Rabu, 18 Juni 2014

[Book Review] Career First by Maya Arvini

Career First: Melangkah Pasti Ke Dunia Kerja
Penulis: Maya Arvini
Co-writer: Ninus D. Andarnuswari
Penyunting: Jumali Ariadinata & Patresia Kirnandita
Ilustrasi cover dan isi: Sisca Felicia
Desainer sampul: Sisca Felicia & Jeffri Fernando
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-723-1
Cetakan pertama, 2014
202 halaman
Buntelan dari @GagasMedia

There is no shortcut to success.


Karier gemilang bisa dicapai jika kita berhasil melampaui berbagai tantangan sejak di tangga pertama. Sayangnya, banyak di antara kita yang baru memulai karier pertama, tidak punya petunjuk atau kisi-kisi tentang dunia profesional. Padahal banyak tahapan yang harus ditaklukkan karena tidak ada jalan pintas untuk meraihnya.



Career First hadir sebagai panduan untuk pendaki karier pertama maupun yang telah bertahun-tahun menjajaki dunia kerja. Ditulis berdasarkan pengalaman dan kiat dari peraih Young Women Future Business Leader, Maya Arvini, buku ini akan membantu kamu melalui berbagai tantangan dalam dunia profesional untuk melesatkan karier.


Berbagai hal yang akan kita temui dalam proses perjalanan karier, dibahas secara lengkap dalam buku ini, seperti bagaimana memiliki mentor, berkompetisi di lingkungan kerja, membangun aliansi, menyikapi kegagalan, hingga mengupas tentang office politics.


So, prepare yourself first, and get ready for success in your career! 



***


“Buku ini memaparkan dan mengingatkan kita bahwa keberhasilan bisa diraih dari dalam diri kita sendiri. Bravo, Maya!” —ASWIN WIRJADI, CIO, Bank Central Asia 1992-2007

“Buku ini memberikan inspirasi dan semangat bagi mereka yang baru akan memulai kehidupan karier.” —ANDREW DARWIS, Founder, Kaskus Networks

“Untuk anak-anak muda yang hendak memulai kariernya, buku ini wajib dibaca. This book will open your eyes about the professional world!” —ALANDA KARIZA, Penulis DreamCatcher

Kalau Dream Catcher karya dari Alanda Kariza berbicara tentang bagaimana cara merancang mimpi dan berusaha mewujudkannya, buku ini bercerita tentang fase berikutnya, yaitu langkah kita menghadapi dunia kerja atau impian yang akan segera terealisasi. Ditulis oleh perempuan yang berkarier di perusahaan TI terbesar di dunia, yaitu IBM Indonesia dan Microsoft Indonesia. Selain karier gemilangnya tersebut, Maya Arvini juga pernah mendapatkan penghargaan Young Women Future Business Leader dari majalah bisnis nasional SWA, Microsoft Asia Pasific, Best ASEAN Sales Representative dan masih banyak lagi. Dalam buku ini, penulis akan berbagi kisah dan pengalamannya tentang tips berkarier, from zero to hero, mulai dari pelajar hingga menjadi eksekutif top di perusahaan multinasional dan memenangkan sejumlah penghargaan, menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja, baik bagi pemula atau yang sudah bertahun-tahun mempunyai karier profesional.
Rahasia keberhasilan itu sebenarnya sederhana banget, kok, yaitu berani bercita-cita setinggi langit, giat bekerja keras sejak muda, dan siap menjawab tantangan yang ada di hadapan dengan sepenuh hati. Setiap tantangan dimaknai sebagai pelajaran yang bermanfaat demi meraih tujuan. Dan, yang tak kalah penting, kita mesti sadar bahwa tantangan itu sebenarnya ada di sekeliling kita.
Maya lahir dari keluarga yang sederhana, kedua orangtuanya adalah guru yang cukup sibuk sampai tidak ada waktu buat anak-anaknya demi membahagiakan dan mencukupi kebutuhan keluarga. Maya pun mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya, yaitu bekerja keras. Bekerja keras dalam artian belajar sebaik mungkin agar mendapatkan prestasi yang nantinya bisa membanggakan kedua orangtua. Selain itu, dia juga belajar tidak boros dengan memilih pergaulan yang baik, berteman dengan siapa saja tanpa mengikuti kubu mana pun, mengikuti berbagai macam ekstrakulikuler sampai mengikuti berbagai lomba sekolah dan memenangkannya. Prestasi saja ternyata tidak cukup, tidak di terima di perguruan tinggi impian merupakan kegagalan besar, orangtuanya tidak mampu kalau harus menyekolahkan di universitas swasta. Tapi, gagal bukan berarti berakhir, malah membuat Maya semangat untuk meraih impian, dia mengambil pilihan kedua.

