Minggu, 10 September 2017

Lumierature: The 1st Indonesia's Book Inspired Soy Candle in Glass Jar | Bookish Review


Hai hallo, kembali di postingan bookish review, tempat di mana saya berbagi informasi bookish items yang ada di Indonesia, yang pernah saya coba tentunya. Saya akan membahas bookish candle, salah satu bookish items favorit saya selain pillow. Dari dulu saya memang suka banget sama lilin aromaterapi, tapi yang aromaterapinya bentuk cair kemudian di tuang di tungku lalu dibakar pakai lilin. Baru ketika terjun di dunia bookstagram lah saya mengenal lilin yang terinspirasi dari buku atau biasa disebut bookish candle. Awalnya saya hanya bisa mupeng karena yang jual hanya ada di luar negeri, mahal bok! Makanya seneng banget begitu ada versi lokalnya.

Lumierature bisa dibilang bookish candle kedua yang saya tahu dan bokkish candle pertama yang produknya ada di gelas kaca, jargonnya sendiri adalah The 1st Indonesia's book Inspired Soy candle in Glass Jar. Nah, ketika terpilih menjadi salah satu representatif atau biasa disingkat rep, semacam brand abassador lah, hahaha, saya mengajak Sharon, ownernya yang masih berusia 23 tahun untuk ditanyain. Selain karena saya kepo, saya pakai untuk bentuk promosi juga, itung-itung sebagai bonus karena saya terpilih sebagai rep, makanya saya promosiin di blog juga, hehehe. Namun, apa daya postingannya harus tertunda lama karena berbagai sebab, seperti bahan chat kehapus sebelum saya salin, lilin saya tertunda pengirimannya karena Sharon sibuk banget dengan skripsi jadi nggak sempat bikin lilin (saya nggak bisa bikin postingan review kalau belum merasakan produknya langsung), sampai saya disibukkan dengan hal lain. Makanya baru keburu sekarang ditulis.

Sebelum ke reviewnya, baca dulu wawancara saya dengan Sharon yang juga seorang bookstagramer pemilik akun @tifasharon, yuk :D


1. Bisa diceritakan awal mula kepikiran untuk membuat bookish candle?
Awal Lumierature didirikan itu karena aku sebagai bookstagram pengen banget ada bookish candle tapi untuk import dari luar negeri aku rasa berat di ongkos kirimnya. Nyari yang buatan Indonesia pun susah. Nah, aku teringat suatu postingan tentang Elon Musk yang bikin aku pengen mulai usaha ini. Mungkin aku nggak dalam kapasitas seperti dia yang mengubah dunia. Tapi jika ada sesuatu yang kita ingin, insteed of complaining kenapa bukan aku yang bikin? Dari situlah aku mulai research dan berbulan-bulan latihan bikin lilin.

2. Ada berapa orang di ablik Lumierature?
Owner-nya hanya 1 orang dibantu dengan beberapa orang sebagai sponsor, yang sering kami sebut admin juga. Jadi total admin berserta owner ada 3 orang.

3. Selain bookish candle, adakah produk lain yang ingin dijual?
So far kita fokusnya ke lilin dulu. Kita lagi mengembangkan satu bookish merch yang belum bisa di-announce untuk sekarang, tapi jika sudah rampung pasti kita kasih tahu.

4. Bedanya dengan candle lain apa?
Lilin kita berbahan dasar 100% soy wax dengan campuran aroma essential oil murni atau ada juga yang ditambah fragrance oil serta pewarna lilin. Mungkin nggak banyak perbedaannya dengan lilin lain dari segi bahan, tapi dari segi teknik, kita punya teknik rahasia yang membuat lilin di glass jar itu tampak cantik. Karena bikin lilin di gelas kaca itu cukup sulit.

5. Berapa lilin yang sudah dibuat dan macamnya?
Kita usahakan tiap bulan minimal 3-4 lilin baru yang kita release :)
Sejauh ini ada masing-masing Hogwarts Houses, The Kings Champion, Court of Dreams dan Carousel of Roses serta beberapa lilin eksklusif untuk pihak-pihak yang bekerjasama dengan Lumierature. Untuk jumlah lilin yang sudah dibuat secara pribadi udah hampir masuk ratusan, tapi beberapa untuk uji coba teknik baru dan latihan.

6. Ada berapa macam ukuran dan berapa harganya?
Ukuran candle ada 2, yang 8 0z di gelas kaca sama 3 oz di kaleng. Tapi kita paling semangat kalau bikin di gelas kaca karena bisa bermacam-macam variasi. Ada juga ukuran 1 oz pilihan untuk subscription box dan partnership lain.

