Awalnya tidak tertarik baca buku fantasy dalam negeri ini karena sebelumnya saya pernah membaca buku karya Vinca Callista yang berbau fantasy juga:
Ratu Callista Sang Panglima Laskar Onyx di mana saya tidak berhasil menyelesaikannya. Tapi, saya 'terusik' oleh beberapa teman BBI yang sudah mereview dan memberi tanggapan yang bagus, terlebih saya mendengarkan ulasan Dunsa dua kali di radio secara streaming menambah rasa ingin tahu saya seperti apa dunia yang dibuat oleh Vinca Callista, dunia Prutopian.
Prutopian dibagi menjadi empat Negeri Besar, yaitu Delmonaria (menyatu dengan laut), Ciracindaga (kaya akan hasil alam), Fatacetta (negeri para peri), dan Naraniscala (paling kaya karena tanahnya mengandung minyak bumi dan batu-batu mulia). Empat Negeri Besar Prutopian masing-masing dipimpin oleh seorang raja atau ratu. Biasanya penguasa Negeri adalah anak pertama, baik laki-laki maupun perempuan. Keluarga kerajaan beserta para menteri dan keluarga mereka tinggal di istana. Tirai Banir terletak di tengah-tengah Fastehagan (ibu kota Naraniscala) dan Negeri Ciracindaga.
Merphilia Dunsa, gadis muda yang cantik sekali, hidup terisolir di daerah Tirai Banir bersama bibinya Bruzila Bertin. Mereka tinggal di sebuah pondok kecil, dikelilingi hutan dan seumur hidup Phi -begitu panggilannya- tidak pernah menjumpai ada tamu datang yang berkunjung. Bibinya sangat tegas dan disiplin kepada Merphilia, membuatkan jadwal harian dan melatih Merphilia menjadi gadis yang tangguh, belajar pedang, memanah, dan masih banyak lagi. Merphilia mengenal dunia luar dari buku-buku yang dibacanya seperti
Legenda Masyarakat Pulau Antares,
Silsilah Keluarga Istana Naraniscala, dsb. Pada hari ulang tahun Merphilia ke tujuh belas, bibi Bruzila mengahdiahi Merphilia seekor kuda yang diberi nama Trisna dan ada satu hal yang dimintanya lagi ke orang yang paling disayangnya itu, dia ingin mengunjungi Fastehagan, ingin sekali saja keluar dari Tirai Banir. Bibinya pun mengabulkan karena dia juga ada kepentingan ke Fastehagan untuk mengambil sebuah pedang yang sudah dipesannya di Natha, seorang pandai besi dan ahli senjata. Sambil menunggu bibinya menyelesaikan urusannya, Merphilia melihat sekitar hampir ditabrak seekor kuda putih dengan penungang yang sangat tampan, tapi sayang sebelum berkenalan dengannya dia sudah diseret bibinya untuk pulang.
Beberapa hari berikutnya pondok kecil Merphilia kedatanggan tamu, baru kali ini, dan sangat memuat penasaran Merphilia. Pondok mereka kedatangan tamu, seorang Zauberei -seorang penyihir laki-laki yang netral- bernama Ipyan yang menyapa Merphilia dengan sebutan Puteri Cleorinda. Penyihir itu membawa kabar tentang desas-desus Reinkarnasi Ratu Merah yang belum terungkap siapa yang sengaja membangkitkannya. Tapi Manggala Zauberei sudah tahu petunjuk untuk memusnahkannya kembali, yaitu melalui Merphilia Dunsa.
Merphilia sangat bingung, sebelumnya bibinya tidak mau menjelaskan siapa sebenarnya Ratu Merah atau Ratu Veruna dan kenapa orang-orang memanggilnya dengan Puteri Cleorinda. Untuk menemukan semua jawaban tersebut, Merphilia mematuhi perintah Zauberai dan bibinya untuk segera berkemas ke Pegunungan Isaura (tempat tinggal para Zauberei, sekarang) dengan menggunakan Pusaranadim. Di sana Phi bertemu dengan Manggala Hekatoth dan di sana juga Merphilia mengetahui kebenaran hidupnya.