Tahun berikutnya Maya mencoba mengikuti ujian bagi mahasiswa baru seperti impian semula dan diterima. Dia tidak lantas melepas jurusan yang 'terpaksa' dia ambil sebelumnya. Maya memutuskan kuliah di dua jurusan sekaligus! memang tidak mudah, Maya harus pandai mengatur waktu dan mencari tambahan penghasilan, kuliah di dua jurusan tentu saja membutuhkan biaya yang tidak murah. Maya harus mengorbankan waktu bergaul dan bersenang-senang dengan belajar ektra keras agar mendapatkan prestasi gemilang sehingga dia bisa meraih beasiswa. Aktif di Koperasi Mahasiswa dan mengikuti berbagai organisasi di kampus menambah wawasan Maya, membuat dia tahu apa yang dia inginkan. Walau mengikuti banyak kegiatan, Maya bisa lulus dengan gelar cum laude dan bisa meraih impiannya yaitu bekerja di perusahaan papan atas tingkat dunia.
Intinya, mulailah menentukan prioritas dalam kehidupan. Itulah kunci sukses saya semasa sekolah.
Sama seperti kamu, kadang-kadang saya juga kewalahan dengan banyaknya kegiatan yang saya ikuti. Namun, saya punya kunci untuk bertahan dan mengungguli keadaan. Penentuan prioritas adalah langkah pertama. Tugas kita selanjutnya adalah menjalankan apa yang sudah kita putuskan. Meski harus diakui bahwa pada praktiknya, melakukan hal tersebut sering kali tidak mudah.
Disiplin, daya tahan, fighting spirit, dan daya saing adalah kata-kata kuncinya. Tanpa saya sadari, gemblengan yang saya ceritakan tersebut telah memengaruhi keberhasilan saya dalam menuntaskan pekerjaan-pekerjaan dengan kesulitan tinggi di dunia kerja. 
Cerita di atas ada di bab pertama yaitu  Modal Awal, cukup panjang juga ya, sebenarnya masih ada lagi tapi sebagai perkenalan latar belakang penulis saya rasa cukup :p. Langkah berikutnya yaitu pada bab kedua, tentang Kenali Dirimu!, Maya membantu kita untuk mengenali diri sendiri, apa sih sebenarnya yang kita inginkan di dunia kerja? Setelah menentukan prioritas apa lagi yang harus dilakukan? Jawabannya ada di sini, pentingnya mengenali diri sendiri.
Pekerja yang profesional artinya pekerja yang berkomitmen dan berdedikasi terhadap pekerjaanya serta sadar bahwa apa yang dilakukannya bermanfaat untuk orang lain. Profesionalisme dibutuhkan dalam bidang apa pun di dunia kerja.
Menjunjung tinggi integritas atau nilai kejujuran. Mempunyai akuntabilitas (kemampuan seseorang mempertanggung jawabkan pekerjaannya kepada atasan atau klien) dan kredibilitas (bisa atau tidaknya seseorang dipercaya dalam dunia kerja). Memilih antara comfort zone (zona nyaman) atau loyalitas (setia terhadap sebuah perusahaan atau seorang atasan dalam kondisi apa pun). Mengasah kemampuan kita baik itu soft skill (berhubungan dengan EQ; kombinasi unsur-unsur sifat kepribadian, komunikasi, bahasa, keramahan, optimisme) maupun hard skill (berhubungan dengan IQ; kemampuan teknis) guna berkompetisi di dunia kerja. Mengetahui segala bakat yang dimiliki, baik itu discovered talent (bakat yang telah disadari sejak awal) maupun hidden talent (bakat yang biasanya baru diketahui setelah berada di situasi tertentu), mengidentifikasi potensi tertinggi, mencoba berbagai hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan sehingga akan memicu bakat yang sebenarnya. Mengenali kelebihan dan kekurangan diri kita, memperbaiki kekurangan dan mengasah kelebihan tersebut agar bisa sukses. Apa kamu lebih mementingan tujuan akhir atau fokus pada proses tanpa tahu arah tujuan? Semua poin di atas akan membawa kita mengenali diri sendiri yang sampai akhirnya akan menemukan arah tujuan yang tepat bagi karier kita. Kenali potensi, keahlian, kekuatan dan kelemahan diri kita sendiri, itu kuncinya.
Tidak ada orang sukses yang tak punya prinsip dan pendirian. Dalam menjalani hidup, mereka yang punya cita-cita harus memegang teguh dua hal tersebut, yang biasanya dipengaruhi nilai-nilai tertentu. Selain itu, kesuksesan juga diraih setelah seseorang tahu betul apa kekuatan, kelebihan, potensi, dan hal-hal yang dapat menjadi ancaman baginya.
Masing-masing orang bisa memiliki bakat yang sama, tetapi life interest bisa jadi akan membawa kita ke jalur karier yang berbeda-beda. 
Bab ketiga bercerita tentang You & Your Work Place, cukup seru karena saya sudah bekerja dan sedikit banyak pengalaman penulis pernah juga saya alami yaitu tentang culture shock :D. Saya nggak akan berbicara banyak, intinya adalah kita harus berpikiran terbuka ketika memasuki dunia kerja, kita harus memahami berbagai macam sifat manusia yang akan kita temukan nanti, menjaga perilaku kita, persaingan pasti ada tapi jangan sampai kita menjadi  free rider (orang yang mendompleng keberhasilan orang lain) dan menyerah akan Office Politics (taktik yang dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan dengan menjatuhkan para pesaing dan tak mau bersusah payah untuk mencapainya), kita harus membangun aliansi atau mempunyai 'sekutu' yang sama-sama menguntungkan dan tidak merugikan, selain itu kita juga harus pandai-mandai memilih mentor, bisa untuk sharing tentang pekerjaan kita, diskusi atau bisa sebagai guru yang akan mengoreksi kesalahan kita dalam bekerja. Bab keempat membahas tentang bagaimana kehidupan karier dan pribadi agar seimbang dan terakhir langkah apa yang kita lakukan setelah kita meraih kesuksesan :D