Untuk harga 8 oz 145ribu, 3 0z 90ribu. Tapi bisa diskon dengan penggunaan rep code. Untuk lilin-lilin tertentu kita sertakan bonus merchandise dari usaha-usaha dalam negeri (jika ada).

7. Apa saja kesulitan dalam membuat bookish candle?
Kesulitan dalam menbuat bookish candle itu ada beberapa:
- Karena sifat utama dari lilin keelai itu adalah menciut dan mengkristal yang tentu akan mengganggu estetika untuk bookstagram, kita harus latihan belasan kali dengan teknik yang berbeda agar setidaknya mengurangi hal ini terjadi. Memang ini tidak mengganggu pembakaran, tapi kita usahakan penampilan yang terbaik. Untuk Carousel of Roses misalnya, kita sengaja menggunakan sifat kristalisasi tersebut sebagai desainnya.

- Nama lilin. Kita sering agak kesulitan mencari judul yang pas untuk lilin kita. Kita berusaha sekali untuk cari judul yang tidak benar-benar menjurus untuk 1 buku saja seperti misalkan nama karakter (karena ini yang paling di request jadi sekalian jelasin). Semisal nama karakter A itu cuma bisa dinikmati oleh orang yang ngefans sama A atau bukunya. Tapi kita mau julukan kayak The King's Champion itu kan Celaena dari Thorne of Glass, tapi untuk yang belum baca mereka nggak akan terlalu ngrasa nggak ngerti.

Judul Court of Dreams dan Carousel of Roses juga gitu. banyak yang kirim pesan katanya mereka pengen beli karena penampilannya padahal belum baca. Kecuali untuk fandom besar seperti Hogwarts Houses, yah kita tetap stick dengan namanya. Judul Court of Dreams saja awalnya itu Rhysand's Inner Circle. Tapi setelah berdiskusi dengan rep dan beberapa pihak, kita memutuskan ganti nama. Jadi nama salah satu kesulitan juga, kita harus cari istilah-istilah pengganti. Yah, kalau nggak ada biar udah dicari, kita pakai nama aslinya walaupun fandomnya belum sebesar Harry Potter.

- Aroma. Ini sulit banget. Untuk buku yang kita baru aja baca, kita lebih aware ngeliat kalau ada tulisan aromanya. Tapi untuk buku-buku yang dibacanya bertahun-tahun lalu, kita research lagi. Apalagi kalau mau cocokin yang ditulis. Misalnya si A wangi bagai ini ini ini, eh pas dicoba kok wanginya aneh, wakakaka, jadi kita harus tambah wangi lain untuk menyeimbangkan. Nah, lebih sulit lagi kalau bukunya nggak cantumin wangi apa, cuma kesan aja. Misalkan wanginya segar dsb, jadi kita harus muter otak sendiri.

- Kontrol kualitas. Ini yang paling sulit dari semuanya. setelah proses pembuatan dan pendiaman, kita harus tes bakar, dsb. Sering kali ada masalah yang susah dibakar akhirnya bikin dari awal.

8. Bookish candle apakah ada masa kadaluwarsanya?
Dari yang aku baca sih kalau jenis soy nggak bakal kadaluwarsa, tapi seiring waktu kualitasnya bisa berkurang. Mungkin wanginya nggak seperti pertama lagi atau warnanya mulai pudar gitu, hehehe. 

Kelebihan:
1. Desain Kemasan
Saya suka banget dengan desain labelnya, pemilihan font dan gambar juga bagus, untuk bahan atau aromanya kadang tidak ditulis yang sebenarnya, kadang disesuaikan dengan yang ada di buku, sehingga terkesan premium dan orisinal. Misalkan saja di candle Tyrions Goblet, ada bahan dari Red Wine from the Arbor, APTX 4869 terbuat dari Japannese Blossom, Hakka, Yuzu blend with secret chemical formulas. Quote yang sesuai tema juga bisa kita temukan ketika membuka candle. Dari segi kemasan Lumierature emang juara!

2. Aroma
Aromanya wangi sekali, dan beneran disesuaikan dengan yang ada di buku. Misalkan saja karakter Tyrion yang ada di Game of Thrones kan suka banget minum wine, nah, aromanya ada wine-nya juga, wangi banget! Bahkan ketika kita menutup lilinya, aromanya masih tertinggal lama. Saya belum pernah membakarnya langsung, sayang, hahaha, jadi ngak tahu bakalan seperti apa kalau sudah dibakar dan berapa lama tertinggal di udara.

3. Nama Candle
Mungkin untuk menghindari copy right dan alasan di atas dalam wawancara, pemilihan nama yang sulit tidak lah sia-sia, nama yang dipilih keren-keren!