Dahulu ada seorang perempuan yang sangat pintar sekaligus licik yang membangun sebuah keratuan di Pulau Rigelion, Kepulauan Borelis. Dia menamai dirinya Ratu Veruna. Karena keratuannya dibangun di atas api yang semerah kemarahannya maka penduduk Prutopian menyebutnya Ratu Merah. Ratu Veruna ingin balas dendam kepada Negara Naraniscala terlebih terhadap sang Raja Claresta Ardelazam, kekasihnya. Nama asli Veruna adalah Mergogo Dunsa, seorang gadis yang amat cantik, karena kecantikannya juga dia berhasil menarik hati Pangeran Claresta. Tapi keluarga kerajaan tidak mau merestui karena Mergogo berasal bukan dari kerajaan, tidak sederajat sehingga dia dinikahkan dengan Danella Narwastu, putri dari Raja Sumaziel Narwastu - Penguasa Circandaga. Tapi setelah menikah dan menjadi Raja tidak menyurutkan perasaan cinta Claresta terhadap Mergogo, dia tetap menemuinya secara sembunyi-sembunyi, hingga sampai Bruzila -sahabat sekaligus kaki tangan Veruna- mengatakan kalau Raja Claresta telah mempunyai ahli waris bahkan berita terakhir yang didapat adalah Ratu Danella sedang hamil anak ke dua. Hal ini sangat membuat Mergogo kecewa dan marah, dia pun belajar sihir atas usulan Bruzila untuk menghilangkan patah hati yang tidak tahunya dengan ilmu yang dipelajarinya itu menjadikan dia gelap mata, menjadi jahat. Atas dasar balas dendam dia menyerang Naraniscala, membuat negeri itu kacau balau, banyak moster dilepas dan dia berhasil membunuh Raja Claresta Ardelazam. Sayangnya Veruna tidak berhasil merebut Naraniscala karena dia lebih dulu dibunuh oleh Jendral Alanisador, adik Raja Claresta, yang sekarang menjadi Ratu di Naraniscala.
Dan sekarang ada orang yang menghidupkan Ratu Veruna dari Mantra Bayatarwa yang dirapalkan oleh Kahrama, dalam raga yang baru, dalam jiwa yang tebagi menjadi dua;
Jiwa jahat yang masuk ke dalam
achar-nya Danda Merah, sebuah tongkat sihir, sementara
Jiwa baik-nya yang terperangkap dalam Lukisan Putih. Ratu Merah siap memporak-porandakan Prutopian dengan lebih kejam dari sebelumnya dan hanya ada satu orang yang dapat membunuhnya, orang yang menjadi bagian hidupnya, keturunannya, dialah Puteri Cleorinda yang sekarang bernama Merphilia Dunsa, anak dari Ratu Veruna dan Raja Claresta.
Merphilia Dunsa tidak mempunyai ingatan apa pun tentang masa lalunya karena bibinya telah menyihir dan menghapus ingatan tersebut, dia pun bersedia mempunuh Veruna, dia tidak sendirian karena ada Pangeran Skandar yang selalu ada disampingnya dan Jendral Alderada bersama pasukannya, Sena Naraniscala. Oh, konfliknya tidak hanya memburu Ratu Veruna karena Merphilia juga jatuh cinta kepada Pangeran Skandar, kakak tirinya.
Waktu mendengar siaran radio yang mengulas tentang Dunsa ini ada beberapa orang yang mengatakan kalau buku ini percampuran antara The Lord of The Ring, Harry Potter atau pun Narnia tapi penulis menyangkal kalau Dunsa berbeda dan kalau mau tahu isi kepala dari Vinca Callista ya Dunsa ini, dunia Prutopian ini. Sebenarnya saya pun waktu awal baca sedikit merasakan bau Harry Potter, walau tidak banyak ada beberapa lah, seperti jubah yang tidak terlihat,
achar Ratu Merah atau ketika ada warga yang tidak berani menyebutkan nama Ratu Merah, mengganggap tabu untuk dibicarakan dan mantra sihir yang mematikan. Yah, siapa sih yang nggak terkena sihir Harry Potter, mungkin penulis juga termasuk penggemarnya sehingga terispirasi, dari yang saya dengar juga dari siaran tersebut penulis juga berkata kalau dia sangat menyukai genre fantasy sehingga penulis ingin menciptakan dunia sendiri, jadilah dunia Prutopian. Penulis membuat petanya, membuat silsilah anggota kerajaan, membuat makhluk-makhluk yang sangat imajinatif, mencapur adukan bahasa mulai dari sansekerta, Yunani dan sebagainya untuk menciptakan nama-nama yang unik dan sulit dilafalkan, semua keluar dari imajinasi penulis yang liar, dan yang penting, penulis membuat karakter tokoh utamanya nggak menye-menye, membuat tokoh seorang cewek yang kuat, pandai memainkan pedang, pandai memanah, yang menjadikan magnet buku ini. Boleh loh diacungin jempol, karya anak bangsa lagi.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan buku yang bentuknya 'besar' dan lumayan tebal ini, awalnya memang agak bosan tapi ketika memasuki bagian Merphilia bersama Skandar, naik kapal laut utama Sena Naraniscala Ganima (yang artinya berjaya), melawan Canisadin bersama Duxelain, berenang dan menyelam di laut Delmonaria yang eksotis tapi juga tetap bisa berbapas, tersesat di Gua Gersang, bertemu dengan Danyang (hantu Mucousah), bertemu dengan Wyattenakai di mana tubuhnya terbuat dari air sehingga bisa menembus benda padat apa pun. Mencari Lukisan Putih yang menyebabkan mereka terdampar di Pulau Anteras sehingga menyebabkan mereka harus melawan makhluk kuno yang dikira sudah punah; Oro-Roku dan Delanosric dan bertemu Kilikayak yang ternyata berternak Krakaves. Binggung dengan nama-nama makhluk tersebut? Tenang, di akhir cerita ada Glosarium lengkap tentang makhluk-makhluk Prutopian. Untuk cover, saya menebak mereka adalah Feliselo (hewan menyerupai singa, kakinya enam dan bengkok membentuk sudut tiga puluh derajat, memiliki cula di hidungnya dan di sisi tubuhnya terdapat sepasang sayab yang sewarna dengan tubuhnya) yang meenggerakkan Wimana (kereta yang berbentuk persegi panjang yang tebuat dari batu-batu mulia yang digerakan oleh delapan Feliselo) untuk membawa Sena Naraniscala, Merphilia, Pangeran Skandar dan Jendral Adelarda ke Pulau Rigelion, sayangnya ditengah perjalanan mereka diserang oleh Krakavez (monster yang menyerupai burung raksasa, ukurannya dua kali dari rajawali, memiliki dua sayap yang menyerupai telinga gajah dan sebuah ekor panjang yang menyerupai ekor komodo). Saya sangat terhibur dengan petualangan mereka, dengan makhluk-makhluk Prutopian, bersemangat sekali ketika membacanya. Peta Prutopian pun memudahkan saya untuk mengira-ngira setting yang sedang berlangsung, jadi tidak sulit untuk berimajinasi. Di buku ini juga minim typo, enak deh bacanya.