Membaca buku ini membuat saya flash back akan diri saya sendiri. Selepas SMA saya juga pernah mengalami kegagalan seperti penulis yaitu tidak diterima di perguruan tinggi negeri impian saya. Dulu waktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi Pramugari dengan alasan agar bisa keliling dunia. Semakin dewasa saya sadar profesi tersebut tidak cocok dengan saya. Terinspirasi oleh sebuah serial dan film yang menampilkan sosok pekerja di bidang kesehatan, saya langsung tahu ke mana tujuan saya selepas kuliah. Walau tidak diterima di perguruan tinggi impian, saya di terima di perguruan tinggi negeri lainnya dengan jurusan yang saya minati juga, Tuhan benar-benar berperan penting akan pilihan saya. Selepas kuliah, saya berkompetisi dengan ribuan pelamar lain, berbagai instansi coba saya lamar tapi tidak kunjung dipanggil juga tapi saya tidak menyerah, sekali mendapat kesempatan yang sekiranya cocok dengan prinsip saya, langsung ambil. Tantangan terbesar saat mulai bekerja bagi saya adalah penyesuaian, culture shock tadi, mencoba memahami berbagai sifat dari rekan kerja yang berbeda-beda.

Buku ini mempunyai pesan; kegagalan bukan akhir segalanya, kalau kita yakin akan kemampuan dan impian kita pasti Tuhan akan memberi jalan. Kerja keras akan selalu membuahkan hasil.

Buku ini tidak terlalu warna-warni seperti buku non fiksi kebanyakan saat ini, hanya warna merah yang dominan, memang sih dengan isi seperti itu membuat kita tidak bosan membacanya karena lebih menarik. Diwarnai juga dengan ilustrasi dan quote. Tidak ada istilah yang sulit, penulis menjelaskannya dengan rinci dan memberikan contoh nyata, misalnya saja tentang IQ, EQ dan sejenisnya serta penjelasan tentang office politics. Penulis juga mencoba berinteraksi dengan pembaca melalui ilustrasi yang ada, misalnya seperti di atas, pembaca diajak untuk mengisi juga apa sih kekurangan kita.

