Penulis:
Yennie Hardiwidjaja
Cover:
Marcel A.W
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
pertama, 2012
ISBN:
978-979-22-8024-1
254
halaman
Sinopsis
Di mata Junot, Tara adalah a miracle. Namun di mata Tora,
Tara tidak lebih dari seseorang yang dapat digunakan dan ditinggalkan kapan pun
dia mau. Tora telah menghancurkan sekaligus menguasai hidup Tara. Lalu
kehidupan Tara yang abnormal pun dimulai. Dia mengorbankan Junot, manusia yang
paling dicintainya di muka bumi ini. Ada yang bilang dia sakit jiwa, tapi hanya
Tara yang tahu dia hampir menjadi pembunuh.
Sekarang tidak hanya Tara yang terlibat, tapi ada Alexander yang rela mengorbankan hidupnya yang cemerlang untuk menghitam di penjara karena Tara. Ada Junot, laki-laki yang rela menderita untuk mematri serbuk bintang di matanya. Ada Tora, manusia yang menjadi target bahwa Tara hanya akan bernapas untuk melihatnya mati. Juga Muli, sahabatnya sewaktu kuliah yang menyimpan rahasia terbesar dalam hidup Junot.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Tara? Mengapa kisah cintanya bagaikan benang kusut? Mengapa dia begitu berambisi untuk membunuh Tora?
Sekarang tidak hanya Tara yang terlibat, tapi ada Alexander yang rela mengorbankan hidupnya yang cemerlang untuk menghitam di penjara karena Tara. Ada Junot, laki-laki yang rela menderita untuk mematri serbuk bintang di matanya. Ada Tora, manusia yang menjadi target bahwa Tara hanya akan bernapas untuk melihatnya mati. Juga Muli, sahabatnya sewaktu kuliah yang menyimpan rahasia terbesar dalam hidup Junot.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Tara? Mengapa kisah cintanya bagaikan benang kusut? Mengapa dia begitu berambisi untuk membunuh Tora?
My Review
Saya acungin jempol cara penulisannya yang sejak awal
menimbulkan banyak pertanyaan yang jawabannya akan kita temukan lembar demi
lembar di halaman selanjutnya. Dengan alur maju mundur, kita akan mengetahui
alasan sebenarnya kenapa Tara ingin membunuh Tora. Kita harus cermat
membacanya, karena buku ini memang penuh misteri. Kayaknya dulu saya pernah
membaca buku karya Yennie yang lain, kalau tidak salah yang judulnya To
Love, tapi agak lupa sama ceritanya, hehehe. Yang jelas saya sangat
menyukai buku terbarunya ini. Saya nggak suka covernya, mungkin
kalau dilihat dari segi cerita memang pas tapi cover ini menginggatkan saya
pada cover-cover bukunya Mira W, berasa jadul :D.
Saya akan mencoba mengurai benang kusut yang terjadi diantara mereka
Saya akan mencoba mengurai benang kusut yang terjadi diantara mereka
Tara
tertarik dengan Junot yang cerdas, pendiam dan tentu saja tampan, dia menjadi
incaran teman-temannya, juga sahabatnya Muli. Ketika pas Ospek, Tara
mengirimkan surat beserta bunga Daisy dan tulisan yang akhirnya membuat Junot
meliriknya, yang waktu itu menjadi salah satu panitia Ospek. Hubungan mereka
menjadi dekat ketika di pertemukan di kelas yang sama, perhatian Junot kepada
Tara mulai terlihat jelas. Sayangnya, Junot pendiam, dia tipe cowok yang lebih
menunjukkan perasaannya daripada mengungkapkannya dan itu membuat Tara merasa
sangsi dengan perasaan Junot kepadanya. Junot kurang bisa mengatur kepala batu
Tara, merasa lebih galak. Tara membutuhkan seseorang yang bisa mengontrolnya,
pilihannya pun jatuh pada Tora, dengan segala pertimbangan dangkal, Tara
membunuh perasaannya kepada Junot. Tapi ternyata pilihannya salah, pacarnya
gila, matre, pencemburu dan posesif.
"Cinta tak seharusnya dimulai dari keinginan untuk mengubah seseorang demi mencapai kebahagiaan, tetapi keinginan untuk tetap bahagia walau dia nggak bisa berubah."