Sayangnya ada beberapa yang menganggu selain dengan kemiripan buku fantasy lainnya. Oke, silsilah yang dituliskan penulis sangat membantu, sayangnya nama mereka cukup sulit diucapkan dan saya tidak mampu menghafal semuanya, sehingga beberapa kali saya harus membuka halaman awal untuk mengetahui siapa sih yang dibicarakan ini. Bagian ketika Merphilia mengetahui kalau dia anak Ratu Veruna tidak menjadi kejutan dan bagian ketika Pangeran Skandar tahu tentang identitas Merphilia juga tidak mengejutkan, coba kalau Pangeran Skandar tidak diberi tahu dulu melainkan dia melihat sendiri kalau Putri Cleorinda itu adalah Merphilia Dunsa menurut saya akan sedikit berbeda, ada sedikit kejutan untuk Pangeran Skandar yang dia lihat. Selain itu, karena saya
Romance Freak saya mengharapkan ada adegan romantis seperti Pangeran Skandar mencium Merphilia atau apa lah tapi itu tidak ada satu pun, saya hanya merasakan getar-getar cinta diantara mereka, yub editornya sendiri bilang kalau memang ada adegan yang disensor (minta sendiri ke penulisnya aja kali ya :p). Mungkin bertujuan agar buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari anak kecil, yang berusia dua belas tahun ke atas. Makanya buku ini dibuat dengan ukuran yang tidak biasa, agak panjang sehingga tidak terlalu tebal, jadi buat orang yang nggak suka membaca buku tebal tertarik juga untuk melirik buku ini. Saya pun suka banget dengan ukuran buku ini :D
Tokoh favorit saya tentu saja Pangeran Skandar, dia sangat baik hati dan juga tangguh, tidak membeda-bedakan orang dari statusnya, dia juga kutu buku dan rajin berlatih, menjadi pangeran tidak membuatnya leha-leha. Makhluk favorit saya adalah Wyattenakai, makhluk menajubkan dari Delmorania, Para Penembus Benda legendaris. Memiliki sayap air yang berguna membantu menembus benda padat apa pun, bahkan bisa masuk dan melihat apa pun yang ada di dalam sebuah benda, keren kan? Dan saya ingin terbang ke Negeri Fatacetta, kayaknya cocok nih untuk Peri Hutan :D
Saran saya untuk buku ini adalah ada gambar atau ilustrasi tentang dunia Prutopian, mungkin bisa dari gambar istananya, tokoh atau adegan heroik, makhluk-makhuknya yang lebih banyak sehingga akan membuat buku ini semakin menarik. Dan saran yang sangat penting adalah membuat lanjutannya! Hehe, yah sayang aja penulis sudah menciptakan dunia begitu indah dan menakjubkan kalau hanya terhenti di satu buku, masih banyak yang belum terungkap dari Negeri-Negeri di Prutopian, saya ingin mengetahui makhluk-makhluk lain, yang khas di tiap Negeri Prutopian.
Quote favorit saya adalah
Aku percaya kita perlu berpikir positif terhadap apa pun. Jangan sampai menghakimi seseorang hanya karena masa lalunya.
Buat yang suka membaca buku fantasy, buku ini boleh loh masuk ke keranjang belanjaan, apalagi fantasy dalam negeri.
3.5 sayap untuk Oro-Roku, ular berkepala enam yang menjijikan XDD
Dunsa
penulis: Vinca Callista
editor: Jia Effendie
cover: Dmaz Brojonegoro
penerbit: Atria
ISBN: 978-979-024-492-4
cetakan I, November 2011
441 halaman