Untuk kekurangan buku ini, sebenarnya tidak banyak, ada ilustrasi yang sama di bab berbeda yaitu tentang gambar penulis belajar untuk mengikuti sebuah lomba, nggak masalah juga sebenarnya hanya saja kalau bisa nggak diulang. Nggak ada kesimpulan di setiap akhir bab. Ini memudahkan pembaca untuk lebih memahami isi, kadang kita bingung dengan penjelasan penulis yang panjang lebar tapi dengan adanya kesimpulan memudahkan kita untuk menyaring informasi yang ada. Sebenarnya sudah ada epilog juga sih, hehehehe.
Banyak orang beranggapan bahwa seseorang pantas mencapai puncak karier pada umur 45 tahun. Namun menurut saya, umur tidak bisa dijadikan "deadline" seseorang meraih suatu posisi atau prestasi tertentu.
Ibarat permaian sepak bola, satu-satunya cara menghadapi kegagalan adalah menerima kenyataan bahwa tembakan kamu meleset dari gawang, lalu mundur dan mengatur barisan sehingga kamu bisa mencoba menembakan gol lagi. Fighting spirit adalah tekat baja yang harus kamu miliki untuk melakukan itu semua. 
Buat kamu yang akan memasuki dunia kerja buku ini bisa menjadi panduan dan bayangan nantinya. Bagi yang sudah bekerja, buku ini akan membantu kita survive menghadapi masalah di dunia kerja dan bagaimana cara mengatasinya :D

3 sayap untuk kerja keras.


Tentang Penulis:

Meisari Arvini Hidayati, atau Maya Arvini, biasa dipanggil Maya adalah penerima beasiswa dari Exxon Mobile dan Sampoerna Foundation. Maya adalah lulusan cum laude double degree Fakultas Pertanian tahun 2003 dan Fakultas Ekonomi tahun 2004 Universitas Padjadjaran, serta lulusan terbaik Magister Manajemen Universitas Indonesia tahun 2005. Tidak hanya gemar belajar, Maya juga aktif di berbagai organisasi seperti Senat Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa dan Koperasi Mahasiswa. Sejak usia belia Maya banyak menorehkan prestasi di bidang akademis dan langganan menjadi Juara Umum di sekolah, Juara DKI Jakarta Kompetisi Matematika, Fisika dan Kimia serta Juara Nasional Cerdas Cermat.

Maya meniti karir di perusahaan TI terbesar di dunia yaitu IBM Indonesia dan Microsoft Indonesia. Selama berkarir, Maya secara konsisten memberikan performa terbaiknya terbukti dengan mendapat banyak penghargaan baik di tingkat nasional maupun Internasional antara lain, Young Women Future Business Leader dari Majalah SWA, Share Fighter Award dari Microsoft Asia Pacific, Best ASEAN Sales Representative dari IBM ASEAN dan Golden Circle Award sebagai penghargaan tertinggi dari IBM untuk karyawan berprestasi.

Selama menjabat sebagai Business Group Lead di Microsoft Indonesia, Maya mampu mengembangkan skala bisnis yang dikelola menjadi 200%, tumbuh jauh lebih cepat dari para pesaingnya.

Selain hobi berolahraga, menari dan travelling, Maya juga aktif menulis, memberikan ceramah dan seminar serta menjadi mentor bagi anak-anak sekolah dan mahasiswa. (Sumber: web penulis)

Email : mayaarvini@outlook.com
Twitter dan Instagram : @mayaarvini
Facebook : Maya Arvini
Website : www.mayarvini.com


NB:
Postingan dalam rangka Campaign One Book One Day oleh GagasMedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*

Rekomendasi Bulan Ini

Buku Remaja yang Boleh Dibaca Siapa Saja | Rekomendasi Teenlit & Young Adult

K urang lebih dua tahun yang lalu saya pernah membahas tentang genre Young Adult dan berjanji akan memberikan rekomendasi buku yang as...