Rabu, 02 Mei 2012

The Boy in the Striped Pyjamas


Anak-lelaki-berpiama-garis2


"Resensi buku ini dibuat dalam rangka ikut berpartisipasi dalam Lomba Resensi Buku ReadingWalk.com"
Sinopsis:
Kisah tentang Anak Lelaki Berpiama Garis-Garis ini sulit sekali digambarkan. Biasanya kami memberikan ringkasan cerita di sampul belakang buku, tapi untuk kisah yang satu ini sengaja tidak diberikan ringkasan cerita, supaya tidak merusak keseluruhannya. Lebih baik Anda langsung saja membaca, tanpa mengetahui tentang apa kisah ini sebenarnya.
Kalau Anda membaca buku ini, Anda akan mengikuti perjalanan seorang anak lelaki berumur sembilan tahun bernama Bruno (Meski buku ini bukanlah buku untuk anak kecil). Dan cepat atau lambat. Anda akan tiba di sebuah pagar, bersama Bruno.
Pagar seperti ini ada di seluruh dunia. Semoga Anda tidak pernah terpaksa dihadapkan pada pagar ini dalam hidup Anda.

My Review
Buku ini bener-bener bikin sesek sewaktu membacanya. Sulit menceritakannya. Seperti To Kill a Mockingbird, buku ini diambil dari sudut pandang seorang anak kecil, kepolosannya sangat terasa sekali.
Bruno, bocah laki-laki berusia 9 tahun, lahir pada tanggal 15 April 1934, tinggal dengan nyaman di rumah besarnya di Berlin bersama Ayah, Ibu, dan kakaknya Gretel. Karena tugas sangat penting yang diberikan oleh The Fury (pelesetan dari The Fuhrer, sebutan untuk Adolf Hitler. Fuhrer berarti pemimpin yang memegang kekuasaan penuh. Sedangkan Fury berarti angkara murka) ayah Bruno harus pindah, berserta semua keluarganya. Sebenarnya Bruno tidak rela pindah karena dia mempunyai sahabat dan kehidupan yang nyaman di Berlin, dia tidak ingin susah payah mencari sahabat lagi.

Kekesalah Bruno bertambah setelah sampai di Out-With (yang dimaksud adalah Auschwitz, situs kamp konsentrasi Nazi terbesar, tempat 1,4 sampai 4 juta orang Yahudi atau keturunan Yahudi dibunuh antara tahun 1941-1945. Kamp tersebut terletak di bagian Selatan Polandia, di tenggara Katowise) rumah barunya tidak sebesar dan semewah yang ada di Berlin, keputusan sudah bulat, Bruno mau tidak mau harus menerima kepindahan keluarganya.

Pada sore pertama di Out-With, Bruno dan Gretel menatap ke luar jendela, mereka melihat berbagai macam orang memakai piama bergaris-garis berada di balik pagar kawat besar selebar rumah mereka, memanjang  di kedua sisinya, memanjang jauh sampai tak terlihat. Pagar itu sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari rumah tempat mereka tinggal, lalu ada tiang-tiang kayu besar, seperti tiang telegraf, di sepanjang pagar kawat itu, menyangganya. Di bagian atas pagar terdapat gulungan besar kawat duri, terjalin membentuk spiral. Siapa orang-orang itu? Dan apa yang mereka lakukan di situ? Itu adalah pertannyaan terbesar Bruno.
Karena bosan dan rindu dengan teman-temannya, Bruno menginggat kembali apa yang sering dia dilakukan di rumah lama, ada satu kegiatan yang bisa dia lakukan sendiri yaitu menjelajah. Menatap ke luar jendela kamarnya, menembus pagar berkawat.
Sebenarnya apa perbedaanya? tanya Bruno dalam hati. dan siapa yang menentukan mana orang-orang yang harus memakai piama garis-garis dan mana yang harus memakai seragam?
Tidak tahan lagi, Bruno pun melupakan larangan Ibu dan Ayahnya, tidak boleh berada di dekat pagar atau kamp itu, dan lebih penting, sama sekali dilarang menjelajah di Out-With. Penjelajahannya berakhir ketika dia bertemu dengan bocah laki-laki, bocah yang lebih kecil dari Bruno, duduk di tanah dengan mata menerawang sedih, dia memakai piama garis-garis, tidak memakai sepatu atau kaos kaki, Dia memakai ban lengan bergambar bintang, lahir pada tanggal dan tahun yang sama seperti Bruno.

