Minggu, 01 September 2019

My Brondong Mistake by Titi Sanaria | Book Review

Judul buku: My Brondong Mistake
Penulis: Titi Sanaria
Editor: Rinandi Dinanta
Desainer sampul: Ade Ismiati Hakimah
Penerbit: Roro Raya Sejahtera (Twigora)
ISBN: 9786025344633
Cetakan pertama, Januari 2019
276 halaman
Buntelan dari @titisanaria
Terkadang cinta yang kau dambakan datang bersama kesalahan terbesar yang pernah kau lakukan. 

“Gue tahu siapa yang paling cocok buat lo,” ucap Dini sambil menjetikkan jari. “Cakep, pinter, dan kelihatan banget suka sama lo, meskipun belum terang-terangan.”
“Siapa?” Helen menyambar cepat.
“Digda. Gimana, masuk kriteria, kan?”
Aku langsung mendelik. “Digdaya? Yang bener aja, lo nyuruh gue pacaran sama ‘bayi’?!”

*
Kenzie sadar banget, di usianya yang hampir 30 tahun, memang sudah saatnya untuk menikah. Selama ini pun yang mendekati bukannya nggak ada, banyak malah. Termasuk Digda, cowok yang gantengnya mirip Kang Daniel itu. Tapi... masa iya sih dia harus pacaran sama brondong?

Segala cara sudah dicoba untuk menjauhi Digda. Tapi masih saja cucu bos Kenzie itu tetap saja ngotot. Kenzie juga nggak enak kalo harus terang-terangan menyuruh cowok itu mundur—apalagi pake kata-kata kasar segala. Doanya semacam terkabul ketika bertemu lagi dengan Daneswara, kakak kelas sekaligus cowok yang benar-benar tipenya banget. Nggak lama kemudian, Digda pun mundur secara teratur.

Semakin sering jalan bersama Danes ternyata membuatnya sadar ada yang hilang dari hidupnya. Digda memang sudah lama menyingkir, tapi Kenzie tak juga berhasil menepikan cowok itu dari ingatannya. Ada sesuatu pada diri Digda yang membuat Kenzie merasa dirinya membuat kesalahan besar. Kesalahan yang membuat bahagianya jadi taruhan!
Di usia menjelang 30, Kenzie genjar mencari jodoh, terlebih dua sahabatnya sudah menikah dan memiliki anak, dia sadar sudah saatnya untuk mengikuti jejak mereka. Standarnya tidak begitu tinggi, dia ingin laki-laki yang mapan dalam pekerjaan, berkulit cokelat, dan yang paling penting, laki-laki tersebut harus lebih tua darinya. Namun, bukannya mendapat yang sesuai keinginan, Kenzie ditaksir brondong di tempatnya bekerja. Si bayi Digdaya, yang statusnya sebagai keluarga pemilik perusahaan tempat Kenzie bekerja.

Digdaya begitu gigih mencari perhatian Kenzie, dia tidak malu-malu menunjukkan perasaanya di tempat kerja, yang membuat Kenzie risih, bahkan kadang menggunakan statusnya sebagai cucu pemilik perusahaan agar bisa bersama Kenzie di setiap kesempatan. Dengan kata-kata dan tindakan yang cukup kasar untuk menolak tidak mempan bagi Digdaya, Kenzie pun akhirnya menuruti kemauan si bayi tersebut, menjadi pacarnya. Siapa tahu dia bosan dan hubungan mereka segera berakhir.

Kemunculan Danes dilihat Kenzie sebagai pilihan ampuh agar hubungannya dengan si bayi kandas. Namun, semakin lama Kenzie menghabiskan waktu dengan Digdaya serta kebersamaanya dengan Danes, dia lebih nyaman dengan bersama Digdaya.Kenzie harus memilih bersama orang yang sesuai dengan kriterianya atau orang yang membuatnya nyaman.
"Saya nggak bisa melakukan apa-apa kalau soal umur, Mbak. Tapi saya orang yang percaya kalau keberhasilan suatu hubungan itu nggak ditentukan oleh siapa yang lebih tua atau perbedaan usia. Semua tergantung pada cara menyesuaikan diri saja."
"Aku nggak bilang ini untuk membela diri, tapi umur mental seseorang nggak selalu berbanding lurus dengan jumlah umur secara harfiah. Nggak mesti orang yang lebih tua itu otomatis jauh bijak dalam menilai segala sesuatu."
Sebelumnya saya sudah pernah membaca My Brondong Mistake ini di platform Wattpad sampai tamat, salah satu cerita mbak Titi Sanaria yang sewaktu membaca bikin senyum-senyum dan pastinya saya nantikan. Kalau kalian pernah membaca Dirt on My Booth, vibe-nya agak mirip, ada sisipan humor. Lewat kedua sahabat Kenzie, Helen dan Dini kalian akan mendapatkan percakapan yang witty, nakal, yang bikin ngakak dan geleng-geleng kepala.

Saya suka mbak Titi menulis berbagai macam kisah cinta, kali ini temanya agegap, terlebih posisi si perempuan yang lebih tua. Permasalahannya tentu selalu sama, perihal usia, gengsi, asumsi-asumsi negatif akan hubungan mereka kalau beneran terjadi. Di sini pun Kenzie tidak ingin mengakui kenyataan kalau Digdaya menyukai dirinya, padahal hatinya berkata lain. Lalu dia berusaha agar Digdaya menyerah dengan usahanya dengan berdekatan dengan laki-laki lain.

Saya suka karakter Digdaya, karakter anak-anak dan dewasanya bisa dia tempatkan dengan semestinya. Ketika menggoda Kenzie dia cenderung pantang menyerah dan terlihat jail, tapi ketika serius dia bisa terlihat jauh lebih dewasa, misalkan saja adegan selepas Kenzie cuci piring di apartemen kakaknya Digda atau selepas Digda memergoki Kenzie makan malam dengan Danes dan mengajaknya berbicara di tempat parkir.

Ceritanya memang klise dan gampang ditebak, sesuai khasnya mbak Titi Sanaria, ceritanya tidak berat sama sekali, cocok bagi kalian yang mencari cerita romance yang ringan di saat lagi stress. Kalau ditanya kekurangan, sama, sih, seperti biasanya, berharap adegan kedua tokoh utamanya lebih banyak, intensitas pertemuan atau obrolan antara kedua tokoh utamanya lebih banyak daripada dengan pemeran pembantunya dan adegan dewasanya lebih banyak juga *disaplak.

Secara keseluruhan, My Brondong Mistake cukup menghibur, bisa menjadi pilihan kalau kalian sedang mencari cerita beda usia. Dan bagi kalian yang dulu pernah baca versi wattpad, nggak ada salahnya untuk membaca lagi karena ada satu ekstra part, itung-itung obat kangen sama si bayi Digdaya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...