau nonton apa lagi, saya cobalah The Untamed, satu episode dulu deh, eh nggak tahunya langsung maraton 50 episode, langsung jadi bucinnya Wang Yi Bo *my eyes, LOL.

Saya beneran nggak berekspektasi apa pun, bisa dibilang The Untamed ini jauh sekali dari cangkir teh saya. Yang membuat saya nggak ikutan nonton waktu booming-boomingnya, bahwa drama ini nggak ada romantisnya, cowok banget, terlebih saya kurang suka drama kostum atau kolosal. Seperti yang kita tahu, drama ini sebenarnya bergenre BL/ Boys Love, LGBT, berhubung negara sono sensornya cukup ketat untuk acara televisi, versi drama dirombak habis dan lebih menonjolkan bromance, persahabatan antara kedua tokoh utamanya.

The Untamed dibuka dengan adegan peperangan berbagai sekte/ klan memperebutkan Yin Hu Fu (segel harimau Yin) yang membuat mereka saling membunuh. Di sisi lain ada seseorang yang ingin bunuh diri, dia adalah Wei Wu Xian/ Wei Ying atau yang biasa dikenal Yiling Patriarch (Xiao Zhan). Ada seseorang yang hendak menolongnya, tapi berhubung tangan si penolong terluka Wei Ying meminta agar dia melepaskannya. Kemudian datang seorang pemuda dan langsung menghunuskan pedang ke Wei Ying. Setting cerita berubah 16 tahun kemudian.

Jiang of Yunmeng
Lan of Gusu
Wen of Qishan
Jin of Lanling
Nie of Qinghe

Di masa sekarang, nama Yiling Patriarch menjadi legenda, jasadnya tidak pernah ditemukan setelah insiden berdarah di Bu Ye Tian. Dia dikenal sebagai kultivator iblis yang bisa membangkitkan orang mati, yang menghianati sekte Jiang. Namun, kehebatan itulah yang membuat Mo Xuan Yu mengadakan ritual terlarang untuk memanggil rohnya kembali ke dunia, untuk membalaskan dendamnya terhadap keluarga Mo yang selama ini mengucilkan dirinya dan mengganggapnya gila. Sejak itulah Wei Wu Xian hidup kembali dengan mengemban misi membalaskan dendam Mo Xuan Yu. 

Ada empat tanda luka di lengan Wei Wu Xian, dan apabila dendam tersebut terbalas akan menghilang satu per satu. Masalahnya, Mo Xuan Yu tidak menuliskan siapa saja yang harus dia bunuh, dan apabila dendam tersebut tidak terbalas maka akan berakibat buruk bagi Wei Wu Xian juga. Untungnya, sebuah insiden roh jahat membuat keluarga Mo meminta bantuan kepada sekte Lan of Gusu, diam-diam Wei Ying melibatkan diri. Berkat insiden tersebut tiga tanda luka di lengan Wei Ying menghilang, sehingga tinggal satu dendam Mo Xuan Yu yang harus ditebusnya, dan lewat kejaidan tersebut pula Wei Ying nyaris bertemu kembali dengan sahabat lamanya, Lan Wang Ji/ Lan Zhan/ HanGuang-jun.

Karena tidak tahu dendam apa yang tersisa, Wei Ying memutuskan untuk menggembara bersama keledai tua yang diberi nama Little Apple. Sebuah rumor roh pemakan manusia membawanya ke gunung Dafan. Di sanalah Wei Ying akan bertemu dengan orang-orang yang dulu pernah dekat dengannya. Diantaranya; Jiang Cheng (Marius Wang) -saudara seperguruan; Jenderal Hantu, Wen Ning (Paul Yu) -yang dulu dihidupkannya dari kematian; dan tentu saja orang yang sangat dihindarinya, Lan Zhan.