Merasa tidak kesepian lagi dan akhirnya mempunyai teman, Bruno secara sembunyi-sembunyi mendatangi pagar berkawat itu, bertemu dengan sahabat barunya Shmuel yang berada di balik pagar tersebut. Mereka bercerita berbagai macam hal, asal Bruno dan Shmuel sendiri, bagaimana bisa sampai di kamp ini, tentang rumahnya, tentang teman-teman lamanya, orang yang mereka kenal di sini, memberikan makanan enak kepada Shmuel, semua diceitakan dengan polos, seperti anak kecil yang bermain dengan teman sebaya pada umumnya. Salah satu contohnya adalah percakapan yang lucu tapi sebenarnya sangat tragis:

"Dan setiap kali kami meninggalkan rumah, ibuku memberiahu bahwa kami harus memakai salah satu ban tangan ini."
"Ayahku juga memakai ban tangan," kata Bruno. "Di seragamnya. Ban tangan itu sangat bagus. Warnanya merah menyala dengan desain hitam putih di atasnya." Dengan jari Bruno menggambar di tanah berdebu, di sisi pagar tempatnya berada.

Bagian yang paling saya sukai adalah ketika Shmuel melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan selama ini - dia mengangakat bagian bawah pagar kawat seperti yang selalu dilakukan Bruno ketika membawakannya makanan, tapi kali ini Shmuel menjulurkan tangannya ke luar dan menunggu sampai Bruno melakukan hal yang sama; kedua bocah itu berjabat tangan dan tersenyum pada satu sama lain. Pertama kali mereka bersentuhan.

Puncak paling nyesek dari buku ini adalah ketika ayah Bruno mengatakan kalau mereka akan kembali ke Berlin, Bruno tidak gembira dengan kabar itu, dia tidak ingin berpisah dari Shmuel. Tapi tentu saja Bruno tidak bisa menolaknya, sebagai perpisahan, mereka ingin merayakannya dengan bermain bersama, menembus batas pagar.

Buku ini bener-bener bikin sesek, sedih banget sewaktu membacanya. Sejak Bruno bertemu dengan Shmuel dan mendapati pagar pemisah mepunyai celah, saya membayangkan suatu saat Bruno akan melewati pagar tersebut dan memakai pakaian yang sama dengan Shmuel agar bisa bermain bersama. Sangat menyesal ketika tebakan saya benar :((.

Ini adalah pengalaman pertama saya membaca buku tentang Holocaust, rezim Hitler, dan gara-gara buku ini saya tertarik membaca buku lainnya yang bertema sama. Dalam buku ini kita akan merasakan kebingungan Bruno tentang lingkungan disekitarnya, dimulai dengan pekerjaan ayahnya, rumahnya, pelayannya, orang-orang disekitarnya, sampai ke pertanyaan terbesar: untuk apa pagar itu dibuat? sesuai dengan pemikiran anak kecil, kepolosannya. Kita serasa menjadi Bruno, ikut bertanya-tanya.

Sepertinya saya harus membuka kembali buku sejarah, kembali ke tahun 1941-1945 dan mencari tahu apa yang telah dilakukan oleh Hitler.

4.5 sayap untuk pagar berkawat.

The Boy in the Striped Pyjamas (Anak Lelaki Berpiama Garis-Garis)
Penulis: John Boyne
Alih Bahasa: Rosemary Kesauli
Cover: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia
ISBN: 979-22-2982-5
Cetakan pertama, Juli 2007
231 halaman
Readingwalk: http://www.readingwalk.com/book/anak-lelaki-berpiama-garis-garis-the-boy-in-t...

NB: Sebagai tambahan tentang buku ini baca juga Auschwitz dan Holocaust

Udah pernah dibuat filmnya pada tahun 2008, selengkapnya bisa dibaca di sini.

Dan ini trailer filmnya:
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=CkzIC_bwxT8]

7 komentar:

  1. salah satu buku holocaust yang ringan dan menyesakkan. Ayoo sulis coba buku-buku lain ttg holocaust..ada banyak buku dengan perspektif yang beda-beda...ada sarah key dengan latar france, hmmmm apa lagi ya..harus buka catatan dulu nih hahahapelan-pelan genre-nya berkembang jadi hisfic juga nih sulis...

    BalasHapus
  2. hebat nduk, bisa baca buku ini. aku cuma sempet nonton film-nya ---> medeni banget!!! aku miris pas akhirnya si bocah malah ikut kena "ruang semprot" sama temennya.

    BalasHapus
  3. aku punya dvd-nya. tapi ga berani nonton :D

    BalasHapus
  4. @esi iya esi, genreku udah berkembang nih :)@erdeaka jiah, spoiler, hehehe, ak belum pernah nonton filmnya, pengennn@peni kayaknya emang tragis banget mb, mungkin lebih tragis filmnya kali ya

    BalasHapus
  5. [...] Kill A Mockingbird</a>, <a href=”http://blogperihutan.wordpress.com/2012/05/02/the-boy-in-the-striped-pyjamas-28357/”>The Boy in The Striped Pyjamas</a>, <a [...]

    BalasHapus
  6. Makasih mba reviewnya..... bacanya bikin T T kasihann..

    BalasHapus
  7. Holocaust itu bener2 kejem... nyawa manusia seakan sampah yg begitu aja dibuang..... kejem bangett.... bersyukur kt hidup pada jaman sekarang bukan masa2 perang :'(

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...