Pertanyaan
terbesar saya adalah kenapa Tara tidak bisa lepas dari Tora padahal dia tidak
mencintainya bahkan lebih membencinya? Tora sering kali memanfaatkan Tara,
menyuruh membayar makanan ketika makan berdua, menentukan mobil mana yang harus
di beli Tara, menyabotase mobilnya dan bercerita kepada teman-temannya kalau
itu adalah mobil miliknya. Tara begitu bodoh! Itu adalah pendapat saya tentang
Tara, tetapi ketika mengetahui alasan kenapa dia tidak bisa berkutik dan sangat
bergantung kepada Tora, saya mengerti, mengerti luka yang dia dapat, apa yang
telah Tora lakukan memang tidak bisa termaafkan. Terlebih karena perbuatannya
Tara harus menjauhi Junot yang selalu mencarinya, menghindarinya padahal dia
ingin selalu bertemu dengannya, melupakan cintanya.
Lalu
apa peran Alexander dan Muli di buku ini? Tidak akan saya katakan, karena
pengorbanan mereka begitu besar untuk orang yang mereka sangat cintai.
Lalu,
bagaimana dengan Junot sendiri? Apakah dia hanya diam saja dan rela kehilangan
Tara? Jangan salah, walau tampaknya dia lembek dia akan mencoba merebut kembali
Tara dari tangan Tora bagaimana pun caranya, karena Junot lah, alasan kenapa
Tara ingin membunuh Tora.
Buku
ini benar-benar mengaduk emosi kita. Ceritanya memang benar kayak benang kusut.
Awal-awal baca beneran pengen ikut Tara untuk membunuh Tora, tapi balik ke buku
yang penuh misteri tadi, pendapat saya akan Tora juga berubah ketika membaca
lembar demi lembar sampai ending buku ini. Kita memang harus mendengarkan
alasan orang itu sendiri ketika melakukan kesalahan untuk dapat menghukumnya.
Itulah yang tidak dilakukan Tara, emosi berkobar karena orang yang dicintainya
menderita membuat dia tidak bisa berdiam diri, semua kemarahan masa lalunya
ikut terbakar menjadi satu. Junot oh Junot, pengen banget bilang ke kamu kalo
suka sama orang katakan! Menunjukkannya juga penting tapi kadang orang itu
tidak bisa membaca pikiran kita, Tara butuh pengakuan. Untuk Tora, please deh jadi cowok itu jangan malah
mengemis ke ceweknya, modal dikit kek, gentle dikit napa, masak apa-apa yang bayarin
harus ceweknya, nanti gimana kalau mau jadi suami? Istri juga yang harus nyari
nafkah? Muli, cinta itu nggak dapat dipaksa, apa pun tindakan nekat kita, bila
orang itu nggak mencintai kamu dia nggak akan bisa memberikan hatinya lagi
karena udah diserahkan ke orang yang benar-benar dia cintai. Untuk Alexander
sang bisnisman dan psikolog kita, mau dong jadi pasien kamu :p
Bagian
yang paling saya sukai adalah ketika Junot menggambar Tara dalam wujud peri,
yang membuat dia mendapatkan ganjaran nilai D dan menjadi bahan tertawaan
teman-temannya. Gambar peri kecil yang sedang duduk di tepi danau sambil
mencabuti kuntum-kuntum daisy, seolah mengatakan, "He loves me, he loves
me not."
"Tara,
knowing you is a gift. Holding you now is a miracle, Tara..."
4
sayap untuk bungai daisy yang sudah mengering.
Lis, yang pake huruf biru di reviewmu ini nggak keliatan hurufnya.. >_<
BalasHapuseh, Tara sama Tora itu temen ya? Namanya agak mirip, aku pikir sodaraan.. :D
Pinjem dooong, Lis *pasang muka memelas*
BalasHapusKlo minat, ntar kupinjemin Cewek Jutek deh. Karya pertama Yenny (dan favoritku so far)
@alvina bukan mb, mereka itu pacaran
BalasHapus@dewi ak g punya wi, hasil pinjem rental :((
wew yg ini dikasih 4 sayap
BalasHapustapi aku suka sih quotenya "Cinta tak seharusnya dimulai dari keinginan untuk mengubah seseorang demi mencapai kebahagiaan, tetapi keinginan untuk tetap bahagia walau dia nggak bisa berubah."