Setelah kejadian di gung Dafan, setting waktu kembali ke 16 tahun lalu, dari sinilah nanti kita akan mengetahui kisah perjalanan Wei Ying dan Lan Zhan, saat mereka pertama kali bertemu, saat mereka mengemban tugas bersama untuk mengumpulkan logam Yin, sampai ke insiden berdarah di Bu Ye Tian, alasan kenapa Wei Ying ingin bunuh diri. Bagian flashback sangat panjang, mulai dari episode 2 paruh akhir sampai episode 33. Cukup menyita waktu memang tapi setelah menonton saya bisa maklum kenapa lebih banyak flashback daripada masa sekarang.

Bagian flasback selain menceritakan asal mula berbagai kejadian tentu menjadi pembentukan karakter para tokohnya, perkembangan konflik, baru di bagian masa sekarang lebih ke penyelesaian. Bagi saya tidak ada episode yang sia-sia, semuanya menarik. Mulai dari berbagai insiden sekte Wen yang mencoba menghancurkan 4 sekte lainnya dengan menggunakan logam Yin sampai siapa dalang yang sebenarnya. Sedangkan konflik sekarang menyingkap misteri roh pedang yang muncul di keluarga Mo yang ternyata berhubungan dengan insiden masa lalu serta luka terakhir di tangan Wei Ying alias dendam yang harus dia balaskan.

Dalam 10 Adegan Terbaik The Untamed, kita bisa melihat insiden besar apa saja yang ada di drama. Adegan terbaik menurut saya adalah Gua Musim Semi yang Dingin, Gua Xuanwu, Jalan Qiongqi, Bu Ye Tian, Kota Peti Mayat, Gundukan Pemakaman, Kuil Guanyin. Sedangkan adegan yang tidak ada dalam list tersebut tapi cukup berkesan bagi saya adalah waktu sekte Wen menyerang sekte Jiang, cukup emosional. Dan waktu Wei Ying balas dendam membantai sekte Wen.


Setelah menamatkan 50 episode, saya belum sempat nonton episode spesialnya, hehehe *penggemar durhaka, saya jadi tahu kenapa serial ini sangat booming bahkan sampai manca negara, membuat kedua pemeran utamanya, Xiao Zhan dan Wang Yi Bo mendapat ketenaran yang luar biasa. Pertama, tentu chemistry mereka berdua yang begitu kuat. Saya tidak bisa membayangkan kalau Wei Ying dan Lan Zhan bukan mereka yang memerankan, image-nya sangat kental. Setelah saya membaca versi manga dan sedikit versi novel, karakter mereka benar-benar mirip dengan versi drama. Wei Ying yang ceria, slengakan sedangkan Lan Zhan yang kaku serta dingin. Intinya, mereka berdua sukses menghidupkan karakter Wei Ying dan Lan Zhan.

Jangan lupakan perkebangan karakter yang bagi saya bagussssss sekali. Yang membuat saya mengidolakan Xiao Zhan dan Wang Yi Bo. Awalnya Lan Zhan sangat tidak suka dengan keberadaan Wei Ying, dia pengacau, tidak taat pada aturan, bertindak semaunya sendiri. Berbeda sekali dengan Lan Zhan yang tiga ribu tata tertib Lan Gusu bisa dihapalnya dengan mudah, panutan murid-murid lain dan tentu saja pintar. Walau terkenal suka mengacau dan semaunya sendiri, Wei Ying sebenarnya juga pemuda yang cerdas, hanya saja dia tidak suka pamer dan kadang memiliki pemikiran yang lain pada yang lain, misalkan pandangannya akan kultivasi iblis.

Perubahan karakter yang paling terasa adalah saat Wei Ying kembali setelah tiga bulan menghilang tanpa kabar dan mulai membantai sekte Wen. Sangat terasa aura berbahaya dari mimik mukanya, dari gesturenya. Bahkan cara dia tertawa sangat berbeda dengan sebelumnya. Terlalu banyak luka yang dia simpan, tidak ada yang mendukungnya. Bahkan Lan Zhan yang diharapkan memahami dirinya bersikeras ingin mengembalikan dirinya yang dulu. Sedangkan sikap Lan Zhang yang mulai bisa menerima kehadiran Wei Ying adalah ketika Wei Ying menyusul dirinya dalam mengemban misi mengumpulkan logam Yin. Walau tidak banyak bicara, mata Lan Zhan mengungkapkan segalanya. Atau bahkan bisa dibilang kehadiran Wei Ying sejak pertama kali di Lan Gusu sudah manarik perhatian Lan Zhan, hahaha, tonton dan lihatlah matanya, nanti pasti mengerti.