4. Desain Candle
Lumierature rasanya suka berinovasi, lilinya tidak hanya berwarna saja, tapi dari segi bentuk atau tampilan, ada bermacam-macam seperti layer, glitter, kristal, bahkan ada yang seperti meses.

5. Bisa Custom
Kita bisa membuat candle kita sendiri, kalau bingung soal aroma, kita bisa serahkan semuanya ke Lumierature atau bisa juga menentukan sendiri dengan minimal 3 varian aroma. Kelebihanya, custom candle bisa dibuat eksklusif atau non eksklusif, artinya boleh dijual bebas atau khusus untuk si pemesan custom.

Kekurangan:
1. Mahal
Iya, untuk ukuran candle, Lumierature tergolong mahal banget bagi saya yang sering bokek ini, hiks. 8 oz saja harganya 145k, yang 3 oz 90k. Saya lebih tertarik yang jar soalnya, jadi ya harus nabung atau berpikir berulang kali kalau mau beli, padahal pengen beli semuanya karena cantik-cantik, hahaha. Selain itu, karena domisili owner-nya di Manado, ongkos kirimnya juga mahal, untung saja di Shopee ada subsidi ongkir, jadi bisa sedikit menghemat.

2. Terbatas
Selain memakai sistem PO, tidak semua candle bisa tersedia, jadi kita harus menunggu momen kapan candle favorit kita tersedia. Misalkan nih ya, bulan ini ada produk baru, maka yang dijual produk baru saja, produk lama tidak diproduksi. Mungkin bisa memakai sistem custom, tapi harganya akan beda lagi. Pernah saya ingin beli yang Carousel of Roses atau yang berbentuk layer, karena belum buat jadi nggak bisa beli. Selain itu, jumlah yang diproduksi juga tidak banyak, satu candle dengan judul tertentu kadang hanya 3-5 candle saja, jadi harus cepet-cepetan beli.

Untuk katalog candle apa saja yang pernah dibuat bisa cek akun @lumieraturecandlecatalog. Untuk melihat produknya bisa cek akun @lumieraturecandleid.

Bagi kalian yang bukan bookstagramer, mungkin agak asing dengan istilah bookish candle ini. Lumierature sendiri menjelaskan bahwa bookish candle adalah lilin yang dibuat atas inspirasi dari buku untuk menemani waktu kalian membaca. Lilin dipasang 2-3 jam (seluruh permukaan mencair) dan akan memenuhi ruangan baca kalian. bookish candle juga bisa digunakan sebagai properti foto bookstagram juga, tapi utamanya untuk membuat nuansa baca kalian lebih terasa.

Perlu beli nggak sih? Kan sama aja kayak bakar duit? Bookish candle bagi saya penting ngak penting sih, kalau kalian emang suka dan punya uang, ya beli saja, hahaha. Nggak harus kok, apalagi untuk properti foto saja, semua tergantung kebutuhan dan kesukaan. Kalau emang pengin punya setidaknya satu saja dan kendala ada di harga, tip saya adalah nabung dulu, baru kalau ada tema yang disuka banget baru beli. Nggak perlu ikut-ikutan yang lain, ingat prioritas dan kantong kalian. Nggak semua properti foto yang dimiliki bookstagram itu harus kalian miliki juga, ingat kreatifitas. Tip kedua, tunggu diskon atau gunakan kode rep, walau biasanya cuma 5% lumayan lah, apalagi Lumierature pernah ngadain promo beli 3 bisa dapat diskon 10%, lumayan kan.

Nah, pernah beli bookish candle juga di Lumierature? Bagaimana kesan kalian? Apakah ada saran dan kritik? Terus bagaimana menurut pendapat kalian tentang bookish candle ini? Yuk komen di bawah :D


4 komentar:

  1. Iya kak setuju, sebenernya bookish candle gak begitu penting apalagi kalau cuma dipakai buat properti foto doang terus gak dipakai lagi, jadi bener-bener berasa bakar uang. tapi kalau liat bookstagram luar negeri di foto mereka pakai properti segala macem jadi pengen juga tapi selalu terkendala dengan biaya. ini sudah ada org indo yang jual tapi jujur harganya mahal banget, nyaris seharga 1 paperback :(
    buat bookstagram kere macem aku paling hiasin foto sekreatif mungkin aja gak perlu maksakan diri beli properti bookish yang pada akhirnya cuma buat foto doang dan gak digunakan lagi.

    BalasHapus
  2. sebenarnya sih yang paling berat itu di ongkosnya... mungkin karena proses pembuatannya yang juga gak mudah kali ya makanya harga nya mahal banget... hiksss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nebaknya juga gitu, apalagi kalau model lilinya pakai berbagai teknik dan berkali-kali percobaan,jadi setimpal sama harganya, hehehe.

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...