Bromance-nya sangat kental, saya akui itu, coba saja ditambahai adegan eksplisit sedikit sudah pasti tidak keluar jalur dari versi novel, hahaha. Cara Wei Ying mengusili Lan Zhan sampai mata Lan Zhan yang berbicara akan sikapnya terhadap Wei Ying sangat terasa sekali chemistrynya. Adegan yang bagi saya cukup melekat antara mereka adalah waktu di perpustakaan ketika Wei Ying dihukum dan Lan Zhan disuruh mengawasi, di gua es ketika tangan mereka terikat, di gua xuanwu waktu menghadapi monster kura-kura berkepala ular, waktu Lan Zhan mabuk, waktu Lan Zhan mendatangi desa pemakaman, waktu Lan Zhang menggendong Wei Ying, waktu Lan Zhan ingin menarik tangan Wei Ying di Bu Ye Tian, waktu Lan Zhan tahu rahasia sebenarnya kenapa Wei Ying tidak menggunakan pedangnya lagi alih-alih seruling Chen Qing. 

Dannnn yang paling emosional menurut saya adalah adegan di jalan Qiongqi, dramatis banget, huhuhuhu. Sebenarnya masih banyak lagi, adegan mereka bersama adalah yang paling saya tunggu-tunggu. Terlebih di masa sekarang setelah tahu segala rahasia Wei Ying, Lan Zhan menjadi perisai, seperti, udah lah bagian bertarung aku saja, kamu diam-diam bae, LOL. Dia selalu menyediakan arak bagi Wei Ying karena merupakan minuman favoritnya. Lan Zhan bisa menoleransi berbagai larangan hanya karena Wei Ying. Dia rela menerima hukuman karena membela Wei Ying, mencari jasadnya ketika bunuh diri. Ada kalanya mereka berpisah, tidak terus menerus bersama, menyelesaikan misi masing-masing, tapi ketika mereka bertemu kembali itu rasanya berbeda sekali. 

Makanya kenapa saya bilang tidak bisa membayangkan kalau bukan Xiao Zhan dan Wang Yi Bo yang menjadi pemeran utama. Wang Yi Bo yang mukanya sinis banget memang cocok memerankan Lan Zhan, sedangkan Wei Ying yang tengil pas sekali diperankan Xiao Zhan.


Bahas Wei Ying dan Lan Zhan bisa panjang banget, yak, wakakaka, itu sudah saya persingkat padahal. Balik ke alasan kedua kenapa kamu harus menonton The Untamed. Berbagai insiden dengan pertarungan yang seru. Martial Art-nya okay, tentu didukung dengan CGI yang mempuni. Alasan inilah kenapa saya mulai melirik drama Wuxia lagi, bahkan malah ketagihan. Alasan ketiga, ada plot twist yang cukup menarik. Walau sebenarnya bisa ditebak dengan mudah siapa penjahat yang sebenarnya, karena dari awal mimik muka si penjahat sudah kelihatan banget, tetap ada hal-hal yang tak terduga dan tak boleh dilewatkan.

Kalau ada yang bilang drama ini cowok banget, saya setuju. Misterinya kental banget, tentu diselipi adegan pertarungan yang menarik. Bahkan tokohnya mayoritas cowok, pemeran cewek yang cukup berperan penting hanya Wen Qing (Zoey Meng), kakak Wen Ning yang merupakan ahli obat-obatan dan Jiang Yan Li (Lulu Xuan), kakak Jiang Cheng, serta ibu Jiang Cheng dengan guntur ungu yang ikonik banget.

Adegan paling favorit saya selain di jalan Qiongqi yang dramatis itu adalah ketika Lan Zhan bertemu kembali dengan Wei Ying setelah 16 tahun, duhhh, romantis banget, hahahaha. Lan Zhan dengan mudah mengenali dirinya padahal sudah pakai topeng untuk menyembunyikan identitas.


Sedangkan adegan paling favorit sekaligus nggak kalah dramatis adalah waktu adegan di kota peti mayat, kota Yi. Di bagian ini kalian akan dibuat nyesek oleh kisah persahabatan Song Lan (Bowen Li) dan Xiao Xing Chen (Song Ji Yang). Duh, sumpah ya, kalau inget rasanya langsung sedih lagi, nyesek banget soalnya. Cerita mereka tragis banget sekaligus sangat berkesan. Di bagian itu pula kalian akan mendapati sisi lain dari Xue Yang (Wang Hao Xuan). Saya bisa merasakan kesedihannya di balik sikapnya terhadap Song Lan dan Xiao Xing Chen. Selama ini dia selalu sendirian, tidak ada yang mau menerimanya, baru ketika Xiao Xing Chen buta dan melihat dia sebagai orang lain, terlebih selalu memberi permen setiap hari, timbul perasaan bahwa ternyata ada orang yang mau menerimanya, menemaninya, menjalani hari bersama-sama. Makanya paham kenapa dia bersikeras memanggil Wei Ying ke kota Yi. Pokoknya nyesek banget bagian ini, sama sekali tidak boleh kalian lewatkan.

Untuk kekurangan, minor saja sih, nggak terlalu berarti banget, seperti bagian Wei Ying belajar kultivasi iblis tidak dijelaskan secara rinci, padahal saya berharap bakalan keren banget. Terus bagian dia di buang ke pemakaman (namanya lupa), efek CGI-nya agak jelek. Terus saya berharap gurunya Xiao Xing Chen apa ya? Yang juga merupakan guru dari ibunya Wei Ying, lupa namanya, berperan besar, ternyata hanya mencium nama besarnya saja. Selebihnya saya cukup puas, nggak ada kekurangan kalau bagian Wei Ying dan Lan Zhang diperbanyak =))


Untuk endingnya sebenarnya saya cukup puas, banyak polemik dari para netizen yang budiman, tapi biar hati ini senang anggap saja happy ending, wakakaka. Katanya ending drama dengan novel berbeda sekali. Karena penasaran saya coba versi novel, saya hanya membaca bagian ending dan ekstra part saja, nggak kuat kalau mulai dari awal. Dan ternyata benar sekali versi novel lebih eksplisit, wakakaka. Duh, bakalan ada yang nerjemahin nggak ya? Pengen nih mulai baca dari awal, saya bakalan beli deh, serius, LOL.

Saya juga sudah baca versi manga/manhuanya yang baru sampai chapter 164 karena masih on going, waktu sekte Wen mulai menyerang sekte Jiang. Secara garis besar untuk konflik tidak berbeda jauh, semoga saja kiblatnya versi novel bukan drama. Hanya perbedaan letak flashback saja, dan versi drama ada penambahan karakter seperti Wen Qing (sejauh ini karakter dia nggak ada di manhua). Selain itu, konflik inti masih sama, tidak melenceng jauh.

Baca novel di sini.
Baca manhua di sini.


Kalau ditanya apakah benar-benar recommended, maka jawaban saya sudah pasti. Ratingnya sendiri di MyDramaList saja 9.1 tentu bukan tanpa alasan. Drama ini bisa juga sebagai rekomendasi kalau kalian ingin menjajah lebih jauh akan genre Wuxia, ingin mencobanya. Karena seperti saya, sejak menonton The Untamed saya jadi ketagihan nonton yang lain, tentu dimulai dengan drama Wang Yi Bo yang lagi anget-angetnya, Legend of Fei. Terus yang akan datang gantian dramanya Xiao Zhan, Douluo Continent. Sejak The Untamed saya beneran jadi bucinnya Wang Yi Bo dan Xiao Zhan, hihihi.


1 komentar:

  1. Trimakasih reviewnya,, aku msh kurang paham sih antara song lan dan xiao xing chen,, soalnya ga punya sumber2 lain kecuali yg di untamed sendiri,, wkt di temukan wei ying, wen qing kayak pengen cerita sesuatu tapi ga jadi,,

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...